UNG ADALAH AGENDA

04 August 2021 11:30:26 Dibaca : 16

Tahun ini, di bulan September 2019, UNG tepat berusia 56 tahun. UNG adalah perguruan tinggi yang dikembangkan berdasarkan prinsip perluasan mandat (wider mandate). Selama kurun waktu itu, UNG telah mengalami enam kali perubahan nama, dan telah mengalami delapan kali pergantian pimpinan. Banyak hal yang berubah, banyak pula hal yang telah dicapai.

Dalam pada itu, selama 56 tahun berlangsung, dan pada masa setelah itu, UNG masih berorientasi kepada institutional centric. UNG pada akhirnya mengadopsi model Badan Layanan Umum (BLU). Tujuan itupun berhasil pada masa sekarang.

Dalam kondisi yang seperti sekarang ini, UNG tidak cukup hanya menjadi institusi saja, tetapi UNG harus menjadi “agenda”. Perlu ditegaskan bahwa UNG penting untuk menjadi “agenda” yang merayakan aspirasi, nilai-nilai dan human spirit. Pendekatan pembangunan tidak bisa fisik semata, apalagi hanya berorientasi “mencapai target serapan anggaran”. Mesti lebih dari itu.

UNG adalah agenda untuk masa yang bergolak. Prinsip masa ini dibentuk dari segitiga faktor ; partisipasi yang semakin aktif dan horizontal (digital to konvergen), paradoks globalisasi, dan semakin kreatifnya kaum milenial. Dalam saat yang sama, orientasi gen-X dengan model analog perlu ditransformasi menjadi lebih adaptif terhadap kondisi kekinian dan kebutuhan Gorontalo hari ini.

UNG juga adalah agenda dimana new wave technology menjadi kekuatan penggerak. Inti gerakan ada pada values-driven. Values yang bagaimana? Dan seperti apa? Metodenya seperti apa? Values yang dimaksud adalah kumpulan modal sosial lokal Gorontalo yang mesti digali kembali ; huyula, bilohe, tolianga, hulunga, himbunga, timoa, depita, bayawa, bubaya, hiyo, palita, tiayo, heyiya, dan banyak modal sosial lainnya.

Prinsip lokal diatas adalah values-driven yang bisa diterjemahkan menjadi political-driven, economic-driven dan social-driven. Bukti keberhasilan modal sosial Gorontalo ada pada hulunga, yakni model bekerja bersama seluruh masyarakat secara partisipatif. Hasil dan bukti dari sistem Hulunga ini bisa kita saksikan pada saluran irigasi Tanggidaa yang dibangun pada 6 Sya’ban 1140 H atau 19 Juni 1728. Begitu juga dengan dembula, yakni model saling memberikan bantuan tanpa balasan dalam prosesi kematin, pernikahan dan lain-lain.

Pada kondisi dan situasi kekinian, UNG sebagai mesti menggabungkan agenda political-driven, economic-driven dan social-driven. Penggabungan modal sosial ini telah menyejarah dan ada bukti fisiknya. Contoh diatas adalah bukti bahwa pada masa lalu, values-driven telah terbukti bisa menyatukan derap Gorontalo, baik untuk menyatukan masyarakat maupun bisa membangkitkan partisipasi publik. Berbeda dengan kondisi saat ini yang bisa kita dengar di kampung-kampung mapilo biyasa liyo lo doyi wanu dila jamo karaja.

Universitas Negeri Gorontalo sebagai Kampus Peradaban

04 August 2021 11:29:05 Dibaca : 16

Universitas Negeri Gorontalo mempunyai moto sebagai Kampus Peradaban. Untuk mewujudkannya, kampus ini membuka pintu untuk berbagai upaya pengembangan manusia, termasuk melalui riset dan penelitian.

Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd. mengutamakan program tertentu untuk menghadirkan konsep kampus peradaban. Antara lain dengan mendorong jurusan atau program studi untuk bisa mandiri, kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan akar budaya lokal.

Universitas Negeri Gorontalo mulai didirikan sejak di tahun 1964 mengalami perubahan status menjadi FKIP IKIP Yogyakarta cabang Manado, yang kemudian bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo pada tahun 1965. Tidak berhenti di situ, pada tahun 1982 lembaga tersebut menjadi Fakultas di Universitas Sam Ratulangi dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNSRAT Manado di Gorontalo.

Lembaga ini kemudian akhirnya secara resmi berdiri sendiri melalui Keputusan Presiden RI No. 9 tahun 1993 dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo. Selanjutnya, STKIP Gorontalo mengalami peningkatan status menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Gorontalo pada tanggal 5 Februari 2001, sebelum akhirnya diresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo oleh Presiden Megawati di tanggal 23 Juni 2004.

 

 

Visi Universitas Negeri Gorontalo

04 August 2021 11:26:49 Dibaca : 14

Biasanya kampus-kampus favorit ada di wilayah Indonesia Barat. Tapi kata siapa kampus di Indonesia Timur nggak berani bersaing? Buktinya Universitas Negeri Gorontalo yang mempunyai visi menjadi Leading University di kawasan Asia Tenggara. Caranya yaitu lewat pengembangan kebudayaan dan inovasi berbasis potensi regional.

Kalau kamu memilih UNG sebagai tempat studi, kamu akan dibekali kapasitas keilmuan, jiwa kepemimpinan, kewirausahaan dan tentunya softskill yang mumpuni. Bukan hanya itu, kampus negeri ini juga membentuk mahasiswanya untuk jadi masyarakat berjiwa sosial tinggi. Caranya dengan meningkatkan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk memperkokoh budaya lokal dan identitas nasional. Jadi kamu tetap bisa bersaing dengan masyarakat dunia lainnya.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong