BIAYA KULIAH DI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Biaya kuliah Universitas Negeri Gorontalo UNG dibedakan berdasarkan jalur pendaftaran mahasiswa baru: jalur reguler dan jalur mandiri. Jalur reguler terdiri atas SNMPTN dan SBMPTN sedangkan jalur mandiri merupakan jalur pendaftaran yang diadakan tersendiri oleh pihak universitas.
Biaya pendidikan jalur SNMPTN dan SBMPTN menerapkan sistem uang kuliah tunggal (UKT) dengan pengklasifikasian berdasarkan kemampuan penghasilan orang tua. UKT Universitas Negeri Gorontalo dibagi menjadi 7 kelompok dengan besaran tergantung program studinya. UKT yang dibayarkan tiap semester ini sudah mencakup semua komponen biaya selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo. Tidak ada lagi biaya lain yang dibebankan lagi kepada mahasiswa selain UKT tersebut.
Untuk menentukan kelompok UKT setiap mahasiswa yang dinyatakan diterima harus mengisi biodata secara online pada situs yang telah ditentukan. Selanjutnya mahasiswa mengikuti verifikasi atau pra regitrasi yang diadakan pihak universitas pada waktu yang telah ditentukan dengan membawa persyaratan diantaranya:
Membawa hasil cetakan formulir biodata calon mahasiswa UNG yang sudah diisi secara on-line.Surat keterangan penghasilan orang tua (Ayah dan Ibu) dari Kepala Desa atau Lurah.Memperlihatkan kartu Jamkesmas dan menyerahkan satu lembar photo copy (apabila ada).Memperlihatkan tagihan listrik 3 (tiga) bulan terakhir dan menyerahkan masing-masing satu lembar photo copy. Bagi yang tidak mempunyai aliran listrik, dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Desa atau Lurah.Berdasarkan data diatas akan ditentukan biaya pendidikan atau UKT bagi mahasiswa baru.
JURUSAN KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO - Program Studi S1 Ilmu Keperawatan masih menjadi salah satu Prodi terfavorit dikalangan calon mahasiswa baru. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya calon mahasiswa yang memilih prodi tersebut sebagai jenjang pendidikan yang akan ditekuni selanjutnya. Bahkan pada pendaftaran mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN), jumlah pendaftar pada Prodi Ilmu Keperawatan mencapai 800 orang lebih.
“Pada jalur SNMPTN Prodi ilmu keperawatan menjadi pilihan favorit para calon mahasiswa baik itu pada pilihan Prodi pertama, kedua maupun ketiga. Bahkan jumlah mahasiswa yang memilih prodi tersebut mencapai 800 orang lebih, padahal yang diterima pada SNMPTN hanya sebanyak 80 orang,” ungkap Wakil Rektor I Prof. Dr. Mahludin Baruadi, M.P, disela-sela pembukaan kegiatan Kepaniteraan Umum (Panum) Profesi Ners beberapa waktu lalu.
Tidak hanya pada jalur seleksi SNMPTN saja, bahkan pada jalur pendaftaran mahasiswa lainnya seperti pada jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN) dan jalur Seleksi Mandiri yang kemarin baru saja ditutup, tetap saja mengukuhkan Prodi S1 Ilmu Keperawatan sebagai salah satu pilihan utama para calon mahasiswa baru.
“Besarnya animo para calon mahasiswa baru menandakan bahwa persaingan pada Prodi Keperawatan begitu tinggi. Dan persaingan tersebut diharapkan berdampak positif bagi mahasiswa itu sendiri dan juga pihak kampus, karena tentunya para calon mahasiswa akan berlomba-lomba menjadi yang terbaik untuk bisa mengenyam pendidikan di Prodi keperawatan UNG,” terang Mahludin.
Dengan banyaknya persaingan yang terjadi untuk bisa menempuh pendidikan di Prodi Keperawatan, tentunya menuntut seluruh mahasiswa yang saat ini bernaung didalamnya untuk selalu bersyukur, karena telah mampu menjadi satu dari sekian banyak orang yang bisa mengeyam salah satu pendidikan terbaik di UNG. Bentuk rasa syukur tersebut kata Mahludi, dapat diwujudkan dengan senantiasa bersungguh-sungguh dan serius dalam mengikuti seluruh proses pendidikan dan pembelajaran yang berlangsung di kampus, untuk semakin mempertinggi pengetahuan masing-masing yang nantinya juga dapat dimanfaatkan dalam melayani masyarakat luas.
Manfaat Berorganisasi Di Kampus
Aktivis", mungkin kata ini sudah sering kita dengar dalam lingkungan kampus. Jika sebagian besar mahasiswa ditanyai mengenai "Mahasiswa aktivis",mungkin dengan serta merta mereka menjawab bahwa menjadi seorang mahasiswa aktivis itu tidak keren, IPK nya selalu jelek, atau dengan alasan yang lebih rasional mereka menjawab bahwa menjadi aktivis itu hanya menghabiskan waktu belajar karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk berorganisasi.
Nah, itu pemikiran yang kurang tepat yah kawan-kawan. Mengapa saya berkata demikian ? Karena ketika kita mulai memilih untuk menjadi seorang mahasiswa aktivis berarti kita mulai bergerak melakukan sebuah perubahan.
Untuk melakukan perubahan, kita tentu harus mempunyai wadah. Kemudian, perubahan apa yang dimaksud? Tentunya perubahan dalam masyarakat, karena sesungguhnya kita menjadi mahasiswa ialah menjadi penyalur atau menjadi wadah dalam penyaluran aspirasi untuk masyarakat.
Untung menjadi seorang aktivis?
Pertama, siapa yang tidak ingin memiliki banyak teman ? Nah, dengan berorganisasi kalian akan memiliki banyak teman dari berbagai jurusan, bahkan dari berbagai kampus.
Kedua, jiwa sosial kalian akan terbangun dengan sendirinya ketika kamu menjadi seorang aktivis.
Ketiga, kalian akan mendapatkan pengetahuan baru, mulai dari pengetahuan berorganisasi dan lain lain yang tidak kalian dapatkan di bangku perkuliahan.
Keempat, kalian akan pandai mengatur waktu karena kalian akan dibiasakan mengatur waktu kuliah dan waktu berorganisasi.
Nah itulah manfaat dari berorganisasi di dunia kampus, kita akan lebih mudah mengenal dan membiasakan dengan perbedaan.
Jadi kesimpulannya adalah Mari Berorganisasi ketika tidak memaksa kehendak diri sendiri.