"Ilmu Alamiah Dasar"

14 March 2013 15:54:28 Dibaca : 59

= Sikap Ilmiah =

Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut "attitude", sedangkan istilah attitude itu sendiri berasal dari bahasa latin yakni "aptus" yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefinisikan sikap sebagai : "an attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparticular class of social situation".

Rumusan diatas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berperilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapakan dengan suatu masalah atau objek.

Menurut Baharrudin (1982:34) mengemukakan bahwa : "sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985:31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah,antara lain :

1.) Sikap ingin tahu

Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

2.) Sikap kritis

Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dsb

3.) Sikap terbuka

Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

4.) Sikap objektif

Sikap objektif terlihat pada kebiasaa menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi

5.)Sikap rela menghargai karya orang lain

Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6.) Sikap berani mempertahankan kebenaran

Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

"Softskill"

22 February 2013 19:51:01 Dibaca : 11

Softskill merupakan suatu kemampuan atau keterampilan yang ada disetiap diri manusia. Softskill yang dimaksudkan termasuk pembinaan karakter seseorang untuk menjadikan orang tersebut menjadi sukses. Sukses itu sendiri membutuhkan langkah-langkah serta kerja keras dalam mewujudkannya. Kunci kesuksesan (keberhasilan) terdiri dari :

1. Kepercayaan

2. Manajemen diri

3. Tanggung jawab

4. Kejujuran

5. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

 

kelima indikator di atas saling berkaitan satu sama lain. Kepercayaan yang dimaksud adalah percaya pada kemampuan kita sendiri. Karena pada hakikatnya setiap manusia itu mempunyai kemampuan yang berbeda. Manajemen diri berkaitan dengan perencanaan hidup, sehingga nantinya hidup kita terstruktur atau terorganisir dengan baik. Tanpa perencanaan, maka hidup kita tidak mempunyai arah tujuan. Tanggung jawab berkaitan dengan bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan setiap perkataan maupun perbuatan kita. Kejujuran merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam hidup. Kita harus senantiasa menjunjung tinggi nilai kejujuran. Karena kejujuran adalah modal utama dalam kehidupan. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Penyebab terjadinya tawuran

14 February 2013 19:46:22 Dibaca : 56

Banyak hal yang dapat menjadi faktor utama penyebab terjadinya tawuran. Salah satu contoh yakni terjadinya tawuran di kalangan pelajar. Setiap perilaku merupakan interaksi antara kecenderungan di dalam diri individu (sering disebut kepribadian, walau tidak selalu tepat) dan kondisi eksternal. Begitu pula dalam hal perkelahian pelajar. Bila dijabarkan, terdapat sedikitnya 4 faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar.

1. Faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.

2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.

3. Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.

4. Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.

 

"sahabat"

12 February 2013 17:07:02 Dibaca : 16

Sahabat???
hmmmp*

kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kita

semua orang pasti pernah mengenal bahkan mempunyai seorang sahabat!!

sahabat yang baik adalah sahabat yang mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu. Sosok sahabat yang seperti inilah yang seharusnya kita butuhkan! sahabat yang selalu ada bukan hanya ketika kita sedang bergembira, tetapi selalu ada ketika kita susah ataupun berduka. memang untuk menemukan sosok sahabat sungguh sulit, tapi di balik kesulitan itu pasti ada hikmahnya termasuk dalam menemukan sosok sahabat sejati di hidup kita!

Persahabatan dilandasi dengan sebuah kejujuran, meskipun kadang kala kejujuran itu terasa menyakitkan. Kejujuran inilah yang membuat persahabatan kita semakin kokoh, karena tanpa kejujuran maka persahabtan kita ini tidaklah lengkap (sempurna).

Cinta yang hadir dalam sebuah persahabatan sangatlah indah, dimana kita saling mengenal pribadi satu sama lain, mengenal kelebihan maupun kekurangan kita masing-masing, serta mau menerima kita apa adanya tanpa persyaratan apapun.

Sahabat itu bagaikan bintang di langit, walaupun jauh ia tetap bercahaya, meskipun kadang kala menghilang namun tetap ada. tak mungkin dimiliki tapi tak bisa dilupakan dan akan selalu dihati selamanya. Ssosok seorang sahabat selalu bisa diandalkan, dijadikan tempat sandaran ketika saling membutuhkan, sebagai tempat berbagi dan selalu ada serta dapat menjadi pendengar maupun penasehat yang baik ketika mendengarkan keluh kesahmu.

Sayangilah sahabatmu..

 

belajar

07 September 2012 11:38:27 Dibaca : 14

belajar mengoperasikan berbagai aplikasi ;)

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong