KATEGORI : Kabar saya

YUDISIUM Keperawatan 2016

18 July 2016 21:12:56 Dibaca : 1389

 

 

Hari ini, 18 Juli 2016, pukul 14.00 WITA telah dikukuhkan gelas Sarjana Keperawatan dan alhamdulillah diyudisium dengan IPK 3,79 pada peringkat 1 Program Studi Ilmu Keperawatan

Terima Kasih Mama Papa Oma Adik berdua atas dukungan dan doa restu yang tiada henti-hentinya dicurahkan. Terimakasih untuk kerjakerasnya membiayai pendidikanku selama ini, meski tahu semua tak semudah memetik daun dipohon rimbun.

Terimakasih atas curahan kasih sayang, ilmu dan didikan, senantiasa menuntun ke jalan yang benar, terimakasih untuk cinta yang tiada henti mengalir.

Gelar Sarjanaku ini ku persembahkan teruntuk kalian ({})

 

 

MAKALAH DEMAM BERDARAH KEPERAWATAN UNG

12 November 2012 23:44:40 Dibaca : 1084

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor-faktor  yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi. Sebaran nyamuk penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak memadai serta faktor keganasan virusnya. Berdasarkan kejadian di lapangan dapat diidentifikasikan faktor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal, sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan berkembangnya nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga dan masyarakat. Kerugian ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya waktu produktif (Indra, 2003:3).

Penyakit demam berdarah dengue menjadi momok tiap tahun. Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989-1995) dan pernah meningkat tajam saat Kejadian Luar Biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, hingga medio 2005 masih ada daerah berstatus Kejadian Luar Biasa, sampai Mei tahun 2005 di seluruh Indonesia tercatat 28.224 kasus dengan jumlah kematian 348 orang, hingga awal Oktober 2005 kasus demam berdarah dengue di 33 propinsi tercatat 50.196 kasus dengan 701 diantaranya meninggal. Dari data di atas menunjukkan peningkatan hampir 2 kali lipat dari Mei hingga awal Oktober 2005. Berdasarkan data dari Dinkes Jawa Timur hingga 20 Oktober 2005 sebanyak 8.619 kasus dari jumlah tersebut meninggal 131 orang dan pada tahun 2006 ada 20.420 penderita dan menyebabkan kematian 233 jiwa, pada tahun 2007 sampai Juli yakni 102.175 penderita dengan kematian 1.098 jiwa. Dari hasil studi pendahuluan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Banyuwangi dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami peningkatan yaitu 596 kasus pada tahun 2005, 677 kasus pada tahun 2006 dan 788 kasus pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan kasus Demam Berdarah Dengue yaitu 581 kasus dan dari data yang diperoleh dari Puskesmas Gitik  tahun 2005 sampai 2007 juga mengalami peningkatan yaitu 35 kasus pada tahun 2005, 55 kasus pada tahun 2006 dan 66 kasus pada tahun 2007 sedangkan pada tahun 2008 jumlah penderita Demam Berdarah Dengue mencapai 43 kasus.

Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha untuk mengatasi masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vektor dengan cara kimia hanya membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana yang tidak sedikit serta mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan cara lain yang tidak menggunakan bahan kimia diantaranya melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk pengendalian vektor dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (Indra, 2003:4). Keberhasilan pemberantas nyamuk aedes aegypti tidak lepas dari peran petugas kesehatan atau perawat yaitu memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang demam berdarah dengue secara intensif.

Upaya pemberantasan dan pencegahan yang dilakukan Puskesmas Gitik yaitu yang pertama dengan penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan melalui rapat koordinasi desa dan kecamatan, selain itu penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah oleh petugas kesehatan. Kedua dengan abatesasi yaitu pemberian abate kepada seluruh masyarakat. Ketiga dengan fogging atau pengasapan sebagai alternative terakhir untuk pemberantasan nyamuk dewasa yang telah mengandung virus dengue. Dengan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui “Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Angka Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Gitik Tahun 2008”.

 

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut

1.2.1 Bagaimanakah pemberantasan dari sarang nyamuk itu sendiri?

1.2.2 Keadaan yang seperti apakah Bebas Jentik DBD itu?

1.2.3 Apa hubungan pemberantasan sarang nyamuk dengan keadaan bebas jentik DBD?

 

1.3  Tujuan

            Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain

1.3.1 Mendeskripsikan apa itu Pemberantasan Sarang Nyamuk

1.3.2 Mendeskripsikan Keadaan Bebas Jentik DBD

1.3.3 Mendeskripsikan hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus) dengan Keadaan Bebas Jentik DBD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Sarang nyamuk sering menjadi hal yang sangat mengganggu kebersihan lingkungan. Dari sarang nyamuk yang  bertebaran, bisa menjadi sumber penyakit yang akhirnya bisa mengganggu kesehatan masyarakat di sekitarnya. Oleh karenanya, perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk itu sendiri.

 

2.1.1 Pengertian

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah kegiatan mamberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular Aedes Aegypti (Demam Berdarah Dengue) di tempat-tempat perkembangbiakannya.

 

2.1.2 Tujuan PSN DBD

Mengendalikan populasi nyamuk aedes aegypti, sehingga penularan DBD  dapat dicegah atau dikurangi. 

 

2.1.3 Sasaran PSN DBD

Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD yaitu semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, antara lain:

1.     Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari.

  1. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari.
  2. Tempat penampung air alamiah.  

 

2.14 Ukuran keberhasilan PSN DBD

Keberhasailan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95 % di harapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.

 

2.1.5 Cara PSN DBD

PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ , yaitu :

1.     Menguras dan menyikat tempat- tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, dan lain lain seminggu sekali (M1).

  1. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain lain (M2).
  2. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

 

Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:

1.     Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.

  1. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
  2. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu /pohon, dan lain lain.
  3. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
  4. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak-bak penampung air.
  5. Memasang kawat kasa.
  6. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
  7. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
  8. Menggunakan kelambu.
  9. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

Keseluruhan cara tersebut di atas di kenal dengan istilah  “3M Plus”. .

 

2.1.6 Pelaksanaan PSN DBD

Pelaksanaan PSN DBD yaitu:

1.    Di rumah

2.    Dilaksanakan oleh anggota keluarga

  1. Tempat-tempat umum

 

 

Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau pengelola tempat-tempat umum, seperti:

  1. Kantor oleh petugas kebersihan kantor
  2. Sekolah oleh petugas sekolah
  3. Pasar oleh petugas kebersihan pasar, dan lain lain.

 

2.1.8 Jenis Kegiatan PSN DBD

a)   Bulan Bakti Gerakan 3M atau juga dengan istilah bulan kewaspadaan 3M sebelum musim penularan atau gerakan 3M sebelum masa penularan (G 3M SMP) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan pada saat sebelum terjadi penularan DBD, yaitu bulan dimana jumlah kasus DBD paling rendah, berdasarkan jumlah kasus rata-rata perbulan selama 5 tahun terakhir. Kegiatan ini dilakukan selama sebulan penuh dengan mengajak warga melakukan PSN DBD dipimpin oleh Kepala wilayah setempat serta melibatkan lintas sektor. Kegiatan ini diprioritaskan di desa/kelurahan rawan 1 (endemis) agar sebelum terjadi puncak penularan virus dengue, populasi nyamuk penular dapat ditekan serendah-rendahnya sehingga Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat dicegah.

b)   Penyeluhan kepada keluarga. Selain penyuluhan secara individu yang dilakukan penyuluhan kepada masyarakat luas juga dilakukan secara kelompok (seperti pada pertemuan kader, arisan, dan selapanan) dan secara missal (seperti pada saat pertunjukan layer tancap, ceramah agama dan pertemuan musyawarah desa).

c)   Pergerakan masyarakat dalam PSN DBD secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah, apabila terjadi KLB atau wabah, dilakukan penyemprotan insektisida/pem-berantasan vektor dengan fogging (pengasapan) yang dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu yang melibatkan petugas dinas kesehatan kabupaten/kota,puskesmas dan tenaga lain yang terlatih.

 

 

 

2.1.9 Perlunya 3M

Sudah tidak diragukan lagi bahwa penyebaran wabah dengue disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegipty terutama nyamuk betina. Nyamuk ini sangat pintar menyembunyikan suaranya dengan membuat gerakan sayap yang halus sehingga nyaris tak trdengar. Nyamuk betina ini menghisap darah manusia sebagai bahan untuk mematangkan telurnya.

Bila nyamuk jenis lain bertelur dan menetaskan pada sarangnya, Aedes aegipty betina melakukannya diatas permukaan air karena dengan demikianlah telur-telurnya itu berpotensi menetas dan hidup, telur menjadi larva yang kemudian mencari makan dengan memangsa bakteri yang ada di air tersebut, nyamuk penyebab demam berdarah ini berkembang biak pada genangan air terutama yang kotor.

Penyebaran wabah dengue dipengaruhi oleh ada tidaknya nyamuk aedes aegipty yang dipengaruhi lagi oleh ada tidaknya genangan air yang kotor, oleh karena itu pengontrolan dengue bisa dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

a)    Pertama adalah membunuh nyamuk baik dengan peptisida maupun dengan ovitrap, yakni dengan bak perangkap yang di utup kasa, penggunaan peptisida selain memerlukan biaya dan berbahaya pada manusia, juga akan memicu munculnya nyamuk yang resisten, sehingga cara ini bukanlah cara yang efektif untuk jangka panjang, untuk jangka pendek cara ini masih digunakan.

b)    Kedua adalah membuat nyamuk trasgenik supaya tidak terinfeksi oleh virus dengue, jika nyamuk tidak bisa terinfeksi oleh virus dengue otomatis manusia tidak akan pernah terinfeksi oleh virus dengue. Cara ini digunakan oleh beberapa peneliti unutk mengatsi masalah malaria, nmaun pengembangan cara ini masih memerlukan puluhan tahun untuk bisa diaplikasikan.

c)    Cara yang ketiga adalah PSN yang efektif dan efisien melalui kegiatan 3M yaitu dengan menguras tempat penyimpanan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang memungkinkan dijadikan tempat perindukan dan perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegipty, menutup lubang-lubang pada bamboo dengan tanah atau adukan semen, melipat pakaian/kain yang bergantungan pada kamr agar nyamuk tidak hinggap disitu, untuk tempat-tempat air yang tidak memungkinkan atau sulit di kuras taburkan bubuk abate kedalam genangan air tersebut untuk membunuh jenti-jentik nyamuk, ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.

 

2.2 Keadaan Bebas Jentik DBD

            Pada umumnya, pemberantasan sarang nyamuk sering dilakukan untuk meminimalisirkan penularan dari penyakit demam berdarah. Salah satunya yaitu perlu adanya pemberantasan pada jentik nyamuk sebelum akhirnya berkembang menjadi nyamuk dewasa yang nantinya akan membawa penyakit yang tentunya mengganggu masyarakat.

 

2.2.1 Pengertian Keadaan Bebas Jentik

Dari pengertian ABJ (Angka Bebas Jentik) di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya Keadaan Bebas Jentik merupakan suatu keadaan dimana ABJ lebih atau sama dengan 95 %.

 

2.2.2 Pengertian DBD<

Setelah lepas kuliah umum yang dibawakan oleh bapak El Nino, kini saya baru tau Politik Indonesia bahwasannya perlu diperbaiki kembali. Siapa yang memperbaiki?? Kami-kamilah yang harusnya menggantikan posisi para sampah pemerintahan yang sekarang tengah berfoya-foya atas uang hasil keringat rakyat. Yang tidak pernah perduli dengan jeritan para masyarakat yang telah bersusah payah tapi hanya mendapatkan upah yang sangat sedikit.

 

Tahun 2020-2030 adalah tahun tahun dimana kita yang saat ini masih berstatuskan seorang mahasiswa, harus menjadi "Agen of Changing". Harus menjadi para pejuang pejuang masa depan yang nantinya akan membawa perubahan bagi negeri kita ini. Apapun yang terjadi, seorang mahasiswa tetaplah harus menjadi seseorang yang akan memimpin, dan memajukan bangsa kita ini. Kita adalah manusia HARAPAN BANGSA, bukan HARAPAN BANGSAT!!

 

HIDUP MAHASISWA!!