Tugas 5 (921411073)
Normalisasi Database
Definisi Normalisasi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari normalisasi
1. Untuk menghilangkan kerangkapan data
2. Untuk mengurangi kompleksitas
3. Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi
1. Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
2. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka tabel tersebut perlu dipecahmenjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal Menghilangkan perulangan group Bentuk Normal Pertama (1NF) Menghilangkan ketergantungan sebagian Bentuk Normal Kedua (2NF) Menghilangkan ketergantungan transitif Bentuk Normal Ketiga (3NF) Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF) Menghilangkan Ketergantungan Multivalue Bentuk Normal Keempat (4NF) Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa Bentuk Normal Kelima
Ketergantungan Fungsional
Definisi : Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X —> R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.
Misal, terdapat skema database Pemasok-barang : Pemasok (No-pem, Na-pem)
Tabel PEMASOK-BARANG
No-pem Na-pem
P01 Baharu P02 Sinar P03 Harapan
Ketergantungan fungsional dari tabel PEMASOK-BARANG adalah : No-pem —> Na-pem
Ketergantungan Fungsional Penuh Definisi : Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X ( bila X adalah key gabungan)
Contoh : KIRIM-BARANG( No-pem, Na-pem, No-bar, Jumlah)
No-pem Na-pem No-bar Jumlah
P01 Baharu B01 1000 P01 Baharu B02 1500 P01 Baharu B03 2000 P02 Sinar B03 1000 P03 Harapan B02 2000
Ketergantungan fungsional : No-pem –> Na-pem No-bar, No-pem –> Jumlah (Tergantung penuh thd keynya)
Ketergantungan Transitif Definisi : Atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X , jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. ( X Y, Y Z , maka X Z )
Contoh :
No-pem Kode-kota Kota No-bar Jumlah P01 1 Jakarta B01 1000 P01 1 Jakarta B02 1500 P01 1 Jakarta B03 2000 P02 3 Bandung B03 1000 P03 2 Surabaya B02 2000
Ketergantungan fungsional : No-pem Kode-kota Kode-kota Kota , maka No-pem Kota
Bentuk Normal Kesatu (1NF) Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kesatu bila setiap data bersifat atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya mempunyai satu nilai data
Tabel KIRIM-1 (Unnormal)
No-pem Kode-kota Kota No-bar Jumlah
P01 1 Jakarta B01 1000 B02 1500 B03 2000 P02 3 Bandung B03 1000 P03 2 Surabaya B02 2000
Tabel KIRIM-2 (1NF)
No-pem Kode-kota Kota No-bar Jumlah
P01 1 Jakarta B01 1000 P01 1 Jakarta B02 1500 P01 1 Jakarta B03 2000 P02 3 Bandung B03 1000 P03 2 Surabaya B02 2000 Diagram Ketergantungan Fungsional
Kode-kota No-pem Kota Jumlah
No-bar
Bentuk Normal Kedua (2NF) Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal Kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kesatu, dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap keynya.
Tabel PEMASOK-1 (2NF)
No-pem Kode-kota Kota
P01 1 Jakarta P02 3 Bandung P03 2 Surabaya
Bentuk Normal Ketiga (3NF) Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi Bentuk Normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk Normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap keynya.
Tabel KIRIM-3 (3NF)
No-pem No-bar Jumlah
P01 B01 1000 P01 B02 1500 P01 B03 2000 P02 B03 1000 P03 B02 2000
Tabel PEMASOK-2 (3NF) Tabel PEMASOK-3 (3NF)
No-pem Kode-kota Kode-kota Kota
P01 1 1 Jakarta P02 3 2 Surabaya P03 2 3 Bandung
Tugas 4 (921411073)
Entity Diagram Relationship
Jasa servis motor mandiri.
Studi kasus
Saat motor rusak, terasa tidak nyaman dan sebagainya, pemilik motor sebaiknya segera menserviskan motornya agar keselamatan berkendara lebih terjamin. Dalam hal ini membawa sepeda motor ke outlet resmi motor. Tiap pemilik yang menservis motor, ditempat yang resmi pertama kalnya harus mendaftarkan diri pada dilernya. Ada beberapa komponen dalam pendaftaran ini meliputi nama, alamat, no telpon, nomor anggota, dan lain-lain.
Tiap sepeda motor pastinya memiliki type/ merk, nomor plat motor, nomor mesin dan sebagainya.
Kegiatan pertama yang dilakukan mekanik adalah melakukan diagnosa terhadap motor, bagian mana saja yang harus diperbaiki. Setelah itu, mekanik memberitahukan tiap kerusakan kepada pemilik motor (customer) apakah akan ditune up seluruhnya. Setelah itu mekanik mulai memainkan jarinya pada motor, membersihkan bagian mesin, membenarkan rantai yang kendor, dan sebagainya termasuk ganti oli bila diperlukan. Selesai mentune up motor, mekanik mencoba kenyamanan motor dengan membawa motor “jalan-jalan” sebentar. Dan jika sudah tidak ada masalah, mekanik melaporkan tune up apa saja yang dilakukan kepada kasir. Kasir menghitung total biaya yang harus dibayar customer. Terjadi transaksi pembayaran dan customer bisa membawa motornya kembali pulang ke rumah tercinta.
Entitas dan atribut jasa servis motor mandiri
1. Costomer - Nama - Alamat - No. Anggota(primer key) - No.Tlp
2. Motor - Merek - No. Plat (primer key) -No. Mesin
3. Mekanik - Nama - No. Id (primer key)
4. Kasir - Nama - No. Id (primer key)
Tabel Matriks
Grafik Entity Relationship