Pertanian Indonesia

15 March 2013 08:27:43 Dibaca : 3238 Kategori : AGRICULTURE

Pertanian Indonesia

Indonesia adalah negara agraris menurut masyarakat terdahulu, karena memang dahulu walaupun 1/3 dari luas wilayah indonesia adalah daratan dan sisanya yang 2/3 itu wilayah lautan, Indonesia masih bisa swasembada beras, rakyatnya makmur, begitupun dengan faktor lain iklim belum berubah seperti saat ini, bercocok tanam pun bisa diperkirakan kapan panennya, belum terjadi intensifikasi pertanian yang menggunakan pupuk, benih, pestisida, dan peralatan pertanian yang mengandung bahan kimia yang dapat merusak ekosistem yang ada didalam tanah walaupun memang berpengaruh positif kepada hasil produksi dan produktivitas pertanian dari segi kuantitas maupun kualitas. Masih sedikitnya jumlah masyarakat indonesia pula mempengaruhi pertanian indonesia pada jaman dahulu, sehingga kebutuhan pangan di negri tercinta ini pada jamannya masih bisa surplus pangan. Walaupun demikian pada jaman dahulu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan:

  1. Skala kecil
  2. Modal yang terbatas
  3. Penggunaan teknologi yang masih sederhana
  4. Sangat dipengaruhi oleh musim
  5. Wilayah pasarnya lokal
  6. Umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi)
  7. Akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah,
  8. Pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani

Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Di jaman Globalisasi yang serba praktis seperti ini  saya kira pertanian malah memburuk walaupun memang sumber daya alam (SDA) di negeri ini patut di syukuri, Indonesia yang Mega Biodiversity, negara kepulauan, negara agraris, negara maritim, dan lain sebagainya yang hanya bisa kita jadikan sebuah nama untuk membangga-banggakan masyarakat sekarang ini. Banyaknya pulau di negeri ini tidak bisa dihitung dengan jari, menurut data ada 17.540 pulau di negeri ini, termasuk tiga dari enam pulau terbesar di dunia di antaranya, pulau Papua dengan peringkat ke-6 pulau terluas di dunia, menyusul dengan pulau Sumatera dengan peringkat ke-5, dan pulau Kalimantan dengan peringkat ke-3.

Indonesia yang dinamakan negara maritim terbesar di dunia dengan 93.000 km2 luas pantai yang ada di negeri ini, memiliki kekayaan yang luar biasa, menurut data terumbu karang yang tersebar sampai penjuru Indonesia adalah terumbu karang yang terkaya di dunia dengan lebih dari 2500 spesies ikan, lebih dari 590 jenis batu karang, lebih dari 2500 spesies moluska, serta lebih dari 450 jenis udang-udangan di Indonesia.

Tidak hanya di wilayah perairan, di wilayah daratan pun cukup membuat kita senang, banyak spesies asli Indonesia, tersebar di pulau-pulau besar di Indonesia yang menjadi maskot pulau tersebut. Di daratan kita juga dikarunai tempat tambang yang luar biasa.

Lalu dimanakah hasil dari sumber daya alam yang melimpah begitu dahsyatnya di tanah air tercinta? Sudahkah masyarakat Indonesia mengelolanya dengan baik? Masih bisakah warisan sumber daya alam tersebut kita wariskan ke anak-cucu kita? Tanpa di jawab pun kita sudah tahu jawabannya.

Angka kemiskinan di negeri ini masih cukup tinggi, hampir 17% dari seluruh jumlah warga negara Indonesia, ledakan penduduk terjadi di negeri ini, sudah berdaulatkah negara  ini?

Indonesia yang “kata”nya negara agraris masih bisa-bisanya mengimpor beras dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Jumlahnya terus meningkat  setiap tahun hingga mencapai 282,92% selama Januari-Juli 2011, di bandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Selain mengimpor beras, Indonesia ga ada malunya sama sekali sama negara tetangga Malaysia, yang juga mengimpor daging ayam dari Malaysia pada semester I tahun 2011 ini, bahkan jumlahnya mecapai 9 ton dengan nilai US$ 29,24 ribu. Indonesia juga mengimpor teh sebanyak 6,54 ribu ton dengan nilai US$ 11 juta selama 6 bulan pada tahun ini, padahal pucuk teh terbaik produksi Indonesia di ekspor ke negara lain, yang kita konsumsi produksi pabrikan indonesia adalah pucuk teh sisa ekspor, selain yang disebutkan tadi Indonesia mengimpor bahan-bahan lainnya seperti gandum, kedelai, cabai, kentang, ubi jalar, bahkan garam masih kita impor, saya heran dengan pemerintah, yang hanya bisa mengumbar janji manis, tipu daya, uang, sembako, kaos dan lain-lain setiap 5 tahun sekali untuk memilih mereka di pemilu. Inilah siklus lima tahunan yang tidak akan pernah berubahdi alam demokrasi ini. Sudahkah kita merdeka? Apakah kita sudah bebas dari belenggu negara lain?

Kembali ke topik pertanian. Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran, yaitu sebagai berikut:

1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.

2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.

3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.

4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.

5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.

6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.

8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.

9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.

10. Mewujudkan segera reforma agraria.

11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.

12. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.

13. Membrantas mafia-mafia pertanian.

14. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.

Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik.

Sekian. Semoga catatan kecil dari saya tentang pertanian indonesia, dapat membangun bagi pembacanya, mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam pembuatannya.