Menjadi mahasiswa Baru dalam Keadaan Pandemi Covid-19
Banyak orang sudah tahu, mahasiswa adalah sosok yang dituntut untuk mampu menjawab tantangan globalisasi yang kian menanjak, mampu membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan negara. Tak hanya itu, menjadi mahasiswa juga berpotensi dapat membuka peluang karier yang lebih luas dan bergengsi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah sesuatu yang keren. Karena itulah status mahasiswa menjadi salah satu impian yang ingin diraih oleh hampir semua orang di negeri ini.
Banyak harapan yang terlontar dari mulut-mulut calon mahasiswa baru. Hal-hal seperti bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru secara langsung, mendapatkan rekan-rekan baru yang dewasa dan solid, merasakan sensasi wira-wiri di lingkungan kampus dengan memakai baju kasual, menambah skill dan relasi dengan menjajal organisasi-organisasi kampus yang menantang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya harapan-harapan seperti ini dipandang sangat wajar, asalkan tidak menjadikan kuliah sebagai semata-mata pelarian.
Realitanya di Masa Pandemi Covid-19
Pada faktanya, tidak semua harapan yang telah disimpan sejak jauh-jauh hari oleh para mahasiswa baru kini dapat direalisasikan dengan utuh. Beberapa harapan skala kecil terpaksa harus ditarik dan dipendam dalam-dalam untuk sementara waktu. Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia saat ini seolah meluluhlantakkan terealisasinya harapan-harapan tersebut. S
ebab, sebagaimana kebijakan dan arahan yang dikeluarkan oleh Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Nadiem Anwar Makarim, melalui SE (Surat Edaran) Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 pada tanggal 17 Maret 2020 perihal Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), membuat aktivitas pendidikan seperti pembelajaran dan penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta terpaksa dialihkan ke dalam media daring atau online. Terutama aktivitas di perguruan tinggi.
Hal ini disusul dengan pernyataan resmi yang dipaparkan Nadiem, “Karena keselamatan adalah yang nomor satu, saat ini semua perguruan tinggi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara online sampai ke depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi untuk saat ini belum berubah, jadi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara daring,”
Jadi mau tidak mau, mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021 ini harus melalui kegiatan masa orientasi atau pengenalan kehidupan kampus seperti PKKMB, OSPEK, atau PBAK hingga kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring seperti Zoom, YouTube, Google Meet, Microsoft Teams, atau media lain yang relevan. Ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah bagi mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan masa orientasi dan pembelajaran secara daring atau online.
Bagaimana Seharusnya Mahasiswa Baru Menyikapi Kondisi Ini?
Mahasiswa baru angkatan 2020/2021 memang akan merasa sangat asing dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa beradaptasi dengan aktivitas perkuliahan daring, dibandingkan dengan keadaan pada waktu normal. Mental yang dimiliki mahasiswa baru memang belum sepenuhnya terlatih. Ini adalah masa peralihan yang berat bagi mereka menuju manusia yang lebih dewasa. Sebab, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang baru saja tamat dari sekolah menengah (SMA/MA/SMK atau bentuk lain yang sederajat). Di sinilah peran kakak tingkat dibutuhkan.
Sebaliknya, tidak semata-mata berani mengakrabkan diri dengan teman seangkatan saja, mahasiswa baru juga harus memiliki keberanian untuk mengenal dekat dan mengakrabkan diri dengan kakak tingkat mereka, terutama yang masih satu prodi atau jurusan. Meski hanya saling kenal dan berkomunikasi via online untuk sementara waktu, itu tidak menjadi masalah. Kedekatan yang mereka jalin harus menjadi prioritas.
Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga kita bisa menjalani aktivitas perkuliahan dengan normal kembali.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, UNG optimalkan kuliah daring
Langkah cepat diambil Pimpinan Universitas Negeri Gorontalo dalam mengantisipasi dan melakukan pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid19) di wilayah Kampus dan sekitarnya. Upaya pencegahan penyebaran Virus Corona dilakukan dengan mengoptimalkan proses pembejalaran atau kuliah berbasis Dalam Jaringan (Daring).
Langkah mengoptimalkan kuliah Daring dilakukan dalam rangka mengurangi frekuensi berkumpulnya banyak orang dalam suatu kegiatan. Bahkan kegiatan akademik lain seperti kegiatan praktikum/praktek di laboratorium maupun lapangan dapat dijadwalkan kembali dan metode pelaksananaannya disesuaikan dengan keadaan.
“Kegiatan yang melibatkan banyak masa seperti Seminar Nasional dan Internasional untuk sementara waktu ditangguhkan. Edaran ini berlaku sejak tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan pemberitahuan selanjutnya, diharapkan seluruh Civitas Akademika dapat memaklumi hal ini demi keselamatan dan kesehatan bersama,” pungkasnya.
Saat ini para Dosen diminta untuk lebih mengoptimalkan sistem kuliah Daring dengan menggunakan aplikasi SIAT maupun aplikasi lainnya.
Pada tahun 2021 ini pelaksanaan PKKMB terpaksa harus dilakukan secara online atau daring akibat dari Pandemi yang belum juga hilang hingga saat ini.hampir seluruh dunia termasuk indonesia merasakan dampak pandemi yang ada sejak awal tahun 2020.
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Universitas Negeri Gorontalo, disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Dahulu Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan dengan surat Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu, tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat keputusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. Dalam perjalanannya selama 50 tahun telah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan dan enam kali perubahan nama lembaga.
Pada masa pemerintahan gubernur provinsi gorontalo Rusli Habibie, pergantian nama Universitas Negeri Gorontalo sempat diusulkan menjadi UBJ Habibie (Universitas BJ Habibie). Namun kemudian para mahasiswanya menolak. Sebab dianggap akan menghilangkan entitas jati diri rakyat Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018, mengukuhkan Universitas Negeri Gorontalo masuk sebagai jajaran Perguruan Tinggi terbaik dengan perolehan akreditasi A. Pada tahun 2017, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 50 berdasarkan peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Selain itu berdasarkan data Peringkat Universitas di Dunia versi Webometrics tahun 2018, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 154 (Asia Tenggara) dan 42 (Indonesia).