KATEGORI : Manajemen Pembibitan dan Penetasan

LAPORAN STUDI KASUS PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG

01 January 2023 08:07:09 Dibaca : 502

LAPORAN HASIL OBSERVASI

STUDI KASUS PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG PADA CV AKAS DESA TUNGGULO KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembibitan Dan Penetasan

Dosen Pengajar: Ir. Syukri I Gubali, MP

 

Oleh:

AHMAT RIFAI (621420006)

 

 

 

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022

 

Latar Belakang

Breeding farm atau pembibitan ayam merupakan salah satu usaha peternakan yang memelihara ayam indukan (parent stock) untuk menghasilkan bibit yang baik atau ayam indukan yang menghasilkan telur tetas. Pembibitan ayam berperan penting karena ayam dengan produktivitas tinggi diperoleh dari bibit yang baik. Ayam pembibit akan menghasilkan telur tetas sesuai standar dan kualitas yang baik apabila dipelihara dengan prinsip manajemen pemeliharaan yang benar. Selain manajemen pemeliharaan dan manajemen kesehatan ayam, manajemen pembibitan perlu juga diperhatikan. Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Line atau ayam galur murni, Great Grand Parent Stock atau ayam bibit buyut, Grand Parent Stock, dan parent stock atau ayam induk. Strain ayam pembibit yang sering dipelihara adalah Ross, Cobb, dan Hubbard, Lohman meat, dan Hybro. Keberhasilan dari pemeliharaan ayam pembibitan sangat ditentukan oleh breeding (bibit unggul), feeding (pakan yang berkualitas), dan management (tata laksana pemeliharaan yang baik). Pemeliharaan akan berhasil jika semua faktor diatas dijalankan dengan baik dan ditunjang dengan pengadaan Day Old Chick (DOC) atau bibit ayam yang unggul dan berkualitas. Produksi bibit yang unggul dihasilkan dari pemeliharaan yang baik dari periode starter, grower, dan layer sehingga kebutuhan DOC untuk peternak dalam negeri akan terpenuhi. Manajemen pemeliharaan ayam pembibit pada periode layer akan menentukan keberhasilan usaha ayam bibit tersebut. Manajemen pemeliharaan pada periode layer meliputi perkandangan, pencahayaan, manajemen pakan dan pengontrolan penyakit. Indikator keberhasilan usaha ayam pembibit yaitu produksi telur tetas, jumlah telur tetas, fertilitas telur, daya tetas telur dan salable chick yang harus tinggi.

Dasar Teori

Ayam KampungAyam kampung merupakan jenis unggas lokal yang berpotensi sebagai penghasil telur dan daging, sehingga banyak dibudidayakan masyarakat terutama yang bermukim di wilayah pedesaan (Rusdiansyah, 2014). Ayam kampung merupakan ayam bukan ras (buras) yang dibudidayakan di Indonesia. Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang masih memiliki gen asli sebanyak kurang lebih 50% (Subekti dan Arlina, 2011). Ayam kampung (Gallus gallus domesticus) adalah hasil domestikasi dari ayam hutan merah (Gallus gallus) karena dilihat dari sifat genetik yang hampir sama (Sulandri et al., 2007). Ayam kampung memiliki kelebihan dibandingkan ayam ras diantaranya memiliki daya adaptasi yang baik karena mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, kondisi lingkungan, perubahan iklim cuaca setempat dan memiliki kualitas daging serta telur lebih baik dibanding ayam ras (Sartika et al., 2008). Ayam kampung memiliki ciri-ciri yang khas dilihat dari penampilan fenotipnya yang sangat beragam, tidak seperti jenis ayam lain (Cahyono, 2002). Produktivitas ayam kampung perlu didukung dengan pemberian pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrien ayam tersebut, karena pakan adalah salah satu faktor penting dalam proses pemeliharaan. Pakan sebagai sumber energi dan nutrien yang digunakan ternak untuk hidup, bertumbuh dan bereproduksi (Rukmana, 2003). Seleksi bibit ayam kampungSalah satu alternatif untuk meningkatkan populasi dan produktivitas dari ayam kampung adalah seleksi. Proses seleksi merupakan langkah dalam upaya untuk peningkatan mutu genetik ternak ayam kampung yang dilakukan peternak dengan sistem pemeliharaan tradisional sehingga dapat menciptakan bibit unggul (Gunawan et al., 2000). Proses seleksi ayam kampung dipengaruhi oleh faktor internal seperti bobot badan, genetik, dan kualitas sperma.Upaya peningkatan produksi ternak dapat dilakukan melalui bidang pemuliaan (genetik=bibit), nutrisi dan manajemen. Bidang pemuliaan bertujuan meningkatkan produktivitas ternak melalui peningkatan mutu genetiknya. Peningkatan mutu genetik ternak dapat dilakukan melalui teknologi pemuliabiakan diantaranya dengan seleksi dan sistem perkawinan. Seleksi ayam kampung sudah dilakukan oleh peternak, walaupun masih sebatas pada seleksi secara visual yaitu memperhatikan penampilan fisiknya. Seleksi secara visual mempunyai banyak kelemahan karena tidak didasarkan pada kemampuan genetik ternak. Kemampuan genetik ternak tidak dapat dilihat secara langsung tetapi dapat ditaksir melalui nilai pemuliaan. Untuk menaksir nilai pemuliaan dibutuhkan catatan produksi (recordin) individu. Recording di peternakan rakyat juga menjadi kendala karena dilaksanakan tidak kontinyu. Akibatnya walaupun produksi telur ayam kampung relatif tinggi di tingkat peternak, peternak tidak mampu mempertahankan induk yang mempunyai kemampuan produksi tinggi tersebut. Hal ini karena tidak ada catatan yang akurat. sehingga sumber bibit tidak dapat disediakan di tingkat peternak dan produksi rata-rata tetap rendah. Jadi masalahnya adalah bagaimana menyediakan bibit ayam kampung yang unggul secara genetik di tingkat peternak. Bibit yang baik (unggul) secara genetik didapatkan melalui seleksi yang ketat dengan memperhatikan catatan produksi yang dimiliki individu. Berdasarkan catatan produksi individu dilakukan uji kemampuan produksi dengan melihat nilai pemuliaannya (breeding value). Individu yang mempunyai nilai pemuliaan tinggi dipilih untuk dijadikan bibit. Hal ini perlu ditekankan karena genetik bersifat baka yang diturunkan pada generasi selanjutnya. Peternak perlu mendapat bimbingan bahwa selain performans yang baik juga harus didukung oleh genetik yang baik pula.

Tujuan

  1. Untuk mengetahui pemilihan (seleksi) bibit ayam kampung yang baik
  2. Untuk mengetahui sistem perkawinan ayam kampung di CV Akas Desa Tunggulo Kec. Tilongkabila Kab. Bone Bolango

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data menggunakan pendekatan studi kasus (case study) melalui wawancara langsung dengan peternak ayam kampung.

Lokasi Pengumpulan Data

Lokasi pengambilan data yaitu di desa Tunggulo Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.

Prosedur Pengambilan Data

Alat dan Bahan

Alat Tulis Menulis, Camera HP

Prosedur Kerja

  1. Mempersiapkan alat dan bahan wawancara
  2. Mencari peternakan ayam kampung di Bone Bolango
  3. Mewawancarai peternak ayam kampung di CV Akas
  4. Mencatat hasil wawancara
  5. Mengambil gambar sebagai dokumentasi hasil pengamatan

Hasil dan Pembahasan

Kunjungan dan wawancara dilakukan pada hari Rabu, tanggal 16 November 2022 di peternakan ayam kampung CV Akas Desa Tunggulo Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.

Hasil Wawancara

Kondisi Umum Perusahaan

Perusahaan ayam kampung pembibit CV Akas didirikan pada tahun 2014 oleh Bapak Asri Sabihi di Desa Tunggulo Kec. Tilongkabila, Kab. Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Alasan memilih memelihara ayam kampung dikarenakan cukup berpotensi usaha. Bibit diawali dengan mendatangkan bibit DOC dari Pulau Jawa. Sistem perkawinan saat memasuki masa indukan yang digunakan yaitu secara alami antara ayam jantan dan betina. Saat ini populasi ayam yang ada yaitu kurang lebih sekitar 4000 ekor. Ayam dipelihara dikandangkan dengan sistem intensif. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemilihan bibit (seleksi) pada ayam yaitu dipilih ayam yang sehat, tubuh tegap, mata bersinar, warna bulu tidak kusam, tidak pincang, lincah dan dalam kondisi tidak lemas. Penentuan ayam yang akan dijual dengan menyesuaikan dengan harga pasaran di Gorontalo. Pemasaran dilakukan di seputaran Gorontalo dengan permintaan pasar yang tidak menentu.Model persilangan Di perusahaan ayam kampung CV AKAS, Kawin silang antara ayam jantan kampung dengan betina ras petelur menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ayam kampung. Persilangan ini menghasilkan ayam kampung super (kamper) atau sering disebut juga Jowo Super (joper). Garis keturunan betina harus memproduksi telur dengan baik, cangkang telur dan kualitas telur bagus. Adapun untuk peningkatan kualitas pejantan ayam kampung harus dilakukan secara berkesinambungan oleh peternak. Pejantan ayam kampung sebaiknya digunakan hanya sampai umur antara 44 sampai 50 minggu. Sedangkan telur dari ayam kampung betina, sebaiknya sampai umur 64 hingga 68 minggu. Performan tubuh ayam merupakan faktor pertama yang dapat digunakan untuk memperkirakan produksi ayam kampung. Pendugaan performans produksi bobot badan dapat dilakukan melalui warna bulu, Panjang shank (betis), lebar dada, Panjang badan dan bentuk jengger.

Program pembibitan

Pembibitan ayam kampung dimulai dari Great Grand Parent stock, grand parent stock, parent stock, dan final stock. Ayam parent stock yang diternakkan di perusahaan CV AKAS adalah ayam kampung jantan dan ayam ras petelur betina. Induk ayam ini telah diakui kemurniannya atau keunggulannya. Final stock diperoleh dar keturunan parent stock dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terus-menerus. Sehingga diperoleh hasil akhir yang produktif DOC yang dijual adalah strain final stock.

 

Perkandangan

Tipe kandang yang digunakan terbuka dan tertutup pada ayam pembibit. Kendang tertutup dapat mengatur stabilitas seluruh ventilasi tertutup dan kebutuhan udara, kelembapan dan suhu dapat diatur. Bangunan kandang memiliki ventilasi cukup suhu pada siang hari berkisar 26-30 C dengan kelembapan relative 70-90%.Tata letak bangunan dalam lokasi pembibitan: 1) ruang kantor dan ruang karyawan harus terpisah dari daerah perkandangan; 2) jarak antara tiap kandang 1 kali dihitung dari tepi atap kandang; 3) letak kandang membujur dari timur ke barat; 4) jarak antara kandang dan bangunan bukan kandang 25 meter, dengan ruang penetasan 50 meter.Kepadatan kandang ditentukan oleh umur ayam. Sesuai standar yaitu 12-14 ekor ayam petelur fase grower. Ayam umur 0-3 minggu 40 ekor/m2, 3-6 minggu 20 ekor/m2, 6-14 minggu 10 ekor/m2, sedangkan ayam umur lebih dari 14 minggu 6 ekor/m2.

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, S Dan Widaningsih, Na. 2018. Penyuluhan Manajemen Pembibitan Ayam Kampung Tujuan Petelur. Prosiding Hasil Pengabdian Pada Masyarakat. Isbn : 978-602-52531-2-6

Santosa, S. A. 2018. Penerapan Metode Seleksi Individu Untuk Mendapatkan Bibit Ayam Kampung Di Kelompok Mugi Lestari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional. No. Isbn: 978-602-1643-617

Suryanto, D., Dinasari, I., Dan Ali, Usman. 2018. Pengembangan Pembibitan Dan Pengendalian Produksi Peternakan Ayam Kampung Di Pinggiran Kota Malang. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Pada Masyarakat. Volume 1 No 1 Hal 1-16

Zen, A. A, Ondho Y. S Dan Sutiyono. 2020. Seleksi Pejantan Ayam Kampung Berdasarkan Breeding Value Terhadap Gerak Massa, Abnormalitas Dan Motilitas Spermatozoa. Jurnal Sains Peternakan Indonesia. Volume 15 No 3