Laporan Perbanyakan Vegetativ

08 March 2015 08:47:25 Dibaca : 1951

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Laporan praktikum ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perbanyakan tanaman secara vegetatif pada tanaman hias Agave Angustifolia Variegata”                                    Laporan praktikum ini berisikan tentang informasi Pengertian Perbanyakan vegetatif Tanaman yang dimaksud. Diharapkan Laporan praktikum ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Perbanyakan tanaman secara vegetatif pada tanaman hias Agave Angustifolia Variegata.                Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini                 Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Gorontalo,02-Januari-2015                   Penyusun

                                      Adhan Wiranto Makmur

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR    i
DAFTAR ISI    ii
BAB I PENDAHULUAN    1
1.1    Latar Belakang    1
1.2    Rumusan Masalah    2
1.3    Tujuan    2
1.4    Manfaat    2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA    3
2.1    Deskripsi Perbanyakan Vegetativ    3
2.2    Sejarah Tanaman Hias    4
2.3    Deskripsi Agave Angustifolia Variegata    4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM    5
3.1    Waktu dan Tempat    5
3.2    Alat dan Bahan    5
3.3    Prosedur Kerja    5
BAB IV PEMBAHASAN    6
4.1    Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Agave Angustifolia Variegata    6
4.2    Keuntungan dan Kerugian    8
4.3    Cara Perbanyakan Agave Angustifolia Variegata    8
BAB V PENUTUP    9
5.1    Kesimpulan    9
5.2    Saran    9
DAFTAR PUSTAKA    10
LAMPIRAN    11

Morfologi Anatomi Jagung

08 March 2015 08:46:37 Dibaca : 23375

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.
Morfologi jagung adalah ilmu yang mengkaji berbagai organ tanaman jagung yang nampak dari luar, baik bagian-bagian bentuk maupun fungsinya secara klasik, tanaman jagung terdiri dari tiga organ dasar. Akar, batang, dan daun.
Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ aksesori, karena fungsinya tidak vital, beberapa organ sekunder penting yaitu bunga dan  buah.
Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah dengan curah hujan 300 mm perbulan. Jikakurang dari 300 mm perbulan akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari kelembapan tanah juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan Brown, 2008).
Biji jagung  digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diseluruh dunia. Jagung digunakan sebagai makanan pokok bagi beberapa negara didunia. Jagung juga digunakan sebagai tepung gandum untuk membuat roti (Malti et al., 2011).
Jagung manis (sweet corn) adalah varietas yang secara genetis tinggi aakan gula dan rendah akan zat tepung dan sering dimakan pada saat kondisinya belum matang. Beberapa varietas jagung telah dikembangbiakkan menjadi berbagai macam penambahan fase pada pertumbuhan bunga betina, yang sekarang kita kenal sebagai baby corn. Zat tepung atau starch dari tanaman jagung juga dapat dibentuk menjadi plastik, bahan perekat, dan berbagai macam produk kimia lainnya (Malti et al., 2011).
Jagung adalah tanaman yang sensitif terhadap cekaman banjir. Akibat dari banjir, tanaman jagung  tidak dapat dipanen. Ini dikarenakan banjir mengurangi kadar oksigen dalam tanah dan menggantikannya dengan air. Akibatdari banjir, metabolisme tanaman akan terganggu dari bersifat aerob menjadi unaerob. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan tanaman jagung (Souza, 2009).
Untuk mengetahui lebih dalam tentang tanaman jagung, perlu adanya pemahaman morfologi hal-hal yang berkaitan dengan tanaman jagung, mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
1.2    TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum yaitu untuk mengetahui ciri-ciri morfologi  pada tanaman jagung, mengidentifikasi ciri tumbuhan morfologi masing-masing, mengklasifikasikan tanaman jagung berdasarkan ciri yang tampak.
1.3    MANFAAT
Manfaat daripada pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk memberikan kita pengetahuan mengenai bentuk-bentuk morfologi tanaman jagung, dan memperluas pengetahuan kita tentang bagian-bagian penyusun tanaman jagung. Disamping itu dapat memberikan bekal ilmu terhadap kita yang nantinya akan di aplikasikan kepada masyrakat petani di Indonesia.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGAMATAN TUMBUHAN  
2.2 PENGAMATAN TANAMAN JAGUNG
 Tanaman jagung adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Jagung merupakan tumbuhan monokotil, tanaman yang memiliki kepingan biji tertutup atau tidak terbentuk dari 2 kepingan biji. Berikut adalah bagian-bagian penyusun maupun ciri-ciri tumbuh tanaman jagung.
     Ditinjau dari masing-masing pola tulang daun:
Memiliki pola tulang daun tirus dan panjang dengan urat yang selari.
     Ditinjau dari masing-masing jumlah kelopak bunga:
Pada umumnya jumlah kelopak bunga tumbuhan ini berkelipatan tiga Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu debunga jantan
     Ditinjau dari masing-masing jumlah keeping biji (Kotiledon):
Mempunyai 1 buah kepingan biji
     Ditinjau dari masing-masing akarnya:
Memiliki akar serabut yang kurang kuat
     Ditinjau dari masing-masing tudung akar:
Mempunyai tudung akar
     Ditinjau dari masing-masing pelindung akar dan batang lembaga:
Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh akar lembaga/ koleoptil dan akar lembaga koleorhiza
     Ditinjau dari masing-masing pertumbuhan akar dan batang:
Akar  tidak dapat tumbuh berkembang besar, akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal



2.3 ORGAN-ORGAN TUMBUHAN
     Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
     Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyokong tubuh tumbuhan agar dapat berdiri, dan memiliki bagian-bagian penyusun yang berfungsi untuk melakukan tranportasi zat-zat yang diperlukan tumbuhan. Disamping itu, batang dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan contohnya pada tumbuhan tebu.
     Daun
Daun merupakan bagian organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, disamping itu sebagai tempat pernapasan tanaman untuk mengikat udara yang diperlukan oleh tanaman. Bentuk daun sangat beranekaragam, dan diklasifikasikan dalam dalam beberapa kelompok bentuk/fase daun.










BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum morfologi jagung dilaksanakan pada hari Selasa, 20 November 2012. Dan bertempat di SMU TRIDHARMA RKM B.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum antara lain buah mangga, buah kelapa, buah jarak, buah nangka, mentimun, daun papaya, daun nangka, daun jagung, teki, daun jeruk, daun singkong, daun asam jawa, daun putri malu, batang jahe,akar wortel, akar padi, bunga papaya, bunga kelapa, dan bunga putrid malu. Sedangkan alat yang digunakan yaitu  Buku gambar, pensil, penghapus, penggaris, pisau, 
3.3  PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu pertama menuliskan nama spesies dan famili tumbuhan tersebut, kemudian mengamati morfologi  tanaman jagung, kemudian menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian organ tanaman (akar, batang, daun).
..

.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL


























Gambar Morfologi Akar Tanaman Jagung









































Gambar Morfologi Batang Tanaman Jagung


















































Gambar Morfologi Daun Tanaman Jagung




















4.2    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa morfologi pertumbuhan akar, batang, dan daun tanaman jagung (Zea mays) yait:
     Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Fungsi akar yaitu memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke bagian lain dari tumbuhan, terkadang sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.
Adapun bagian akar meliputi leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian yang bersambungan langsung dengan batang, ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih mengadakan pertumbuhan, batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat di antara leher akar dan ujungnya, serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut, rambut akar atau bulu akar (pilus radicalis), bagian akar yang sesungguhnya hanyalah penonjolan sel-sel kulit luar akar yang berfungsi menyarap air, tudung akar (calyptra), bagain akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda.
     Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang, panjang batang berkisar antara 60-300 cm. Tergantung pada tipe ruas-ruas batang bagian atas berbentuk silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina
     Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae.
Daun jagung tumbuh melekat pada buku-buku batang. Strukturnya terdiri atas 3 lapisan yaitu, kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Bagian permukaan daun berbulu dan umumnya tidak berbulu. Jumlah daun 8-48 helai, daun berbentuk pita dengan ujung meruncing. Serupa daun dengan garis tetapi lebih panjang lagi sisi tulang daun tengah bertulang menyirip.






















BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Jagung (Zea mays L) Merupakan tanaman berumah satu Monoecious dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan hasil. Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat yang kemudian didistribusikan, memiliki sel-sel seludang pelbuluh yang mengandung klorofil. Di dalam sel ini terjadi dekarboksilasi malat dan aspartat yang menghasilkan CO2 yang kemudian memasukki siklus calvin membentuk pati dan sukrosa. Di tinjau dari segi kondisi lingkungan, tanaman C4 teradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasai surya tinggi dengan suhu siang dan malam yang tinggi, curah hujan yang rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu yang tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah.
Sifat-sifat menguntungkan dari jagung sebagai  tanaman C4 antara lain aktifitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil.
Tanaman Jagung telah lama dibudidayakan di Indonesia, akan tetapi rata-rata hasilnya relatif lebih rendah, rendahnya hasil jagung terutama disebabkan oleh
pengelolaan tanah dan tanaman yang belum mencapai kondisi optimal bagi pertumbuhannya, seperti pemupukan yang belum memadai dan kondisi lahan yang bersifat masam.
1.2    TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum yaitu untuk mengetahui ciri-ciri anatomi pada tanaman jagung, mengidentifikasi ciri tumbuhan anatomi  masing-masing, mengklasifikasikan tanaman jagung berdasarkan ciri yang tampak.



1.3    MANFAAT
Manfaat daripada pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk memberikan kita pengetahuan mengenai bentuk-bentuk anatomi tanaman jagung, dan memperluas pengetahuan kita tentang bagian-bagian penyusun tanaman jagung. Disamping itu dapat memberikan bekal ilmu terhadap kita yang nantinya akan di aplikasikan kepada masyrakat petani di Indonesia.




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGAMATAN TUMBUHAN  
2.2 PENGAMATAN TANAMAN JAGUNG
 Tanaman jagung adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Jagung merupakan tumbuhan monokotil, tanaman yang memiliki kepingan biji tertutup atau tidak terbentuk dari 2 kepingan biji. Berikut adalah bagian-bagian penyusun maupun ciri-ciri tumbuh tanaman jagung.
     Ditinjau dari masing-masing pola tulang daun:
Memiliki pola tulang daun tirus dan panjang dengan urat yang selari.
     Ditinjau dari masing-masing jumlah kelopak bunga:
Pada umumnya jumlah kelopak bunga tumbuhan ini berkelipatan tiga Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu debunga jantan
     Ditinjau dari masing-masing jumlah keeping biji (Kotiledon):
Mempunyai 1 buah kepingan biji
     Ditinjau dari masing-masing akarnya:
Memiliki akar serabut yang kurang kuat
     Ditinjau dari masing-masing tudung akar:
Mempunyai tudung akar
     Ditinjau dari masing-masing pelindung akar dan batang lembaga:
Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh akar lembaga/ koleoptil dan akar lembaga koleorhiza
     Ditinjau dari masing-masing pertumbuhan akar dan batang:
Akar  tidak dapat tumbuh berkembang besar, akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal



2.3 ORGAN-ORGAN TUMBUHAN
     Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga     terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
     Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyokong tubuh tumbuhan agar dapat berdiri, dan memiliki bagian-bagian penyusun yang berfungsi untuk melakukan tranportasi zat-zat yang diperlukan tumbuhan. Disamping itu, batang dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan contohnya pada tumbuhan tebu.
     Daun
Daun merupakan bagian organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, disamping itu sebagai tempat pernapasan tanaman untuk mengikat udara yang diperlukan oleh tanaman. Bentuk daun sangat beranekaragam, dan diklasifikasikan dalam dalam beberapa kelompok bentuk/fase daun.












BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum  anatomi jagung dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Desember 2012. Bertempat di RKM 08.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum antara lain tanaman jagung (Zea mays L), mikroskop dan kaca objek.
3.3  PROSEDUR KERJA
 Sediakan objek yang akan diamati, kemudian diiris setipis mungkin, langkah selanjutnya yaitu meletakan pada kaca objek, kemudian diteteskan dengan aquades. Pengamatan menggunakan mikroskop pada pembesar 10x10.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL


























Gambar Anatomi Akar Tanaman Jagung









































Gambar Anatomi Batang Tanaman Jagung


















































Gambar Anatomi Daun Tanaman Jagung














4.2    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa anatomi pertumbuhan akar, batang, dan daun tanaman jagung (Zea mays) yait:
     Akar
Akar pada tanaman jagung terdiri dari epidermis, ground tissue, endodermisyang mengelilingi sistem vaskular akar. Sistem vaskular terdiri dari xilem dan floem. Epidermis tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan 2 lapis hypodermis.
     Batang
Pada potongan melintang tanaman jagung terdapat jaringan epidermis, sklerenkim,  parenkim, dan sistem vaskular.
     Daun
Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling luar disebut epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade.


















BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan biji berkeping satu, tumbuhan yang memiliki umur lebih pendek dibandinngkan tumbuhan berkeping dua..
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan biji berkeping dua, yang artinya memilki organ biji yang terdiri dari dua kepingan.
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tumbuh menuju inti bumi kormus.
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,  umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis.
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu
Buah merupakan hasil reproduksi daripada bunga dan hasil modifikasi dari bakal buah menjadi buah.

5.2 SARAN
Kami sebagai Mahasiswa ingin mewujudkan proses pembelajaran yang intelektual, yang nanti-Nya akan menjadi pelopor bangsa dan pembangun bangsa lebih maju. Untuk itu kepada semua pihak pengajar/dosen, kami sebagai Mahasiswa mengharapkan sistim pembelajaran maupun pembinaan karakter yang mampu merubah sistim belajar sekarang lebih baik kemasa berikut-Nya.

 



DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?q=morfologi+tumbuhan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a. Diakses pada tanggal 22 November 2012.
https://www.google.co.id/search?q=morfologi+tumbuhan&hl=id&client=firefox-. Diakses pada tanggal 8 Desember 2012.
http://masbudhi.wordpress.com/2010/04/08/morfologi-tumbuhan/. Diakses pada tanggal 8 Desember 2012.
http://nuha-majid.blogspot.com/2011/05/morfologi-buah.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2012..
http://id.wikipedia.org/wiki/Daun. Diakses pada tanggal 1 Desember 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Batang Diakses pada tanggal 29 November 2012.
Anonim, 2011,(Anacardium occidentale) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 28 November 2012

 




















Mineorologi Tanah

08 March 2015 08:45:05 Dibaca : 1919

     Mineral silikat primer
1. Kuarsa
    Rumus kimia : SiO2
    Unsur hara : Si
    Bentuk : prisma segienam yang memiliki ujung piramidal
    Warna : tidak berwarna,putih,kuning,jingga,hitam ungu
    Tipe mineral :
1.    A Vein (urat A)
Vein terbentuk di awal-awal, biasasnya vein ini bersegmen dan orientasi tidak jelas,mengandung 90-95 % kuarsa. Vein ini terbentuk pada suhu yang tinggi.
2.    B vein (urat B)
Vein ini tersusun oleh mineral kuarsa dengan ukuran kristal kasar (>1mm) dan salinitas tinggi,sebagian memiliki struktur cockscomb. Pada umumnya urat ini berlaminasi, dan terdapat penjajaran mineral lain (ex. sulfida chalcopyrite) pada bagian tengah vein. Overprinting danstockwork sangat intensif. Mineral sulfida seperti pyrite, chalcopyrite, dan bornite padaumumnya hadir pada vein ini.
3.    D vein (urat D)
Vein terdiri dari kuarsa dengan bentuk kristal, dan memiliki salinitas yang rendah. Kuarsa berasosiasi dengan serisit, terbentuk belakangan. Lebar vein bisa mencapai 1 meter, bahkan lebihdari 1 meter. Asosiasi kuarsa dengan chalcopyrite, tennanite, enargite, bornite, sphalerite, galena,dll.
    Sumber mineral : batuan yang bersifat masam
    Sifat fisik :
a)    System Kristal : hexsagonal
b)    Belahan : conchidal
c)    Kekerasan : 7 pada skala Mosh
d)    Berat jenis : 2,65 g/cm³
e)    Kilap : kaca
    Proses pembentukan batuan : Proses pembentukan mineral yaitu melalui pembekuan magma yang bersifat asam, setelah proses magmatisme dan memasuki fase pegmatisme dan pnumatolisis pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah (berkisar 2000 – 4000 C). Awalnya magma mengintrusi batuan dipermukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi sehingga terbentuklah mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam.
Daftar pustaka : http://obdum.blogspot.com/2010/10/kuarsa-sio2.html
         http://www.academia.edu/3653384/tipe_urat_kuarsa_pada_endapan_porfiri
2. Velspat
•    Orthoklas
    Rumus kimia : K Al Si3 O8
    Unsur hara : Kalium
    Bentuk : kristalnya prismatic
    Warna : merah daging hingga putih
    Tipe mineral :
    Sumber mineral : batuan masam
    Sifat fisik :
a)    System Kristal : monoklin
b)    Belahan : sempurna
c)    Kekerasan : 6 pada skala Mosh
d)    Berat jenis : 2,6
e)    Kilap : kaca
    Proses pembentukan batuan : Pembentukan mineral ini terjadi akibat pembekuan magma yang terjadi di dalam permukaan bumi. Magma dalam mineral ini memiliki sifat intermediet.
•    Na-Plagioklas dan Ca-Plagioklas
    Rumus kimia : Na Al Si3 O8 dan Ca Al2 Si O8
    Unsure hara : Natrium dan Calsium
    Bentuk : prismatic
    Warna : putih hingga abu-abu
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : batuan volkan intermedier hingga basis
    Sifat fisik :
a)    System Kristal : triklin
b)    Belahan : kembaran
c)    Kekerasan : 6 pada skala Mosh
d)    Berat jenis : 2,26 – 2,76
e)    Kilap : gelas
    Proses pembentukan batuan : Terbentuk akibat pembekuan magma atau larutan silika panas. Pembentukannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh pembekuan magma.
Daftar pustaka : http://jhem90.blogspot.com/2013/06/proses-pembentukan-mineral.html
         http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/leaflet/lab_mineral.pdf
         http://mukliis.blogspot.com/2013/02/laporan-mineral-dalam-batuan.html
3. Piroksin   
•    Augit
    Rumus kimia : Ca2 (Al,Fe) 4 (Mg,Fe) 4Si6 O24
    Unsure hara : calcium,sodium dan magnesium
    Bentuk : prismatic aneka
    Warna : hijau gelap,coklat dan hitam
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : batuan volkan basis dan ultra basis
    Sifat fisik :
a)    System Kristal : monoclinic
b)    Belahan : sempurna pada dua arah
c)    Kekerasan : 5 – 6 pada skala Mosh
d)    Berat jenis : 3.2 – 3.6
e)    Kilap : kaca smapai sublogam
    Proses pembentukan :
•    Hipersten
    Rumus kimia : (Mg,Fe) SiO3
    Unsure hara : magnesium, besi dan silikat
    Bentuk : kristal prismatik pendek, granular tidak teratur.
    Warna : abu-abu baja hitam
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : batuan volkan basisi dan ultra basis
    Sifat fisik :
a)    System kristal : ortorombik
b)    Belahan :  (210) belahan dada sepenuhnya
c)    Kekerasan : 5 - 8.
d)    Berat jenis :
e)    Kilap : kaca
    Proses pembentukan batuan :
•    Diopsida
    Rumus kimia : (Mg,Ca) SiO3
    Unsure hara : silikat
    Bentuk : prismatik.
    Warna : tak berwarna, hijau, kuning
    Tipe mineral :
    Sumber batuan :berasal dari batuan metamorf
    Sifat fisik :
a)    System Kristal : monoklin
b)    Belahan : prismatik yang berbeda pada 87 dan 93 °atau Pembelahan yang tidak sempurna, prismatik
c)    Kekerasan : 5,5-6
d)    Berat jenis :3,25-3,55 g/cm3
e)    Kilap : kilap kaca
    Proses pembentukan batuan : Terbentuk pada suhu 900 – 1000 0 C, terbentuk akibat proses magmatik mafic dan ultramafic plutonic, pada proses metamorphisme kontak. Lingkungan daerah magmatisme.
Daftar pustaka : http://semangatgeos.blogspot.com/2011/11/mineral-augite.html
4. Amfibol
•    Hornblende
    Rumus kimia : Ca,Al,MgFe,Si8 O22 (OH)2
    Unsure hara: silikat
    Bentuk :prismatic
    Warana : hijau kecoklatan
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : batuan volkan intermedier dan ultra basis
    Sifat fisik :
a)    sistem kristal :monoklin
b)    belahan : 2 arah, imperfect (tidak sempurna)
c)    kekerasan : 5 – 6 pada skala mosh
d)    berat jenis :2.9-3.4 gram/ cm3
e)    kilap : vitreous
    proses pembentukan batuan : terbentuk karena proses pembekuan magma pada suhu sekitar 7000c – 6000c.Merupakan mineral penting dan penyebaranya luas dan mineral pembentuk batuan pada batuan beku seperti diorite,gabbro,basalt pada batuan metamorf seperti pada homblendite.

•    Aktinolit
    Rumus kimia : Ca2 (Mg,Fe) Si8 O22 (OH)2
    Unsure hara : silikat
    Bentuk :  prismatik, pipih dan memanjang.
    Warna : Hitam,putih atau abu- abu
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : mineral yang relatif umum di beberapa batuan metamorf
    Sifat fisik :
a)    System Kristal : Monoklinik
b)    Belahan : tidak merata
c)    Kekerasan : 5.5 - 6
d)    Berat jenis : sekitas 2,9 – 3 gram/cm3
e)    Kilap :   vitrous
    Proses pembentukan batuan :Aktinolit ini terbentuk pada fasies metamorfisme greenschit fasies yang merupakan fasies yang pembentuknya dipengaruhi oleh tekanan.
Daftar pustaka : http://www.scribd.com/doc/189082388/Sifat-Fisik-Mineral-Dan-Proses-Terbentuknya



    Mika
•    Muskovit
    Rumus kimia : KAL3 Si3 O10 (CH)2
    Unsure hara :
    Bentuk :  prismatik
    Warna : tak berwarna, atau hijau pucat, abu-abu, atau coklat pada lembaran tipis
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : Batuan granit dan metamorf
    Sifat fisik :
f)    System Kristal : Monoklin
g)    Belahan : {001} sempurna, satu arah.
h)    Kekerasan : 2-2,5
i)    Berat jenis : 2,8-2,9 gram / cm3
j)    Kilap :   Kaca
Proses pembentukan batuan
http://ramadiyanlesmana.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-mineralogi-sifat.html
http://khanifudin.wordpress.com/tag/mineral/

•    Biotit
    Rumus kimia : KAL (Mg,Fe)3 Si3 O10 (OH)2        
    Unsure hara :
    Bentuk :  prisma/aneka
    Warna : hitam, coklat tua atau hijau tua
    Tipe mineral :
    Sumber batuan : Batuan granit dan metamorf
    Sifat fisik :
k)    System Kristal :
l)    Belahan : 1 arah
m)    Kekerasan : 2,5 – 3 skala mohs
n)    Berat jenis :  2.7 – 3.3 g/cm3
o)    Kilap :    kaca
Proses pembentukan batuan: mineral ini terubah dan terbentuk di dalam batuan beku, seperti granit sampai gabro yang mengalami proses metamorfisme, selain itu ditemukan pada berbagai pegmatite dan dalam lava serta batuan metamorf.

Hipersten                                              biotit
 
Muskovit
 



Mineral sekunder
KAOLONIT
Ciri-ciri :
- Rumus ideal : Al2Si2O5(OH)4
- Basal spacing (XRD) = 7.14Å
- Merupakan mineral tipe 1 : 1 dengan komposisi Al3+ di lembar oktahedral dan Si4+ di lembar tetrahedral.
- Sangat sedikit kemungkinan untuk mengalami substitusi isomorfik
- KTK relatif kecil ( 1- 10 me/100g ).
- Ditemukan banyak pada tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut, seperti Ultisol dan Oxisol.

HALLOYSIT
Ciri-ciri :
- Rumus ideal : Al2Si2O5(OH)4.H2O
- Basal spacing (XRD) = 7.4 – 10.0 Å
- Merupakan mineral tipe 1 : 1 yang sama dengan mineral Kaolinit, kecuali pada interlayernya dipisahkan oleh lapisan molekul air
- Umumnya mineral liat silikat berbentuk plat tipis tetapi Halloysit berbentuk tabung, lembarannya menggulung.
- Biasa ditemukan pada deposit vulkanik, khusunya abu dan gelas volkan seperti tanah Andisol.

mineral liat tipe 2 : 1 adalah :
TALK DAN PYROPHILIT
Ciri-ciri :
- Rumus ideal : (Mg6)(Si8)O20(OH4) dan (Al4)(Si8)O20(O4)
- Basal spacing (XRD) = 9.3Å
- Merupakan mineral tipe 2 : 1 yang sangat sederhana, dikenal sebagai prototip mineral liat 2 : 1
- Phrophilit terbentuk oleh alterasi hidrotermal Feldspar. Talk terdapat sebagai hasil alterasi temperatur tinggi dan batuan ultra basik dan juga terbentuk selama termal metamorf rendah dan silikat-dolomit.
- Kedua mineral ini jarang ditemukan didalam tanah.

MONMORILONIT
Ciri –ciri :
- Rumus ideal : Nax[(Al2-xMgx)Si4O10(OH)2]
- Merupakan mineral tipe 2 : 1
- Mengalami substitusi isomorfik yang kurang sempurna, antara Al3+ menggantikan Si4+ di tetrahedral dan Mg2+ atau Fe2+ menggantikan Al3+ di oktahedral.
- Na di interlayer.
- Basal spacing (XRD) = 9.6 - 18Å
- Mudah mengembang bila basah dn mengkerut apabila kering.
- Muatan permukaan permanen.
- KTK = 80- 100 me/100g
- Luas permukaan total 600 – 80 m2/g dimana 80% dari luasnya merupakan permukaan internal.
- Merupakan koloid beraktivitas tinggi, plastisitas dan kohesi cukup tinggi
- Umumnya ditemukan pada tanah Vertisol dan Mollisol..

MIKA
Ciri-ciri :
- Rumus ideal : K[(Al2(Si3Al)O10(OH)2]
- Merupakan mineral tipe 2 : 1
- K+ di interlayer yang terikat kuat.
- Basal spacing (XRD) = 10 Å
- Mineral yang banyak di tanah sebagai mineral primer
- KTK = 20- 40 me/100g
- Luas permukaan total 70 - 120 m2/g.
- Tidak mengembang pada saat basah, plastisitas sedang karena ada fiksasi K+
- Mika yang dikeluarkan K+ (K+ sedikit) dan lebih banyak air disebut Hidrous Mika (Illit) jika K+ digantikan oleh Mg2+ maka menjadi Vermikulit.

Vermikulit
Ciri-ciri :
- Rumus ideal : [Mg(H2O)6]n[Mg,Fe]3(Si4-n,Aln)O10(OH)2] dan Mg(H2O)62+
- Merupakan mineral tipe 2 : 1 yang terbentuk dari mineral mika akibat perombakan hidrotermal, dimana K+ pada mineral digantikan oleh Mg2+.
- Pada interlayer terdapat Mg(H2O)62+
- Terjadi substitusi isomorfik antara Al3+ dengan Si4+ di tetrahedral.
- Basal spacing (XRD) = 10 - 15 Å
- Luas permukaan total 600 - 800 m2/g.
- Muatan permukaan permanen.
- KTK = 120- 150 me/100g
- Kurang mengembang bila basah, muatan lapisan lebih tinggi.
- Pada interlayer dapat dijenuhi oleh K+ atau NH4+ (fiksasi).




mineral liat tipe 2 : 1 : 1 adalah :
Chlorit
Ciri- ciri :
- Rumus ideal : [AlMg2(OH)6]x[Mg3(Si4-xAlx)O10(OH)2]
- Basal spacing (XRD) = 14 Å
- Luas permukaan total 70 - 150 m2/g.
- KTK = 10 – 40 me/100g

http://nanogis.wordpress.com/ilmu-tanah/sifat-dan-karakteristik-mineral-liat/
http://ramsonsitorus.blogspot.com/2010/06/mineral-liat-dan-mineral-pembentuk.html


biasanya coklat, kuning, hijau gelap, seperti kilau minyak, dipanaskan berwarna abu-abu

batuan beku, batuan metamorf, dan batuan sedimen.



Keanekaragaman Hayati

08 March 2015 08:44:21 Dibaca : 9455

AIR TAWAR
















Karakteristik ekositem
air tawar
Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.    Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
2.    Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.
Ciri-ciri ekosistem air tawar:
a.    Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b.    Variasi suhu sangat rendah.
c.    Penetrasi cahaya matahari kurang.
d.    Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Flora ekosistem air tawar:
Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).


Fauna ekosistem air tawar:
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.

Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
-    Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
-    Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
-    Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui insang dan saluran pencernaan.
-   
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.    Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.    Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.    Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.    Nekton hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.     Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d.    Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e.    Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

1.    Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik.

Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.















Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a.    Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.

Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

b.    Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c.    Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d.    Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
o    Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

o    Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor.

Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.

Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

2.    Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
    Ciri Habitat Air Tawar
1.    Variasi temperatur atau suhu rendah
2.    Kadar garam atau salinitas rendah
3.    Penetrasi dari cahaya matahari kurang
4.    Terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5.    Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai
6.    Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat.
7.    Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

Ekosistem air tawar merupakan salah satu habitat yang di dalamnya terdapat berbagai jenis makhluk hidup baik itu biotik maupun abiotik. Ekosistem air tawar di bedakan menjadi dua :
1. ekosistem air tenang (lentik), dan
2. ekosistem air mengalir (lotik).

3.    Air terjun
KLASIFIKASI
1.    Berdasarkan cara mendapatkan makanan atau energi, di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
     a. Organisme autotrof
           Tumbuhan yang hidup dalam di dalamnya.
     b. Fagotrof (makrokonsumen)
Yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2.    Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, di bedakan menjadi lima macam, yaitu :
     a. Plankton
 Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.

     b. Nekton
            Hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

     c. Neuston
Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.

     d. Bentos
Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

     e. Perifiton
            Merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.

3.    Berdasarkan fungsinya, di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :
     a. Produsen
            Terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.

     b. Konsumen
            Meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.

     c. Dekomposer/pengurai
            Sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.


KEGUNAAN AIR TAWAR
Air tawar ialah air yang tidak berasa lawan dari air asin. Merupakan air yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya. Saat menyebutkan air tawar, orang biasanya merujuk ke air dari sumur, danau, sungai, salju, atau es. Air tawar juga berarti air yang dapat dan aman untuk dijadikan minuman bagi manusia. Air Samudera dan lautan tersusun dari banyak garam natrium chlorida (NaCl) hingga air terasa asin, yang tidak bisa dan tidak nyaman untuk dikonsumsi oleh manusia.















Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.

Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.















Berbagai Organisme Air Tawar
Berdasarkan Cara Hidupnya Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1.    Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.    Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
•    Plankton; terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
•    Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
•    Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
•    Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
•    Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Karateristik ekosistem air tawar lainnya seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau.

Sedangkan, karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis. Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik.

Ekosistem air tawar lotik merupakan perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik memiliki ciri airnya tidak berarus. Contoh perairan lentik adalah danau. Danau memiliki tiga wilayah horizontal, yaitu zona limnetik, zona litoral, dan zona profundal.

Zona limnetik adalah wilayah perairan yang masih bisa di tembus oleh cahaya matahari. Di zona ini banyak didominasi oleh zooplankton dan nekton. Zona litoral merupakan wilayah tepi pada danau dan sungai.

Organisme yang hidup di dalamnya adalah katak, serangga, dan Hydrilla. Adapun zona profundal adalah daerah dasar pada suatu danau atau kolam.

Organisme yang hidup di dalamnya adalah dekomposer. Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan sebagai berikut.
a.    Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.    Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.    Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d.    Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain, misalnya siput.
e.    Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
f.    Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tenang meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai.

Macam-Macam Ikan Air Tawar
•    Ikan Barau
Ikan Barau (Hampala Macrolepidota) mempunyai klasifikasi sebagai berikut; kelas pisces, sub kelas teleostei, ordo ostariophysi, sub ordo cyprinoidea, famili cyprinidae, genus Hampala, spesies Hampala macrolepitoda. (Saanin, 1968).

Di Indonesia ikan ini dapat dijumpai di Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Sedangkan di luar Indonesia ikan ini dapat dijumpai di Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Aktivitas pemijahan ikan barau dihubungkan dengan menurunnya suhu perairan, naiknya lapisan permukaan air dan meningkatnya turbiditas perairan. Ikan ini tergolong ikan yang dapat memijah sepanjang tahun, akan tetapi musim pemijahannya cenderung ketika permulaan musim penghujan yaitu dari bulan November sampai bulan Maret tiap tahunnya (Abidin, 1986).

•    Ikan Sipaku
Ikan sipaku tergolong dalam ordo osteophysi, family cyprinidae, genus cyclocheilichthys dan spesies cyclocheilichthys apogon.

Habitat hidupnya adalah diair sungai. System reproduksi ikan sipaku terdiri atas : Alat-alat kelamin (organ genitalis) dan alat-alat pengeluaran (organ uropoetica)

Ikan sipaku yang telah dewasa terdiri adri ikan jantan dan ikan betina. Alat kelamin pada ikan  disebut gonad. Akan tetapi jika alat kelamin tersebut terdapat pada rongga tubuh ikan jantan disebut testis.

Dan yang terdapat pada rongga tubuh ikan betina disebut ovari. Testis pada ikan terdapat didalam tubuh, bentuknya sangat bergantung pada rongga tubuh yang tersedia.

Tetapi pada umumnya berbentuk memanjang, jumlahnya sepasang dan mengantung disepanjang mesenteris pada bagian atas rongga tubuh. Dengan posisi tepat dibawah tulang punggung dan disamping gelembung udara.

Ovari pada ikan terdapat didalam tubuh ikan betina. Bentuknya juga sangat bergantung pada rongga tubuh yang tersedia. Tetapi pada umumnya mempunyai bentuk yang memanjang.

Jumlahnya sepasang dan mengantung pada mesenteries. Dengan posisi persis tepat dibawah tulang punggung dan ginjal serta terdapat disamping gelembung udara.

•    Ikan Ingir-ingir
Klasifikasi:
Kelas               : Osteichthyes
Ordo                : Siluriformes
Famili              : Bagridae
Genus              : Mystus
Spesies            : Mystus Migrileps

Ciri-cirinya:
Jumlah sungut tiga pasang, memiliki sirip lemak, bentuk tubuh hamper sama dengan ikan baung, dan ikan selais, bentuk ekor berjagak (forked), memiliki dua buah sirip punggung, tidak memiliki sisik.

•    Ikan Tawes
Klasifikasi;
Kelas               : Pisces
Ordo                : Osatariophysi
Famili              : Cyprinidae
Genus              : Puntius
Spesies            : Puntius javanicus

Cirri-cirinya:
Perut tidak pipih, bersiku tetapi membundar atau datar, garis rusuk terletak pada pertengahan ekor, mata tidak berkelopak seperti agar-agar yang lebar dan seperti cincin, sirip dubur dengan lima jari-jaribercabang, sirip punggung dengan 7-9 jari-jari lemah bercabang, mempunyai empat sungut, garis-garis keras sirip dubur agak lemah, panjang tubuhn lebih dari dua kali tinggi , susunan linea lateralis lengkap dan sempurna.

•    Ikan Kapiek
Klasifikasi;
Kelas               : Pisces
Ordo                : Cypriniformes
Famili              : Cyprinidae
Genus              : Barbodes
Spesies            : Barbodes sehwanefeldi

Bentuk tubuh gepeng dan berbadan tinggi. Warna tubuh putih seperti petak dengan punggungyang abu-abukecoklatan dan perutnya putih mengkilat jumlah gurat sisiada 35-36 keping.

Gurat sisi sempurna, sirip punggung merah dengan bercak kehitaman Pada ujungnya, sirip dadqa dan perut berwarna nmerah, sirip ekor berwarma orange atau merah dengan pinggiran garis hitam atau putihsepanjang cuping sirip ekor.
 
•    Ikan Lele Dumbo
Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUSANTO, H. 1991).

Pada mulanya nama ilmiah ikan Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-sifat induk jantan yang dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil penyilangan itu ternyata keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang unggul.

•    Ikan Paweh
Klasifikasi ikan paweh yaitu ordo Ostariophysi, famili Ciprinidae, genus Osteochillus dan spesies Osteochilus hasselti. Ciri-ciri ikan paweh yaitu bentuk tubuh memanjang dan pipih, batang ekor separuh dari tinggi badan, kepala kecil dengan moncong tertutup rapat. Mempunyai dua pasang sungut, sisik agak besar, waran tubuh coklat kahijauan. (LAGLER, K.F. 1972).

•    Ikan Motan
Ikan Motan di klasifikasikan kedalam kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Cypriniformes (KOTTELAT et al, 1993) atau Ostariophysi (SAANIN, 1984) sub ordo Cyprinoidea, famili Cyprinidae, genus Thynnichthys dan spesies Thynnichthys polylepis (KOTTELAT et al, 1993) atau Thynnichthys polylepis, Blkr (SAANIN, 1984).

•    IKAN NILA(Oreochromis niloticus)
Djarijah (1995) mengklasifikasikan ikan Nila sebagai berikut : Phylum Chordata, Subphylum Vertebtara, Klass Osteichtyes, Subklass Achanthoptherigi, Ordo Percopmorpa, Subordo Perciodea, Family Chiclidea, Genus Oreochromis, dan Spesies Oreochromis niloticus.

Ikan Nila bersifat omnivora tapi cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari Plankton, Tumbuh-tumbuhan hakus, dedak tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan lain sebagainya ( Asmawi, 1986).

•    Ikan Baung
Saanin (1986) mengklasifikasikan Ikan Baung kedalam Phylum: Chordata, kelas: Pisces, sub kelas: Teleostei, Ordo: Ostariophysi, sub ordo: Siluroidea, family: Bagridae, genus: Mystus dan spesies: Mystus nemurus.

Ikan Baung berwarna keabu-abuan yang terdapat di punggungnya, bentuk tubuh memanjang, licin dan tidak bersisik. Sirip punggung tambahan berupa sirip lemah yang terletak terpisah antara sirip punggung dan sirip ekor. Mempunyai satu pasang sungut (kumis) yang fungsinya sebagai alat peraba dan sungut rahang atas panjangnya hampir melampaui sirip dubur (Tang dan Effendie, 2000).

Ikan Baung mempunyai empat sungut peraba dan satu diantaranya panjang sekali terletak pada sudut rahang atas, panjangnya mencapai sirip dubur. Ikan ini memiliki kepala yang kasar (Djuhanda, 1981).

Sedangkan menurut Inger dan Chin dalam Moshin dan Ambak (1992), bahwa ikan Baung sering ditemukan pada daerah pasang surut ke hulu sungai dan tidak gemar dengan air jernih atau air yang terlalu berlumpur.

Kelamin Ikan Baung dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan cara membelah perut dan  mengamati ciri-ciri morfologi gonadnya. Gonad Ikan Betina baru dapat diperkirakan setelah ikan berukuran 90 gr dengan ukuran panjang 20 cm. Untuk ukuran yang lebih besar dari ukuran tersebut dapat dibedakan dengan membedakan lubang genitalnya (Alawi et al, 1990).

Ciri-cirinya:
Jumlah sungut tiga pasang, memiliki sirip lemak, bentuk tubuh hamper sama dengan ikan baung, dan ikan selais, bentuk ekor berjagak (forked), memiliki dua buah sirip punggung, tidak memiliki sisik.

Baku Mutu Air Tawar
Baku mutu air atau sumber air adalah batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar pada air, namun air tetap berfungsi sesuai peruntukannya.
Penentuan baku mutu air didasarkan atas daya dukung air pada sumber air, yang disesuaikan dengan peruntukan air tersebut sebagai berikut :
1.    Golongan A, air yang dipakai sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dulu.
2.    Golongan B, air yang dapat dipakai sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan untuk keperluan rumah tangga.
3.    Golongan C, air yang dapat dipakai untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4.    Golongan D, air yang dapat dipakai untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air.

Selain baku mutu air, dikenal pula istilah baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang ke dalam air atau sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.
Penentuan baku mutu limbah cair ini ditetapkan dengan pertimbangan beban maksimal yang dapat diterima air dan sumber air, dan dibedakan atas 4 golongan baku mutu air limbah, yakni Golongan, I, II, III dan IV.

Besarnya kadar pencemaran yang diperbolehkan untuk setiap parameter kualitas air dan air limbah dapat dilihat pada pedoman penentuan baku mutu lingkungan yang diterbitkan oleh Kantor Menteri Negara LIngkungan Hidup seperti terlihat pada lampiran.
       

Sambil menyelam minum air, itulah yang sedang saya lakukan hari itu. Jumat, 16 Desember 2011. Sembari menunggu menjemput seseorang di salah satu komplek perumahan elit di sini saya menyempatkan waktu untuk berkeliling komplek perumahaan elit, perumahaan elit besutannya salah satu pengembang terkenal di Indonesia.

Pantai Indah Kapuk ini berada di wilayah Jakarta Utara, lokasinya berdekatan dengan bandara Soeta (Soekarno-Hatta). Oleh karena itu kita sering mendengar dengungan deru mesin pesawat melintas di langit daerah sini.

Menarik dari tempat ini, merupakan satu komplek yang cukup luas. Banyak juga bagian-bagian yang belum dimanfaatkan untuk bangunan, sehingga masih berbentuk rawa atau kubangan air, ‘tumpukan’ rumput liar dan bahkan ada pula yang digunakan sebagai hutan atau taman konservasi. Burung-burung liar masih banyak di sini, bahkan kera ekor panjang juga sering terlihat di salah satu sisi semak belukar dan pepohonan.

Yang menarik bagi saya dari berkeliling di sini, saya melihat ada beberapa kubangan air, seperti danau. Dimana danau alam ‘buatan’ ini digunakan sebagai daerah penampungan air. Tak hanya itu saja, di komplek ini juga dilintasi sungai cukup besar, yang sepertinya sudah dekat berbuhubungan dengan laut. Namun sayangnya sungai di sini saya katakan sebagai ‘sungai bacin’, karena ya air dari sungai ini berbau menyengat dan berwarna hitam.

   

Dari bentang wilayah air ini, penduduk sekitar sering memanfaatkan untuk menyalurkan hobi memancing. Sepanjang pengamatan saya berkeliling saat itu, banyak saya lihat pemancing yang memanfaatkan tempat-tempat itu, bahkan di ‘sungai bacin’ tersebut.

Lokasi yang menjadi perhatian dan saya menyempatkan untuk melihat-lihat adalah sebuah kubangan air/ danau buatan kecil yang digunakan sebagai penampungan air. Danau/ kubangan kecil terletak di sisi jalan Mandara Permai VII, letaknya agak menjorok ke bawah.
Berdasarkan pengamatan, danau/ kubangan kecil ini kedalamannya hanya sampai selutut orang dewasa di salah satu bagian danau/ kubangan kecil ini. Saya mengamati masyarakat sekitar yang melintas menyebrangi danau/ kubangan itu dengan berjalan membelah danau/ kubangan itu.

Di danau kubangan ini saya melihat banyak terdapat penghobi mancing yang ‘mengadu nasib’ di sini. Saya awalnya tidak yakin di sini ada ikannya, ikan macam apa yang ada di sini, paling juga ikan-ikan kecil, itulah yang terlintas dibenak ketika awal melihat pemancing-pemancing itu.


Pemancing di sana menggunakan teknik memancing dengan pelampung, dan ada pula yang menggunakan teknik casting menggunakan umpan buatan. Pertanyaan saya dalam hati terjawab ketika melihat salah satu pemancing berhasil strike mendapatkan beberapa ekor ikan dengan teknik casting.

Memang ikannya tidak begitu besar, hanya seukuran jari orang dewasa. Jenisnya ikan apa saya kurang begitu paham, karena saya hanya mengamati dari tepian jalan. Namun untuk pemancing dengan teknik pelampung saya belum mengamati adanya strike.

Piranti yang digunakan juga piranti biasa, standar memancing kolam, bahkan ada pula yang menggunakan sebatang kayu yang diikatkan senar, kail serta pelampunnya. Cukup sederhana untuk menyalurkan hobi memancing.

Lokasi ini bisa dimanfaatkan untuk jadi pilihan trip mancing darat berbau ‘alam’, bukan seperti di empang dimana kita harus membayar untuk memancing. Di bagian lain di komplek ini juga terdapat sungai yang digunakan untuk lahan konservasi wilayah itu, dimana tepi kiri-kanan sungai digunakan untuk hutan bakau. Tempat macam ini cocok untuk perkembangbiakan ikan.

Bagi yang tinggal di sekitar Pantai Indah Kapuk tempat ini boleh saja dicoba. Bagi pengendara motor, bisa memakirkan motornya di sisi jalan, agak menjorok ke rumput-rumput, kemudian beri kunci pengamanan tambahan, agar kegiatan memancing anda tidak terganggu kekawatiran motor raib.

Kemudian di sana tidak perlu khawatir kelaparan atau kehausan, karena di sisi jalan Mandara Permai itu banyak pedagang makanan dan minuman. Selamat mencoba! Sekian laporan catatan perjalanan saya kali ini.

Reaksi:    
Hanya 3% air muka bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar (kira-kira 99%) dari padatnya dapat membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer. Sisanya terdapat dalam danau, kolam, sungai, dan aliran, dan disitu menyediakan bermacam habitat untuk komunitas hayati.

Danau dan kolam. Penelitian menunjukan bahwa danau yang dalam terdiri atas tiga zona utama, masing-masing dengan ciri komunitas organisme. Tepian danau dinamakan zona litoral. Di sini cahaya sampai di dasarnya.

Produsen di zona litoral adalah tumbuhan yang berakar sampi ke dasar dan juga algae yang menempel pada tumbuhan tadi dan pada setiap subtrat pada lainnya. Ada berbagai macam konsumen, biasanya mencakup krustasea kecil, cacing pipih, larva serangga, dan siput, demikian pula bentuk yang lebih besar seperti katak, ikan, dan kura-kura.

Zona limnetik merupakan lapisan air terbuka dan di sini masih dapat terjadi produksi primer. Makin ke dalam kita turun di zona di limnetik, jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis makin berkurang sampai sampai pada kedalaman dengan laju fotosintesis produsen menjadi sama dengan laju respirasinya.

Pada tahapan ini, tidak terjadi produktifitas primer bersih. Zona limnetik lebih dangkal dalam air keruh daripada di air jernih, dan merupakan ciri yang jauh lebih penting bagi danau daripada bagi kolam.

Kehidupan dalam zona limnetik didominasi oleh mikroorganisme terapung, disebut plankton, dan hewan yang berenang secara aktif, disebut nekton. Produsen dalam ekosistem ini ialah algae plankton. Konsumen primer mencakup krustasea terapung mikroskopik (misalnya ; Daphnia Cyclops) dan rotifera.

Hewan-hewan ini adalah zooplankton. Nekton cenderung merupakan konsumen sekunder (atau lebih tinggi). Tercakup didalamnya serangga yang berenang dan ikan. Pada umumnya, nekton bergerak bebas di antara zona litoral dan zona limnetik Banyak danau (tetapi sedikit kolam) yang sangat dalam sehingga tidak cukup cahaya mencapai kedalaman yang lebih bawah untuk menunjang produkfitas primer bersih.

Zona ini dinamakan zona profundal.Karena tidak ada produkfitas primer bersih, kehidupan dalam zona profundal untuk kalorinya bergantung pada bahan organic yang dialirkan dari zona litoral dan zona limnetik.

Zona ini terutama dihuni oleh konsumen primer yang hidup dari serasah ini. Istilah benthos digunakan untuk menggambarkan setiap organisme yang hidup di dasar. Sedimen yang terdapat di dasr zona profundal juga menunjangpopulasi besar dari bakteri dan fungi.

Pembusuk ini menguraikan bahan organic yang mencapainya, membebaskan nutrien organik untuk daur ulang. Dengan aktifitas kedua mikroorganisme itu, bagian akhir energi yang mengalir melalui jaring-jaring makan di danaudihamburkan kea lam sekitarnya.

Di daerah dengan perubahan musim yang nyata sekali, pemanasan permukaan suatu danau dalam musim panas mencegah airnya bercampur dengan air yang lebih dalam. Hal ini disebabkan air hangat kurang padat atau pekat daripada yang dingin.

Air permukaan mapu memperoleh oksigen terlarut – sebagian dari udara diatas dan juga, karena terdapat di zona limnetik, sebagian dibebaskan ke dalam air dalam fotositesis. Tetapi air di zona protofundal, karena ditiadakan dari kedua sumber oksigen ini, menjadi tergenang.

Akan tetapi, dalam musim gugur ketika permukaan air menjadi sejuk, maka menjadi lebih pekat dan mengendap di dasar danau, dan membawa oksigen bersamanya. Hal ini disebut penjungkirbalikan musim gugur. Fenomena serupa, penjungkirbalikan musim semi, terjadi bila es meleleh.Sungai dan muara. Tempat tinggal yang disediakan oleh sungai dan muara adalah berbeda dibandingkan danau dan kolam.

Sebab aliran air akan senantiasa menambah oksigen. Banyak spesies yang hidup di sini, seperti ikan, telah beradaptasi dengan kadar oksigen tinggi. Bila hal ini menjadi tereduksi – misalnya, disebabkan polusi limbah atau materi organik lain – dapat menjadikan pertumbuhan ikan secara massal. Walaupun fotosintesis dapat di temukan di muara, tapi itu memainkan peran yang lebih kecil (pada rantai makanan) dibanding dalam danau dan kolam. Bagian terbesar energi yang tersedia untuk konsumen di air yang mengalir berasal dari daratan., seperti dari daun jatuh.

 
 

A. Individu
Ada seekor domba yang tinggal di padang rumput. Dombatersebut memakan rerumputan yang di padang rumput tersebut. Domba tersebut merupakan suatu individu yang tinggal di padang rumput.

B. Populasi
Beberapa ekor ikan mujair berada dalam suatu kolam yang terdapat kumpulan tanaman enceng gondok. Beberapa ekor ikan mujair tersebut merupakan individu-individu. Individu-individu dari spesies yang sama tinggal tempat yang sama kan membentuk populasi. Jadi, ada dua populasi yaitu populasi ikan mujair dan populasi enceng gondok.

C. Komunitas
Diantara populasi yang satu akan memiliki interaksi dengan populasi yang lainnya. Misalnya, populasi ikan mujair dengan populasi enceng gondok. Interaksi antara populasi didalam suatu daerah pada suatu waktu membentuk komunitas. Jadi, komunitas merupakan keseluruhan makhluk hidup yang mengadakan interaksi di suatu tempat pada waktu tertentu.

D. Ekosistem
Pada kolam tang terdapat enceng gondok dan beberapa ikan mujair, terdapat benda tak hidup, misalnya tanah, air, udara, dan cahaya matahari. Hubungan antara komunitas dan benda tak hidup tersebut berinteraksi membentuk suatu ekosistem.

E. Ekosfer
Semua ekosistem yang kecil akan membentuk ekosistem yang lebih besar lagi dipermukaan bumi disebut ekosfer. Lapisan bumi yang melapisi permukaan bumi dan atmosfer yang dihuni oleh seluruh makhluk hidup disebut biosfer. Setiap individu yang tinggal dalam suatu tempat berbeda-beda. Seperti seekor rusa tinggal di suatu hutan hujan tropis.

Tempat hidup suatu individu atau organisme tertentu disebut habitat. Ada sekumpulan rayap yang tinggal di hutan hujan tropis dan memakan pepohonan yang sudah rapuh. Peranan makhluk hidup di habitatnya tersebut di sebut nisia. Suatu ekosistem tersusun atas komponen hidup (abiotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut saling berinteraksi dan memliki pengaruh.

Contoh komponen hidup didalam air tawar adalah ikan, serangga dalam air, dan segala makhluk hidup yang ada disekitar perairan tersebut. Sedangkan komponen mati atau tidak hidup adalah benda-benda didalam telaga atau sungai itu sendiri yang digunakan sebagai media hidup dari makhluk hidup didalamnya.

Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan hal itulah yang menjadikan sebuah ekosistem didalam air tawar maupun ditempat lainnya.

Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar Sungai Danau- Indonesia terletak pada garis 6°LU – 11°LS dan 95°BT – 141°BT. Dengan demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia pun memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau.

Bioma Air Tawar
Bioma adalah Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Secara fisik dan biologis bioma air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.

Sepanjang evolusi di dalam keturunan organisme ( bentuk kehidupan ) laut yang mengalami perpindahan ke air tawar, ada beberapa yang beradaptasi ke ligkungan air payau, yaitu di muara sungai. 

Air tawar memiliki sifat salinitas (kadar garam) rendah. Bioma air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (yang airnya tenang), misalnya danau, kolam, rawa, dan ekosistem lotik (yang airnya mengalir), misalnya sungai.

Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar ada yang berukuran besar (makrohidrofita), ada yang berukuran kecil (mikrohidrofita), yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.

Tumbuhan yang berukuran mikroskopis misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan diatom. Sedangkan hewan yang hidup di perairan air tawarsebagian besar berupa ikan perairan air tawar, contoh ordo bridae.

Ciri-ciri bioma Air Tawar
1.       Variasi temperatur atau suhu tidak mencolok
2.       Kadar garam atau salinitas rendah
3.       Penetrasi dari cahaya matahari kurang
4.     Terpegaruh oleh iklim dan cuaca alam sekitar                                                
5.     Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai
6.     Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat
7.     Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama.

Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi Tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri.

Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan
Bioma air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Pengelompokkan Organisme Pada Bioma Air Tawar
Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:
1.    Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.
2.    Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.

Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5 macam:
a.    Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus air.
b.    Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c.    Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d.    Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e.    Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di perairan.

Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
a.    Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.    Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
c.    Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a.    Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.
b.    Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.
c.    Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi.

Pembagian ekosistem air tawar berdasarkan aliran air
a.    Ekosistem air tawar Lotik : airnya berarus, berarti airnya senantiasa mengalir. Contoh dari ekosistem air tawar lotik sering kita jumpai di sekitar kita. Misalnya : Sungai, dan selokan.
b.    Ekosistem air tawar lentik : airnya tidak berarus, ini berarti airnya tidak mengalir. Contohnya : Danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut.

Tumbuhan danau air tawar
1. Alga
Alga menyerupai tanaman umumnya berwarna hijau dan melekat di bebatuan dan di dasar danau, yang masi terpapar cahaya matahari. Ada juga yang menyerupai lumut namun berlendir sehingga menjadikan bebatuan di danau licin. Contoh tumbuhan alga adalah lidah tiung.

Adapun jenis Alga yang lain seperti Ganggang biru ditemukan di berbagai habitat. Ganggang biru dapat tumbuh cepat sehingga menutup perairan. Keadaan ini disebut water bloom. Beberapa spesies yang menyebabkan water bloom adalah Microcystis, Anabaena, dan bebrapa lainya.

2. Enceng Gondok
Eceng Gondok, tanaman air yang sangat berguna untuk membersihkan air dari logam berat yang bisa meracuni sungai dan danau. Tanaman ini sesungguhnya berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang menyebar luas kesemua daerah tropis dan sub-tropis diseluruh dunia

Hewan danau air tawar
1.    ikan GuramY
Goramy adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium.

Dagingnya tebal, gurih, dan enak. Badannya pipih dan lebar. Pertumbuhannya relatif lambat. Berasal dari daerah pulau Sunda besar namun telah dikembangbiakkan di berbagai tempat. Biasanya hidup di rawa, sungai, dan kolam.

Ikan ini adalah pemakan tumbuhan dan serangga serta ikan kecil. Lele Dumbo, Gariepinu, Mujair, Mossambicu, Nila, Niloticu, Patin Pangasius sp, Gabus, Striatus.

Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasius, famili Pangasiidae. Nama patin juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus.

Kelompok hewan ini banyak yang bernilai ekonomi, seperti patin Bangkok dan patin siam (P. hypophthalmus syn. P. sutchi atau beberapa pustaka menyebutnya jambal siam).

2.    Molusca
Hewan sungai lainnya yang berkulit keras yaitu molusca, sejenis siput air. Siput ini menggendong rumahnya kemana-mana. Jenis molusca lain yang mempunyai dua lokan yaitu yang disebut remis.

3.    Lintah dan Cacing
Hewan kecil lain yang hidup disepanjang sungai seperti lintah dan cacing. Lintah termasuk sejenis cacing. Dia mempunyai alat penghisap di kedua ujungnya. Dengan alat ini lintah dapat melekat erat pada batu ataupun pada bagian binatang, atau tubuh kita saat dia mengisap darah.

Hewan  lainnya seperti cacing, tumbuh disepanjang sungai. Mereka membuat tabung kecil dari tanah Lumpur untuk rumah, mereka hidup dalam tabung itu.

4.    Larva dan Serangga
Serangga-serangga kecil juga banyak menghiasi tepi sungai, seperti capung, kepik, kutu, nyamuk, gegat, kumbang gasing, capung jarum hidup bertengger di ujung ranting atau pun daun tumbuhan yang ada disepanjang sungai. Nimfa dan larva hidup di dalam air.

Jika sudah tumbuh, menjadi serangga dan bersayap, mereka meninggalkan air, Nyamuk, serangga gegat dan capung dewasa berputar-putar diatas air. Serangga lainnya yang bertumbuh kembang didalam sungai dari larva adalah kumbang dan kepik air.

Tumbuhan, hewan dan serangga hanya dapat hidup di sepanjang sungai yang berair bersih, oleh karena itu pabrik-pabrik dilarang membuang limbah ke dalam sungai, karena akan mengakibatkan sungai tercemar, dan membunuh ekosistim yang ada didalamnya.

Sebelum berkembang menjadi serangga, telur-telur capung diletakkan di sekitar tempat yang basah dan menetas menjadi larva, kemudian berkembang menjadi capung untuk kemudian tumbuh sayap dan menjadi capung dewasa.

5.    Bakteri
Bakteri yang hidup dalam air sungai, bisa membuat air sungai bersih. Hewan mikroskopik ini membantu mengurai kotoran yang ada di sungai, karenanya air menjadi bersih sehingga tumbuhan dan hewan sungai bisa hidup. Jika air sungai tercemar, bakteri juga ikut mati. Sehingga ikan dan tanaman sungai ikut mati.

Makroinvertebrata dapat memberikan petunjuk adanya bahan pencemar, karena jenis-jenis tertentu sangat peka terhadap pencemaran. Meskipun demikian, makroinvertebrata memiliki kelemahan karena tidak dapat digunakan sebagai petunjuk jenis pencemarnya. Untuk mengetahui jenis pencemarnya, harus dilakukan pengujian kimia di laboratorium dan memerlukan keahlian khusus.

Apabila terdapat bahan pencemar dalam perairan, maka hewan yang sangat peka akan hilang karena tidak mampu bertahan hidup. Jenis-jenis makroinvertebrata yang sangat peka terhadap bahan pencemar antara lain larva lalat batu (Plecoptera) dan larva ulat kantong (Trichoptera).

Karena kepekaannya terhadap pencemar, maka jenis-jenis tersebut hanya dapat ditemukan pada air berkualitas sangat baik atau belum tercemar. Bila kedua makroinvertebrata di atas masih ditemukan berarti kualitas perairan tersebut masih sangat baik.

Jenis makroinvertebrata lain seperti larva kumbang (Coleoptera), nimfa capung (Odonata), keong, siput dan udang memiliki kepekaan sedang. Sementara itu, jenis makroinvertebrata seperti cacing rambut dan lintah termasuk jenis yang tidak peka terhadap bahan pencemar.

Oleh karena itu hewan tersebut masih mampu bertahan pada perairan yang sudah banyak tercemar atau dalam kondisi kualitas yang buruk. Dengan demikian, apabila pada perairan sungai hanya ditemukan cacing rambut dan lintah, berarti perairan tersebut sudah sangat tercemar.

Ternyata di dalam air sungai tidak hanya ikan yang dapat kita temukan. Ada banyak hewan kecil seperti larva nyamuk atau jentik, larva lalat, larva kumbang, nimfa capung dan kepik air. Kita juga dapat menemukan keong, siput, cacing dan lintah, Contohnya terdapat   di sungai Way Besai di Sumberjaya, Lampung Barat.

Contoh danau:
1.    Danau Lindu
merupakan danau yang terletak di kecamatan Kulawi, kabupaten Donggala, provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia dan berada di dalam Taman Nasional Lore Lindu. Wilayah yang sering disebut Dataran Lindu ini dikelilingi oleh punggung pegunungan sehingga sulit untuk dijangkau oleh kendaraan bermotor.

Di wilayah yang berpenduduk dengan luas wilayah ini juga terkenal dengan laboratorium untuk pemeriksaan penyakit yang disebabkan oleh sejenis cacing schistosomiasis yang hanya bisa hidup melalui perantaraan sejenis keong endemik yang juga hanya hidup di beberapa tempat di dunia.

Danau Lindu dimasukkan ke dalam kelas danau tektonik yang terbentuk selama era Pliosen setelah bak besar dilokalisasi dari sebuah bagian rangkaian pegunungan. Merupakan danau terbesar kedelapan di Sulawesi dari segi wilayah maksimal permukaannya. Danau ini biasa dikatakan melingkupi sekitar 3.488 ha.

2.    Danau Toba Sumatra Utara

3.    Danau Kamaka Papua Barat
Danau Kamaka terletak di desa Lomira, juga dikenal sebagai desa Kamaka, di Teluk Triton, Kaimana, Provinsi Papua Barat. Oleh masyarakat setempat, danau ini juga disebut Danau Amafata. Banyak ditemukan lobster segar dan berbagai jenis ikan di danau ini.

Perbedaan Ekosistem Sungai dan Danau
Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai dimana terdapat aliran air dan ekosistem danau yang airnya tenang/menggenang.
1.    Adanya arus
2.    Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
3.    Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
4.    Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata

Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism sebagai berikut :
a.    Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman
b.    Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin
c.    Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan dapat  melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan siput dan cacing pipih.
d.    Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk mengurangi tekanan air.
e.    Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh pipih agar mudah bersembunyi di bawah batu
f.    Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang menentang arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir selalu mengikuti arus.
g.    Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai kecenderungan bergantung dan menempel pada permukaan.

Pada air mengalir terdapat dua zona utama, yaitu :
1.    Zona air deras : airnya dangkal, kecepatan arus cukup besar untuyk bebas dari pasir dan zat lain. Zona ini sebagian besar diisi oleh bentos atau perifiton yang melekat erat pada dasr atau ikan yang berenangnya kuat.
2.    Zona tenang : merupakan zona dalam dengan kecepatan arus yang berkurang sehingga pasir dan lumpur mengendap ke dasar. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi bentos tetapi sanmgat menguntungkan bagi cacing, nekton, dan beberapa plankton.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya air tawar.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

Selama musim panas, suhu air pada lapisan atas menjadi lebih tinggi dari pada air lapisan bawah sehingga hanya air pada lapisan atas yang mengalami sirkulasi dan tidak dapat bercampur dengan lapisan di bawahnya yang lebih dingin dan lebih padat sehingga terdapat lapisan dengan gradient temperatur yang tajam yang di sebut dengan Thermocline.

Air hangat yang mengalami sirkulasi pada bagian atas disebut Epilimnion yang terjadi pada permukaan atas danau. Air dingin pada bagian bawah yang tidak mengalami sirkulasi di sebut dengan Hypolimnion. Pada musim dingin, suhu air pada Epilimnion dengan hypolimnion relatif sama. Ini menyebabkan gerakan air yang mengakibatkan bagian danau yang dalam mendapat pasokan oksigen.

Persebaran komunitas di permukaan bumi melalui fisiografi atau kenampakan disebut bioma (biome). Salah satu contoh yang termasuk bioma perairan adalah bioma air tawar. 

Bioma air tawar dapat dibedakan berdasarkan arus aliran airnya, yaitu air tawar Lotik dan Lentik. Air tawar lentik memiliki ciri airnya berarus, contohnya sungai sedangkan danau adalah contoh air tawar lentik.

Adanya perbedaan aliran itu berdampak pula pada perbedaan tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya. Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai dimana terdapat aliran air dan ekosistem danau yang airnya tenang/menggenang.

Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.


Flora ekosistem air tawar:
Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).

















Fauna ekosistem air tawar:
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.

Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.

Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
    Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
    Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
    Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan
melalui insang dan saluran pencernaan.


Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
a.    Produsen
terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
b.    Dekomposer/pengurai sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.



   











Ekosistem air tawar lentik : airnya tidak berarus, ini berarti airnya tidak mengalir. Contohnya : Danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut.























Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
a.    Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.    Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
c.    Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.    Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
2.    Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.

Ciri-ciri ekosistem air tawar:
a.    Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b.    Variasi suhu sangat rendah.
c.    Penetrasi cahaya matahari kurang.
d.    Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
















Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki.












Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat didalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik  yang satu terhadap lainnya saling mempengaruhi.

Pengertian ekosistem yang lain adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
    

Daftar Pustaka

•    Kimball, J. W. 1999. Biologi Edisi Kelima
•    Erlangga: Jakarta.Sachlan, M. 1972. Planktonologi
•    Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian: Jakarta. Sumariatih, L. 2006.
•    Saptasari, murni dkk. 2007. Biotani Tumbuhan Bertalus Alga.
•    Fakultas    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas         Negeri             Malang.
•    Pratiwi, dkk. 2000. BIOLOGI SMU Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
•    Syamsuri, Istamar, dkk. BIOLOGI 2000. Jakarta : Erlangga.
•    Fatchan, ach. 2011. Feografi Tumbuhan dan Hewan. Malang : Fakultas Ilmu         Sosial Jurusan Geografi Universitas Negri Malang
•    http://www.scribd.com/doc/9739611/EKOSISTEM-PERAIRAN
•    http://pdfsearchpro.com/pdf/jaring-jaring-makanan-ekosistem-sungai.html
•    http://acehpedia.org/Danau_Laut_Tawar
•    http://arifqbio.multiply.com/journal/item/21/Seri_Ekologi
•    http:// /sungai-dan-kehidupannya.html
•    http://crayonpedia.Susunan-dan-Macam-Ekosistem.10.html
•    http://Subektirahayu.makroinvertebrata-hewan-air-penanda.html

Agroekosistem

08 March 2015 08:43:10 Dibaca : 2208

KATA PENGANTAR


Segala puji hanya kepunyaan ALLAH SWT dan hanya dengan izin dan kuasa-Nya, maka penulisan makalah yang berjudul “ Hubungan antara Suhu,Radiasi Surya,Tanaman dan Hewan “ tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “ DASAR AGROEKOSISTEM “. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa pada umumnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini untuk itu kami tidak dapat membalasnya. Hanya dengan iringan doa semoga ALLAH SWT dapat membalasnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian.




                                         






DAFTAR ISI


Kata Pengantar    i
Daftar isi    ii   

BAB 1 Pendahuluan
1.2    Latar Belakang    1   
1.3    Rumusan Masalah    2
1.4    Tujuan    2
1.5    Manfaat    2

BAB 2 Pembahasan
2.1 Hubungan suhu dan pertumbuhan tanaman    3
       2.1.1 Pengaruh Suhu    4
2.2 Hubungan suhu dan kehidupan hewan    5
2.3 Hubungan radiasi surya dan pertumbuhan tanaman    6   
2.4 Hubungan radiasi surya dan hewan    7
2.5 Hubungan Radiasi Surya dan Suhu    7
2.6 Hubungan Hewan dan Tanaman    8

BAB 3 Penutup
3.1    Kesimpulan    9
3.2    Saran    9

Daftar Pustaka    10   

   






BAB 1
PENDAHULUAN


1.1    Latar  Belakang   

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya. Salah satunya adalah faktor abiotik. Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi. Pada prisipnya  ditinjau dari biologi mahkluk hidup sangat bergantung kepada faktor – faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada satu mahkluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lain
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Dengan demikian cahaya dapat menjadi faktor pembatas utama di dalam semua ekosistem.
Suhu juga merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.

1.2     Rumusan Masalah

•    Bagaimana hubungan suhu dan pertumbuhan tanaman?
•    Bagaimana hubungan suhu dan kehidupan hewan?
•    Bagaimana hubungan radiasi surya dan pertumbuhan tanaman?
•    Bagaimana hubungan radiasi surya dan hewan?


1.3    Tujuan
 
•    Untuk mengetahui hubungan suhu dan pertumbuhan tanaman
•    Untuk mengetahui hubungan suhu dan kehidupan hewan
•    Untuk mengetahui hubungan radiasi surya dan pertumbuhan tanaman
•    Untuk mengetahui hubungan radiasi surya dan hewan

1.4     Manfaat

•    Agar dapat mengetahui hubungan suhu dan pertumbuhan tanaman
•    Agar dapat mengetahui hubungan suhu dan kehidupan hewan
•    Agar dapat hubungan radiasi surya dan pertumbuhan tanaman
•    Agar dapat mengetahui hubungan radiasi surya dan hewan



















BAB 2
PEMBAHASAN


2.1 Hubungan suhu dan kehidupan tanaman

   Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari,Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman.Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.

Pengaruh suhu sangat besar. Beberapa tumbuhan, tumbuh dengan baik pada suhu yang lembab, dan beberapa lainnya tumbuh hanya pada suhu yang baik. Suhu mempengaruhi daya tahan, fungsi, bahkan bentuk tumbuhan, sebagai contoh. Tumbuhan padang pasir memiliki duri sebagai ganti daun, sehingga mengurangi penguapan yang terjadi pada tumbuhan tersebut. Cobalah Anda membelah kaktus, maka akan Anda dapati banyak air di batangnya. Contoh lain adalah lumut. Lumut tumbuh dan berkemang dengan baik pada tempat yang lembab, sehingga dapat di pastikan bahwa pertumbuhan lumut di topang oleh kelembapan suhu. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas.Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi).Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan lengas tanah.

Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi.Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi.


 2.1.1 Pengaruh Suhu

Tumbuhan umumnya tumbuh pada kisaran suhu 1 sampai 40 OC, kebanyakan jenis    tumbuhan tumbuh sangat baik antara 15 dan 30 OC. Tumbuhan berbeda kemampuan bertahannya terhadap suhu ekstrim pada tingkat prtumbuhan yang berbeda. Misalnya, tumbuhan yang lebih tua, dan lebih keras akan lebih tahan terhadap suhu rendah dibanding kecambah muda. Jaringan atau organ berbeda dari tumbuhan yang sama mungkin sangat bervariasi kesensitifannya (kepekaannya) terhadap suhu rendah yang sama. Tunas jauh lebih sensitif (peka) dibanding daun dan sebagainya.


•    Pengaruh Suhu Tinggi
Pada umunya tumbuhan lebih cepat rusak dan lebih cepat meluas kerusakannya apabila suhu lebih tinggi dari suhu maksimum untuk pertumbuhannya dibanding apabila suhu lebih rendah dari suhu minimum. Pengaruh suhu tinggi pada pertumbuhan berhubungan dengan pengaruh faktor lingkungan yang lain, terutama kelebihan cahaya, kekeringan, kekurangan oksigen, atau angin kencang bersamaan dengan kelembaban relatif yang rendah. Suhu tinggi biasanya berperan dalam kerusakan sunsclad yang tampak pada bagian terkena sinar matahari pada buah berdaging dan sayuran, seperti cabe, apel, tomat, umbi lapis bawang dan umbi kentang. Hari dengan sinar matahari terik dan panas maka suhu jaringan buah yang terdapat di bawah sinar matahari langsung mungkin jauh lebih tinggi disbanding dengan jaringan buah dari sisi yang terlindung dan dikelilingi udara. Hal tersebut menghasilkan perubahan warna, kelihatan basah berair, melepuh, dan keringnya jaringan di bawah kulit, yang menyebabkan permukaan buah lekuk. Suhu tinggi juga terlibat dalam kekacauan air biji (water core) pada apel dan penurunan oksigen yang menyebabkan terjadinya blacheart pada kentang.

•    Pengaruh Suhu Rendah
Kerusakan tumbuhan yang disebabkan oleh suhu rendah lebih besar dibanding dengan suhu tinggi. Suhu di bawah tiitik beku menyebabkan berbagai kerusakan terhadap tumbuhan. Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang disebabkan oleh late frost (embun upas) terhadap titik meristematik muda atau keseluruhan bagian tumbuhan herba, embun upas yang membunuh tunas pada persik, cherry, dan pepohonan lain, dan membunuh bunga, buah muda dan kadangkadang ranting sukulen sebagian pepohonan.

2.2     Hubungan suhu dan kehidupan hewan
Suhu adalah parameter yang menggambarkan derajat panas suatu benda. Semakin tinggi panas suatu benda, maka semakin tinggi pula suhunya. Panas yang dipancarkan atau dirambatkan oleh suatu benda merupakan bentuk energi yang dibebaskan oleh suatu benda melalui proses tranformasi energi. Dengan demikian secara tidak langsung suhu dapat dipakai sebagai indikator tentang besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu benda.
Dalam suatu ekosistem, suhu dapat mengatur pertumbuhan dan penyebaran hewan yang hidup didalamnya. Proses ini terjadi karena suhu mempengaruhi unsur fisik dan fisologis tubuh hewan. Suhu yang terlalu tinggi dapat merusak enzim, sel, jaringan, organ, permiabilitas membran, hormon serta menguapkan cairan tubuh. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim, hormon metabolisme dan pembekuan protoplasma.
Berdasarkan daya toleransi terhadap suhu, hewan dapat dikelompokan menjadi hewan eurythermal dan hewan stenothermal. Hewan eurytermal adalah hewan yang mampu hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran yang luas. Ini artinya selisih antara suhu maksimum dan minimum sangat luas. Hewan stenothermal adalah hewan yang mampu hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran yang sempit. Ini artinya selisih suhu maksimum dan minimum sempit.

Setiap hewan (organisme) memiliki titik kardinal suhu yang berbeda dengan hewan lainnya. Titik kardinal adalah titik-titik yang menunjukkan  batas suhu maksimum, suhu optimum dan suhu minimum yang masih bisa diterima oleh hewan.
Suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih memungkinkan hanya 50% anggota populasi suatu hewan bertahan hidup. Suhu minimum adalah  titik suhu terendah yang memungkinkan hanya 50% anggota populasi suatu hewan bertahan hidup. Suhu optimum adalah nilai suhu yang memungkinkan populasi suatu hewan menjalani hidup paling baik dan menghasilkan  keturunan paling banyak.


2.3     Hubungan radiasi surya dan kehidupan tanaman
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
 Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan tanaman hari pendek.
 Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.


2.4     Hubungan radiasi surya dan hewan
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron.
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan COâ‚‚ dan air untuk membentuk karbohidrat.
Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati.

2.5     Hubungan radiasi surya dan Suhu
•    Radiasi surya (surya = matahari) sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi.
•    Permukaan matahari bersuhu 6000 K, dengan jarak dari bumi 150 juta Km
•    Radiasi yang sampai di puncak atmosfer 1360 Wm2, yang sampai ke permukaan bumi setengah dari yang diterima di puncak atmosfer.
•    Rata-rata 30% radiasi yang sampai dipermukaan bumi dipantulkan kembali ke angkasa luar.
•    Panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi
•    Matahari (suhu 6000 K) mempunyai kisaran panjang gelombang antara 0.3 – 4.0 μm
•    Bumi suhu 300 K (27oC) memancarkan radiasi dengan panjang gelombang 4 – 120 μm,
•    Karena panjang gelombang radiasi surya relatif pendek dibandingkan benda-benda alam lainnya maka disebut radiasi gelombang pendek.

2.6     Hubungan Hewan Dan Tanaman
Banyak hewan makan hanya bahan tanaman. Energi yang berasal dari tanaman masuk ke dalam bangunan tubuh hewan-hewan, dan ditransfer ke tubuh hewan yang memangsa mereka. Ada beberapa tanaman yang menangkap dan mencerna serangga. Beberapa hewan-seperti kutu daun dan cacing gelang tertentu --- hidup di dalam atau di jaringan tanaman hidup.
Dalam proses pembuatan makanan, tanaman melepaskan gratis (uncombined) oksigen, tanpa mana hewan tidak bisa hidup. Dalam proses respirasi, hewan karbon dioksida gilirannya rilis, yang tanaman digunakan dalam membuat makanan. Ketika tumbuhan dan hewan mati, berbagai senyawa kimia yang tubuh mereka terdiri menjadi bagian dari tanah yang memelihara tanaman baru dan, pada akhirnya, binatang lain. Banyak hewan dapat hidup di daerah lain tidak menguntungkan karena kelembaban dan naungan yang disediakan oleh pohon-pohon dan tanaman lainnya. Banyak serangga berkembang biak di bawah kulit pohon dan semak-semak.
Beberapa hewan membantu tanaman untuk mereproduksi. Serangga tertentu, burung, dan mamalia (lebah, Kolibri, dan beberapa kelelawar, misalnya) yang mengunjungi tanaman untuk makanan atau tempat berlindung membawa serbuk sari dari satu bunga ke bunga lainnya, membawa tentang pembuahan. Benih tanaman sering luas karena dibawa dalam atau pada tubuh hewan.











BAB  3
PENUTUP


3.1     Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di tarik  kesimpulan bahwa suhu,radiasi surya, tanaman dan hewan memiliki hubungan yang tidak dapat di putuskan atau memiliki matarantai yang sangat erat,jika salah satun-Nya terputus,maka kinerjan-nya tidak berfungsi dengan baik.Misalnya hubungan tanaman dengan rdiasi surya,disini tanaman sangat membutuhkan radiasi surya untuk melakukan proses fotosintesis.

3.2     SARAN
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita khususnya mahasiswa agar dapat kita jadikan pedoman suatu saat nanti. Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga penyusun mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan makalah yang berikutnya dapat lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/ekologi-tumbuhan-cahaya-suhu-dan-air/
https://www.google.co.id/search?q=hubungan+cahaya%2C+suhu%2C+tanaman%2C+dan+hewan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=fire
http://imamfauzirohman.blogspot.com/2012/01/pengaruh-cahaya-matahari-dan-suhu.html
http://pujhyfitriaz.blogspot.com/2012/06/makalah-fisiologi-tumbuhan-lanjut.html
http://myrealact.blogspot.com/2012/03/faktor-lingkungan-yang-mempengaruhi.html
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/ekologi-tumbuhan-cahaya-suhu-dan-air/