UNG Luncurkan Logo Dies Natalis Ke-57
Meneguhkan UNG sebagai kampus kerakyatan, menjadi semangat UNG pada perayaan Dies Natalis ke-57. Memeriahkan Dies Natalis ke-57 yang jatuh pada tanggal 1 September 2020 nanti, UNG meluncurkan logo. Semangat untuk terus berkontribusi menggerakkan sektor-sektor strategis di tingkat akar rumput melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) ini, tersirat dalam makna-makna simbolik pada logo yang diluncurkan dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-57 UNG.
Rektor UNG Dr. Eduart Wolok, S.T, M.T, menjelaskan bahwa makna dari logo yang digunakan pada Dies Natalis kali ini yakni bentuk logo yang merupakan gabungan beberapa unsur yang diambil dari logo Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Pertama, kurva segi lima sama sisi adalah ornamen khas daerah Gorontalo yang melambangkan lima sila dari dasar negara Pancasila yang menjadi azas UNG, serta lima sendi peradaban Gorontalo yang disebut (Payu Limo to Talu, Lipu Pei Hulalu). Kedua, sayap burung Maleo sebagai burung endemik Sulawesi yang melambangkan semangat juang yang tinggi serta gerakan dinamis dari seluruh civitas akademika dalam memajukan Universitas Negeri Gorontalo. Sayap burung Maleo tersebut juga melambangkan semangat dan daya juang pribadi-pribadi unggul dan memiliki daya saing.
“Untuk warna yang digunakan pada logo ini adalah Merah, Kuning Emas, Hijau, Biru dan Ungu yang merupakan warna adat Gorontalo,” terang Rektor.
Lebih lanjut dijelaskan Rektor, keseluruhan ragam warna ini juga mewakili warna masing-masing fakultas yang ada di UNG. Adapun makna dari warna merah yang melambangkan keberanian dan tanggung jawab. Kuning emas melambangkan sikap setia dan kemuliaan. Hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. Biru melambangkan ketenangan, kesetiaan dan harapan. Ungu melambangkan keanggunan dan kewibawaan. Warna yang digunakan pada logo ini kata Rektor merupakan warna-warna gradasi yang sering digunakan di dunia teknologi sekarang.
Penggunaan logo ini sejalan dengan visi dan misi Universitas Negeri Gorontalo yang mengedepankan inovasi, digital based learning, teknologi terbarukan, jejaring, serta sains dan teknologi menuju good university governance.
“Sedangkan font yang digunakan pada logo ini adalah huruf sans serif yang memiliki keterbacaan yang tinggi, sehingga dapat terbaca meskipun logo dalam ukuran besar ataupun kecil,” ujarnya.
source: https://habari.id/ung-luncurkan-logo-dies-natalis/
UNG Akan Wakili Indonesia di Simposium Internasional
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM), akan mewakili Indonesia dalam Simposium Penelitian SDG International (International SDG Research Symposium). Dalam acara yang berkelas internasional tersebut, mereka akan memaparkan paper tentang melokalkan Sustainable Developmen Goals (SDGs) di tingkat desa di Gorontalo.
Tim yang mewakili UNG diisi oleh Eduart Wolok, Funco Tanipu, Bobby Rantow Payu, dan Zulkifli Tanipu. Adapun paper yang akan mereka paparkan berjudul “Localising SDGs at Village Level: Best Practice in Gorontalo Province, Indonesia”.
Proses seleksi yang panjang menurut Zulkifli Tanipu harus ditempuh UNG sebelum akhirnya dinyatakan lolos. Zulkifli seperti dikutip dari laman resmi UNG mengungkapkan, proses seleksi tersebut dilakukan sejak Oktober 2019, sedangkan pengumumannya di Desember 2019. Lalu, proses seleksi tahap berikutnya di awal tahun 2020.
“Kami resmi menerima undangan pada bulan Januari 2020. Namun karena pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, salah satunya yang terdampak adalah Belanda, maka host Universitas Utrech memberitahukan kepada kami jika Simposium International ini akan dilaksanakan secara virtual,” kata Zulkifli yang juga sebagai dosen di Fakultas Sastra dan Budaya UNG.
Bobby yang juga salah seorang tim UNG mengungkapkan, jika yang akan dipaparkan dalam simposium tersebut adalah kondisi pencapaian SDGs di Indonesia, Gorontalo secara khusus, namun poin pentingnya adalah bagaimana desa ikut terlibat dalam pengarusutamaan SDGs.
“Selama ini, SDGs itu baru masuk dalam dokumen perencanaan dan implementasikan di tingkat nasional, dan baru beberapa pemerintah provinsi dan kabupaten kota. Sedangkan target SDGs di tahun 2030 sudah harus tercapai semua banyak tujuan dan target. Menurut kami sangat penting untuk melibatkan desa dalam proses pencapaian SDGs dengan meniginternalisasikan SDGs dalam dokumen perencanaan desa hingga implementasi,” kata Bobby
Eduart Wolok sebagai Rektor UNG yang juga ketua tim tersebut menyampaikan, jika target SDGs bisa tercapai, maka perlu ada reorientasi dan restrukturisasi kelembagaan desa agar semua lembaga baik di tingkat pusat, daerah, dan desa bisa bersinergi dalam mencapai tujuan SDGs. Sebab menurutnya, jika manajeman kelembagaan desa tidak diarahkan dalam koridor pencapaian SDGs, maka tujuannya akan sulit tercapai di Indonesia.
Rencananya, tim UNG akan masuk pada panel “Implementation at Subnational Level” dan memaparkan presentasinya pada hari ini pukul 17.00 WITA hingga selesai.
SDGs sendiri adalah rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan dihitung sejak 2016 hingga 2030, untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungan lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara, sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju, memiliki kewajiban moral untuk mencapai tujuan dan target SDGs. Sediktinya, dalam SDGs ada 17 tujuan dan 169 target.
Source: https://m.kumparan.com/banthayoid/ung-akan-wakili-indonesia-di-simposium-internasional-1taH7Akv2rg/full
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (UNG)
Universitas Negeri Gorontalo, disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya keberadaan Universitas Negeri Gorontalo dimulai dari Junior College FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah (UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan keputusan pejabat Rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963. Kemudian pada tanggal 11 Juli 1963 berganti menjadi Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 67 Tahun 1963. Setelah itu pada tahun 1965 diganti dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 114 Tahun 1965 tanggal 18 Juni 1965.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo berdasarkan Keppres Nomor 70 Tahun 1982 pada tanggal 7 September 1982. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juli 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juli 2004.
Berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018, mengukuhkan Universitas Negeri Gorontalo masuk sebagai jajaran Perguruan Tinggi terbaik dengan perolehan akreditasi A. Pada tahun 2017, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 50 berdasarkan peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Selain itu berdasarkan data Peringkat Universitas di Dunia versi Webometrics tahun 2018, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 154 (Asia Tenggara) dan 42 (Indonesia).
source: https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Negeri_Gorontalo