SAYANGILAH ALAM DI SEKITAR KITA
Pagi itu kusambut hangatnya sinar mentari. Tapi sayangnya pemandangan di sekitarku tidak membuatku bahagia. Tahu mengapa? Karena aku melihat keadaan di sekelilingku yang tandus dan gersang. Bukit dan hutan yang dulunya hijau sekarang terlihat menyedihkan. Pohon-pohon banyak yang sudah di tebang sembarangan oleh manusia. Aku sedih, mengapa manusia begitu tega dan tidak menyanyangi ciptaan Tuhan yang menjadi sumber penghidupan mereka.
Tidakkah mereka tahu bahwa menebang pohon secara tidak bijaksana berarti mempertaruhkan hidup mereka sendiri?
Tahu mengapa ku berkata demikian? Karena menebang pohon sembarangan berarti membuat masalah besar yaitu bisa terjadi banjir dimana-mana dan bencana alam bisa datang tanpa terkira.
Hutan merupakan sumber daya alam yang maha penting untuk kehidupan manusia dan makhluk Tuhan yang lain seperti hewan. Tidak mengelolahnya dengan bijaksana, berarti hutan tidak dapat terus memberi penghidupan kepada anak cucu mereka. Tidakkah mereka sadar akan hal itu?
Malam ini aku terduduk sendiri di atas pohon sambil memandangi keadaan di sekitarku. Aku tidak suka melihat keadaan disekelilingku. Aku tidak akan bisa bermain di bukit lagi. Aku berkhayal tentang masa lalu yang sangat indah. Pada saat itu aku sedang bermain-main bersama teman-temanku. Alangkah bahagia aku saat itu. Tapi itu tidak akan terjadi lagi karena bukit itu sudah menjadi tandus. Jika bukit itu sudah menjadi gersang, maka orang-orang yang tinggal di sekitarnya tidak akan peduli lagi.
Nasibku benar-benar sial. Hidupku dan hidup teman-temanku terancam punah. Begitu pula nasib si harimau, si singa, si kelinci hutan, si rusa, si kijang, apalagi si orang utan. Kami terancam punah untuk selama-lamanya dan tidak akan ada keturunan kami yang dapat hidup di hutan yang rusak. Begitu juga nasib pohon-pohon. Mereka akan habis karena ulah manusia yang tega menebang mereka dengan liar. Kalau pohon-pohon bisa bicara, pasti mereka juga akan menjerit. Tapi pohon diciptakan hanya untuk hidup tapi tidak dapat bergerak dan tidak bisa protes terhadap perbuatan manusia yang sewenang-wenang.
Ternyata aku tahu apa maksud manusia menebang pohon seenaknya saja. Mereka ingin kaya dengan cepat dari hasil hutan yang di expor ke negara lain dan malas memikirkan kelanjutan hutan bagi kehidupan generasi setelah mereka. Uang, uang, uang dan uang yang manusia inginkan. Dengan uang mereka kira mereka kira mereka bisa hidup selamanya. Mereka tidak mendengar jeritan penghuni hutan yang merasa habitatnya dihancurkan. Bagi mereka masa depan orang lain tidaklah berarti apa-apa, asalkan mereka bisa senang sekarang. Sungguh serakah manusia seperti itu.
Saat ini hanya berdoa dan berpasrah pada Tuhan lah yang bisa aku lakukan. Pohon-pohon tidak bisa berbuat apa-apa. Teman-temanku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku pun demikian, apalah yang bisa aku perbuat? Aku hanya seekor tupai yang tidak berdaya. Akupun bisa terbunuh karena ulah manusia. Aku hanya bisa berharap bahwa masih ada manusia yang baik yang peduli akan kehidupan hutan dan habitatnya. Aku berharap masih ada yang akan melakukan reboisasi. Aku berharap untuk tidak lagi mendengar suara gergaji mesin menumbangkan pohon-pohon. Aku akan menunggu dan menunggu, sampai hutan kembali lebat, bukit-bukit kembali hijau dan populasi teman-temanku bertambah banyak.
Semoga manusia sadar atas apa yang telah mereka perbuat terhadap penghuni hutan. Agar mereka tidak sewenang-wenang dalam mengambil kekayaan hutan. Aku ingin kehidupan menjadi damai kembali dimana manusia, hewan dan tumbuhan saling menjaga dan menyayangi. Alangkah indah dan bahagianya kehidupan demikian.
Semoga saja masih bisa terwujud.
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong