Menjadi Manusia Tepercaya

22 February 2013 15:00:15 Dibaca : 1120 Kategori : kajian hati

TIADA kehormatan dan kemuliaan kecuali datangnya dari Allah Dzat Pemilik alam semesta. Ia mengangkat derajat siapa pun yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa pun yang dikehendaki-Nya.

Sahabat, apapun yang kita hadapi seharusnya bisa menambah ilmu, wawasan, dan kematangan serta kearifan diri kita. Maka, kapan saja kita mati, warisan terbesar yang harus kita tinggalkan adalah kehormatan pribadi, bukan harta kekayaan semata. Rindukanlah agar saat kematian kita menjadi saat yang paling indah. Harusnya saat malaikat maut menjemput, kita benar-benar dalam keadaan siap; dalam keadaan khusnul khatimah. Kita harus selalu membayangkan bahwa saat meninggal, kita sedang berjuang di jalan Allah dengan niat yang lurus dan hati yang bersih.
Hidup di dunia hanya sekali dan sebentar. Kita harus bersungguh-sungguh meniti karier menjadi orang yang memiliki harga diri, terhormat dalam pandangan Allah Swt dan terhormat dalam pandangan orang beriman. Kita harus merindukan pula kematian kita menjadi sebaik-baik kematian. Kita harus mampu mewariskan nama baik dan kehormatan kita yang tanpa cela dan kehinaan kepada anak cucu dan masyarakat sekitar.

Saudaraku, salah satu langkah awal yang harus kita bangun dalam karier kehidupan ini adalah tekad untuk menjadi seorang Muslim yang sangat jujur dan tepercaya sampai mati. Kita harus seperti Rasulullah Saw., yang memulai karier kehidupannya dengan gelar kehormatan Al-Amin (pribadi yang sangat terpercaya).

Satu hal yang harus kita bangun adalah kepercayaan dari orang lain. Nabi Muhammad Saw., berhasil menuai sukses, dalam sisi apa pun, setelah beliau berhasil membangun kepercayaan orang lain. Memang, komitmen dan kesuksesan hanya akan datang kalau kita memiliki kredibilitas dan kepercayaan. Masyarakat, keluarga, karyawan akan berkomitmen kepada kita, kalau kita memiliki kredibilitas.

Ada beberapa rumus sederhana yang dapat kita aplikasikan dalam hidup agar kita bisa menjadi orang yang kredibel, dipercaya, dan disegani. Pertama, kita harus memiliki kejujuran yang terbukti dan teruji. Tanpa kejujuran, kita tidak akan bernilai di hadapan orang lain. Kedua, kita harus menjadi orang yang cakap dan memuaskan. Walaupun jujur tetapi banyak mengecewakan, kredibilitas kita pun akan jatuh. Ketiga, kita harus kreatif dan inovatif. Mengapa? Siapa pun tentu akan selalu menyukai hal yang baru. Sekarang kita dihormati, besok belum tentu. Nah, andaikata kita tidak memiliki gagasan yang lebih orisinil dan lebih memberi solusi untuk setiap waktu, jangan kaget bila orang tidak lagi memperhitungkan kemampuan kita.
Oleh karena itu, kita harus berjuang mati-matian untuk memelihara diri kita agar menjadi seorang muslim yang tepercaya. Dengan demikian, tidak ada keraguan sama sekali bagi siapa pun yang bergaul dengan kita, baik Muslim maupun non-Muslim, baik kawan maupun lawan, tidak boleh ada keraguan terhadap ucapan, janji maupun amanah yang kita pikul.

* * *
LALU, langkah praktis seperti apa yang harus kita lakukan agar dapat menjadi seorang yang tepercaya? Selain hal di atas, ada beberapa hal lagi yang senantiasa harus kita jaga.

Pertama, jangan pernah berbohong dalam hal apa pun, sekecil dan sesederhana apa pun, walau terhadap anak kecil atau dalam senda gurau. Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk benar-benar bersih dan meyakinkan, tidak ada dusta. Pastikan tidak pernah ada dusta! Lebih baik kita disisihkan karena kita tampil apa adanya, daripada kita diterima karena berdusta. Sungguh tidak akan pernah bahagia dan terhormat menjadi seorang pendusta. Tentu saja dalam hal ini bukan berarti harus membeberkan aib diri atau aib orang lain yang telah ditutupi Allah.

Kedua, jaga lisan. Jangan pernah menambah-nambah, mendramatisasi berita dan informasi. Atau sebaliknya, meniadakan apa yang harus disampaikan. Sampaikanlah berita atau informasi yang mesti disampaikan seakurat mungkin sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terkadang kita ingin menambah-nambah sesuatu atau bahkan merekayasa kata-kata atau cerita. Jangan lakukan! Sama sekali tidak akan menolong kita. Sebab kalau orang tahu informasi yang sebenarnya, maka akan runtuhlah kepercayaan mereka kepada kita.

Ketiga, jangan sok tahu atau sok pintar. Jangan menjawab setiap pertanyaan bila tidak memahami ilmunya. Orang yang selalu menjawab setiap pertanyaan tanpa ilmu, maka kebodohannya sedikit demi sedikit akan terbuka. Yakinlah bahwa sok tahu tanpa ilmu adalah tanda kebodohan kita. Kita harus berani mengatakan "tidak tahu" kalau memang kita tidak mengetahuinya atau jauh lebih baik disebut bodoh karena jujur apa adanya, daripada kita berdusta dalam pandangan Allah.

Keempat, pandai-pandailah menjaga amanat. Jangan pernah membocorkan rahasia atau amanat, terlebih lagi membeberkan aib orang lain. Jangan sekali-kali melakukannya! Ingat, setiap kali kita ngobrol dengan orang lain, maka obrolan itu menjadi amanah buat kita. Orang yang suka membocorkan rahasia akan sangat mudah jatuh harga dirinya. Seharusnya, kita harus menjadi kuburan bagi rahasia dan aib orang lain. Tentu, yang namanya kuburan tidak usah digali-gali lagi, kecuali ada pembeberan yang sah menurut syariat yang membawa kebaikan bagi semua pihak. Bila ada seseorang datang dengan menceritakan aib dan kejelekan orang lain kepada kita, jangan pernah memercayai dia. Karena ketika berpisah dengan kita, dia pun akan menceritakan aib dan kejelekan kita kepada yang lain lagi.

Kelima, tepati janji. Jangan pernah mengingkari janji dan jangan mudah mengobral janji. Pastikan setiap janji tercatat dengan baik dan selalu ada saksi untuk mengingatkan dan berjuanglah sekuat tenaga dan semaksimal mungkin untuk menepatinya, walaupun dengan pengorbanan lahir batin yang berat. Ingat! Semua pengorbanan menjadi kecil dibandingkan kehilangan harga diri sebagai seorang pengingkar janji, seorang munafik, na'udzubillah. Tidak ada artinya. Semua pengorbanan itu kecil dibandingkan dengan julukan "si pengingkar janji".
Saudaraku, marilah kita berlindung kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari segala perbuatan yang akan menistakan diri.