KATEGORI : fakta unik
7 bagian tubuh yang bisa diuangkan saat kepepet
14 November 2013 20:12:15
Dibaca : 334
Bukan untuk memberikan informasi yang salah, tapi jual beli bagian tubuh manusia kini bisa dilihat dengan jelas. Fenomena ini memprihatinkan jika tujuannya hanya untuk mendapatkan uang bukan untuk tujuan kemanusiaan.
Meskipun terdengar risih dan aneh, beberapa bagian tubuh memang dapat dijual atau disewakan. Bagian tubuh yang dijual atau disewakan ini bisa dimanfaatkan tanpa harus mengorbankan nyawa pemiliknya.
Beberapa negara membolehkan transaksi organ tersebut, tapi lebih banyak negara yang melarangnya. Berikut Anggota Tubuh manusia yang biasanya ditukar dengan Uang:
Meskipun terdengar risih dan aneh, beberapa bagian tubuh memang dapat dijual atau disewakan. Bagian tubuh yang dijual atau disewakan ini bisa dimanfaatkan tanpa harus mengorbankan nyawa pemiliknya.
Beberapa negara membolehkan transaksi organ tersebut, tapi lebih banyak negara yang melarangnya. Berikut Anggota Tubuh manusia yang biasanya ditukar dengan Uang:
1. Ginjal
Dengan hanya 1 ginjal saja, manusia masih bisa melakukan fungsinya dengan normal meskipun nantinya mengalami perubahan kemampuan tubuh. Di pasar gelap, ginjal dihargai sekitar US$ 262.000 atau Rp 2,4 miliar. Oleh karena itu, beberapa orang ada yang nekat menjual ginjal untuk mendapat uang.
2. Rambut
Berbeda dengan rambut sintetis buatan pabrik, wig dari rambut asli ini lebih disukai karena terlihat natural. Rambut asli akan dibentuk ulang hingga sesuai dengan bentuk kepala. Harga jual wig dari rambut asli berkisar Rp 1 juta - Rp 1,5 juta per buah, sedangkan yang dari rambut sintetis Rp 50.000 - Rp 300.000 per buah.
3. Sperma
Tiap negara memiliki kebijakan yang berbeda soal donor sperma. Di Amerika Serikat, pendonor sperma mendapat kompensasi sampai US$ 500 atau sekitar Rp 4,7 juta tiap kali mendonor, tergantung tingkat pendidikan dan riwayat keluarganya. Di Indonesia, praktik "jual beli" seperti ini tidak dilegalkan
4. Sel telur
Ekstraksi sel telur hanya membutuhkan waktu 20 - 30 menit. Prosedurnya sendiri tidak menyakitkan, namun membutuhkan waktu 1-2 hari di rumah sakit untuk meredakan kram dan ketidaknyamanan. Rata-rata, setiap kali "panen" bisa menghasilkan 10-15 telur.
5. Sewa Rahim
Di Indonesia, surrogate mother tidak diperbolehkan secara hukum. Namun di Amerika Serikat, seoang wanita yang mau mengandung anak orang lain dibayar sekitar Rp 2,3 miliar sekali hamil. Bahkan di negara ini ada seorang ibu yang telah 11 kali melahirkan anak orang lain.
6. Liver
Transplantasi dari donor hidup lebih disukai dibandingkan dari donor mati. Alasannya karena waktu penyimpanannya lebih sedikit sehingga mengurangi kerusakan organ. Di pasar gelap, organ hati dijual dengan harga US$ 157.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar.
7. Mata
Donor mata digunakan untuk mengatasi kebutaan kornea yang disebabkan oleh trauma, kecelakaan, infeksi atau akibat lupa melepas lensa kontak saat tidur. Di pasar gelap, sepasang bola mata dihargai US$ 1.525 atau sekitar Rp 14 juta.
Bahaya pemakaian tisu
14 November 2013 20:09:04
Dibaca : 248
Anda sering menggunakan tisu sehabis cuci tangan? Mulai saat ini timbang kembali kebiasaan tersebut. Sebab, berdasarkan hasil penelitian, tisu toilet ternyata bisa ditumbuhi bakteri bahkan saat kondisinya masih baru atau belum dipakai. Yang menarik lagi, tisu dari bahan daur ulang mengandung bakteri 100 – 1000 kali lebih banyak dari tisu biasa.
Beberap jenis bakteri yang ditemukan pada tisu bisa menyebabkan sakit. Menurut penelitian, bakteri tersebut dapat ditransfer ke tangan setelah mencuci tangan sekalipun. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam American Journal of Infection Control.
"Tetapi penelitian tersebut tidak menemukan hubungan penyakit dengan penggunaan tisu toilet. Hasil penelitian tersebut sangat penting bagi orang-orang yang sedang berada di unit isolasi rumah sakit dan orang-orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang lemah. Karena orang-orang tersebut harus lebih berhati-hati mengenai kontak dengan kuman," kata para peneliti seperti dilansir dari WebMD, Kamis (29/12).
Para peneliti di Laval University di Kanada menguji enam merek tisu toilet komersial. Para peneliti membagi-bagikan tisu tersebut di beberapa toilet umum. Kemudian para peneliti menemukan bakteri dalam semua tisu toilet tersebut. Tetapi tissue yang terbuat dari serat daur ulang adalah jenis tisu yang paling terkontaminasi bakteri. "Dalam penelitian tersebut, konsentrasi bakteri di dalam kertas daur ulang adalah sekitar 100-1.000 kali lipat lebih tinggi," kata para peneliti.
Sebagian besar bakteri yang ditemukan di tisu toilet adalah bakteri Bacillus. Banyak strain Bacillus dapat menghasilkan racun yang menyebabkan keracunan makanan. Satu merek tisu toilet mengandung bakteri Bacillus cereus. Selain keracunan makanan, B. cereus telah dikaitkan dengan infeksi mata, paru-paru, darah, dan sistem saraf pusat.
Meskipun jumlah yang ditemukan B. cereus mungkin tidak akan membahayakan orang sehat, namun para peneliti mencatat mungkin lebih berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi dan orang tua, serta beberapa orang yang mengonsumsi obat yang menekan fungsi kekebalan tubuh.
"Temuan ini menarik karena kita tidak berpikir tentang tisu toilet yang ternyata banyak terkontaminasi bakteri. Itu membuat saya bertanya-tanya tentang tisu dapur. Tisu tersebut biasa ditempatkan untuk semua jenis kegunaan dalam kontak langsung dengan makanan, misalnya untuk pembungkus makanan. Serta tisu wajah, yang seringkali kontak dengan daerah dekat dengan mata dan hidung," kata Elizabeth Scott, PhD, seorang ko-direktur Center for Hygiene and Health in Home and Community di Simmons College, Boston.
"Orang tidak harus berpikir bahwa lebih baik untuk tidak mencuci tangan, jika hanya memiliki tisu toilet yang tersedia untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun selama 20 detik masih aturan yang paling ideal. Terutama setelah melakukan kegiatan yang secara signifikan dapat meningkatkan paparan kuman. Jika terdapat alternatif pengering udara untuk mengeringkan tangan di toilet umum, mungkin hal tersebut merupakan pilihan yang paling sehat," kata Angela Golden, DNP dari American Academy of Nurse Practitioners. (Dtc,ins)
sumber : Surabaya Post, Sabtu, 31/12/2011
Beberap jenis bakteri yang ditemukan pada tisu bisa menyebabkan sakit. Menurut penelitian, bakteri tersebut dapat ditransfer ke tangan setelah mencuci tangan sekalipun. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam American Journal of Infection Control.
"Tetapi penelitian tersebut tidak menemukan hubungan penyakit dengan penggunaan tisu toilet. Hasil penelitian tersebut sangat penting bagi orang-orang yang sedang berada di unit isolasi rumah sakit dan orang-orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang lemah. Karena orang-orang tersebut harus lebih berhati-hati mengenai kontak dengan kuman," kata para peneliti seperti dilansir dari WebMD, Kamis (29/12).
Para peneliti di Laval University di Kanada menguji enam merek tisu toilet komersial. Para peneliti membagi-bagikan tisu tersebut di beberapa toilet umum. Kemudian para peneliti menemukan bakteri dalam semua tisu toilet tersebut. Tetapi tissue yang terbuat dari serat daur ulang adalah jenis tisu yang paling terkontaminasi bakteri. "Dalam penelitian tersebut, konsentrasi bakteri di dalam kertas daur ulang adalah sekitar 100-1.000 kali lipat lebih tinggi," kata para peneliti.
Sebagian besar bakteri yang ditemukan di tisu toilet adalah bakteri Bacillus. Banyak strain Bacillus dapat menghasilkan racun yang menyebabkan keracunan makanan. Satu merek tisu toilet mengandung bakteri Bacillus cereus. Selain keracunan makanan, B. cereus telah dikaitkan dengan infeksi mata, paru-paru, darah, dan sistem saraf pusat.
Meskipun jumlah yang ditemukan B. cereus mungkin tidak akan membahayakan orang sehat, namun para peneliti mencatat mungkin lebih berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi dan orang tua, serta beberapa orang yang mengonsumsi obat yang menekan fungsi kekebalan tubuh.
"Temuan ini menarik karena kita tidak berpikir tentang tisu toilet yang ternyata banyak terkontaminasi bakteri. Itu membuat saya bertanya-tanya tentang tisu dapur. Tisu tersebut biasa ditempatkan untuk semua jenis kegunaan dalam kontak langsung dengan makanan, misalnya untuk pembungkus makanan. Serta tisu wajah, yang seringkali kontak dengan daerah dekat dengan mata dan hidung," kata Elizabeth Scott, PhD, seorang ko-direktur Center for Hygiene and Health in Home and Community di Simmons College, Boston.
"Orang tidak harus berpikir bahwa lebih baik untuk tidak mencuci tangan, jika hanya memiliki tisu toilet yang tersedia untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun selama 20 detik masih aturan yang paling ideal. Terutama setelah melakukan kegiatan yang secara signifikan dapat meningkatkan paparan kuman. Jika terdapat alternatif pengering udara untuk mengeringkan tangan di toilet umum, mungkin hal tersebut merupakan pilihan yang paling sehat," kata Angela Golden, DNP dari American Academy of Nurse Practitioners. (Dtc,ins)
sumber : Surabaya Post, Sabtu, 31/12/2011