SEJARAH, DEFINISI, DAN PENERAPAN 5S

22 April 2024 09:38:59 Dibaca : 372
  • SEJARAH 5S

5S adalah slogan yang pertama kali dimulai dari Henry Ford. Beliau merupakan bapak pendiri Ford Motor, dimana pada awal abad ke 20an, Henry Ford ini bertanggung jawab dalam menyempurnakan proses produksi dari Toyota Production System.Waktu itu desain yang dihasilkan oleh Ford mendapatkan perbaikan dengan mengembangkan LEAN Production System, yang mana sistem tersebut diidentifikasi sebagai lean manufacturing di bagian barat dengan tujuan meningkatkan nilai dari produk untuk pembeli.Kemudian, lean manufacturing Toyota digunakan banyak perangkat seperti kaizen, jidoka, Kanban, dan poka-yoke. Saat itu 5S sangatlah diperlukan hingga menjadi bagian dasar dari Toyota Production System.Toyota Production System dianggap telah membantu mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, disiplin dan teratur, sehingga menghasilkan produk yang bagus. Pasalnya, jika lingkungan kerja tidak teratur, maka akan cenderung membuat masalah dan berdampak pada hasil produksi hingga gangguan terhadap kegiatan operasional perusahaan. Akhirnya dua kerangka besar ini menerapkan metode 5S yang muncul dari Osada dan Hiroyuki Hirano yang akhirnya sampai saat ini mulai diterapkan oleh manajemen seluruh dunia.

  • DEFINISI 5S

5S adalah suatu konsep manajemen yang kini mulai diterapkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Metode ini dinilai sangat ampuh untuk mendukung kegiatan di lingkungan kerja. Lalu, apa kepanjangan dari 5R/5S ini? simak penjelasannya berikut ini.

  • PENERAPAN 5S

1. Seiri (Ringkas)

Maksud dari konsep Seiri adalah bagaimana dalam pekerjaan menyingkirkan hal yang tak perlu selama proses berlangsung hingga laju material bisa lancar tanpa mengalami hambatan seperti adanya penumpukan dalam suatu proses yang akan berdampak kepada sulitnya ditemukan permasalahan yang terjadi karena tertumpuk oleh material-material lainnya.

Metode yang diterapkan pada konsep 5S untuk seiri (ringkas) adalah mendekatkan barang atau alat-alat yang dibutuhkan dalam sebuah proses. Penerapan 5S Seiri berfungsi untuk mengurangi pemborosan pencarian atau dalam arti lebih luas adalah penghematan waktu pencarian dan waktu pengambilan alat/material yang dibutuhkan.

Tujuan:

Menyingkirkan atau membuang dari tempat kerja semua item yang tidak digunakan lagi dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas. Jika suatu item diragukan apakah masih digunakan atau tidak, item tersebut perlu disingkirkan dari tempat kerja, dan disimpan digudang. Apabila tidak digunakan lagi, item itudibuang. Implementasi Seiri dapat menggunakan “Red Tag System”, yaitu metode untuk mengidentifikasi informasi dan barang-barang dalam area kerja yang tidak diperlukan lagi dalam pekerjaan sehari-hari. Setiap red-tagged item dicatat tanggalnya dan dipisahkan ke area penyimpanan atau gudang. Jika item itu tidak digunakan setelah periode waktu tertentu, katakanlah antara satu sampai enam bulan, maka item itu dapat dibuang.

2. Seiton (Rapi)

Metode Seiton (Rapi) adalah merapikan kondisi seputar tempat bekerja. Merapikan barang atau material dengan menggunakan konsep 5S pada penerapan seiton berfungsi untuk mengidentifikasi tools yang dibutuhkan ataupun tidak dibutuhkan, dan manfaat yang akan didapat dari penerapan 5S ini adalah kemudahan dalam mencari barang yang dibutuhkan maupun akan dibutuhkan, dan akan memudahkan kita untuk mengidentifikasi barang/material yang hilang atau kurang dikarenakan tidak berada pada tempat seharusnya.

Pada umumnya penempatan barang ataupun material menggunakan shadow board yang merupakan visual yang akan sangat mudah dipahami oleh setiap level. Contoh dari shadow board seperti jika kita menyediakan tempat untuk obeng, maka dalam papan tersebut dibentuk gambar obeng sesuai dengan bentuk dan ukuran obeng itu, karena hal ini akan sangat memudahkan penggunanya mengidentifikasi barang mereka.

Tujuan: Mengatur atau menyusun item-item yang diperlukan dalam area kerja, kemudian mengidentifikasi dan memberikan label atau tanda, sehingga setiap orang dapat menemukan item-item itu secara mudah dan cepat.

3. Seiso (Resik)

Maksud dari seiso (resik) di konsep 5S adalah membersihkan area tempat kerja setiap saat, misalnya dengan melakukan pembersihan sisa fabrics, debu dan kotoran lain setiap awal 5 menit sebelum kerja dan 5 menit sebelum pulang setiap hari. Penerapan metode 5S dengan konsep ini berfungsi untuk memastikan rasa kepemilikan setiap karyawan terhadap kualitas produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Contoh penerapan 5S di perusahaan dengan menggunakan metode seiso yaitu tumpukan-tumpukan kotoran seperti sisa-sisa potongan bahan dari hasil potongan bahan atau material yang akan dibuat menjadi produk, berdampak kepada tersumbatnya aliran minyak/oli pada mesin dan akan mengakibatkan mesin produksi mengeluarkan minyak/oli dan berdampak kepada terkontaminasinya barang/produk yang dihasilkan dengan minyak/oli tersebut olehkarena tu dibutuhkan pembersihan terhadap mesin yang digunakan.

Tujuan: Menjaga atau memelihara agar area kerja tetap bersih dan rapih (bersinar).

4. Seiketsu (Rawat)

Konsep 5S penerapan seiketsu (rawat) adalah melakukan usaha seiri, seiton dan seiso secara rutin dan jika perlu dilakukan sebuah audit rutin yang melibatkan manajemen dalam mengontrol dan mengawasi usaha yang telah dilakukan karyawan.

Tujuan diterapkannya konsep seiketsu adalah untuk memastikan bahwa ketiga poin di atas berjalan sesuai dengan yang diharapkan, semua pihak ikut andil dalam hal ini adalah dukungan penuh terhadap pelaksanaan konsep 5S, sehingga praktek lean yang dijalankan sejalan dan beriringan dengan pelaksanaan di perusahaan tersebut. Dibutuhkan juga peran serta level manajemen karena tanpa ada nya dukungan dari manajemen dalam pelaksanaan 5S ini, sudah dipastikan konsep ini hanya sebatas konsep bukan pelaksanaan yang semestinya dan jika hal ini terjadi, maka perusahaan tidak akan mendapatkan dampak positif dari pelaksanaan konsep ini.

Tujuan: Menstandardisasikan atau menciptakan konsistensi implementasi seiri, seiton dan seiso.

5. Shitsuke (Rajin)

Penerapan konsep shitsuke (rajin) adalah membuat agar kedisiplinan menjadi suatu kebiasaan melalui mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.dalam perusahaan manufaktur di tahap ini menyangkut akuntabilitas manajemen dalam melatih seseorang untuk mengikuti segala peraturan yang berhubungan dengan aturan perusahaan yang menyangkut peningkatan kebersihan dan kenyamanan tempat kerja.

Tujuan: Menjamin keberhasilan dan kontinuitas program 5S sebagai suatu disiplin.

Kondisi lingkungan pabrik yang tidak teratur dan tidak bersih akan menimbulkan pemborosan (waste) terjadi dan kebanyakan perusahaan berpikir bahwa keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah. Oleh karena itu, program 5S dipandang sebagai usaha untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi dari para pemecah masalah, sehingga penataan dan pemeliharaan wilayah kerja akan menjadi bersih dan rapih setelah menerapkan program 5S tersebut.

Sumber: mceasy.com, LinkedIn.com

Resume Materi Erogomi Lingkungan

28 February 2024 23:15:41 Dibaca : 450

Ergonomi lingkungan merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi yang memperhatikan interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ergonomi lingkungan menitikberatkan pada cara manusia merespons berbagai stimulus fisik dalam lingkungan mereka sehari-hari, termasuk suhu, kelembaban udara, kebisingan, getaran, dan pencahayaan.Ergonomi lingkungan memfokuskan perhatian pada interaksi manusia dengan lingkungannya, baik dari segi fisik maupun psikologis. Hal ini melibatkan pemahaman mengenai bagaimana manusia merespons dan beradaptasi terhadap lingkungan fisik mereka.

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur respons manusia terhadap lingkungan. Metode tersebut meliputi pendekatan objektif, di mana pengukuran langsung dilakukan untuk mendapatkan data mengenai respons fisik individu terhadap lingkungan. Pendekatan subjektif, di sisi lain, mengandalkan pengamatan dan penilaian subjektif individu terhadap kenyamanan atau ketidaknyamanan lingkungan mereka. Ada juga metode pemodelan, yang menggunakan model matematika atau komputer untuk memprediksi respons manusia terhadap perubahan lingkungan. Terakhir, terdapat metode perilaku, di mana perilaku fisik individu diamati dalam situasi lingkungan tertentu untuk memahami respons mereka.

Metode pengukuran respons manusia terhadap lingkungan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Metode objektif, meskipun memberikan data yang akurat, sering kali memerlukan peralatan dan teknik yang kompleks, serta tidak selalu mampu memperhitungkan aspek subjektif dari pengalaman manusia. Di sisi lain, metode subjektif dapat memberikan wawasan yang berharga tentang persepsi individu terhadap lingkungan mereka, namun dapat terpengaruh oleh faktor-faktor seperti kebiasaan atau preferensi personal. Metode pemodelan dapat membantu memprediksi respons manusia terhadap perubahan lingkungan dengan akurasi yang tinggi, tetapi memerlukan data yang lengkap dan model yang tepat. Sementara itu, metode perilaku dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan mereka, tetapi memerlukan observasi yang cermat dan analisis yang teliti.

Dengan demikian, pemilihan metode pengukuran respons manusia terhadap lingkungan harus disesuaikan dengan kebutuhan penelitian serta ketersediaan sumber daya dan kemampuan analisis yang dimiliki oleh peneliti. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ergonomi lingkungan dan berbagai metode pengukuran yang tersedia, diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

PETA KERJA SETEMPAT

19 March 2023 21:22:04 Dibaca : 33

    Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas mulai dari awal sampai akhir proses. Di dalam peta kerja terdapat banyak informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Fungsi peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan, sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja. Peta kerja dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan kegiatannya, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat (Wignjosoebroto, 2000)

A. Peta Kerja Setempat

   Peta kerja setempat merupakan suatu peta kerja yang di dalamnya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Macam-macam peta kerja setempat menurut kegunaannya terdiri dari peta pekerja dan mesin, dan peta tangan kiri tangan kanan. Selain itu, terdapat pula peta-peta lain seperti peta perakitan danprecedence diagram.

  • Peta Pekerja dan Mesin, adalah peta kerja yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin.Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin antara lain yaitu: Melihat hubungan antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yg ditangani, Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja, dengan cara:– Merubah tata letak tempat kerja– Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja– Merancang kembali metoda, mesin dan peralatan– Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah mesin bagi seorang pekerja.
  • Peta Tangan Kiri Tangan Kanan, 

    adalah peta kerja setempat yang menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Selain itu, Peta Tangan Kanan Tangan Kiri juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri-dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.Peta Tangan Kanan Tangan Kiri cocok untuk menggambarkan gerakan yang dilakukan oleh pekerjaan manual yang siklus pekerjaannya berlangsung cepat dan berulang.

    Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri antara lain yaitu:– Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan– Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga akan mempersingkat waktu kerja– Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja– Sebagai alat untuk melatih pekerja baru dengan cara kerja yang ideal

ANTROPOMETRI

14 September 2022 05:56:58 Dibaca : 31

Sejarah antropometri didasarkan pada analisis karakteristik fisik manusia, terutama tinggi, berat, dan indeks massa tubuh. Dimulai pada akhir 1970-an, para peneliti menganalisis data semacam itu dari populasi historis, dan temuan mereka telah membentuk kembali pemahaman kita tentang sejarah sosial dan ekonomi dengan cara yang mendasar.

Studi sistematis tentang karakteristik fisik manusia mencapai kembali ke abad kedelapan belas. Pada tahun 1830-an baik Adolphe Quételet dan LR Villermé mengakui bahwa hasil biologis dipengaruhi oleh lingkungan alam dan sosial ekonomi—bahwa perbedaan bawaan dalam potensi tinggi tidak memperhitungkan sendiri perbedaan geografis, sosial, dan temporal dalam perawakan fisik. Namun, sampai sejarawan Prancis dari Annalestradisi mulai mengeksplorasi korelasi sosial ekonomi tinggi manusia pada 1960-an, topik yang menarik terutama para sarjana disiplin non-sejarah. Ledakan penelitian di bidang sejarah antropometri telah dipicu oleh para ahli kliometrik—sejarawan ekonomi yang secara eksplisit mengaitkan model ekonomi dengan teknik pengukuran dan statistik. Bidang baru "sejarah antropometrik" ini terutama menggunakan ukuran biologis manusia sebagai pelengkap (dan kadang-kadang pengganti) indikator kesejahteraan konvensional dan juga mulai menyelidiki konsekuensi sosialnya.

Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti ukuran. Istilah tersebut berasal dai Bahasa Yunani. Jadi dapat diartikan bahwa antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan pengetahuan mengenai pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain bahwa tubuh yang relevan dengan perancangan alat alat atau benda benda yang digunakan oleh manusia.

Antropometri dapat dibagi menjadi:

Antripometri Statis

Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar Contoh: Tinggi Badan, Lebar bahu

Antropometri Dinamis

Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan bergerak, atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan.

Contoh: Putaran sudut tangan, sudut putaran pergelangan kaki.

Sumber:  Encyclopedia.com dan brainly.id

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ERGONOMI

03 September 2022 12:00:04 Dibaca : 196

 

Sejarah ErgonomiErgonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:

1. C.T. Thackrah, England, 1831Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan.

2. F.W. Taylor, U.S.A., 1989Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable).

4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research Board), England, 1918Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.

5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.AMasalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang secara cepat (seperti misalnya pesawat terbang).Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.

7. Pembentukan Kelompok ErgonomiPembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada November 1957.Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang sama.Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New Zealand).

Perkembangan ErgonomiPerkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang