KATEGORI : coretan-coretan

Semboyan yang Memerdekakan

25 May 2015 23:20:47 Dibaca : 583

Beragam budaya, suku, ras, agama dan bahasa telah menjadi warna bagi Negara untuk dijadikan symbol atau identitas. Hal ini dibuktikan oleh Negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terbagi dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Maluku dan Sulawesi. Setiap Pulau memiliki keberagaman budaya, suku, ras, agama dan bahasa yang bisa menjadi topic menarik sebagai bahan pengetahuan ataupun diskusi saat menikmati secangkir kopi pada sore hari. Waktu dan tempat bersifat fleksibel, karena kapanpun dan dimanapun keragaman yang ada di Indonesia akan tetap menjadi topic menarik selama topic itu baru untuk dijadikan pengetahuan.


Namun dengan adanya keberagaman tersebut melahirkan perdebatan, perselisihan hingga pertikaian hanya karena perbedaan persepsi dari masing-masing individu bahkan kelompok. Salah satu perbedaan persepsi tentang mempertahankan Idiologi dan merasa benar yang mejadi pemicu konflik antar suku, ras, dan agama. Padahal keberagaman yang mengindahkan Indonesia, keberagaman yang mendamaikan dan memerdakakan Indonesia. Sehingganya, butuh kesadaraan untuk memahami semboyan resmi Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.


Memahami Bhineka Tunggal Ika bisa membawa pada kedamaian yang abadi, saling menghargai keyakinan dan mengindahkan kebersamaan adalah salah satu tujuan Semboyan Negeri ini. Selain itu, setiap wilayah memegang keyakinan seperti halnya semboyan. Dalam hal ini wilayah Indonesia timur yang terbilang keberagamannya banyak dari wilayah Indonesia lain. Papua, Tragedi Biak Berdarah, 6 Juli 1998, perlakuan aparat tidak semestinya yang diterima rakyat sipil, hanya karena mempertahankan Sang Bintang Fajar yang dikibarkan pada sebuah menara air di dekat pelabuhan laut Kota Biak. Aksi penaikan Bendera Bintang Kejora ini dinilai sebagai tindakan melanggar hokum. Ratusan demonstran sipil tak bersenjata yang bertahan di sekitar menara air itu dikepung dan ditembaki pada 6 Juli 1998 subuh oleh aparat TNI/POLRI. Papua dengan semboyannya “Karya Swadaya” yang bisa diartikan pemikiran dari rakyat papua. semboyan yang dapat menyatukan seluruh rakyat Papua. Demikian semboyan dari Papua Barat yang mencintai negeri ini, “Cintaku Negeriku”.


Maluku dengan semboyannya “Siwa Lima” artinya Milik Bersama. Semboyan yang menggambarkan bahwa Maluku dan yang ada di Maluku adalah milik bersama. Dengan Tragedy di Ambon Maluku berdarah 1998 kerusuhan antar Agama bisa memudarkan semboyan Maluku. Maluku Utara juga memiliki semboyan Marimoi Ngome Futuru; "Bersatu kita kuat" yang memiliki tujuan tidak lain untuk kedamaian. perkataan yang berkembang pada masyarakat “katong samua basudara” yang artinya kita semua bersaudara, maknanya yang mengarah pada kebhinekaan.


Sulawesi adalah pulau yang berbentuk huruf K. Tragedy poso berdarah di Sulawesi Tengah antar umat beragama, padahal Sulawesi Tengah mempunyai semboyan Nosarara Nosabatutu (Bahasa Kaili); yang artinya "Bersama Kita Satu". Semboyan yang mengandung arti pentingnya kebersamaan, indahnya kedamaian untuk Sulawesi Tengah. Selain itu, masyarakat Sulawesi juga dalam bahasa keseharian (logat) yang kita kenal dengan “Torang samua basudara” artinya kita semua bersaudara. Kesadaraan akan semboyan perlu sebagai wujud bahwa semboyan ada untuk menjadi acuan dari masyarakat itu sendiri. Sehingganya, masyarakat dapat hidup aman dan tentram seperti yang dilontarkan pejuang pada masa penjajahan, MERDEKA.


Kata merdeka adalah perkataan orang ketika merasa bebas. Segala koflik yang terjadi di Negeri ini pasti merindukan yang namanya teriakkan kata Merdeka. Namun keliru ketika memahami kata merdeka ada diujung pertumpahan darah. Perdebatan, perselisihan dan pertikaian hingga ada korban jiwa akan tiada jika mau memahami semboyan Indonesia dan memahami semboyan masing-masing daerah. Sehingganya semboyan sendirin yang akan memerdekakan.

 

mohon di kritik, masih banyak kekurangan dalam penulisan, tulisan ini sempat diikutkan dalam kegiatan SEJUK(serikat jurnalis untuk keberagaman), tapi tidak lolos.

Penulis Gadungan- judul ANAK DUSUN JUGA BISA NGAMPUS

17 April 2015 21:15:00 Dibaca : 193

 Kampus adalah tempatnya pencucian orang miskin
 Miskin harta, miskin ilmu dan miskin moral (siWalker)

Ngampusssss.....Siapa yang bilang ngampus harus orang yang berduit? Pertanyaan ini yang sering muncul untuk temannya ketika si anak dusun pulang ke kampung halaman. “So mahasiswa situ we, nya sombong orang ada uang” ujar temannya kepadanya, ini menjadi tanda tanya besar untuk kita yang ingin meraih impian. Sekedar meluruskan persepsi ungkapan diatas agar bisa lebih memikirkan apa yang akan kita lakukan kedepan supaya kita bisa melanjutkan keperguruan tinggi, bukan memikirkan apa yang akan menyusahkan kita nanti. Kebanyakan orang lebih memikirkan yang susahnya daripada jalan keluarnya, sehingga bisa berpengaruh dengan adanya kemauan dan bisa membuat lemah daya dorong untuk maju.

Anak dusun? Iya,, Dia anak dusun utara ujung pinggir kali, kali yang menjadi batasan dengan desa tetangga yang terletak di desa sipayo kecamatan paguat kabupaten Pohuwato. Ia dilahirkan dari rahim seorang ibu dengan berstatus URT (urusan rumah tangga) dan ayahnya seorang petani. Ibu URT itu sering di panggil dengan panggilan ma’tei (sapaan akrab) dengan nama lengkap Teti Husain dan petani itu sering di sapa dengan sapaan Ga’u yang bernama lengkap Abd. Gafar Djauhari. Ayah dan Ibu tersebut di karunia dengan delapan (8) anak, laki-laki berjumlah 5 orang dan 2 orang perempuan dan satunya telah meninggal dunia pada usia sekitar 2 tahun , anak pertama bernama Rizal Djauhari (mahasiswa jur. Peternakan di Universitas Negeri Gorontalo), ke-2 Rizky Djauhari(mahasiswa jur. Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Gorontalo), ke-3 Richat Djauhari (siswa SMA), ke-4 fingky Djauhari (siswa MTS), ke-5 Rahman Djauhari (murid di MI), ke-6 fingkan Djauhari (murid di MI), ke-7 Rahim Djauhari (TK) dan satunya lagi hampir lupa anak pertama dilahirkan dari suami sebelum ayah dari anak dusun tersebut bernama Riyan Rauf.

­ Orang tua dari ke delapan anak tersebut mampu menyekolahkan anaknya dari anak bungsu sampai anak sulungnya dengan tekad yang kuat tanpa memikirkan tanggungan biaya dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier ke depannya bagaimana karena berprinsip pendidikan itu perlu sebagai barometer untuk mencapai impian.

Siapa si Anak Dusun?

Dia si anak kedua dari ibu URT dan Ayah petani tersebut. Rizky Djauhari (DJAUH dimAta deRas dihatI) dengan nama paling panjangnya rizky aditya fernendi sandika erlangga syaputra wijaya kusuma yongma rescucer disfencer walker djauhari adalah salah satu mahasiswa di jurusan Ilmu komunikasi angkatan ke-2 di fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG), UNG adalah salah satu Universitas terbesar dan satu-satunya campus Negeri di kota Gorontalo.

Berjalannya kegiatan perkuliahan, si anak dusun dan kakaknya yang bernama rizal sempat di hadapi dengan masalah yang bisa menghambat perkuliahan, di pertemukan dengan masalah yang harus ada korban antara anak dusun dan rizal, pengeluaran biaya kuliah begitu menguras kantong dari seorang petani agar rizal mengikuti PKL (praktek kerja lapangan) dan di susul dengan KKS (kuliah kerja sibermas) yang bisa saja berefek pada anak dusun untuk pembayaran SPP tiap semester. Dengan waktu yang sempit, anak dusun berusaha untuk mengantisipasi sebab ada angin bahagia sempat masuk ke telinga anak dusun dengan adanya kebijakan Universitas (jika Universitas memiliki dua orang mahasiswa yang bersaudara kandung bisa mengurus pengurusan keringanan biaya SPP, suara mahasiswa). Dan ternyata tidak sesuai harapan, bahwa pernyataan tersebut berlaku pada kurikulum sebelumnya periode kemarin. Akhirnya dengan suara kecil keluar dari mulut rizal ”soal wisuda biar le lambatasal di waktu yang tepat”. Ia sebagai kakak dari si Anak dusun berlaku bijak untuk menunda kegiatan KKS itu semata-mata untuk pemenuhan biaya SPP adiknya.

Anak dusun yang sering di sapa dengan sapaan si walker. Ia adalah salah satu mahasiswa yang bimbang akan perjalanan hidup untuk berkarir, selalu pesimis, lebih banyak frustasi dari pada aksi, takut gagal tapi ingin sukses dan masih banyak lagi. Disamping ngampus Anak dusun utara atau “walker” sering memikirkan generasi anak-anak dusun sekitar tersebut ke depan dengan satu konsep untuk mementingkan generasi mendatang, dia berupaya bagaimana cara agar bisa tersalurkan apa yang didapatkanya dari bangku kuliah. Tanpa berpikir panjang anak dusun memutuskan untuk mendirikan kelompok kecil di dusun sekitarnya yang beranggotakan 5 orang dan kelompok kecil itu di putuskan menjadi kelompok yang bernama Walker Community (perkumpulan pejalan kaki yang berarti segalanya berawal dari jalan kaki/dari angka nol untuk Sukses) dengan slogannya “Berawal dari kegagalan berakhir dengan kesuksesan”. Seiring berjalanannya waktu, perecrutan terjadi untuk kelompok walker dengan beranggotakan sekitaran 40 orang, dan sampai saat ini masih dalam proses berkembang dengan satu tujuan untuk menjadi komunitas yang mampu dijadikan sebagai cermin dalam sebuah komunitas di sisi positifnya.

Sifat ilmu yaitu jika di bagikan tidak berkurang bahkan bertambah dan jika tidak dibagikan sia-sia punya ilmu.

 

Cerita Pendek KELAS VIP

17 April 2015 21:10:59 Dibaca : 283

Judul : KELAS V.I.P

Script Writter : RIZKY DJAUHARI

Sinopsis:
REKTOR Universitas Negeri Gorontalo(UNG) baru saja meresmikan sebuah ruang kelas PIP. Itu lho Kelas yang mewah yang kayak di sinetron-sinetron. Kelas PIP dibangun atas gagasan komunitas WALKER(komunitas pejalan kaki yang ingin merasakan kenyamanan dunia) yang diprakasai oleh Rizky Walker (salah satu mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di UNG) sebagai ketua WALKER Dua ruang Kelas yang berukuran sama 6 x 8m memiliki fasilitas tanpa dosen, smart board yang menuntun kita belajar, AC, lantai keramik, tv, sound system, makanan dan minuman serta tidak kalah tandingnya tiap pagi selalu ada tabloid dan koran terbaru yang setia menemani.

Seperti pagi-pagi biasanya di depan Kelas PIP dipenuhi mahasiswa yang mengantri untuk menikmati fasilitas Kelas PIP berfasilitas plus. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa ilmu komunikasi. Untuk dapat menikmati Kelas PIP mahasiswa harus membayar Rp. 3.000/jam untuk 1 orang mahasiswa. Bagi mereka yang ingin menjadi member harus membayar uang kartu sebesar 5000. Mereka yang menjadi member akan memperoleh diskon 5% dan pada akhir bulan akan mendapat door prize voucher photo-photo di studio ilmu komunikasi.

Seperti pagi-pagi biasanya juga kelas PIP ramai…, dan terus bertambah ramai dari hari ke hari. Sehingga membuat kewalahan petugasnya.

Tidak seperti pagi-pagi biasanya, pagi ini pak REKTOR bersama-sama Mahasiswa lain menutup kelas PIP secara sepihak. Tentu saja kejadian ini mengejutkan mahasiswa lainnya, terutama Anak-anak komunikasi. Mereka menuntut kelas PIP kembali dibuka. Tapi Pak REKTOR tetap dengan pendiriannya dengan alasan kelas PIP mengganggu stabilitas mahasiswa. mahasiswa jadi melalaikan kelas-kelas biasa yang dulunya mereka tempati karena mereka seharian mengantri di kelas PIP. Akhirnya setelah memberikan penjelasan panjang lebar kepada Mahasiswa. Akhirnya mereka mengerti dan kelas PIP resmi ditutup!

Sementara itu di sekretariatan Walker, rizky berusaha belajar untuk bisa menggunakan alat elektronik yang ada di secret tersebut yang sama dengan yang ada di kelas PIP, Ternyata rizky udikan alias gaptek. agar tak berkesan katro/norak ia berusaha dengan berbagai cara.
Script:

EXT. DEPAN GERBANG KAMPUS UNG, SIANG
Semangat mahasiswa memasuki kampus.

CUT TO:
EXT. AREA FAK. ILMU SOSIAL, SIANG

Gedung fakultas, tempat parkir, cleaning service yang sibuk dengan tugasnya, seorang mahasiswa berjalan sambil membaca buku.

CUT TO:
EXT. PELATARAN kelas PIP. SIANG
mahasiswa ramai berkumpul di depan sebuah kelas. Hiasan Kertas serta balon warna-warni ikut menyemarakan peresemian kelas PIP. Beberapa mahasiswa membicarakan tentang kelas PIP yang tampak berbisik-bisik.

Pak Rektor sedang memberikan sambutan kepada mahasiswa untuk pembukaan kelas PIP, dengan dihadiri seluruh staf rektorat UNG.
Dengan antusias dan pandangan bingung tampak ekspresi mahasiswa memperhatikan Pak
Rektor,

Pak Rektor
Terima kasih atas kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu dan juga adik mahasiswa yang saya cintai. Hari ini merupakan hari yang paling bersejarah bagi kampus kita. Karena akan ada perubahan besar di sini. Kita akan menjadi bagian dari mahasiswa moderen. Sebentar lagi kita akan dapat Menikmati pelayanan seperti layaknya bintang-bintang kelas satu.

CUT TO:
EXT. PELATARAN KELAS, SIANG
Beberapa mahasiswa yang penarasan untuk mengetahui isi kelas PIP, mereka berusaha melihat celah-celah kaca didekat pintu kelas

Pak REKTOR
Saya sangat bangga dengan ibu-ibua anggota komunitas Walker karena dengan ide yang brilian
Dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mahasiswa.

Rizky

Tersenyum bangga.

PAK REKTOR
mahasiwa UNG yang saya banggakan saya berharap fasilitas ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya Karena mengingat jadwal saya hari ini padat sekali, jadi tanpa berpanjang lebar.Maka kelas PIP resmi saya buka!

CUT TO:
EXT. PELATARAN KELAS, SIANG
Pak Rektor Menggunting pita kelas PIP. Terdengar suara petasan. mahasiswa bertepuk tangan. Beberapa mahasiswa dan staf menyalam Pak Rektor. Rizky berada di antrian paling depan masuk ke dalam kelas PIP.

CUT TO:
INT. RUANG KELAS MEWAH, SIANG
ruang kelas mewah lengkap dengan smart board, AC dan juga music yang bisa menambah semangat belajar. Tampak beberapa fasililitas Tambahan seperti tv, sound system untuk karaokean dan tempat tidur.
Wajah rizky tampak sangat bahagia dan segera melangkah menyusuri ruang kelas itu dengan siulan seperti layaknya orang kaya.

FADE OUT:
EXT. DEPAN kelas PIP, SIANG
PENJAGA
(tegas)
Jangan lupa ya dengan kartu membernya Nanti kalo sudah penuh. Bisa ditukar denganh hadiah yang menarik. Ada hunting dengan crew photography komnuikasi, photo bersama model komunikasi, DLL
Kartu member kelas PIP. Ada kotak-kotak untuk membubuhkan Stempel.

CUT TO:
INT. RUANG KELAS MEWAH, SIANG
mahasiswa yang nggak bisa belajar kalau tidak dengar lagu india.

CUT TO:
INT. RUANG KELAS MEWAH, SIANG
mahasiswi dengan membawa boneka yang sering menemani dia saat tidur, ekkhh akhirnya selama waktunya dalam ruang kelas ketiduran.

CUT TO:
INT. RUANG KELAS MEWAH, SIANG
Rizky bangkit dari tempat tidur, istrahat karena capek setelah mecoba fasilitas ruang kelas tersebut.

CUT TO:
EXT. PELATARAN KELAS, SIANG
rizky keluar dari kelas PIP melalui antrian. Wajahnya tegang tapi tetap berusaha anggun.

FADE OUT:
EXT. DEPAN KELAS PIP, SIANG
mahasiswa mengantri di kelas PIP. Mahasiswa yang dianggap sebagai preman kampus mencoba untuk masuk
mahasiswa I
(Galak)
ba pinggir ana mo lewat

Mahasiswa II
(Protes)
Antri donk BRO.

mahasiswa I
(Kesal)
apa ngana punya ini. Napa ngana punya ba’alo. Mahasiswa I tersebut langsung masuk ruang kelas’

CUT TO:
INT. RUANG KELAS, SIANG
Terdengar suara dialog dan musik film india sedih mendayu-dayu Sayup-sayup
Terdengar suara orang menangis. Lantai ruang kelas penuh dengan kertas tissue bekas. Preman menangis tesedu-sedu di tempat tidur sambil menyaksikan film india. Dan juga sambil makan pisang, saking terbawa keadaan tak sadar dia sembarangan membuang kulit pisang. Setelah rizky mau keluar ruangan tiba-tiba terpeleset dengan kulit pisang.

Tapi anehnya rizky tidak sedikitpun marah kepada orang yang membuang kulit pisang tersebut.

FADE OUT:
EXT. PELATARAN KELAS, SIANG

Orang mengantri di depan Kelas PIP. Terdengar Sepatu security yang sedang berjalan. Security Memasang papan pengumuman dan Papan Pengumun bertuliskan
” KELAS DITUTUP UNTUK SELAMA.LAMANYA”.
Tidak lama kemudian Pak Rektor datang Hal ini tentu saja membingungkan mahasiswa. Warga ribut dan hampir tidak terkendali.
PAK REKTOR
Tenang-tenang!! Setelah saya mengingat, menimbang dan memutuskan akhirnya dengan tekad bulat dan kukuh kelas PIP ditutup.
mahasiswi I
(Ingin tau)
Kenapa Pak?

mahasiswi II
Iya kenapa pak?

mahasiswa

(Serempak)

Kenapa.?

PAK Rektor

Setelah saya mengingat, menimbang dan mengamati, kehadiran kelas PIP menganggu Stabilitas proses perkuliahan mahasiswa. Coba bayangkan gara-gara kalian mengantri Seharian ilmu yang seharusnya kalian dapatkan malah berbalik. Apa kalian tidak takut nanti masa depan kalian tertunda terus menerus?

mahasiswa I

(Resah)

Takut Pak.

mahasiswi II

(Panik)

Adoh ,,astaga naga, mo dapa peto dari orang tua ini.

Pak Rektor

tersenyum.

PAK Rektor

(Berwibawa)

Nah itu tadi contoh kongkrit.

mahasiswa berkomentar Mereka mengangguk-angguk setuju. Lalu bubar.

mahasiswa

(Mengangguk)
Iya bener juga kata pak Rektor

CUT TO:
INT. SEKRET WALKER, SIANG
Diagram kepengurusan WALKER.
rizky duduk wajahnya menegang pusing. dihadapannya ada meja yang di penuhi alat elektronik diatasnya dan juga sebuah buku panduan untuk setiap alat elektronik tersebut.

CUT TO:
PLAYBACK FAST MOVIE/FLASHBACK
rizky duduk wajahnya menegang pusing. dihadapannya ada meja yang di penuhi alat elektronik diatasnya dan juga sebuah buku panduan untuk setiap alat elektronik tersebut.
Diagram kepengurusan WALKER
Pak Rektor datang.
Warga ribut dan hampir tidak terkendali.

Orang mengantri di depan kelas PIP.

security yang sedang bejalan. security memasang papan pengumuman, Papan Pengumun bertuliskan

” KELAS DITUTUP UNTUK SELAMA-LAMANYA”.

, saking terbawa keadaan tak sadar dia sembarangan membuang kulit pisang. Setelah rizky mau keluar ruangan tiba-tiba terpeleset dengan kulit pisang.
CUT TO:

INT.RUANG KELAS MEWAH, SIANG

kulit pisang yang membuat rizky terpeleset. Mengakibatkan rizky ke jedot di kaki meja, dan pegaruhnya kertas kecil yang ada di atas meja jatuh sampai menutupi wajah rizky. Lalu ia berusaha untuk duduk dan mengambil kertas itu untuk di baca.

STOP!!

EKH DENGAN TERSIPU MALU. TANPA MERENCANAKAN RUANG KELAS KITA BISA TAHU CARA MENJALANKAN ALAT ELEKTRONIK TERSEBUT KITA BISA PELAJARI LEWAT BUKU PANDUAN MASING-MASING ALAT TERSEBUT

HAHAHAHA !!!!!!!!

THE END