Tugas 6

13 December 2012 20:27:19 Dibaca : 123

SYNTAX UNTUK MERELASIKAN TABEL MYSQL

DEFINISI JOIN

Join adalah penggabungan table yang dilakukan melalui kolom / key tertentu yang memiliki nilai terkait untuk mendapatkan satu set data dengan informasi lengkap. Lengkap disini artinya kolom data didapatkan dari kolom-kolom hasil join antar table tersebut.

Join diperlukan karena perancangan table pada sistem transaksional kebanyakan di-normalisasi, salah satu alasannya untuk menghindari redundansi.

1. INNER JOIN

INNER JOIN adalah tipe join yang akan kita bahas pertama. Tipe join ini akan mengambil semua row dari table asal dan table tujuan dengan kondisi nilai key yang terkait saja - jika ada, dan jika tidak maka row tersebut tidak akan muncul.

Kalau tidak terdapat kondisi key terkait antar table, maka semua row dari kedua table dikombinasikan.

Syntax dari INNER JOIN adalah sebagai berikut : ?

1 table_reference [INNER] JOIN table_factor [join_condition]

Terlihat bahwa keyword INNER boleh digunakan secara eksplisit atau tidak. Jika tidak digunakan maka konstruksi JOIN tanpa keyword lain dianggap sebagai INNER JOIN.

Secara pengerjaan relasi hampir sama dengan klusa WHERE ?

WHERE table1.referensiID = table2.referensiID

2. CROSS JOIN

Operasi cross join akan menampilkan semua isi tabel sisi sebelah kiri akan memiliki pasangan semua data sisi sebelah kanan. Banyaknya record cross join = jumlah record tabel pertama X jumlah record tabel kedua.

CROSS JOIN identik dengan INNER JOIN pada MySQL 5.0. Pembahasannya sama dengan INNER JOIN, dan karena klausa ini jarang dipakai maka tidak diulangi lagi disini.

SQL CROSS JOIN syntax:

SELECT * FROM [TABLE 1] CROSS JOIN [TABLE 2] OR SELECT * FROM [TABLE 1], [TABLE 2]

3. OUTER JOIN

Merupakan tipe join yang mencari referensi data dari suatu table sumber ke table lain dengan tidak menghilangkan data sumber apabila referensi tidak diketemukan

Syntax:

SELECT column_list

FROM table_reference

LEFT | RIGHT | FULL [OUTER] JOIN table_reference ON predicate

[LEFT | RIGHT | FULL [OUTER] JOIN table_reference ON predicate...]

Untuk menggunakan tipe OUTER JOIN maka perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

Perlu dibedakan antara table sumber dan table referensi, ini ditentukan dengan cara menspesifikasikan kedudukan table sumber apakah di kiri (LEFT) atau di kanan (RIGHT).Jika tidak ada data dari table referensi yang cocok dengan kondisi join maka hanya data dari table sumber yang ditampilkan tetapi kolom-kolom table referensi akan berisi null.

LEFT JOIN

Operasi left join akan menampilkan semua isi tabel sisi kiri, walaupun data di pasangan joinnya yang disisi kanan nilainya tidak sama ataupun berisi null.

RIGHT JOIN

Operasi right join akan menampilkan semua isi tabel sisi kanan, walaupun data di pasangan joinnya yang di sisi kiri nilainya tidak sama ataupun berisi null.

STRAIGHT_JOIN

STRAIGHT_JOIN merupakan pengganti keyword JOIN pada MySQL yang digunakan untuk "memaksa" proses join table dari kiri (LEFT) ke kanan (RIGHT).

4. FULL JOIN

Operasi full join akan menampilkan semua isi tabel sisi kiri, walaupun data di pasangan joinnya yang disisi kanan nilainya null dan sebaliknya.

SYNTAX :

SELECT table1.column1, table2.column2...

FROM table1

FULL JOIN table2

ON table1.common_filed = table2.common_field;

Contoh script Full join

select d.area_id, d.nama_area, d.luas_area, p.penduduk_id, p.nama_pendudukfrom cpenduduk p full join carea d on p.area_id = d.area_id

Sumber Berita: www.muhammadcahya.com

http://www.muhammadcahya.com/post-12-pengertian-join-pada-sql.html#ixzz2Evi4kuWG

Kelompok 7

08 November 2012 21:06:02 Dibaca : 151

Diagram Entitas Relasi Basis Data Apotik “OBATKU”

 

 

Oleh Kelompok 7: Siswanti dan Vanli Mohamad

 

Langkah-langkah membuat E-R Diagram

 

  1. Identifikasi entitas dan atribut key untuk masing-masing entitas
  2. Identifikasi seluruh relasi
  3. Identifikasi atribut dalam bentuk Primary Key pada setiap entitas
  4. Identifikasi bilangan kardinalitas

Diagram Entitas Relasi Basis Data Apotik "OBATKU"

Entitas Beserta Atribut Key

 

  1. karyawan: ID Karyawan, Nama, Alamat, Kota, Status, dan No. tlp.
  2. Obat: ID Obat, Nama, Jenis, Harga, Stock, dan ID Supplier.
  3. Supplier: ID Supplier, Nama, Alamat, Kota, dan No. tlp.
  4. Faktur Penjualan: No, Tanggal, ID pelanggan, ID karyawan, ID obat, Jumlah, Total, Pajak, Total Bayar.
  5. Faktur Supply: No, Tanggal, ID karyawan, ID supplier, ID obat, Jumlah Obat, Total, Pajak, dan Total Bayar.
  6. Pelanggan: ID Pelanggan, Nama, Alamat, Jenis Kelamin, dan Pekerjaan.

 

Relasi

 

  1. Karyawan (Menjual) Obat
  2. Supplier (Supply) Obat
  3. Pelanggan (Membeli) Obat
  4. Karyawan (Membuat) Faktur Penjualan
  5. Supplier (Membuat) Faktur Supply

 

Atribut Primary Key Pada Setiap Entitas

 

  1. Karyawan : ID Karyawan
  2. Obat : ID Obat
  3. Supplier : ID Supplier
  4. Faktur Penjualan : No. Penjualan
  5. Faktur Supply : No. Supply
  6. Pelanggan :ID Pelanggan

 

Bilangan Kardinalitas pada Relasi Dua Entitas

 

1. Karyawan dan obat: One to Many
2. Karyawan dan faktur penjualan: One to One
3. Suplier dan faktur supply: One to One
4. Obat dan pelanggan: Many to Many
5. Obat dan supplier: Many to Many

 

 

Tugas 4

08 November 2012 19:42:48 Dibaca : 59

 

 

 NORMALISASI DATABASE RELASI

 

Ketika kita merancang suatu basis data untuk suatu sistem relational, prioritas utama dalam mengembangkan model data logical adalah dengan merancang suatu representasi data yang tepat bagi relationship dan constrainnya (batasannya). Kita harus mengidentifikasi suatu set relasi yang cocok, demi mencapai tujuan di atas. Tehnik yang dapat kita gunakan untuk membantu mengidetifikasi relasi-relasi tersebut dianamakan Normalisasi.

 

Proses normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E.F.Codd pada tahun 1972. normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang diperlakukan pada suatu relasi yang normal (sudah dapat dilakukan proses insert, update, delete, dan modify pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut).

 

Proses normalisasi merupakan metode yang formal/standar dalam mengidentifikasi dasar relasi bagi primary keynya (atau candidate key dalam kasus BCNF), dan dependensi fungsional diantara atribut-atribut dari relasi tersebut. Normalisasi akan membantu perancang basis data dengan menyediakan suatu uji coba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungnan individualshingga skema relasi dapat di normalisasi ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk menghindari terjadinya error atau inkonsistansi data, bila dilakuan update tehadap relasi tersebut dengan Anomaly.

 

BEBERAPA DEFINISI NORMALISASI

 

Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika

 

Normalisasi adalah proses pengelompokan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.

 

Normalisasi dapat berguna dalam menjawab 2 pertanyaan mendasar yaitu: “apa yang dimaksud dengan desain database logical?” dan “apa yang dimaksud dengan desain database fisikal yang baik? What is phisical good logical database design?”.

 

Normalisasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut dengan atrubut lainnya.

 

Normalisasi bisa disebut jga sebagai proses pengelompokan atribut-atribut dari suatu relasi sehingga membentuk WELL STRUCTURED RELATION.

 

WELL STRUCTURED RELATIONadalah sebuah relasi yang jumlah kerangkapan datanya sedikit (Minimum Amount Of Redundancy), serta memberikan kemungkinan bagi used untuk melakukan INSERT, DELETE, MODIFY, terhadap baris-baris data pada relasi tersebut, yang tidak berakibat terjadinya ERROR atau INKONSISTENSI DATA, yang disebabkan oleh operasi-operasi tersebut.

 

Contoh:

 

Terdapat sebuah relasi Mahasiswa, dengan ketentuan sebagai berikut.

 

  • Setiap Mahasiswa hanya boleh mengambil satu mata kuliah saja.
  • Setiap matakuliah mempunyai uang kuliah yang standar (tidak tergantung pada mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut).

 

(berhubung pada blog ini tidak dapat ditampilkan tabel yang telah saya unduh dari internet, maka disini saya hanya mengilustrasikan tabel tersebut lewat kata-kata saja)

 

 

 

 

 

Misalnya, terdapat 3 kolom yang masing-masingnya terdiri atas kolom NIM, kolom KODE-MTK, dan kolom BIAYA. Pada kolom pertama atau pada kolom NIM kita bisa menuliskan NIM dari si mahasiswa (mis: 921411026), kemudian pada kolom kedua atau pada kolom KODE-MTK kita bisa menuliskan kode mata kuliah yang diambil si mahasiswa (mis: CS-200), dan selanjutnya pada kolom terakhir atau pada kolom BIAYA kita bisa menuliskan jumlah biaya yang harus dibayarkan untuk setiap kode matakuliah tersebut (mis: 75.000)

 

 

 

       Relasi Kuliah di atas merupakan sebuah relasi yang sederhana dan terdiri dari 3 kolom / atribut. Bila diteliti secara seksama, maka akan ditemukan redundancy pada datanya, dimana biaya kuliah selalu berulang pada setiap mahasiswa. Akibatnya besar kemungkinan terjadi error atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut dengan Anomaly.

 

 

 

       Anomaly merupakan penyimpangan-penyimpangan atau error atau inkonsistensi data yang terjadi pada saat dilakukan proses delete, insert ataupun modify dalam suatu basis data. 

 

 

 

Dikutip dari :

 

 

 

http://bajay-x.blogspot.com/2010/05/normalisasi-database.html

 

 

 

Tugas 3

05 October 2012 17:25:33 Dibaca : 79

"Perintah DDL, DML, DCL, dan DQL pada SQL"

 

Perintah DDL (Data Definition Language) pada SQL :

DDL ( Data Definition Language ) adalah sebuah perintah SQL yang berhubungan dengan pendefinisian suatu database dan tabel. Beberapa perintah dasar yang termasuk dalam DDL antara lain.

1.       CREATE

Fungsi : Command CREATE ini berfungsi untuk membuat sebuah database ataupun membuat sebuah table yang berada di dalam database.

Syntax : CREATE database nama_database;

Parameter   : -

Contoh : CREATE database apotik;

Penjelasan : perintah CREATE diatas akan membuat sebuah database dengan nama apotik.

 2. SHOW

Fungsi : Command SHOW ini berfungsi untuk menampilkan database ataupun table yang telah kita buat sebelumnya.

 Syntax : SHOW databases;

 Parameter : -

 Contoh : SHOW databases;

 Penjelasan : perintah SHOW diatas akan memperlihatkan semua database yang ada.

 3. USE

Fungsi : Command  USE ini berfungsi untuk membuka/mengaktifkan/memasuki database yang telah kita buat. Setelah kita masuk kedalam database yang telah kita buat, barulah kita bisa memanipulasi data yang ada, termasuk untuk membuat table didalam database tersebut.

Syntax : USE nama_database;

Parameter : -

Contoh : USE apotik;

Penjelasan : perintah diatas akan mengaktifkan database dengan nama apotik sehingga kita dapat memanipulasi data yang ada.

4. ALTER

Fungsi : Command ALTER ini berfungsi untuk mengubah struktur dari suatu table. Mengubah disini tidak hanya memperbaharui struktur table yang ada, tetapi juga mengubah nama field, menambahkan primary key, mengubah tipe field, maupun menghapus field yang telah dibuat sebelumnya.

Syntax : ALTER TABLE nama_tabel parameter_option;

Parameter : add, modify, drop

Contoh : ALTER TABLE obat ADD harga int (6);

Penjelasan : perintah diatas akan menambahkan field harga kedalam tabel obat.

5. DROP

Fungsi: Command DROP ini berfungsi untuk menghapus, baik database, table, maupun field yang telah diinputkan ke dalam table.

Syntax : DROP TABLE nama_tabel;

Parameter : -

Contoh : DROP TABLE supplier;

Penjelasan : perintah diatas akan menghapus tabel supplier pada database apotik.

 

Perintah DML (Data Manipulation Language) pada SQL :

Data Manipulation Language (DML) digunakan dalam memanipulasi dan pengambilan data pada database.

Manipulasi data, dapat mencakup:

-Pemanggilan data yang tersimpan dalam database (query).

-Penyisipan/penambahan data baru ke database.

-Penghapusan data dari database.

-Pengubahan data pada database.

Beberapa perintah dasar yang termasuk dalam DDL antara lain.

 1. SELECT

Fungsi : Command SELECT ini berfungsi untuk menampilkan sesuatu. Menampilkan disini tidak hanya menampilkan data dari sebuah table saja, tetapi juga untuk menampilkan suatu ekspresi. Seperti menampilkan hanya field yang memiliki kategori Suplement saja.

Syntax : SELECT * FROM nama_tabel;

Parameter : from, order by, where, dll

Contoh : SELECT * FROM obat;

Penjelasan : perintah diatas akan menampilkan semua isi pada tabel obat.

2.       DESC

Fungsi : Command DESC ini berfungsi untuk menampilkan struktur tabel yang telah dibuat. Apa saja field yang telah dibuat, type data dari field tersebut, dan primary key akan terlihat disini.

Syntax  : DESC nama_table;

Parameter : -

Contoh : DESC obat;

Penjelasan : perintah diatas akan memperlihatkan stuktur dari tabel obat yang telah dibuat.

3. INSERT INTO

Fungsi : Command INSERT INTO ini berfungsi untuk menambahkan data/record dalam suatu tabel yang telah dibuat.

Syntax : INSERT INTO nama_tabel VALUES (‘isi_field1’ , ‘isi_field2’,……);

Parameter : values, set

Contoh : INSERT INTO obat VALUES (’CO012’,’Corsel’,’Suplement’,’13’,’183500’);

Penjelasan : perintah diatas akan membuat sebuah record baru dalam tabel obat dengan id_obat = CO012, nama_obat = Corsel, kategori = Suplement, jumlah = 13, dan harga = 183500.

4. UPDATE

Fungsi : Command UPDATE ini berfungsi untuk merubah/memperbaharui data yang telah ada di dalam tebel.

Syntax : UPDATE nama_tabel SET nama_field = ’nilai_baru’ WHERE nama_field = ’kondisi’ ;

Parameter : set, where

Contoh : UPDATE obat SET id_obat = ‘CE008’ WHERE nama_obat = ‘Cetoros’;

Penjelasan : perintah diatas akan mengubah id_obat BD019 menjadi CE008 pada tabel obat yang memiliki nama_obat Cetoros.

5. DELETE FROM

Fungsi  : Command DELETE FROM ini berfungsi untuk menghapus record yang ada pada sebuah tabel.

Syntax : DELETE FROM nama_tabel WHERE nama_field =’option’;

Parameter : where

Contoh : DELETE FROM obat WHERE id_obat =’CO012’;

Penjelasan : perintah diatas akan menghapus record dari tabel obat yang memiliki id_obat CO012.

6. EXPLAIN

Fungsi : Command EXPLAIN ini memiliki fungsi yang sama seperti Desc yaitu berfungsi untuk menampilkan struktur tabel yang telah dibuat, seperti nama_field, type data dari field tersebut, dan primary key.

Syntax : EXPLAIN nama_table;

Parameter : -

Contoh : EXPLAIN obat;

Penjelasan : perintah diatas akan memperlihatkan stuktur dari tabel obat yang telah dibuat.

7. SELECT DESCENDING

Fungsi : Command SELECT DESCENDING ini berfungsi menampilkan semua data dari bawah ke atas berdasarkan field yang telah ditentukan.

Syntax : SELECT field1, field2, dan seterusnya FROM nama_tabel ORDER BY field yang jadi acuan DESC;

Parameter : from, order by, desc

Contoh : SELECT id_obat, nama_obat, jumlah FROM BY obat ORDER BY id_obat DESC;

Penjelasan : Perintah diatas akan menampilkan data pada id_obat, nama_obat dan jumlah pada tabel obat dan yang menjadi acuan pengurutan data dari bawah ke atas adalah id_obat.

8. SELECT COUNT

Fungsi : Command SELECT COUNT ini berfungsi menampilkan jumlah record yang ada dalam suatu tabel.

Syntax : SELECT COUNT(*)FROM nama_tabel;

Parameter : count, from

Contoh : SELECT COUNT(*)FROM obat;

Penjelasan : Perintah diatas menampilkan jumlah record yang ada pada tabel obat.

9. SELECT MAX

Fungsi : Command SELECT MAX ini berfungsi untuk mencari nilai tertinggi pada sebuah field di tabel.

Syntax : SELECT MAX(nama_field) FROM nama_tabel;

Parameter : max, from

Contoh : SELECT MAX(jumlah) FROM obat;

Penjelasan : Perintah diatas akan menampilkan nilai tertinggi dari field jumlah pada tabel obat.

10. SELECT MIN

Fungsi : Command SELECT MIN ini berfungsi untuk mencari nilai terendah pada sebuah field di tabel.

Syntax : SELECT MIN(nama_field) FROM nama_tabel;

Parameter : min, from

Contoh : SELECT MIN(jumlah) FROM obat;

Penjelasan : Perintah diatas akan menampilkan nilai terendah dari field jumlah pada tabel obat.

 

Perintah DCL (Data Controll Language) pada SQL :

DCL merupakan perintah SQL yang berhubungan dengan pengaturan hak akses user MySQL, baik terhadap server, database, tabel, maupun field. Perintah SQL yang termasuk dalam DCL antara lain :

- GRANT : Perintah ini digunakan untuk memberikan hak/izin akses oleh administrator (pemilik utama) server kepada user (pengguna biasa). Hak akses tersebut berupa hak membuat (CREATE), mengambil (SELECT), menghapus (DELETE), mengubah (UPDATE) dan hak khusus berkenaan dengan sistem databasenya. SINTAKS : GRANT privileges ON tbname TO user CONTOH : grant select, update, insert, delete on perpustakaan.buku to 'ali'@'localhost'; - REVOKE : Perintah ini memiliki kegunaan terbalik dengan GRAN, yaitu untuk menghilangkan atau mencabut hak akses yang telah diberikan kepada user oleh administrator.

SINTAKS : REVOKE privileges ON tbname FROM user

CONTOH : revoke select, update, insert, delete on perpustakaan.buku from 'ali'@'localhost';

 

Perintah DQL (Doctrine Query Language) pada SQL :

- QUERY SELECT SEDERHANA :

contoh Query dalam SQL untuk select sederhana,

$data_user = "SELECT * FROM  user";

artinya untuk mengambil semua field data pada table user. Dalam Query Doctrine kita bisa menuliskan seperti berikut ini,

$this->data_user = Doctrine::getTable('User')->findAll();

Perhatikan susunan penulisannya. Ada getTable dan element yang mau dicari adalah semua, findAll. Perubahan mendasar dalam penulisan script SQL adalah menggunakan method dengan penamaan yang lebih “manusiawi”. Kalau di SQL biasa dengan tanda asterik “*“, kalau di Doctrine menggunakan method findAll(). Kalau di SQL memanggil nama table nya (misal. user), kalau di Doctrine memanggil nama Model nya (misal. User). Dalam Doctrine (symfony), penulisan nama Model selalu di awali huruf besar, jadi agak sedikit berbeda dengan nama table di database nya.

 

-  QUERY SELECT UNTUK PRIMARY KEY TERTENTU :

maka SQL nya adalah seperti berikut ini,

$data_user = "SELECT * FROM user WHERE (id = '1')";

Maka dalam Query Doctrine kita dapat menuliskan seperti ini,

$this->data_user = Doctrine::getTable('User')->find(1);

Method find() dalam Doctrine digunakan untuk menemukan record berdasarkan primary key nya. Dalam kasus ini, kita tidak perlu memberi tahu Doctrine “siapa yang menjadi primary key“. Pokok nya kalau kita gunakan method find(), maka pasti akan mencari untuk primary key nya saja, yaitu field id.

- QUERY SELECT mencari FIELD TERTENTU :

jika kita ingin mencari data dengan syarat field tertentu. Misal, saya ingin mencari record yang field ‘name’ pada table tersebut berisi ‘sule’. Dalam SQL kita biasa menuliskan seperti ini,

$data_user = "SELECT * FROM user u WHERE (u.name = 'sule')";

pada contoh diatas kita menggunakan alias ‘u‘ untuk table user, dan kemudian menambahkan syarat bahwa field name harus terisi oleh ‘sule‘. Dalam Doctrine, penulisannya semakin mudah.

$this->data_user = Doctrine::getTable('User')->findByName('sule');

Gunakan method findBy… yg penulisannya ditambahkan dengan nama field yang akan kita cari. Dalam contoh diatas field yang akan dicari ada lah field ‘name‘, maka method yang digunakan findByName(). Perhatikan penulisan huruf besar kecil, sebagai penanda kata.

-  QUERY SELECT DENGAN BERAGAM SYARAT :

Berikut ini contoh pengunaan syarat yang lumayan kompleks,

921411019 Tugas 3 1 Komentar

Tugas 2

21 September 2012 19:36:26 Dibaca : 52

Tipe Data DBMS

 

5 tipe data MySQL:

 

  •  Date : sebuah data MySQL menampilkan tanggal dalam format 'YYYY-MM-DD'. jangkauan nilainya adalah '1000-01-01' hingga '9999-12-31'.
  • Date/Time : sebuah kombinasi dari waktu (jam) dan tanggal. MySQL menampilkan waktu dan tanggal dalam format 'YYYY-MM-DD HH:MM:SS'.. Jangkauan nilainya adalah '1000-01-01 00:0:00' hingga '9999-12-31 23:59;59.
  • TimeStamp (M) : sebuah timestamp. jangkauannya adalah dari '1970-01-01 00:00:00' hingga suatu waktu di tahun 2037. MySQL menampilkan tipe data TIMESTAMP dalam format YYYYMMDDHHMMSS, YYMMDDHHMMSS, YYYYMMDD, atau YYMMDD, tergantung dari nilai M, apakah 14 (atau tidak ditulis).
  • CHARM (M) [BINARY] : String yang memiliki lebar tetap. nilai M adalah dari 1 hingga 255 karakter. jika ada sisa, maka sisa tersebut diisi dengan spasi. (Misalnya nilai M adalah 10, tapi data yang disimpan hanya memiliki 7 karakter, maka 3 karakter sisanya diisi dengan spasi). spasi ini akan dihilangkan apabila dipanggil. nilai dari CHAR akan disortir dan diperbandingkan secara case-insensitive menurut default character set yang tersedia, kecuali bila atribut BINARY disediakan.
  • VARCHARM [BINARY] : string dengan lebar bervariasi. nilai M adalah dari 1 hingga 255 karakter. jika nilai M adalah 10 sedangkan data yang disimpan hanya terdiri dari 5 karakter, maka lebar data tersebut hanya 5 karakter saja, tidak ada tambahan spasi.

 

5 Tipe data ORACLE :

 

  • CHAR(i) : Tipe data untuk string (berupa karakter). nilai i adalah panjang dari karakter tersebut. jika tidak disertai Nilai i maka sama saja dengan CHAR(1).
  • VARCHAR2(i) : Tipe data untuk string (berupa karakter, walaupun berisi angka tapi akan dikenal dengan karakter.
  • Number(i,j) : Tipe data untuk integer, float (berupa angka, mis : 2000) i adalah total digit keseluruhan antara 1-38 digit. j adalah digit dibelakang koma, berarti jumlah digit di depan koma = (i-j).
  • Date : Tipe data untuk tanggal.
  • LONG : data karakter dengan ukuran maksimum 2GB.

 

5 Tipe data POSTGRESQL :

 

  • Numerik : jenis numerik dapat menyimpan nomor dengan sampai 1000 digit resisi dan melakukan perhitungan dengan tepat. hal ini terutama dianjurkan untuk menyimpan sejumlah uang dan jumlah lain dimana ketepatan diperlukan. namun, aritmatika pada nilai-nilai numerik yang sangat lambat dibandingkan dengan tipe integer, atau ke tipe floating-point yang dijelaskan dibagian selanjutnya.
  • Karakter : SQL mendefinisikan 2 jenis karakter utama : karakter yang bervariasi (n) dan karakter (n), dimana n adalah bilangan bulat pisitif. kedua jenis dapat menyimpan string hingga karakter n (tidak bytes) panjangnya.
  • Biner : sebuah string biner adalah urutan oktet (atau byte). string biner dibedakan dari string karakter dalam dua cara : pertama, string biner khususnya memungkinkan oktet menyimpan nilai 0 dan lainnya  "non printable" octets (biasanya, oktet luar kisaran 32-126). kedua, operasi pada string biner memproses byte yang sebenarnya, sedangkan pengelolahan string karakter tergantung pada pengaturan lokal.
  • Waktu (Date/Time) : Tanggal dan waktu input diterima di hampir semua format yang wajar,termasuk ISO 8601, SQL-kompatibel, POSTGRES tradisional, dll.
  • Boolean Type : POSTGRESQL menyediakan boolean SQL tipe standar, boolean dapat memiliki salah satu dari hanya 2 negara : "true" atau "palsu" sebuah negara ke tiga, "tidak diketahui", diwakili oleh nilai null SQL.

 

5 Tipe data DB2 :

 

  • DB2 Everyplace : Versi ini merupakan versi DB2 yang terkecil, berukuran hanya sekitar 350kb, versi ini dibuat untuk para pengguna handheld seperti PDA, SMARTPHONE.
  • DB2 Express : Versi ini merupakan entry level data server yang didesign untuk komputer yang memiliki hingga 2 CPU dan memory hingga 4GB dan memiliki sistem operasi linux, solaris atau windows.
  • DB2 Express-C : versi ini merupakan entry level data server yang didesign untuk komputer yang memiliki 2 CPU dan memiliki 4GB dan memiliki sistem operasi linux atau windows. versi ini dapat digunakan untuk tujuan evaluasi dan dapat digunakan secara gratis.
  • DB2 Personal Edition : merupakan DBMS Untuk Single User yang ideal untuk desktop ataupun laptop. dapat digunakan untuk create, modifikasi, dan mengatur banyak data base lokal.
  • WORKGROUP Server Edition : Versi ini merupakan DBMS untuk multi User, client/server yang didesign untuk komputer yang memiliki hingga 4 CPU dan memory hingga 16GB dan memiliki sistem operasi linux, windows, solaris, linux, AIX dll. memiliki fitur yang sama dengan DB2 Express namun dengan skala yang lebih besar.