Mahasiswa Baru Angkatan Corona "Serba Teknologi"

19 September 2020 00:42:27 Dibaca : 4

Awal tahun ini begitu mengesankan bagi sebagian orang dengan rencana-rencana yang sudah mampir di kepala, mulai dari memutuskan akan melakukan diet sampai lebih sering olahraga. Ada juga yang lebih besar seperti memutuskan akan melanjutkan kuliah ke luar kota. Ternyata, tanpa disangka-sangka, belum genap 3 bulan pertama, kita sudah dihadapkan dengan badai pandemi yang memaksa untuk mengganti beberapa rencana yang sudah disusun sebelumnya. Yang kuliahnya sudah resmi diterima pun kini masih harus cemas karena tahun ini berbeda.

Walau bagi beberapa orang berstatus mahasiswa baru menjadi lebih mudah tanpa tatap muka, tapi bagi beberapa yang lain hal ini bisa jadi lebih susah. Terpikirkan kekhawatiran adik-adik angkatan 2020 ini, Miscur edisi 16 Juli 2020 membahas tentang rasanya jadi mahasiswa baru di masa pandemi. Simak yuk curhatan mereka!

1. Setiap tahunnya ospek menjadi momen yang penuh harap-harap cemas. Berganti tahun, bisa jadi berganti pula tradisinyaJika beberapa tahun yang lalu ospek identik dengan jebakan dari kakak tingkat yang jadi panitia lengkap dengan kegiatan yang kadang ‘menguji mental’, semakin ke sini ospek menjadi kegiatan yang lebih santai dan biasanya diisi dengan materi-materi atau ceramah yang berguna dari pihak kampus. Meskipun demikian biasanya tetap ada perlengkapan-perlengkapaan yang harus dibawa dan aturan yang mesti ditaati, mulai dari pakai seragam putih hitam hingga memakai name tag sebagai tanda pengenal. Kini tak ada lagi ribet-ribet mencari perlengkapan dan berkumpul bersama teman sekelompok untuk membuat keperluan tersebut. Semuanya serba optimasi teknologi, tapi jutsru ini juga bisa jadi ajang untuk berlatih agar lebih mudah beradaptasi.

2. Walaupun penyampaian materi dilakukan secara daring, namun bisa jadi akan ada ospek susulan jika pandemi sudah mereda. 

Salah seorang mahasiswi Universitas Ciputra, Surabaya menceritakan ospek yang biasanya dilakukan di kampusnya. Dengan semangat entrepreneurship, biasanya para mahasiswa baru harus berjualan di mall untuk membangun jiwa wirausaha tersebut. Akan tetapi, mengingat daerah ini kini menjadi salah satu zona merah, ospek akan dilakukan daring. Walaupun demikian bisa saja praktik untuk berjualan dilakukan setelah ujian tengah semester tahun depan dengan catatan kalau semuanya sudah mereda

3. Ternyata ada yang diuntungkan dari ospek daring ini yaitu mereka yang kadang sulit untuk berbaur dalam lingkungan yang baruOspek hingga kuliah daring artinya tak ada tatap muka dengan wajah-wajah baru dari teman-teman seangkatan atau bahkan sekelas. Komunikasi hanya akan dilakukan melalui grup-grup di media sosial secara jarak jauh. Mungkin agak sulit berkenalan dengan model ini karena kita jadi tak benar-benar tahu seperti apa sebenarnya si teman-teman baru, namun ternyata kecemasan ini tak berlaku bagi semua orang. Ada pihak-pihak yang merasa lebih ‘aman’ jika bisa berkenalan dulu melalu media sosial atau obrolan daring sebelum benar-benar bertemu di dunia nyata karena bisa observasi dulu seperti apa orangnya dan bagaimana pola komunikasinya. Selain itu, bisa juga antisipasi saat kuliah sudah masuk seperti biasa maka sudah lebih aman karena ada temannya.

Ospek dan kuliah daring tidak seburuk yang dibayangkan kok. Dengan teknologi saat ini maka harusnya informasi yang didapatkan bisa lebih mudah. Jangan lupa untuk mengikuti akun-akun resmi kampusmu di media sosial juga agar tak ketinggalan. Tak bisa dimungkiri menjadi mahasiswa memang seringnyya harus lebih banyak mencari tambahan informasi sendiri nantinya dalam bidang apapun itu, baik materi kuliah maupun mengurus administrasi

Manfaat Berorganisasi atau Menjadi Seorang Aktivis

19 September 2020 00:06:52 Dibaca : 6

"Aktivis", mungkin kata ini sudah sering kita dengar dalam lingkungan kampus. Jika sebagian besar mahasiswa ditanyai mengenai "Mahasiswa aktivis",mungkin dengan serta merta mereka menjawab bahwa menjadi seorang mahasiswa aktivis itu tidak keren, IPK nya selalu jelek, atau dengan alasan yang lebih rasional mereka menjawab bahwa menjadi aktivis itu hanya menghabiskan waktu belajar karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk berorganisasi.

Nah, itu pemikiran yang kurang tepat yah kawan-kawan. Mengapa saya berkata demikian ? Karena ketika kita mulai memilih untuk menjadi seorang mahasiswa aktivis berarti kita mulai bergerak melakukan sebuah perubahan. Untuk melakukan sebuah perubahan, kita membutuhkan yang namanya wadah atau tempat. Ibarat kata kita ingin pergi ke suatu tempat, kita tentunya memerlukan kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan. Dengan kendaraan inilah kita mampu berkendara ke tempat tujuan tersebut. Begitupun sebaliknya, dengan wadah organisasi dan memutuskan untuk memulai berorganisasi, maka kita akan mampu mencapai sebuah perubahan.

Kemudian, perubahan apa yang dimaksud ? Tentu saja perubahan yang lebih baik dalam masyarakat karena sesungguhnya kita sebagai mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat, sebagai penyalur aspirasi masyarakat, membantu mereka yang kurang beruntung, yang tidak sempat merasakan pendidikan.

Kalian mungkin bertanya - tanya terkhususnya bagi mahasiswa baru yang mulai menempa diri di bangku perkuliahan, "Mengapa saya harus memilih menjadi seorang aktivis ?",

" Apa untungnya bagi saya dalam dunia perkuliahan apabila saya menjadi seorang aktivis ?"

Berikut ini beberapa manfaat dari berorganisasi atau menjadi seorang mahasiswa aktivis ;

Pertama, siapa yang tidak ingin memiliki banyak teman ? Nah, dengan berorganisasi kalian akan memiliki banyak teman dari berbagai jurusan, bahkan dari berbagai kampus.

Kedua, jiwa sosial kalian akan terbangun dengan sendirinya ketika kamu menjadi seorang aktivis.

Ketiga, kalian akan mendapatkan pengetahuan baru, mulai dari pengetahuan berorganisasi dan lain lain yang tidak kalian dapatkan di bangku perkuliahan.

Keempat, kalian akan pandai mengatur waktu karena kalian akan dibiasakan mengatur waktu kuliah dan waktu berorganisasi.

Nah, diatas adalah beberapa dari sekian banyaknya manfaat jika kalian memilih untuk menjadi seorang mahasiswa aktivis. Penulis sendiri adalah seorang mahasiswa aktivis, dan manfaat yang telah disebutkan diatas adalah berdasarkan pengalaman penulis selama berkecimpung dalam dunia organisasi.

Jadi, kesimpulannya adalahMari berorganisasi.

Hidup mahasiswa !

Seperti yang anda ketahui Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.

 

Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.

 

Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong