Perangkat CDMA Dinilai Masih Kurang Kompetitif

29 September 2012 13:09:29 Dibaca : 1150


Layanan telekomunikasi dengan teknologi CDMA memang kalah bersaing jika dibandingkan dengan layanan berbasis GSM. Salah satu yang dinilai menjadi kendala adalah kurang kompetitifnya perangkat telekomunikasi untuk CDMA.

Deputi Commerce Telkom Flexi Suparwianto, mengakui ada beberapa tantangan dalam mengembangkan bisnis CDMA. Mulai dari tren pertumbuhan permintaan smartphone, tren gadget, serta penetrasi broadband yang masih kecil, serta ekosistem CDMA yang dinilainya masih kurang kompetitif.

Ia memaparkan, ekosistem CDMA kurang kompetitif karena chip dan LCD untuk handset CDMA yang disediakan operator harus mendapatkan lisensi Qualcomm terlebih dulu. Sementara di GSM tidak ada lisensi royalti sehingga operator GSM dapat menggunakan spesifikasi LCD yang murah.

"Handset CDMA kurang kompetitif sehingga perlu ditambahkan value leverage dari sisi inovasi dan juga konten, sehingga gadget CDMA bisa bersifat value for money. Hal ini dapat mendorong peningkatan pengguna CDMA di Indonesia," kata Suparwianto di acara Indonesia CDMA Broadband di Hotel Shangrila, Jakarta.

Saat ini Telkom Flexi memiliki 15 juta pengguna dengan 30% di antaranya merupakan pengguna layanan data. Telkom sendiri telah bertekad untuk menggelar layanan true broadband dengan aset induk perusahaan yang mereka miliki.

Sementara Ben Siagian, Country Manager Qualcomm Indonesia, mengatakan teknologi CDMA di Indonesia terus bertumbuh. Pasar CDMA akan semakin bertumbuh, apabila terdapat edukasi yang tepat ke masyarakat mengenai benefit dan keunggulan teknologi CDMA dalam layanan broadband atau data.

"Secara teknologi, CDMA terus berkembang. Sayangnya, teknologi ini baru masuk ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, sementara GSM sudah lebih dari 15 tahun di Indonesia. Dengan demikian hal wajar, apabila pasar CDMA masih berkembang," kata Ben.

Menurut Ben, saat ini semua operator CDMA di Indonesia fokus menggunakan teknologi EVDO dan WiFi offloads untuk memasarkan layanan data. Layanan data menjadi signifikan bagi operator CDMA untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU).

Perbedaan utama layanan operator CDMA dan GSM saat ini adalah operator GSM hanya memasarkan kartu, tidak menjual handset GSM, meski memiliki kerja sama bundling dengan vendor handset. Artinya layanan GSM bersifat terbuka. Sementara layanan CDMA bersifat semi open market, yang mana operator harus menjual sendiri handset CDMA atau procure device.

Apabila pasar handset CDMA bersiifat terbuka, maka pilihan handset CDMA di masyarakat semakin banyak. Beberapa vendor yang sudah memasok handset CDMA di Indonesia antara lain Samsung Mobile dan HTC. Sementara vendor lain masih melihat potensi perkembangan layanan CDMA di Indonesia.

"Qualcomm terus mendukung perkembangan device CDMA melalui chipset CDMA dengan harga terjangkau, misalnya pada Samsung Galaxy Y. Kami mengharapkan pada 2013 layanan CDMA semakin tinggi dengan meningkatnya estimasi permintaan smartphone. Salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama adalah edukasi," ujar Ben.

 

# Rafly EL-Roaders 012

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong