Menulis akademik

20 February 2013 13:27:33 Dibaca : 5263 Kategori : kumpulan tugas kulia

Tugas bahsa Indonesia

LANGKAH-LANGKAH MENULIS AKADEMIK

A. Pengertian Menulis Akademik

Menulis akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai gelar doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi untuk mencapai gelar serjana (S-1).

Menulis akademik dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Menulis makalah

2. Menulis laporan

Penulisan akademik adalah penulisan yang dijalankan secara ilmiah atau saintifik. Dengan mengkaji secara teratur dan teliti suatu persoalan. Dan penulisan akademik berbeda dari kaedah-kaedah penulisannya seperti, penulisan novel yang berasaskan khayalan atau rekaan dan generalisasi daripada pengalaman.

Kaedah saintisfik berasaskan kepercayaan bahwa dimana suatu fenomena memiliki keterangan-keterangan tertentu, yaitu tiap-tiap kesan mempunyai sebab. Kaedah ini berasaskan idea bahwa kesimpulan hanya boleh diterima bila diikuti dengan bukti.

Seorang penulis akademik harus mengumpulkan data secara objektif, tidak berat sebelah dalam mengumpulkan data yang disertai kebenaran hipotesis dan mengabaikan yang tidak mengikuti kehendak pribadi penyelidik. Untuk menjadikan pengetahuan biasa menjadi pengetahuan ilmiah (Sains), kita harus melalui jalan yang panjang.

Proses yang disebut sebagai kaedah ilmiah dapat disusun seperti berikut:

1. Pengumpulan data dan fakta

2. Pengamatan data dan fakta

3. Pemilihan data dan fakta

4. Penggolongan data dan fakta

5. Penafsiran data dan fakta

6. Kesimpulan umum

7. Perumusan hipotesis

8. Pengujian terhadap hipotesis melalui kajian dan percobaan empiris

9. Penilaian, menerima atau menolak atau menambah, ataupun merubah hipotesis

10. Perumusan teori ilmu pengetahuan

11. Perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan

B. Ciri-Ciri Penulisan Akademik

Secara ringkas ciri-ciri penulisan akademik adalah sebagai berikut:

1. Menyampaikan fakta secara sistematik atau mengemukakan hukum alam kepada situasi yang spesifik

2. Penulisannya cermat, tepat, benar, dan tidak membuat andaian.

3. Tidak menulis untuk memenuhi kehendak golongan-golongan tertentu.

4. Penulis hanya menulis untuk memaklumkan tentang sesuatu dan tidak bersifat prejudis.

5. Penulisan akademik bersifat sistematik. Setiap langkah direncanakan secara sistematik, konseptual, dan mengikuti prosedur yang jelas.

6. Penulisan akademik tidak bersifat emosional. Ia menggunakan sebab-musabab dan pengertian sesuatu masalah atau persoalan. Kata-katanya mudah didefenisikan.

7. Setiap pandangan yang dikemukakan disertai dengan bukti.

8. Menulis dengan jujur dan hanya mengemukakan kebenaran. Tidak ada kenyataan-kenyataan yang boleh menimbulkan keraguan.

9. Penulisan akademik tidak bersifat argumentatif. Rumusan yang dibuat dalam penulisan akademik akan membiarkan fakta berbicara sendiri.

10. Penulisan akademik tidak bersifat persuasif. Jika penulisan berkenaan berjaya mengubah pandangan pembaca, itu bukan melalui kaedah persuasif, argumentasi, perselisihan pendapat dan protes, tetapi melalui fakta yang berdiri atau berbicara sendiri.

11. Penulisan akademik tidak akan memutar-belitkan fakta karena akan merusak tujuan penulisan akademik. Ia juga tidak akan melebih-lebihkan sesuatu karena ia akan menunjukkan motif penulis yang mementingkan dirinya sendiri.

C. Langkah-Langkah Menulis Akademik

Adapun langkah-langkah pada proses penulisan akademik adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan

Sebagai kegiatan yang kompleks, menulis membutuhkan perencanaan yang memadai. Dalam proses perencanaan, kegiatan-kegiatan berikut sangat penting diperhatikan sebagai penulis.

a. Mengumpulkan bahan

Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan berupa data, informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Tahap seperti inilah yang pada hakikatnya sebagai tahap pengumpulan bahan untuk menulis.

b. Menentukan tujuan dan bentuk

Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh situasi. Misalnya, dalam membuat laporan penelitian, format dan tujuan laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana peneliti. Segala usaha lain untuk memperluas tujuan yang telah ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat.

c. Menentukan pembaca

Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah pembaca tulisan kita nanti itu memiliki pengetahuan cukup banyak atau sedikit tentang bidang yang kita tulis dan apa yang diharapkan atau diinginkan pembaca dari informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis perlu mengetahui apa yang diinginkan, yang diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.

2. Menulis

Bagi kebanyakan penulis yang sudah profesional, biasanya situasi memaksa mereka untuk menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum berpengalaman sering kurang tepat dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata tidak diperhitungkan. Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu yang sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, lebih-lebih penulis sudah mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.

3. Merefleksikan

Teknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum merangkum karangannya mereka merefleksikan apa yang sudah mereka tulis. Kesempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tetapi kemudian terasa salah.

4. Merevisi

Mengerjakan revisi merupakan langkah yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang baik. Akan tetapi, hal ini seringkali kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan langkah-langkah yang lainnya. Revisi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah, terfokus sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu merasakan masalah yang mungkin muncul dan menuntut perbaikan dari penulisnya sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik dan layak baca.

Tulisan ilmiah selalu membawa nama penulisnya. Oleh karena itu, penulis sebaiknya tidak terlalu cepat puas dengan apa yang pernah ditulisnya. Upayakan jangan sampai para pembaca tidak dapat memahaminya, atau salah menginterpretasi serta menafsirkan tulisannya karena tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya.

D. Kesalaham-Kesalahan Umum Saat Menulis Akademik

Pada saat menulis akademik mungkin ada beberapa kesalahan saat menulis yang dengan mudah diperiksa sementara merevisi. Kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan ejaan

Kesalahan ejaan disebabkan karena budaya mobile messaging, perubahan besar dalam ejaan kata-kata karena salah pengetikan.

Contoh:

Telah datang didepan “u” (salah)

Telah datang didepan “Anda” (benar)

Maka dari itu kita harus berhati-hati dalam mengeja kata-kata secara akurat saat menulis esai formal atau segala macam makalah akademik. Lebih baik jika anda tidak tergantung pada spell check perangkat lunak itu.

2. Kesalahan tata bahasa

Kita sering gagal untuk menjelaskan ide utama karena penggunaan tata bahasa yang salah. Alasan dibalik kesalahan itu adalah pandangan yang lebih luas dari topik. Sementara menyebutkan informasi ini, kita membuat pergeseran dalam tindakan yang membingungkan anda dalam memilih kata kerja tertentu. Untuk menghindari kesalahan tata bahasa tersebut, selalu menggunakan kata kerja dasar dan mengendalikan aliran kertas anda.

3. Kesalahan ketik

Jenis kesalahan yang sangat sulit ditemukan dalam penulisan akademik. Anda melakukan kesalahan seperti saat mengetik misalnya mengetik “lalu” bukan “than”. Bahkan perangkat lunak mengetik kadang-kadang tidak dapat menemukan kesalahan-kesalahan ini. Sehingga untuk menghindari kesalahan pengetikan, kita harus membiasakan diri untuk merevisi setiap ayat untuk menghindari kesalahan pengetikan.

4. Mengandalkan ejaan perangkat lunak

Seorang penulis akademis yang cerdas dan berkualitas tidak akan pernah mengandalkan perangkat lunak ejaan karena kadang-kadang perangkat lunak ini tidak dapat memeriksa segala macam kesalahan dengan baik dan benar. Hanya mata manusialah yang cukup efisien untuk memeriksa segala macam kesalahan dengan benar.

sumber:pendidikanmatematika2011.blogspot.com/.../langkah-langkah-menul