Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Modul 1

12 December 2012 16:40:20 Dibaca : 24676 Kategori : Materi Perkuliahan

LAPORAN AKHIR MODUL I
Judul Percobaan:
“Penentuan Massa Atom Relatif Mg dan Penentuan Rumus Suatu Hidrat”

Tujuan Percobaan:
Mempelajari suatu cara sederhana penentuan massa atom relatif unsur.
Menentukan Rumus suatu Hidrat.

Dasar Teori :
Massa Atom Relatif
Massa atom suatu unsur di defenisikan sebagai massa atom unsur itu dibandingkan dengan massa atom lain yang lain sebagai standar. Berdasarkan atas perjanjian internasional pada tahun 1961, digunakan skala massa atom yang di dasarkan isotop karbon = 12. Pada dewasa ini, massa atom relatif unsur ditentukan dengan metode spektrofhotometri massa. Di laboratorium, dapat di tentukan massa atom relatif Mg. Jika diketahui massa atom relatif Oksigen = 16 maka MgO yang terbentuk dapat di hitung massa atom relatif Mg.
(Penuntun Praktikum Kimia Dasar:5)

Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom juga terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para ahli kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom, yaitu dengan massa atom relatif. Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas kali massa atom karbon-12.

Unit terkecil suatu zat dapat juga berupa molekul. Molekul disusun oleh dua atau lebih atom-atom yang disatukan oleh ikatan kimia. Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata suatu molekull dengan satu per dua belas kali massa satu atom karbon-12.
Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif (online)

Jika diketahui massa atom relatif masing-masing unsur penyusun suatu molekul, massa molekul relatifnya sama dengan jumlah massa atom relatif dari seluruh atom penyusun molekul tersebut. Molekul yang mempunyai rumus AmBn berarti dalam 1 molekul tersebut terdapat m atom A dan n atom B. Dengan demikian massa molekul relatif AmBn dapat dihitung seperti berikut.
Mr AmBn = m x Ar A + n x Ar B
(Keenan,Ilmu Kimia Universitas:320)

Rumus Suatu Hidrat
Air dapat berada dalam keadaan bebas sebagai gas, cair atau padat. Ada zat dalam air terikat secara kimia dipermukaan. Sebagai contoh silica gel dan selulosa. Ada zat lain yang mengikat air membentuk Kristal hidrat, misalnnya CuSO4.5H2O dan Na2SO4.10H2O.
Hidrat-hidrat ini adalah zat murni dengan rumus tertentu dan stabil pada suhu tertentu dan kelembapan atmosfer. Garam hidrat ini dapat kehilangan air membentuk garam hidrat.
(Penuntun Praktikum Kimia Dasar, 2012:6)

Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu pelarut. Air mudah melarutkan banyak senyawa ion karena hidrasi ion-ion itu. Sebuah ion terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu molekul air atau lebih. Dalam larutan banyaknya molekul air yang menggerumuni ion-ion nampaknya tak tentu, namun sering kali bila suatu larutan air dari suatu garam yang larut diuapkan, garam itu mengkristal dengan banyaknya molekul air yang tepat tertentu, yang disebut air kristalisasi. Dalam kebanyakan hal ternyata air kristalisasi dalam garam-garam dikaitkan dengan ion positif sering kali dalam menamai garam atau dalam menulis rumus untuk menamainya, nama atau rumus garam tak terhidrasi digunakan untuk garam berhidrasi. Misalnya suatu larutan tembaga sulfat dapat dinyatakan dengan rumus CuSO4 dalam persamaan, Padahal dalam kenyataan baik ion Cu2+ maupun ion SO4.
Munculnya istilah air kristal karena ada beberapa senyawa ionik yang memiliki sifat khas, yakni dapat mengikat dan menarik molekul air dalam jumlah tertentu. Senyawanya sendiri disebut senyawa terhidrat (hidrat = air) sedangkan air yang terikat disebut air hidrasi atau air Kristal. Air terikat dalam struktur dan hanya dapat dilepaskan dengan pemanasan. Setelah air terlepas, maka senyawa memiiki nama baru, yaitu senyawa anhidrat (an = tidak).
Menentukan Rumus Kimia Hidrat (online)

Pada umumnya senyawa terhidrat atau biasa disingkat dengan senyawa hidrat diberi tambahan nama hidrat dan di depannya di awali dengan nomor yunani yang menunjukan banyaknya molekul air yang terikat. Adapun penulisan hidrat yang terikat diletakkan dibelakang rumus kimia senyawa tersebut dan di batasi dengan tanda titik, contoh: Tembaga (II) Sulfat hidrat yang memiliki rumus kimia CuSO4. 5H2O. Ditinjau dari rumus kimia kitadapat mengetahui banyaknya hidrat (air) yang terikat, yaitu lima molekul air. Nama senyawa tersebut secara lengkap adalah Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat.
Beberapa senyawa, ketika Kristal dari larutan air, dari padatan yang dimasukkan molekul air sebagai bagian dari struktur Kristal. Air dihubungkan sebagai kristalisasi atau air hidrasi senyawa dikatakan berhidrasi itu disebut hidrat. Hidrasi-hidrasi biasanya didapatkan dari memanaskan senyawa, meninggalkan senyawa hidrat jumlah molekul air digabung dengan satu unit ormula dari senyawa anhidrat bisa sangat tergantung pada kondisi luar yaitu temperature dan tekanan. Beberapa perbedaan hidrat-hidrat dapat diketahui, contohnya kristalisasi dari larutan air pada suhu ruang sebagai dehidrat Na2CO3.7H2O dan monohidrat Na2CO3.H2O adalah stabil.
(Peters, Introduction to Chemical Principle United States of America: 110)

Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air Kristal (H2O). Rumus kimia kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat merupakan penentuan jumlah molekul air Kristal (H2O) atau nilai X. Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai berikut:

Menentukan Rumus Suatu Hidrat (online)

Alat dan Bahan
Alat

Bahan
Tembaga
Sifat Fisik :
Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
Dapat ditempa, dibengkokan
Merupakan penghantar arus listrik
Merupakan lapisan dasar yang harus dilapisi dengan Khrom atau Nikel
Sifat Kimia :
Titik Leleh 1.8030 C, titik didih 2.3010 C
Berat Jenis 8.92 gr/cm3
Dalam udara kering sukar teroksidasi, kecuali dipanaskan
Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawakarbonat
Tidak dapat bereaksi dengan HCl dan H2SO4 encer

Magnesium
Sifat Fisik :

Sifat Kimia :
Magnesium oksida merupakan oksida basa sederhana.
Reaksi dengan air:
MgO + H2O --> Mg(OH)2
Reaksi dengan udara:
Menghasilkan MO dan M3N2 jika dipanaskan.
Reaksi dengan Hidrogen:
tidak bereaksi
Reaksi dengan klor:
M + X2 --> (dipanaskan) --> MX2 (garam)

BaCl2
Sifat fisik dan sifat kimia BaCl2
Molekul rumus
Massa molar

Penampilan
Kepadatan

Titik lebur

Titik didih
Kelarutan dalam Air

Kelarutan
BaCl2
208,29 g/mol (anhidrat)
244,26 g/mol (dihidrat)
Putih solid
3,856 g/cm3 (anhidrat)
3,0979 g/cm3 (dihidrat)
962 ï‚°C
960 ï‚°C (dihidrat)
1.560 ï‚°C
31,2 g/mol (0 ï‚°C)
35,8 g/mol (20 ï‚°C)
59,4 g/mol (100 ï‚°C)
Larut dalam methanol, etanol, dan etilasetat

Cara Kerja
Percobaan 1  Menentukan massa atom relative Mg

Menimbang
Memasukkan ke dalam kurs
Memanaskan kurs dan isinya di atas api pembakar dengan segitiga perselin
Setelah menjadi putih kemudian mendinginkan kurs
Memberi beberapa tetes air, sampai uap yang keluar tidak membirukan kertas lakmus
Memijarkan krus sampai beratnya konstan
Mendinginkan krus
Menimbang

Percobaan II  Menentukan Rumus Suatu Hidrat

Menimbang
Memasukkan ke dalam krus
Memanaskan krus dengan isinya dan memberi penutup
Membesarkan nyala pembakar sehingga krus menjadi merah pijar, selam lebih dari 20 menit, sampai beratnya konstan
Mendinginkan krus di udara
Memasukan ke dalam eksikator
Menimbang krus dengan isinya dengan teliti

Hasil Pengamatan
Percobaan I
Pengamatan :
Sebelum pemijaran
Berat Krus + Mg : 48,8675 + 0,5 gr
Berat Krus kosong : 48,8675 gr (-)
Berat Magnesium : 0,5 gr (misal a)

Sesudah pemijaran
Berat Krus + Mg : 51,9168 gr
Berat Krus kosong : 51,7440 gr (-)
Berat Magnesium : 0,1728 gr (misal b)

Perhitungan:
Dik : a ( Berat Mg sebelum pemijaran) = 0,5 gr
b (Berat Mg sesudah pembakaran = 0,1728 gr
Dit : Ar Mg..?
Penyel : Ar Mg = (32 x a)/(2 x c) c = | a - b | = | 0,5 - 0,1728 | gr
= (32 x 0,5 gr)/(2 x 0,3272 gr) = 0,3272 gr
= (16 gr)/0,6544
= 24,449878 gr/mol

Percobaan II
Pengamatan :
Sebelum pemijaran
Berat Krus + BaCl2 : 52,5468 + 2,00 gr
Berat Krus kosong : 52,5468 gr (-)
Berat BaCl2 : 2,00 gr (misal a)

Sesudah pemijaran
Berat Krus + BaCl2 : 51,5862 gr
Berat Krus kosong : 49,8706 gr (-)
Berat BaCl2 : 1,7156 gr (misal b)

Perhitungan:
Dik : a ( Berat BaCl2 sebelum pemijaran) = 2,00 gr
b (Berat BaCl2 sesudah pembakaran = 1,7156 gr
Dit : Rumus Hidrat .. ?
Penyel : Rumus : c = | a - b | = | 2,00 – 1,7156 | gr
% H2O = c/(2 ) x 100% = 0,2844 gr
= (0,2844 gr)/2 x 100%
= 14,22 %
% BaCl2 = 100% - % H2O
= 100% - 14,22%
= 85,78 %

Perbandingan dari BaCl2 dan H2O
Rumus :
(% BaCl2)/(Mr BaCl2) : (% H2O)/(Mr H2O)
(85,78 %)/208 : 14,22/18
0,4% : 0,8%
1 : 2
Rumus Hidrat
BaCl2.xH2O
BaCl2.2H2O

Pembahasan
Menentukan Massa atom relatif Mg
Sebelum menentukan massa atom relatif Mg, terlebih dahulu praktikan harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu: Pembakar, Kaki Tiga, Eksikator, Segitiga Perselin, Krus, Penjepit Krus atau Krustang, Pita Magnesium, Tembaga, dan Kertas Lakmus. Setelah alat dan bahan disiapkan, praktikan mulai melakukan percobaan pertama yang disesuaikan dengan prosedur kerja.
Langkah pertama praktikan harus menimbang terlebih dahulu krus kosong. Dengan menggunakan alat penimbang krus, maka setelah krus kosong ditimbang di peroleh berat krus kosong sebelum pemijaran adalah 48,8675 gr. Selanjutnya setelah krus kosong di timbang, dimasukkan 0,5 gr Mg kemudian ditimbang kembali krus yang berisi 0,5 gr Mg tersebut. Diperoleh berat krus berisi Mg adalah 49,3675 gr.
Setelah penimbangan krus kosong dan krus berisi 0,5 gr Mg, selanjutnya praktikan memanaskan pembakar yang dilengkapi dengan segitiga perselin sebagai penyangga krus dan kaki tiga sebagai penyangga segitiga perselin. Di bawahnya terdapat pembakar spritus yang berfungsi untuk memanaskan krus beserta isinya tersebut.
Dalam pemanasan atau pemijaran krus berisi 0,5 gr Mg praktikan harus memperhatikan krus yang dibakar karena tidak menutup kemungkinan pembakar akan padam (mati), atau krus akan jatuh secara tiba-tiba sehingga akan mempengaruhi jalannya praktikum uji coba.
Langkah selanjutnya praktikan menunggu ± 1 jam proses pemijaran sampai Magnesium berubah warna menjadi putih, namun jika magnesium belum berubah warna menjadi putih, maka pembakaran masih terus dilanjutkan sampai Magnesium benar-benar berwarna putih.
Setelah pemijaran, Magnesium telah berubah warna menjadi putih krus berisi Magnesium tersebut di angkat dari pembakaran dengan menggunakan dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus.
Setelah diangkat maka krus beserta isinya tersebut di dinginkan dalam selang waktu ± 15 menit, dengan menggunakan eksikator. Cara membuka Eksikator yaitu dengan cara di putar, bukan dengan cara mengangkat penutup dari eksikator tersebut, karena Eksikator pada bagian penutupnya di lengkapi atau diberi perekat.
Setelah krus dan isinya di dinginkan , krus beserta Magnesium di angkat dari wadah pendingin atau eksikator. Kemudian krus yang berisi Magnesium tersebut yang telah di dinginkan ditimbang kembali untuk mengetahui berat Magnesium sebelum dan sesudah di pijarkan. Setelah dilakukan penimbangan Krus yang berisi Magnesium setelah pemijaran maka diperoleh berat Magnesium adalah 0,1728 gr.
Persamaan reaksinya adalah:
Mg (s) + ½ O2 ï‚® MgO (s)
3Mg (s) + N2 ï‚® Mg3N2 (s)
Mg3N2 + 6H2O (s) ï‚® 3Mg(OH)2 (s) + 2NH3 (aq)
Mg(OH)2 (s) ï‚® MgO (s) + H2O (l)

Menentukan Rumus Suatu Hidrat
Seperti langkah-langkah sebelunya pada penentuan massa atom relatif Magnesium. Praktikan harus menimbang terlebih dahulu Krus kosong dengan menggunakan alat penimbang.
Setelah melakukan penimbangan diperoleh berat krus kosong sebelum dipijarkan atau dipanaskan adalah 52,5468 gr.
Selanjutnya setelah krus kosong ditimbang, dimasukkan Barium Clorida (BaCl2), dengan menggunakan pembakar spritus yang di lengkapi dengan Segitiga Perselin yang berfungsi sebagai penyangga krus, dan kaki tiga berfungsi sebagai penyangga Segitiga Perselin.
Dalam proses pemijaran Krus beserta isinya yaitu Barium Clorida (BaCl2) diperlukan waktu ± 20 menit. Pada proses pemijaran ini krus berisi Barium Clorida (BaCl2), saat dipijarkan krus harus diberi tutup. Beberapa saat kemudian, nyala pembakar dibesarkan agar krus menjadi warna merah pijar sampai beratnya konstan.
Setelah proses pemijaran berlangsung selama ± 20 menit, selanjutnya krusyang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) diangkat dari pembakaran yaitu dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Kemudian didinginkan di udara dalam waktu ± 3 menit.
Setelah Krus di dinginkan selama ± 3 menit, lalu krus tersebut dimasukkan ke dalam wadah pendingin atau biasa di sebut dengan Eksikator. Cara membuka Eksikator yaitu dengan cara di putar, bukan diangkat, karena pada penutup Eksikator di lengkapi dengan lem perekat. Lalu krus yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) di masukkan ke dalam Eksikator dalam waktu ± 10 menit.
Setelah Krus berisi Barium Clorida atau (BaCl2) dingin, Krus beserta isinya tersebut di angkat dari dalam wadah pendingin atau Eksikator dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Kemudian Krus yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) ditimbang dengan menggunakan alat penimbang. Setelah di timbang di peroleh berat yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) setelah di pijarkan atau dipanaskan adalah 1,7156 gr.
Perbandingan antara Magnesium sebelum di pijarkan atau dipanaskan dan setelah di pijarkan beratnya berbeda. Magnesium sebelum dipijarkan beratnya adalah 0,5 gr. Namun setelah pemijaran menjadi 0,1728 gr. Perbandingan antara Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum di pijarkan atau dipanaskan beratnya berbeda. Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum dipijarkan beratnya adalah adalah 2,0000 gr. Namun setelah di panaskan atau dilakukan pemijaran beratnya berubah menjadi 1,7156 gr. Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum dipijarkan masih mengandung Air (H2O), setelah dilakukan pemijaran beratnya berubah menjadi lebih ringan yaitu 1,7156 gr,dikarenakan H2O atau Air yang terkandung dalam BaCl2 atau Barium Clorida, saat pemijaran terjadi penguapan. H2O atau Air tersebut memiliki sifat kimia yaitu mudah menguap saat dipanaskan atau terjadi pemanasan. Sehingga hal tersebut yang menyebabkan berat dari Barium Clorida (BaCl2) berkurang pada saat setelah dilakukan pemijaran.
Persamaan reaksinya adalah
BaCl2 (aq) 2 H2O ï‚® BaCl2 (aq) + 2 H2O (l)

Kesimpulan
Setelah praktikan melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa:
Suatu bahan Mg dan BaCL2 setelah dilakukan pemijaran ternyata akan berpengaruh terhadap berat bahan. Sebelum dilakukan pemijaran berat bahan masih memiliki berat sekian, namun setelah bahan dipijarkan selama waktu yang diperlukan berat bahan berubah. Namun dalam perubahannya bahan tidak menunjukan secara cepat tanda-tanda perubahannya.
Setelah melakukan praktikum ke 2, praktikan dapat menyelesaikan suatu rumus hidrat yang diperoleh dari eksperimen dengan prosedur-prosedur yang ada.
Kemungkinan Kesalahan
Praktikan kurang terampil dalam menggunakan alat-alat kimia.
Kurangnya pemijaran terhadap bahan uji coba sehingga beratnya belum mencapai titik konstan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif (online) https://docs.google.com/document/d/107cmhhSPu3aQdK_Ff-deSE-KutxFMwOgb6x9J1swBV8/edit?pli=1.diakses pada 6 desember 2012 pukul 20.04 WITA
Anonim. Menentukan Rumus Kimia Hidrat (online) http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/14839707-menentukan-rumus-kimia-hidrat.diakses pada 5 desember 2012 pukul 14.49 WITA
Grafiko,Antonio.2009.Menentukan Rumus Suatu Hidrat (online). http://id.scribd.com/doc/13743581/RHidrat.diakses pada 5 desember 2012 pukul 15.12 WITA
Keenan, Charles W. et al. Ilmu Kimia Universitas. Terjemahan A. Hadyana P. Jakarta: Erlangga
Peters,Edward I.1978. Introduction to Chemical Principle United States of America: W.B.Saunders Company
Team teaching.2012.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Gorontalo : LAB Kimia.