ARSIP BULANAN : April 2014

MERESENSI PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

18 April 2014 19:27:48 Dibaca : 147

 

MERESENSI TEORI PERSPEKTIF DALAM

FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

Oleh :

Nama : faisal Golo

Nim :291413038

Jurusan : Ilmu Komunikasi

UNIVESITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU SOSIAL

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi telah mengalami Perkembagan yang begitu pesat, baik dilihat dari segi study retorika atau publisistik. Dan kini telah berkembang ke wilayah-wilayah kehidupan manusia.Perkembangan ini didasari oleh pergeseran epistemologik dan perubahan sosial yang terjadi diseluruh dunia.

Ada beberapa perubahan lain lagi yang mendorong perkembangan study komunikasi.s

Pada kajian ini penulis hanya dapat meresensikan sebagian apa yang telah penulis pahami didalam isi buku tersebut, selebihnya penulis serahkan kepada pembaca ringkasan resensi ini.

B. Rumusan masalah

Meresensi perspektif teori-teori KomunikasiContoh perspektif teori-teori komunikasi

C. Tujuan Masalah

Untuk Mengetahui hasil dari meresensi didalam Buku tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Meresensi Perspektif Teori-Teori Komunikasi

a..Apa itu perspektif?

Sesuatu Perspektif adalah cara memandang atau cara kita menentukan sudut pandang ketika mengamati sesuatu.seluruh perspektif yang ada pada buku ini,memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi. Sebagaimana seseorang mengamati peristiwa komunikasi, orang tidak memandang apakah orang itu yakin pada teori komunikasi tertentu atau memegang teguh proposisi aksiomatis tertentu dalam benaknya. Yang terlihat olehnya adalah bahwa orang tadi membuat gerakan dan suara teretentu.(daam gambar yang telah dilihat)ilusi optis sumber covey 1994:15).

Dalam bagian ini Penulis dapat meresensi perspektif-perspektif Ilmu Komunikasi, yang merupakan suatu wilayah kajian ilmu filsafat untuk menyelediki metode yang dipergunakan dalam suatu ilmu.dalam hal ini sudah sering kita dengar dengan nama ontologi,aksiologi,epistemologi,dan aksiologi. Dan dalam bagian ini kita akan membahas apa itu realisme,nominalis,dan konstruksionis.

Realisme berangapan bahwa benda-benda atu objek yang diamati sebagai apa adanya.Nominalis menganggap bahwa dunia sosial adalah eksternal pada perspektif individu yang tersusun tidak lebih dari sekedar nama.Merupakan pengetahuan yang bukanlah realitas dalam arti umum.

CATATAN AKHIR

Perspektif-perspektif tersebut menurunkan sejumlah teori komunikasi misalnya perspektif positivisme dan post-positivsme menurunkan teori strukturalisme-fungsionalisme.

B. Contoh Perspektif Teori-teori Komunikasi sebagai Berikut:

BIDANG

POSITIVISME

POST-POSITIVISME

TEORI KRITIS

KONSTRUKTIVISME

ONTOLOGI

Realismenaif:semesta adalah nyata dan dapat diketahui apa adanya

Realismekritis: semesta luar yang bersifat nyata akan tetapi tidak pernah seluruhnya diketahui secara sempurna ada banyak kemungkinan yang dapat diketahui.

Realisme kritis semesta hidup atau virtual yang dikonstruksi secara sosial,politik,budaya,etnik dan gender

Relativisme,semesta yang diketahui itu spesifiki,lokal yang dikonstruksi oleh paradigma tertentu atau perspektif tertentu

EPISTEMOLOGI

Bersifat dualis,objektivis

Objektivisme yang dimodifikasi yaitu objektivitas sebagai buah dari keinginan untuk mengontrol,teori yang bersifat tentantif dan probabilitas.

Bersifat transanksi onal,dialogis,temuantemuan ilmiah dimuati nilai dan kepentingan.

Bersifat transanksi onal,diologis, teori konstruksi sebagai hasl investigasi dan proses sosial.

METEDOLOGIS

Eksperimental,manupulatif pembuktian atas hipotetis kuantitatif.

Eksperimental yang dimodifikasi dan terbuka secara kritis pada keaneka ragaman dan latar penelitian yang lebih alami

Dialogis,transformatif,guna mengatasi kesadaran palsu.

Hermeneutik,dan dialektis,ilmu hasil konstruksi atau interaksi peneliti terhadap objek yang ditiliti.

Dalam kajian yang terdapat pada pembahasan ini,disini telah dibahas apa itu filsafat ilmu Komunikasi melalui teori-teori perspektif yang mengandung banyak unsur pertanyaan dan pembahasan dari setiap poin-poin yang telah dibaca oleh penulis dalam buku tersebut.

Namun Bagi penulis,ini merupakan suatu pengalaman dalam Belajar ilmu pengetahuan yang berada dimasa lampau,dalam hal ini penulis dapat meresensi kembali apa yang ada dalam isi buku tersebut. Yang mungkin pada saat ini sudah banyak buku yang lebih cangih dalam perkembagan yang semakin pesat, dimana didalam pembahasan buku ini begitu banyak mengandung unsur yang dapat membuat penulis lebih banyak lagi belajar dan bersaing sebagai bekal kedepanya nanti.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kesimpulan ini penulis dapat menyimpulkan bagaimana itu perspektif ilmu filsafat dalam teori ilmu komunikasi dimana didalam buku tersebut ,membahas apa itu perspektif,positivisme,post-positivisme,teori kritis,dan konstruktivisme yang didalamnya ternyata masih membahas ilmu epistemologi,metedoloi dan ontologi yang sebagaimana sudah pernah penulis temui pada pelajaran sebelumnya.

B. Saran

Semoga Resensi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan penulis dapat mengambil nilai-nilai positif dalam Resensi ini, seperti harus menjadi seorang yang bisa mengkaji ilmu yang di kemukakan oleh para fhilosofi kepada Pembaca serta pula bisa mengambil makna dari dasar pemikiran dan filsafah yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut.

Apabila ada kesalahan dalam meresensi ini, penulis hanya sebagai manusia biasa yang selalu hilaf, dengan ini penulis membutuhkan kritikan dan saran dari pembaca dan atas perhatianya di ucapakan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

MERESENSI PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU KOMNIKASI

18 April 2014 19:26:24 Dibaca : 125

 

MERESENSI TEORI PERSPEKTIF DALAM

FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

Oleh :

Nama : faisal Golo

Nim :291413038

Jurusan : Ilmu Komunikasi

UNIVESITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU SOSIAL

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi telah mengalami Perkembagan yang begitu pesat, baik dilihat dari segi study retorika atau publisistik. Dan kini telah berkembang ke wilayah-wilayah kehidupan manusia.Perkembangan ini didasari oleh pergeseran epistemologik dan perubahan sosial yang terjadi diseluruh dunia.

Ada beberapa perubahan lain lagi yang mendorong perkembangan study komunikasi.s

Pada kajian ini penulis hanya dapat meresensikan sebagian apa yang telah penulis pahami didalam isi buku tersebut, selebihnya penulis serahkan kepada pembaca ringkasan resensi ini.

B. Rumusan masalah

Meresensi perspektif teori-teori KomunikasiContoh perspektif teori-teori komunikasi

C. Tujuan Masalah

Untuk Mengetahui hasil dari meresensi didalam Buku tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Meresensi Perspektif Teori-Teori Komunikasi

a..Apa itu perspektif?

Sesuatu Perspektif adalah cara memandang atau cara kita menentukan sudut pandang ketika mengamati sesuatu.seluruh perspektif yang ada pada buku ini,memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi. Sebagaimana seseorang mengamati peristiwa komunikasi, orang tidak memandang apakah orang itu yakin pada teori komunikasi tertentu atau memegang teguh proposisi aksiomatis tertentu dalam benaknya. Yang terlihat olehnya adalah bahwa orang tadi membuat gerakan dan suara teretentu.(daam gambar yang telah dilihat)ilusi optis sumber covey 1994:15).

Dalam bagian ini Penulis dapat meresensi perspektif-perspektif Ilmu Komunikasi, yang merupakan suatu wilayah kajian ilmu filsafat untuk menyelediki metode yang dipergunakan dalam suatu ilmu.dalam hal ini sudah sering kita dengar dengan nama ontologi,aksiologi,epistemologi,dan aksiologi. Dan dalam bagian ini kita akan membahas apa itu realisme,nominalis,dan konstruksionis.

Realisme berangapan bahwa benda-benda atu objek yang diamati sebagai apa adanya.Nominalis menganggap bahwa dunia sosial adalah eksternal pada perspektif individu yang tersusun tidak lebih dari sekedar nama.Merupakan pengetahuan yang bukanlah realitas dalam arti umum.

CATATAN AKHIR

Perspektif-perspektif tersebut menurunkan sejumlah teori komunikasi misalnya perspektif positivisme dan post-positivsme menurunkan teori strukturalisme-fungsionalisme.

B. Contoh Perspektif Teori-teori Komunikasi sebagai Berikut:

BIDANG

POSITIVISME

POST-POSITIVISME

TEORI KRITIS

KONSTRUKTIVISME

ONTOLOGI

Realismenaif:semesta adalah nyata dan dapat diketahui apa adanya

Realismekritis: semesta luar yang bersifat nyata akan tetapi tidak pernah seluruhnya diketahui secara sempurna ada banyak kemungkinan yang dapat diketahui.

Realisme kritis semesta hidup atau virtual yang dikonstruksi secara sosial,politik,budaya,etnik dan gender

Relativisme,semesta yang diketahui itu spesifiki,lokal yang dikonstruksi oleh paradigma tertentu atau perspektif tertentu

EPISTEMOLOGI

Bersifat dualis,objektivis

Objektivisme yang dimodifikasi yaitu objektivitas sebagai buah dari keinginan untuk mengontrol,teori yang bersifat tentantif dan probabilitas.

Bersifat transanksi onal,dialogis,temuantemuan ilmiah dimuati nilai dan kepentingan.

Bersifat transanksi onal,diologis, teori konstruksi sebagai hasl investigasi dan proses sosial.

METEDOLOGIS

Eksperimental,manupulatif pembuktian atas hipotetis kuantitatif.

Eksperimental yang dimodifikasi dan terbuka secara kritis pada keaneka ragaman dan latar penelitian yang lebih alami

Dialogis,transformatif,guna mengatasi kesadaran palsu.

Hermeneutik,dan dialektis,ilmu hasil konstruksi atau interaksi peneliti terhadap objek yang ditiliti.

Dalam kajian yang terdapat pada pembahasan ini,disini telah dibahas apa itu filsafat ilmu Komunikasi melalui teori-teori perspektif yang mengandung banyak unsur pertanyaan dan pembahasan dari setiap poin-poin yang telah dibaca oleh penulis dalam buku tersebut.

Namun Bagi penulis,ini merupakan suatu pengalaman dalam Belajar ilmu pengetahuan yang berada dimasa lampau,dalam hal ini penulis dapat meresensi kembali apa yang ada dalam isi buku tersebut. Yang mungkin pada saat ini sudah banyak buku yang lebih cangih dalam perkembagan yang semakin pesat, dimana didalam pembahasan buku ini begitu banyak mengandung unsur yang dapat membuat penulis lebih banyak lagi belajar dan bersaing sebagai bekal kedepanya nanti.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada kesimpulan ini penulis dapat menyimpulkan bagaimana itu perspektif ilmu filsafat dalam teori ilmu komunikasi dimana didalam buku tersebut ,membahas apa itu perspektif,positivisme,post-positivisme,teori kritis,dan konstruktivisme yang didalamnya ternyata masih membahas ilmu epistemologi,metedoloi dan ontologi yang sebagaimana sudah pernah penulis temui pada pelajaran sebelumnya.

B. Saran

Semoga Resensi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan penulis dapat mengambil nilai-nilai positif dalam Resensi ini, seperti harus menjadi seorang yang bisa mengkaji ilmu yang di kemukakan oleh para fhilosofi kepada Pembaca serta pula bisa mengambil makna dari dasar pemikiran dan filsafah yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut.

Apabila ada kesalahan dalam meresensi ini, penulis hanya sebagai manusia biasa yang selalu hilaf, dengan ini penulis membutuhkan kritikan dan saran dari pembaca dan atas perhatianya di ucapakan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

M A K A L A H
(Tehnik Pemotretan Berdasarkan Jenis-Jenis Foto)

Jurusan Ilmu Komunikasi
Nama : Faisal Golo
Nim  :291413038


 


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI
GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    FOTO PEMOTRETAN
Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis).

B.    MATERI JENIS-JENIS FOTO
Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    FOTO MANUSIA
 
Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan.
1.    Potrait
 
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.






2.    Human Interest
 
Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.

3.    Stage Photography
 
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan






4.    Sport
 
Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

B.    FOTO NATURE
 
Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.










1.    Flora
 

Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.

2.    Fauna
 

Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
3.    Landskap

 
Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.
C.    FOTO ARSITEKTUR
 
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.
D.    FOTO STILL LIFE
 

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis.

E.    FOTO JURNALISTIK
 
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan
informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll)
.
F.    TEHNIK DASAR PEMOTRETAN
Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.
1.    Focusing
Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.

2.    Pengaturan Speed
Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure(pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.

3.    Pengaturan Diagframa
Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.

G.    KREATIF PEMOTRETAN
1.    Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
Cara Memotret :
a.       Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b.      Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur diafragma menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan memutar ring zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom out
d.      Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.
2.    Paning
Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).
Cara Memotret :
a.       Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan speed yang lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting speed lambat
b.      Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d.      Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e.       Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.

3.    Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.   
Cara Memotret :
a.       Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b.      Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c.       Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d.      Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e.       Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f.       Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.
4.    Bulb
Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
Cara Memotret :
a.       Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b.      Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c.       Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d.      Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.
5.    Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
Cara Memotret :
a.       Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya tersebut
b.      Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.

6.    Makro
Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
Cara Memotret :
a.       Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b.      Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c.       Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up

7.    Framming
Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.

8.    Strobis
Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.











BAB III
PENUTUP

    KESEIMPULAN
        Berdasarkan pembahasan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa   sebagai seorang fotografi  harus mengetahui  bagaimana tehnik-tehnik dasar pemotretan yang baik. Karena pemotretan bukan sekedar membidik suatu objek yang akan kita rekam atau potret, tapi seorang fotografi harus mempunyai ide (konsep) yang matang untuk menciptakan sebuah foto yang menarik untuk dilihat semua orang.
    SARAN SAYA
        Saran saya, bagi yang membaca tidak hanya sekedar membaca makalah ini tetapi mari kita sama-sama mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam makalah ini. Jika nmakalah ini masih memiliki kekurangan, maka saya sebagai penyusun makalah ini meminta kritik dan saran dari teman-teman khususnya bagi bapak yang mengajarkan mata kulia ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin..

















DAFTAR PUSTAKA


https://www.google.com/search?q=gogle&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta&channel=fflb#channel=fflb&q=tehnik+tehnik+dasar+pemotretan+berdasarkan+jenis+jenis+foto&rls=org.mozilla:en-US:official




Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong