Cerpen : Perumpamaan dari seekor burung

27 February 2013 10:22:43 Dibaca : 2979

Indah adalah seorang gadis cantik dan juga berpenampilan menarik , oleh karena itu ia menjadi gadis yang populer di kampusnya. Ia memiliki seorang adik perempuan bernama Nisa. Meskipun mereka kuliah di tempat yang sama, banyak orang yang tidak tahu bahwa Indah dan Nisa adalah kakak beradik. Hal itu disebabkan oleh banyak perbedaan diantara mereka.

Suatu hari mereka pergi bertamasya dengan kedua orang tuanya, sebelum beranjak pergi, mereka bersiap-siap membawa barang-barang yang diperlukan, terlihat Indah yang tidak bersemangat sambil berdandan di kamarnya. kemudian muncul adiknya,

“kak, kata mama kak Indah disuruh pakai pakaian yang lengan panjang biar kelihatan sopan. “ Indahpun balik menjawab dengan ketusnya. “ kata mami atau kata kamu? Biasanya kan kamu yang selalu protes kalau akau pakai baju sesukaku, Sudahlah, kenapa harus dipermasalahkan, yang penting kan pakai baju. “. Mendengar perkataan kakaknya, Nisa langsung pergi meninggalkan indah, takutnya jika ia berlama-lama di situ,mereka akan bertengkar lagi.

Merekapun beranjak pergi. Mereka pergi ke pantai yang jarang di kunjungi oleh orang-orang. Suasana di sana begitu terasa, jauh dari hiruk pikuk kota yang terdengar hanyalah deburan ombak yang membuat pikiran seseorang bisa menjadi lebih tenang. Indahpun terpesona dengan itu, dengan mengenakan pakaian terbuka, indah duduk di bawah pohon sambil menikmati kelapa muda. Pandangannya terfokus pada seekor burung yang hinggap di atas lalu tiba-tiba munculah seorang lelaki dan berkata “indah ya? Tapi sayang terlalu terbuka, semua orangpun bisa melihatnya”.

“maksud kamu burung itu? Kata indah kepada orang itu.

“Menurutmu? Jawab lelaki itu sambil melempar senyum kepada indah”.

Indahpun masih merasa bingung dengan perkataan itu. Tanpa berpikir panjang iapun menjawab. ” memang burung itu begitu cantik seperti perempuan yang dikaruniai kecantikan oleh Allah SWT.

“oh, benarkah? Memang cantik tapi sayang kecantikan ia tidak menjaga mahkotanya dengan baik, semuanya begitu terbuka sehingga semua orang dapat melihatnya “ kata lelaki itu dengan tersenyum.

Indah tercengang mendengar perkataan lelaki itu, dia berpikir baru kali ini ada orang yang berkata demikian padanya. Awalnya ia terpesona dengan senyumannya tapi setelah mendengar perkataan itu, Indah merasa tersinggung dan mulai jenuh. Ketika ia membalikkan badannya lelaki itu seakan menghilang begitu saja.

Terlihat nisa berjalan menghampiri indah “kak, ayo kita pulang soalnya mama sakit” tanpa berkata apapun ia langsung bergegas pergi dengan adiknya” sampai di rumah indah terlihat murung, ia masih memikirkan apa yang dikatakan lelaki itu. Itu berlangsung selama 3 hari.

Nisapun mulai khawatir dengan kakaknya. Ia berpikir kenapa kakaknya akhir-akhir ini kelihatan murung tak seperti biasanya. Nisa lalu mendekati indah “kak, kenapa akhir-akhir ini kakak tidak seperti biasanya dan selalu mengurung diri? Kalau kak ada masalah jangan dipendam sendiri. Cerita saja, aku siap mendengarnya”

“kakak tak apa-apa, tolong tinggalkan kakak sendiri soalnya kakak capek, sepertinya butuh istirahat”

Nisa lalu meninggalkan indah, meskipun dia tidak yakin tapi ia berusaha percaya pada kakaknya.

Seperti biasanya pagi-pagi sebelum menjalani aktivitas, keluarga indah sarapan pagi semuanya sudah siap di meja makan semua anggota keluargapun sudah menunggu di meja makan kecuali Indah. “Nisa, tolong kamu bangunkan kakakmu, dan suruh sarapan bersama kita”

“baik ma.” Jawab Nisa.

Belum sampai beberapa langkah muncullah seseorang dengan pakaian muslimah lengkap dengan jilbab panjangnya. Langkah Nisa terhenti, pandangannya terpaku pada seseorang yang ada di hadapannya begitu pula seluruh anggota keluarga Indah.

“Ini indah anak mama kan? Tanya mamanya dengan penuh ketidakpercayaan. “

Indahpun tersenyum dan berkata “iya ma, ini indah anak mama, sekarang ini aku sadar kalau selama ini sikapku salah pada kalian semua, maafkan semua kesalahan aku ya?

Ibu indah terharu sampai meneteskan air matanya mendengar perkataan anaknya.

“syukurlah kamu sudah berubah nak! Ibu sangat bangga padamu.

Kemudian Nisa juga ikut memeluk kakaknya, suasana di pagi itu menjadi lebih berbeda dengan adanya perubahan Indah.

Sambil memeluk ibu dan adiknya, ia tersenyum bahagia dan berpikir seandainya waktu itu ia tidak bertemu dengan laki-laki itu, mungkin sekarang ia masih dalam sikapnya yang buruk itu.

“kapan ya aku bisa bertemu dengan dia? Jika aku bertemu dengannya, aku ingin berterima kasih padanya, semoga suatu saat nanti Allah SWT. Akan mempertemukan aku dengannya “ katanya sambil menghela nafas panjang.

Sekian...

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong