ARSIP BULANAN : September 2013

Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

25 September 2013 09:53:55 Dibaca : 2404

Ruang lingkup manajemen keuangan

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN

Pengertian Manajemen Keuangan:

Meliputi semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana dengan cara yang paling efisien.

Manajemen Keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

Berbagai macam pengertian pembelanjaan

 Pembelanjaan Aktif.

Adalah bagaiman menggunakan dan mengalokasikan dana yang telah diperoleh tersebut dengan cara yang paling efisien

 Pembelanjaan Pasif.

Adalah usaha–usaha yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh dana.

 Pembelanjaan pasif , dibagi menjadi:

ï‚· kuantitatif (jumlah), penentuan besar atau jumlah modal yang akan dibutuhkan.

ï‚· kualitatif (macam), penentuan jenis/macam modal yang akan digunakan.

Pembelajaan ditinjau dari sumber dana

1. Pembelanjaan dari luar (external financing)

a. Pembelanjaan sendiri (equity financing), dana yang berasal dari pemilik, peserta/pengambil bagian/pemegang saham.

b. Pembelanjaan Asing (debt financing), dana yang berasal dari kredit bank, asuransi.

2. Pembelanjaan dari dalam (internal financing)

a. Pembelanjaan intern, penggunaan laba, penggunaan cadangan untuk digunakan sebagai modal

b. Pembelanjaan intensif, penggunaan penyusutan aktiva tetap yang masih belum digunakan untuk menganti aktiva yang lama.

Tujuan Manajemen Keuangan

Adalah untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expens atau cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion.

Fungsi manajemen keuangan

Terdiri dari tiga keputusan utama yang harus ditingkatkan oleh suatu perusahaan yaitu keputusan Investasi, keputusan Pendanaan dan keputusan Deviden.

Masing-masing keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan dan kombinasi ketiganya akan memaksimalkan nilai perusahaan.

 Keputusan Investasi

Keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Keputusan investasi ini akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan mempengaruhi struktur kekayaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed assets.

 Keputusan Pendanaan

Keputusan Pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kebutuhan usahanya.

 Keputusan Deviden

Deviden merupakan bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan deviden adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi dana yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan. Seperti keputusan pendanaan, keputusan deviden ini akan mempengaruhi struktur modal maupun struktur finansial.

Tanggung Jawab Manajemen Keuangan

Tugas utama manajer keuangan yaitu membuat planning tentang pengadaan dan pengalokasian dana guna memaksimumkan nilai perusahaan. Dimana didalamnya menyangkut kegiatan sebagai berikut :

 Peramalan dan Perencanaan

 Keputusan Investasi dan Pembiayaan

 Pengkoordinasian dan pengendalian

 Interaksi dengan pasar modal

Modal dalam perusahaan

Modal merupakan kumpulan dari barang-barang modal, yaitu semua barang yang ada dalam rumah tanggaperusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan. Jadi yang dimaksud dengan modal bukan hanya uang saja termasuk juga aktiva yang ada dalam perusahaan, yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaannya.

Pada hakikatnya masalah Manajemen Keuangan adalah menyangkut masalah keseimbangan keuangan di dalam perusahaan.

Dengan demikian manajemen keuangan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan, beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.

Keseimbangan antara aktiva dengan pasiva ditunjukan sebagai berikut :

 Struktur Kekayaan (Assets Structure)

 Struktur Modal (Capital Structure)

 Struktur Keuangan (Financial Structure)

Pedoman atau aturan struktur keuangan dalam hubungan antara struktur keuangan dan struktur kekayaan adalah sebagai berikut:

1. Struktur Keuangan Konservatif Vertical, memberikan batas keseimbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri

2. Struktur Keuangan Konservatif Horizontal, memberikan batasan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal sendiri dengan besarnya aktiva tetap ditambah persediaan pengaman.

Berdasarkan asumsi bahwa manajemen keuangan yang sehat pada suatu perusahaan seharusnya dibangun atas dasar modal sendiri.

Modal sendiri adalah modal yang tahan terhadap resiko, maka aturan keuangan menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1.

PT. YUYAYU

Ilustrasi dari struktur keuangan perusahaan

Dari neraca dapat dihitung struktur kekayaan, struktur keuangan dan Struktur modal sebagai berikut:

Struktur Kekayaan = Aktiva Lancar : Aktiva Tetap

dalam artian absolute = 16 : 24

dalam artian relative = 40% : 60%

Struktur Keuangan = Modal Asing : Modal Sendiri

dalam artian absolute = 15 : 25

dalam artian relative = 37.5% : 62.5%

Struktur Modal = Pinjaman Jk Panjang:Modal Sendiri

dalam artian absolute = 10 : 25

dalam artian relative = 28.57% : 71.43%

Laporan Keuangan

Untuk membahas Manajemen Keuangan tidak bisa terlepas dari laporan keuangan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi 2 laporan utama yakni : Neraca dan Laporan Rugi-Laba.

Laporan Keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.

Neraca adalah laporan yang menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.

Neraca mempunyai dua sisi, sisi debet menunjukan posisi kekayaan perusahaan (aktiva) yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

Pada sisi kredit atau pasiva menunjukan sumber kekayaan perusahaan yang terdiri dari dua sumber yakni hutang dan modal.

Penggolongan Biaya

Untuk bahasan ini penggolongan biaya hanya akan disajikan kedalam dua jenis yaitu :

1.Berdasar Fungsi Pokok Perusahaan, mengacu pada fungsi pokok perusahaan, maka biaya juga dipisah mengikuti fungsi tersebut yakni,

~ Biaya Produksi, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai, biaya ini dikeluarkan oleh departemen produksi yang terdiri dari, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.

~ Biaya Non Produksi, merupakan biaya yang dikelurkan oleh perusahaan selain biaya produksi (Biaya Operasi) terdiri dari, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum.

2. Berdasar Perilaku Biaya, berdasarkan perilakunya yang dihubungkan dengan satuan kegiatan, maka biaya dapat dipisahkan kedalam :

~ Biaya Variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah - ubah dan perubahannya proporsional dengan satuan kegiatan.

~ Biaya Tetap, adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan suatu kegiatan.

~ Biaya Semi Variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah tetapi perubahannya tidak proporsional dengan satuan kegiatan.

Laporan PNUAP

25 September 2013 09:52:13 Dibaca : 1711

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan izin dan rahmat-Nyalah, saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ Laporan Pengambilan Nomor “.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak menemukan hambatan dan kendala, namun berkat kesabaran dan keuletan serta bantuan dan bimbingan dari senior maka masalah tersebut dapat teratasi.

Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Dengan demikian saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Gorontalo, september 2013

Fatrawati Taha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................!
DAFTAR ISI ................................................................................................................!!

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................4

1.3 Tujuan .....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Divisi Gunung Hutan.............................................................................5

2.1.1 Survival..........................................................................................5

2.1.1.1 Survival Aktif.....................................................................5

2.1.1.2 Survival Pasiff....................................................................5

2.1.2 Pengetahuan Dasar navigasi Darat.................................................7

2.1.2.1 Peta ....................................................................................7

2.1.2.2 Koordinat ...........................................................................8

2.1.2.3 Analisa Peta .......................................................................8

2.1.2.4 Kompas ..............................................................................9

2.1.2.5 Orientasi Peta ....................................................................10

2.1.2.6 Resection ...........................................................................10

2.1.2.7 Intersection ........................................................................11

2.1.2.8 Azimuth-Back Azimuth ....................................................11

2.1.3 Manajemen Perjalanan...................................................................12

2.1.3.1 Manajemen Fisik..........................................................12

2.1.3.2 Manajemen Administrasi.............................................12

2.1.3.3 Manajemen Adat Istiadat.............................................12

2.1.3.4 Manajemen Logistik....................................................12

2.1.3.5 Manajemen Packing ....................................................13

2.2 Divisi Panjat Tebing..............................................................................16

2.2.1 Peralatan Panjat Tebing ................................................................16

2.2.2 Tehnik Panjat Tebing ....................................................................18

2.2.3 Jenis Pemanjatan ...........................................................................19

2.3 Divisi KSDA dan LH ............................................................................20

2.3.1 Konflik .........................................................................................21

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................23
3.2 Tujuan......................................................................................................23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mapala Benua merupakan sebuah organisasi non politik, non partisan yang sepenuhnya mendedikasikan diri pada nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan.

8 tahun yang silam,tepatnya pada tanggal 10 Desember 2004 didirikanlah organisasi pencinta alam yakni Mapala Benua yang saat ini telah beranggotakan lebih dari 60 orang yang terseleksi,dan telah berbagi dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan dan karakter.

Mapala benua tidak lahir begitu saja,akan tetapi melalui proses perjalanan dan perjuangan yang panjang. Ide yang melatarbelakangi kelahiran MAPALA BENUA merupakan pernyataan yang timbul dari hati para mahasiswa yang berkaca dari berbagai realita sosial dan lingkungan yang hingga saat ini masih carut marut,berantakan “survive” terutama dalam pengelolaan sumberdaya alam,yang tentu saja terus didominasi oleh penguasa dan pengusaha kapitalis tanpa menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat miskin.

Dalam upaya pengembangan minat dan bakat anggotanya mapala benua memiliki 3 Divisi Outdoor, diantaranya;

Divisi Gunung HutanDivisi Panjat TebingDivisi konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Mendaki gunung adalah suatu olahraga menantang, penuh petualangan dan membutuhkan kreativitas, kecerdasan,kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini.

Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang harus dibahas dalam laporan ini adalah ;

Apa yang dimaksud dengan Gunung Hutan?Apa yang dimaksud dengan Panjat Tebing?Apa yang dimaksud dengan KSDA dan LH?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan laporan yaitu;

Agar mahasiswa dapat mengetahui kegiatan yang ada di dalam kampus dan diluar kampus.Meningkatkan dan memperluas ketrampilan, pengetahuan dan kreativitas mahasiswa, khususnya mahasiswa pencinta alam.Penulisan Laporan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya dan sebagai bahan pembelajaran serta pengajaran bagi penulis pada khusunya yang berkaitan dengan pendidikan mengenai lingkungan hidup.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Divisi Gunung Hutan

Divisi gunung hutan merupakan salah satu divisi di mapala khususnya Mapala Benua dalam kegiatan gunung hutan. Di sini anggota diperdalam pengetahuaannya dan bertanggung jawab atas meteri yang telah diberikan. Materi dalam bidang gunhut antara lain tehnik survival, navigasi darat, managemen perjalanan,dll. Materi Gunhut hanya bisa dipraktekkan di alam, dan semua materi ini akan diujikan pada saat diklatsar bagi para calon anggota Mapala.

Mendaki gunung adalah kombinasi olahraga dan kegiatan rekreasi untuk mengatasi tantangan dan bahaya pada lereng dan jurang untuk mendapatkan pemandangan yang indah dari puncaknya walaupun harus melewati kesulitan ataupun memanjat tebing menjelang puncaknya.

Ada beberapa alasan mengapa orang terlibat dalam kegiatan ini :

Mendaki gunung adalah menyelesaikan tantangan dan mengukur kemampuan individu dalam skala yang berbeda. Orang yang mencintai petualangan, olahraga ini akan memberikan rasa antusias dan pemenuhan rasa menaklukkan dunia pada saat tiba di puncaknya. Menyaksikan pemandangan yang indah biasanya adalah hasil dari semuanya.Mendaki gunung adalah kegiatan fisik yang sangat baik untuk kesehatan. Ini merupakan bentuk latihan di mana ketika kita menikmati tantangan juga harus mengeluarkan energi yang besar pada saat yang sama. Efek dari olahraga juga akan meningkatkan kekuatan tubuh dan daya tahan.Mendaki gunung menawarkan eksplorasi keindahan alam. Sebagian besar pecinta kegiatan ini menemukan rasa cinta kepada alam bebas melalui kegiatan ini, Kegiatan ini juga membawa mereka lebih dekat kepada kebebasa dan kehidupan liar. Selain itu, perjalanan ke puncak gunung akan menyajikan keindahan alam yang begitu sempurnaMendaki gunung mengembangkan beberapa keterampilan dan melatih kita melakukan persiapan menghadapi masalah, memberikan kewaspadaan, kesabaran, kepercayaan diri, dan kerja kelompok. Dalam hal ini kegiatan mendaki gunung dapat dilihat sebagai refleksi dari kehidupan nyata di mana kita harus bekerja keras untuk mencapai tujuan kita. Menekankan disiplin begitu penting sebagai nilai tambah di setiap pendakian.Mendaki gunung juga merupakan kegiatan untuk membangun persahabatan antara sesama pendaki dan petualang. Pendakian yang menyenangkan adalah sebuah petualangan yang menyenangkan dalam berbagi dan mengikat rasa persahabatan. Kepekaan kebutuhan dalam sebuah kelompok ada akhirnya membentuk sebuah ikatan yang kuat.Mendaki gunung merupakan bentuk relaksasi. Meskipun kegiatan ini menuntut fisik yang kuat namun akan menjauhkan kita dari rasa bosan terhadap rutinitas kegiatan setiap hari. Lingkungan yang indah dapat menghilangkan stres dari besarnya tanggung jawab pekerjaan kantor dan rutinitas harian. Mendaki gunung biasanya dipakai sebagai alat keluar dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan kota.

Materi dalam bidang gunung hutan antara lain tehnik survival, navigasi darat, managemen perjalanan,dll

2.1.1 Survival

Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup.
Survival adalah mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam dan kehidupan sebelum mendapat pertolongan.

Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa, atau kondisi lainnya.

huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang ahrus kita ingat
dan lakukan yaitu:
S : Size up the situation
U : Undue haste makes waste
R : Remember where you are
V : Vanguish fear and panic
I : Improve
V : Value living
A : Act like the native
L : Learn basic skill

Survival terbagi atas 2 yaitu :

2.1.1.1 Survival Pasiff

adalah bentuk bertahan hidup yang sifatnya menunggu dan melakukan hal-hal yang mendatangkan pertolongan.

2.1.1.2Survival Aktif

adalah bentuk bertahan hidup yang sifatnya terus bergerak tanpa menunggu dan melakukan hal-hal yang mendatangkan pertolongan untuk dapat keluar dari kesulitan yang dihadapi.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan survive yaitu :

Psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing,kesepian, takut, bosan, tertekan, panik dan putus asa.Fisiologis disebabkan karena kelelahan, lapar, haus, sakit, luka, dan kurang tidur.Lingkungan disebabkan karena beratnya medan, hutan lebat, binatang buas, dingin, hujan dan angin.

Kebutuhan dasar survive

Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling
mempengaruhi dan berkaitan yaitu Aspek Psikologis (panik,takut,cemas,sepi,bingung,tertekan, bosan), Aspek Fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah) dan Aspek Lingkungan (panas, dingin, kering, hujan).

Komponen pokok survival terdiri atas:
a. Sikap mental berupa hati yang kuat untuk bertahan hidup, mengutamakan akal
sehat, berpikir jernih dan optimis
b. Kondisi fisik yang fit dan kuat
c. Tingkat pengetahuan dan keterampilan
d. Pengalaman dan latihan
e. Perlengkapan berupa survival kit.Langkah-langkah survival
a. Jika tersesat lakukan tindakan pedoman STOP(Seating,Thinking,Observation,dan Planning)
b. Lakukan pembagian tugas kepada anggota kelompok
c. Tetap berusaha mencari pertolongan
d. Hemat terhadap penggunaan makanan, minuman dan tenaga
e. Hindari dan jauhi masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu dari diri sendiri, orang lain dan alam.Kebutuhan dasar survival
a. Air
Syarat-syarat fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air antara lain mata air,sungai,air,hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar gantung, kantung semar), hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.
b. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat
memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun dan akar (umbi). Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:
– Hindari tumbuhan berwarna mencolok
– Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
– Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.
– Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang
mungkin buruk bagi kesehatan
– Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.
Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga
dengan beberapa jenis serangga, reptil dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan-hewan liar tersebut adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlu membuat perangkap (trap) untuk mempermudah menangkap hewan liar tersebut.
c. Shelter
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan
kenyamanan dan melindungi dari keadaan panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-dauanan atau ranting.
d. Api
Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak
makanan dan minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buasmembuat tanda/kode, dan merokok. Sumber api berasal dari korek api, lup/teropong, menggosok-gosokkan kayu dnegan kayu, membenturkan logam dengan logam atau batu. Ada hal lain yang menentukan lamanya kita berada pada kondisi survival, yaitu keputusan apakah kita akan menetap (survival statis) atau bergerak keluar mencari bantuan (survival dinamis).

2.1.2 Pengetahuan Dasar Navigasi Darat

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.

Beberapa media dasar navigasi darat adalah :

2.1.2.1 Peta

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :

Judul peta ; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta.Nomor peta ; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta.Koordinat peta ; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya.Kontur ; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.Skala peta ; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

2.1.2.2 Koordinat

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30″), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).
Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

2.1.2.3 Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

Unsur dasar peta.
Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
* Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
* Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
* Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
* Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
* Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian.Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian.Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk.Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.

2.1.2.4 Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

Kompas Bidik

Badan, tempat komponen lainnya berada.Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat

Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.

2.1.2.5 Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:

Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar.Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya.Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan.Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

2.1.2.6 Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti. Langkah-langkah melakukan resection yaitu :

Lakukan orientasi peta.Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

2.1.2.7 Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:

Lakukan orientasi peta.Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.Bidik obyek yang kita amati.Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta.Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3.Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

2.1.2.8 Azimuth – Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth.

Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:

* Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
* Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340.

2.1.3 Manajemen Perjalanan

Manajemen perjalanan adalah segala sesuatu yang dipersiapkan dalam rangka kita melakukan suatu perjalanan. Dalam hal ini meliputi semua rangkaian kegiatan, mulai dari sebelum perjalanan, selama perjalanan dan setelah perjalanan termasuk evaluasinya.
Dalam melakukan kegiatan di alam terbuka khususnya gunung, maka pelaksanaan teknis operasional di lapangan tidak terlepas dari manajemen perjalanan yang diterapkan. Berhasil tidaknya suatu perjalanan yang mempunyai tujuan atau misi tertentu, tidak akan pernah lepas dari persiapan dan rapinya susunan manajemen atau strategi yang dipakai

Manajemen untuk mendaki gunung dapat menerapkan manajemen perjalanan yang disebut sebagai manajemen pendakian. Secara garis besar manajemen pendakian dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan maksud dan tujuannya yaitu manajemen pendakian dengan target mencapai titik ketinggian tertentu (adventurir) dan manjemen pendakian dengan target suatu misi tertentu (misal: penelitian).

Bagian-bagian manajemen perjalanan yaitu;

2.1.3.1 Manajemen fisik

Fisik sangat menentukan kelancaran kegiatan alam bebas, oleh sebab itu perlu adanya latihan fisik guna mempersiapkan kondisi fisik sebbelum kegiatan. Latihan atau training adlah suatu proses yang berlangsung secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang denga Persiapan perlengkapan kelompok.

2.1.3.2 Manajemen Administrasi

Administrasi pendidikan ialah suatu proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal spiritual maupum material, yang bersangkut paut dengan pencapaintujuan pendidikan jadi didalam proses pencapain tujuan pndidikan itu diintegrasikan, diorganisasikan dan dikoordinasi secara efektif. dan semua materi yang di perlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efesien.

2.1.3.3 Manajemen Adat Istiadat

Yang dimaksud dengan Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu negeri yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat.
Kelaziman ini pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung.

2.1.3.4 Manajemen Logistik

Logistik adalah sesuatu yang vital untuk setiap pendakian ataupun ekspedisi. Kalau seandainya manusia, logistik adalah alat vitalnya, yang sangat mendukung untuk kelanjutan perjalanan dan perkembang biakan. Suskes tidaknya pendakian kita, logistik pula’lah yang menjadi kunci keberhasilannya. Kalau seumpama stock logistic kita habis ditengah perjalanan, sangat tidak mungkin untuk memakasakan diri meneruskan perjalanan hingga puncak. Kalaupun dipaksakan itupun sangat beresiko.
Kadang sekalipun sudah makan, perut rasanya masih lapar, serasa tidak ada energi untuk meneruskan perjalanan sampai camp berikutnya. Apalagi ditambah dengan cuaca yang sedang tidak bersahabat, medan yang extreme dan track yang licin. semakin membuat nyali kita ciut untuk meneruskan perjalanan, bahkan tak jarang ada juga yang memilih turun. Adakah yang salah?. makan sudah, ngopi juga sudah, stock juga mencukupi tetapi rasanya sangat tidak cukup untuk men-support aktivitas perjalanan kita.

2.1.3.5 Manajemen Packing

Selalu simpan barang yang paling berat di posisi atas, gunanya agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung ataupun saat turun nantinya. Usahakan untuk selalu mengingat-ingat dimana barang bawaan anda di tempatkan di dalam ransel, karena ada kalanya kita akan mencari barang tersebut dengan penerangan yang tidak memadai, jadi akan lebih cepat jika anda mengetahui dengan pasti dimana letak barang yang anda cari tanpa melihatnya sekalipun. Akan lebih baik anda membawa hal-hal yang menunjang selama perjalanan dan jangan membawa barang yang tidak dibutuhkan selama anda mendaki, karena selain tidak akan berguna juga memberatkan bekal bawaan di perjalanan.

2.2 Panjat Tebing

Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya.

Panjat tebing adalah kegiatan di mana peserta naik, turun atau di formasi batuan alam atau dinding karang buatan. Tujuannya adalah untuk mencapai puncak dari formasi atau titik akhir dari rute yang telah ditentukan tanpa jatuh. Untuk berhasil menyelesaikan pendakian, seseorang harus kembali ke pangkalan dengan selamat, karena panjang dan diperpanjang kecelakaan ketahanan yang diperlukan lebih mungkin terjadi pada yang layak dari pendakian, terutama pada beberapa pitches besar (kelas III-IV dan / atau nilai multi-hari IV-VI naik). Batu kompetisi mendaki memiliki tujuan baik menyelesaikan rute dalam waktu tercepat mungkin atau mencapai titik terjauh pada rute semakin sulit. Berebut, aktivitas lain yang melibatkan scaling bukit dan formasi serupa, mirip dengan panjat tebing. Namun, panjat tebing umumnya dibedakan oleh penggunaan yang berkelanjutan tangan untuk mendukung berat pendaki serta untuk memberikan keseimbangan.

Panjat tebing adalah olahraga fisik dan mental menuntut, salah satu yang sering menguji kekuatan pemanjat, daya tahan, kelincahan dan keseimbangan serta kontrol mental. Ini bisa menjadi olahraga yang berbahaya dan pengetahuan teknik mendaki tepat dan penggunaan peralatan pendakian khusus sangat penting untuk penyelesaian yang aman dari rute. Karena berbagai macam dan berbagai formasi batuan di seluruh dunia, panjat tebing telah dipisahkan menjadi beberapa gaya yang berbeda dan sub-disiplin ilmu. [1] Meskipun bukan acara Olimpiade, panjat tebing diakui oleh Komite Olimpiade Internasional sebagai olahraga.

Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45° dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.

2.2.1 Peralatan Panjat Tebing

Jumlah setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi oleh jumlah pemanjat, tehnik pemanjatan maupun medan pemanjatan. Macam peralatan akan dipengaruhi oleh kesiapan pemanjat, baik kemampuan maupun antisipasinya.

Berikut beberapa peralatan dasar yang digunakan untuk memanjat tebing:

Helm, pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helm pada umumnya yaitu untuk melindungi kepala dari benturan.Kernmantle rope/Tali kernmantle, merupakan peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari kejatuhan dengan jarak ketinggian tertentu. Panjang Kernmantle rope rata-rata adalah 70 meter.Climbing Shoes/Sepatu Panjat untuk panjat tebing maupun panjat dinding memiliki kesamaan fungsi, yaitu untuk membantu pemanjat untuk berpijak pada permukaan vertikal, dan melindungi kaki dari tajamnya bebatuan maupun gesekan bebatuan yang kasar.Chalk bag/Kantung kapur, merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk magnesium klorida, yang membantu pemanjat mengurangi kelembapan pada telapak tangan ketika melakukan pemanjatan, sehingga dapat membuat pegangan pemanjat tetap stabil.Sling, sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.Body harness, merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada tubuh. Body harness biasa digunakan untuk rescue dan flying fox . body harness membantu penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.Sit harnes, merupakan peralatan yang dikenakan oleh pemanjat untuk di kenakan pada pinggang dan memiliki banyak fungsi. seperti,mengaitkan body pemanjat pada tali pengaman. benda ini juga merupakan tempat dimana alat-alat panjat seperti piton, sling, carabiner, chock , maupun peralatan lain yang dibutuhkan.Sarung tangan, akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali pengaman.Hammer/palu, sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman buatan berupa piton pada panjat tebing, cara membawa hammer akan lebih mudah bagi pemanjat jika tali pada hammer disilangkan pada bahu pemanjat.Carabiners, diciptakan untuk menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiners memiliki banyak bentuk dan variasi, umumnya carabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu carabiner non screw gate dan carabiner screw gate. Carabiners biasa dihubungkan pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan, carabiner sangat kuat karena sebuah nyawa disandarkan pada carabiner ketika dilakukan suatu pemanjatan dari bahaya jatuhnya pemanjat dari ketinggian.Quickdraw/runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.Hand ascender, merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan bertumpu pada bantuan tali, secara otomatis hand ascender maupun jenis ascender lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah digeser jika tidak memiiki beban.Ascender handle, juga merupakan jenis ascender. Ascender handle merupakan pengembangan dari hand ascender dengan fungsi yang dimiliki kurang lebih sama.Rigger plate, berfungsi sebagai plat conector dari anchor point ke lintasan, karena dalam beberapa kasus dibutuhkan beberapa lintasan dalam satu anchor point fix. Rigger plate terdiri dari sebuah plat yang memiliki beberapa lubang, yang dapat ditempati oleh lebih dari 2 pengaman.Edge Rollers, Merupakan pelindung tali yang didesign untuk mencegah terjadinya gesekan antara tali dengan sudut bidang, dinding batu, dan sebagainya.Padding, berfungsi untuk memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan sudut tebing, dinding,dll. Padding terbuat dari bahan terpal, canvas, matras, karet tebal yang tahan terhadap gesekan.Cams/ friends/ spring loaded camming device (SLCD), Friends merupakan salah satu jenis pengaman sisip yang digunakan dalam panjat tebing, anda dapat menarik tuas baja yang membuat bagian ujung friends menyempit dan melepaskannya pada celah yang diinginkan. Friends sangat fleksible, karena dapat digunakan pada berbagai ukuran celah/rongga.Pitons, merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing, piton memiliki empat jenis yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades dan Angle.Nuts/Chock friends merupakan jenis pengaman sisip yang dimana cara penggunaannya dengan menyelipkan nuts pada sebuah rekahan yang sesuai. Nuts/Chock friends memiliki ukuran yang berbeda-beda untuk itu nuts biasanya tersedia dalam set.Hexes/chock hexentris, memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam. Hexes tetap memiliki kekuatan yang baik walaupun agak sulit dalam penggunaannya. Hexes tersedia dalam beberapa ukuran.Tricams, merupakan pengaman sisip selanjutnya. walaupun berbeda bentuk, tetapi fungsinya sama dengan nuts dan hexes. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk pemula.Figure eight/figur delapan, peralatan ini termasuk salah satu Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai angka 8, ukuran dan bentuknya bermacam-macam, rate strange 3000 kg., menggunakan alat ini menyebabkan puntiran pada tali salah satu kelemahan alat ini ketika digunakan.Autostop, berfungsi sebagai desender dan ini di-design untuk pengereman automatis, system kerja pengereman automatis akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan korban dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending dengan tambahan kombinasi ascender.

2.2.2 Teknik Panjat Tebing

Tehnik-tehnik pemanjatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan seluruh medan tebing, antara lain:

Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan panjatan.

Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari fissure climbing, dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;

Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas adalah pengaman sisip.Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.

strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan.

2.2.3 Jenis Pemanjatan Berdasarkan Pemakaian Peralatan

Berikut jenis-jenis pemanjatan berdasarkan peralatan yang digunakan dalam pemanjatan tebing:

Free Climbing, Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang tepat. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.Free Soloing Climbing, Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benar-benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri. Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan dan keputusan untuk pergerakan pada rute yang dilalui. Bahkan kadang-kadang ia harus menghafalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang akan melakukannya.Atrificial Climbing, Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti piton, bolt, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai.

2.3 Divisi Konservasi Sumber Daya Alam

Divisi konservasi adalah divisi yang membidangi pemberdayaan lingkungan hidup dan ikut membantu pemerintah dalam pencanangan “go green”. Divisi ini tidak hanya mengurusi tentang lingkungan hidup, akan tetapi juga mengurusi tentang bakti sosial yang merupakan salah satu tujuan sosial kemasyarakatan untuk membantu sesama.

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris,Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.

Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :

Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam(fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkunganSuatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi [sumber daya alam hayati] adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.

Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

2.3.1 Konflik

Di ekosistem hutan, biasanya konflik konservasi muncul antara satwa endemik dan pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Karena habitatnya menciut dan kesulitan mencari sumber makanan, akhirnya satwa tersebut keluar dari habitatnya dan menyerang manusia. Konflik konservasi muncul karena:

Penciutan lahan & kekurangan SDA (Sumber Daya Alam)Pertumbuhan jumlah penduduk meningkat dan permintaan pada SDA meningkat (sebagai contoh, penduduk Amerika butuh 11 Ha lahan per orang, jika secara alami)SDA diekstrak berlebihan (over exploitation) menggeser keseimbangan alami.Masuknya/introduksi jenis luar yang invasif, baik flora maupun fauna, sehingga mengganggu atau merusak keseimbangan alami yang ada.

Kemudian, konflik semakin parah jika :

SDA berhadapan dengan batas batas politik (mis: daerah resapan dikonversi utk HTI, HPH (kepentingan politik ekonomi)Pemerintah dengan kebijakan tata ruang (program jangka panjang) yang tidak berpihak pada prinsip pelestarian SDA dan lingkungan.Perambahan dengan latar kepentingan politik untuk mendapatkan dukungan suara dari kelompok tertentu dan juga sebagai sumber keuangan ilegal.

Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagaimana berikut:

Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis/'tropical rain forest' yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus: endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka, atau terancam punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis burung seperti elang garuda/elang jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-jenis ini biasanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.Lansekap (bentang alam) atau ciri geofisik yang bernilai estetik/scientik.Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global.Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.

Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport).

Yang belum tampak dalam masyarakat adalah bagaimana membuat pendidikan konservasi lingkungan menjadi satu kebutuhan dan menjadi jembatan untuk sadar lingkungan pelaksanaan aktivitas lingkungan. Masalah lingkungan hidup dan manusia pada hakikatnya merupakan masalah yang erat hubungannya dengan sistem nilai, adat istiadat, sistem sosial, dan agama dalam mengendalikan pengelolaan lingkungan hidup dan pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu pula maka cara mengatasi masalah manusia dan lingkungan hidup tidak hanya dengan melakukan usaha-usaha yang bersifat teknis, tetapi harus didukung dengan upaya yang bersifat educatif dan persuasif.

3.2 Saran

Jangan pernah takut dengan sesuatu dan jangan pernah takut mencoba!