Masuk di Universitas Negeri Gorontalo ibarat telah meletakan sebelah kaki ke ruang kesuksesan. Itu bisa dibuktikan dengan keberhasilan UNG dalam mencetak tokoh-tokoh penting dalam kancah Pemerintahan Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan bahkan dunia bisnis. 

Banyak tokoh-tokoh penting yang sudah berkarya nyata di Provinsi Gorontalo berasal dari UNG. Ambil contoh, Prof. Nelson Pomalingo, beliau seorang akademis yang juga kini telah menjadi seorang pemimpin daerah. Selain Prof Nelson masih ada banyak lagi orang-orang berhasil yang awal mulanya berasal dari sini. 

Jadi, masuk UNG itu ada harapan dan mimpi-mimpi besar kita yang akan terwujud. 

Generasi yang lahir di tahun 2000-an sangat dikenal sebagai generasi rebahan. Hal itu terjadi akibat di era ini teknologi berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan. Generasi rebahan condong menjadi generasi dengan tingkat pemahaman yang cenderung elitis. Hal itu mengingat membludaknya informasi tentang budaya dan gaya hidup serta pengetahuan yang tak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. 

Cara pandang elitis generasi rebahan ini juga berimbas pada perspektif kita melihat dunia pendidikan. Contohnya saat Kita melihat UNG sebagai simbol pendidikan kelas atas. UNG bukan hanya institusi pendidikan melainkan juga lebel bagi strata sosial diantara generasi rebahan. 

Pendidikan yang harus menjadi jalan kesetaraan, akhirnya terjebak pada pandangan populis generasi rebahan yang menyesatkan. 

Menjadi Maha di antara siswa bukan perkara mudah. Sebab sejauh ini kata Maha hanya disandingkan pada hal-hal yang bersifat tinggi, seperti Maha Guru dan tentu saja pada Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian, Maha pada mahasiswa menandakan suatu level pendidikan yang jauh dari sebatas siswa. 

Perbedaan besarnya terletak pada kebebasan berpikir kita. Kita tak lagi terikat dengan batasan-batasan kurikulum pendidikan yang kaku. Tetapi kini maha telah memberikan kebebasan pad proses kognitif dan interpretasi kita sebagai manusia yang berakal.