ARSIP BULANAN : August 2021

KEUNGGULAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

04 August 2021 14:01:09 Dibaca : 13

Universitas Negri Gorontalo perguruan tinggi negri yang memiliki beberapa keunggulan yatiu:

1.Masuk dalam 10 besar Universitas terbaik Di Indonesia Timur.

2.Memiliki 10 Fakuktas mulai dari FMIPA,FT,FE,hingga fakultas sastra dan budaya

3.Menempati Rangking 89 Versi 4icu untuk tingkat nasional.

4.Fasilitas kampus lengkap termasuk lengkap ada sarana ibadah,laboratorium,poliknik hingga pusat pelatihan bahasa.

5.Memiliki visi mendunia tanpa meningkatkan potensi regional UNG memiliki visi Leading University di kawasan Asia Tenggara.

PKKMB DI MASA PENDEMI

04 August 2021 13:50:11 Dibaca : 20

Di Masa Pandemi Covid-19 ini mengharuskan kita melakukan banyak kegiatan tanpa tatap muka. Seperti kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru atau yang biasa kita sebut "Ospek". Jika sebelumnya ospek dilakukan secara tatap muka dan banyak kampus berlomba untuk menunjukkan kehebohan dan keindahan koreografi ospek. Sekarang ini para mahasiswa senior dituntut untuk memutar otak, agar ospek tetap dapat berjalan sesuai tujuan tanpa mengurangi euphorianya.

 

Lalu, Apakah adanya ospek secara online akan merubah budaya yang ada sebelumnya, baik positif maupun negatif? Tentunya budaya ini telah lama berlangsung di Indonesia. Beberapa budaya ospek yang ada seperti memakai atribut-atribut aneh, para kaka tingkat yang galak, dokumentasi foto-foto aib, foto koreografi oleh mahasiswa baru atau pembuatan suatu logo atau tulisan yang dilakukan bersama-sama, masih banyak lagi.

 

Hari ini, ternyata masih ada para senior yang memberlakukan budaya lama atau budaya militerisme pada ospek daring. Seperti Ospek pada salah satu kampus di Surabaya. Jagat maya sempat dikagetkan dengan adanya video ospek dengan gaya tegas bahkan terkesan galak. Anehnya, suasana tegang tetqp tercipta meski ospek berlangsung secara daring. Video berdurasi 30 detik viral itu viral di media sosial sejak Senin (14/9/2020) malam.

 

Dalam unggahan tersebut, terdengar suara tinggi sang sejior yang meminta untuk memperlihatkan ikat pinggang sang mahasiswa baru.

 

Seorang mahasiswi baru (maba) yang mengenakan setelan jilbab hitam, rok hitam, dan kemeja lengan panjang motif polkadot, dalam posisi berdiri, menimpali, "enggak ada, mbak".

 

“Ikat pinggang kamu mana? Ikat pinggang diperlihatkan!” Seorang senior laki-laki membentak mahasiswa baru lewat layar. “Enggak ada, kak.” Jawab mahasiswa baru itu yang berkerudung dan berkacamata, perempuan, menjawab pertanyaan si panitia.

 

“Enggak ada. Enggak dibaca tata tertibnya?” Timpal seorang panitia perempuan. Si mahasiswi baru hanya bisa meminta maaf dengan mimik muja memelas. “Maaf, kak.”

 

Sangat disayangkan ya, di Era modern dan ditengah masa pandemic covid-19 ini masih ada Budaya Militeristik atau budaya kekerasan. Seharusnya lingkungan kampus itu bebas dari perpeloncoan, apalagi untuk dikenalkan kepada mahasiswa barunya.

 

Seperti kata direktur Jenderal Pendidikan Tinggi kemendikbud Nizam kepada merdekacom, selasa (15/9) "Saya menekankan agar kita membangun kampus yang aman dari bully-ing dan kekerasan seksual, sehat seperti no drug, no smoke, sehat jasmani, rohani, spiritual, emosional, sosial, nyaman inklusif, ramah difabel, tidak ada paham eksklusif".

 

Idealnya, menurut Remy Hastain selaku koordinator BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), tujuan ospek adalah memberikan penyadaran kepada para mahasiswa baru bahwa pelajar di perguruan tinggi itu juga memiliki fungsi sosial di masyarakat, bukan hanya wajib menuntut ilmu.

 

“Jangan sampai dihilangkan esensi dan tujuan dari ospek sehingga melenceng [ke] hal-hal yang mewarisi dendam, hal-hal yang tidak baik,”ujarnya.

 

Masa orientasi yang mengandalkan budaya kekerasan hanya akan menumpulkan nalar kritis mahasiswa. Ini paradoks dengan tujuan utama didirikannya kampus: sebagai mimbar kebebasan akademik. Dengan metode bergaya militer, upaya mencerdaskan dan memerdekakan manusia menjadi hilang. Terang Ubaid Matraji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI).

SEJARAH TENTANG UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

04 August 2021 10:40:02 Dibaca : 22

Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan universitas yang dikembangkan atas dasar perluasan mandat (wider mandate) dari IKIP Negeri Gorontalo. Keberadaan Universitas Negeri Gorontalo dimulai dari Junior College FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah (UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan surat keputusan pejabat Rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963, Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963, IKIP Manado Cabang Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 114 tahun 1965 tanggal 18 Juni 1965, FKIP UNSRAT Manado di Gorontalo berdasarkan Keppres nomor 70 tahun 1982 tanggal 7 September 1982, STKIP Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 9 tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, IKIP Negeri Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 19 tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001.

Perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan dengan surat Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu, tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat keputusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. Dalam perjalanannya selama 50 tahun telah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan dan enam kali perubahan nama lembaga.

 

Secara rinci nama pejabat pimpinan sejak tahun 1963 – sampai sekarang sbb :

Drs. Idris Djalali - Dekan Koordinator  IKIP Yogyakarta Cab. Manado di Gorontalo - 1963-1966Drs. Ek. M. J. Neno - Dekan Koordinator IKIP Manado Cab. Gorontalo - 1967-1969Prof. Drs. H. Thahir A. Musa - Dekan Koordinator    IKIP Manado Cab. Gorontalo - 1969-1981Prof. Drs. H. Kadir Abdussamad - Dekan FKIP Unsrat Manado di Gorontalo - 1982-1988Drs. H. Husain Jusuf, M.Pd - Dekan FKIP Unsrat Manado di Gorontalo - 1989-1992Prof. Dr. H. Nani TuloliDekan  FKIP Unsrat Manado di Gorontalo - 1992-1993Ketua STKIP Negeri Gorontalo - 1993 - 2001Pj. Rektor IKIIP Negeri Gorontalo - 2001 - 2002Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd  Rektor IKIP Negeri Gorontalo - 2002-2004Rektor Universitas Negeri Gorontalo  - 2004-2010Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd - Rektor Universitas Negeri Gorontalo - 2010 - 2019Dr. H. Eduart Wolok, ST, MT - Rektor Universitas Negeri Gorontalo - 2019 - 2023

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong