65% Mahasiswa Terkendala Jaringan Internet dan Kuota Saat Kuliah Daring

07 August 2021 15:14:30 Dibaca : 16

Sistem perkuliahan daring atau online di masa pandemi Covid-19 ternyata  membuat sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan. Maka, kuliah daring belum sepenuhnya dapat menjadi alternatif pembelajaran yang memadai. Hal ini tercermin dari hasil "Survei Kuliah Daring Mahasiswa" yang saya lakukan (8 Juni 2020) dengan 149 responden mahasiswa di 3 perguruan tinggi.

Saat ditanyakan "apa hambatan/kendala Anda dalam mengikuti kuliah daring?" Faktanya, 65% mahasiswa terhambat masalah jaringan internet atau kuota, 26% hambatan soal waktu, 7% hambatan soal ponsel/laptop, dan 2% hambatan lain. Kondisi ini memberi sinyal kuat. Bahwa mahasiswa pada umumnya sama sekali tidak siap untuk melakukan kuliah daring. Di samping menjadi "pekerjaan rumah" untuk kampus dalam mensosialisasikan kuliah daring sebagai alternatif pembelajaran di era digital.

Patut diduga, hasil survei ini pun menyiratkan sebagian besar mahasiswa hanya memiliki akses internet sesuai dengan kuota yang dibeli untuk durasi waktu singkat. Entah, paket harian, paket 3 harian atau paket semingguan. Di sisi lain, survei ini pun menegaskan dominasi kuat kuliah tatap muka di kelas. Baik dalam situasi darurat seperti wabah Covid-19 atau tidak darurat. Kuliah daring nyatanya belum menjadi pilihan di kalangan perguruan tinggi.

 

  

Sementara banyak perguruan tinggi, akibat wabah Covid-19, telah mengimbau untuk mengganti kuliah tatap muka menjadi kuliah daring. Ternyata di lapangan, sebagain besar mahasiswa mengalami hambatan. Sehingga efektivitas perkuliahan pun tidak optimal. Sedangkan dalam situasi pandemic Covid-19, sudah pasti kuliah tatap muka di kelas tidak dapat dilakukan. Karena membahayakan mahasiswa tertular virus corona.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong