Tugas 2

04 June 2021 16:43:16 Dibaca : 18

Nama : Olvi Patresia PudulKelas : 6 ENim : 151418147MK : HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKATTugas rangkuman “Ruang Lingkup Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat”Peranan Kepemimpinan SekolahDengan semakin kompleksnya manajemen Sekolah yang selalu berkembang dan padatnya kegiatan kepemimpinan di sekolah, maka semakin banyak pula masalah masalah yang perlu penanganan, dan melibatkan warga sekolah, baik guru, orang tua, karyawan, siswa mapun pemerintah setempat sama-sama menyadari perlunya terobosan-terobosan yang positif agar mampu meningkatkan nilai jual sekolah, meningkatnya kepercayaan masyarakat dan semakin kondusifnya kegiatan belajar mengajar sehingga akan menghasilkan lulusan yang baik dan bisa menempati perguruan-perguruan ternama seperti yang diharapkan oleh masyarakat.

Humas pendidikan dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup wajib diketahui oleh pada praktisi humas saat ini. Ruang lingkup humas diperlukan agar dalam menjalankan kewa-jibannya sebagai humas, seorang humas menyadari kedudukannya serta apa saja nan menjadi wewenangnya. Manajemen humas dalam pendidikan merupakan media-tor yang berada di antara pimpinan sekolah dengan publiknya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa aktivitas tugas humas adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya. Jadi dapat dikatakan bahwa humas(public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (pub-lic) demi tercapaianya tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. Berdasar pengertian tersebut, maka maksud disusunnya program kerja Wakil Kepala Sekolah/ PP urusan Hubungan Masyarakat adalah mampu untuk menjem-batani keterlibatan seluruh anggota masyarakat sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua, lingkungan, perguruan tinggi dan lembaga pemerintah dan swasta untuk ikut peduli dalam mengop-timalkan kemampuan dan kerja sama sesuai dengan kemampuan-nya masing-masing, dan membntu kepala sekolah dalam kegiatan pengelolaan sekolah.

Adapun tujuan dari program kerja Wakil Kepala Sekolah urusan hubungan masyarakat adalah :Meningkatkan kerja sama antar warga sekolah Meningkatkan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat sekitar sehingga masyarakat merasa memiliki dan tanggung jawab keberadaan sekolahMeningkatkan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat, komite sekolah sehingga bersama-sama berperan aktif dengan maju mundurnya sekolahMenjalin kerjasama dengan alumniMenjaga keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar sehingga keamanan sekolah dapat terpelihara dengan baikMeningkatkan dan menumbuh kembangkan jiwa persaudaraan, kebangsaan dan persatuanBersama dengan BP/BK Menjalin hubungan dengan perguruan-perguruan tinggi untuk meningkatkan wawasan peserta didik Adapun sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah terjalinnya hubungan baik antar anggota masyarakat sekolah, masyarakat umum, lingkungan, komite, perguruan tinggi, Dunia usaha dan Industri, tokoh-tokoh masyarakat, alumni dan mendia massa sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dan terjalin rapi serta saling pengertian.Semua warga sekolah, warga masyarakat dan tokoh-tokoh pemerintah daerah setempat selalu bekerja sama untuk kemajuan pendidikan di daerah tersebut, karena kita juga menyadari bahwa tidak semua peserta didik mampu untuk mencukupi kebutuhan sekolah seharihari, buku, alat tulis dan buku-buku paket lain untuk belajar sehari-hari. Terobosan-terobosan baru, kerjasama dengan berbagai pihak dan menggali informasi-informasi untuk bea siswa, BKM maupun bantuan-bantuan lain. Bantuan dan silaturahmi dengan warga setempat, harus terus dibina, sumbangan dan santunan bagi masyarakat sekitar yang kurang mampu, adanya musibah, kematian dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya terus dibina sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah. Kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat, RT, RW, Kepala Kelurahan sangat diperlukan dan ditingkatkan lagi karena dengan kerjasama yang baik dan saling pengertian maka akan terciptanya kondisi yang tertib, keamanan terjaga dan situasi selalu kondusif karena masyarakat merasa ikut memiliki dan peduli dengan keberadaan sekolah tersebut.

Bentuk-Bentuk Hubungan Masyarakat Sekolah

Adapun Bentuk-bentuk tugas humas dalam sebuah organisasi atau lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal) Yang dimaksud public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinyaTujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para, guru, tenaga akademik, karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan

Tugas 1 pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat

04 June 2021 16:41:21 Dibaca : 18

Nama : Olvi Patresia PudulKelas : 6 ENim : 151418147MK : HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKATTugas rangkuman “Pentingya Hubungan Sekolah dan Masyarakat”

Pentingnya Hubungan Sekolah Dan MasyarakatPentingnya hubungan antara sekolah dengan masyarakat adalah karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi melayani anggota masyarakat dalam pendidikan. Sedangkan masyarakat adalah pemilik sekolah karena masyarakat memerlukannya dengan adanya hubungan tersebut sekolah akan memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah, ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan adanya hubungan dengan sekolah maka dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk dapat melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka hubungan sekolah dan masyarakat dengan efektif, maka pihak sekolah haruslah mempelajari dan memahai situasi dan karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan masyarakat tersebut. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik isi lingkungan sosial, sekolah harus dapat mengadaptasikan kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerja sama antara sekolah dan masyarakat.Dalam buku Administrasi sekolah yang ditulis oleh Tim pengadaan buku pelajaran telah dijelaskan pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:

a. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang harusnya mendidik generasi muda untuk hhidup di masyarakat.b. Sekolah haruslah tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.c. Sebaliknya, masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diperoleh dan dihasilkan sesuai kehendak dan kebutuhan masyarakat.d. Mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam usaha memecahkan permasalahan pendidikan.e. Partisipasi, hubungan dan bantuan secara konkrit dari masyarakat baik berupa finansial, material untuk kelancaran sekolah.[1]Ditinjau dari sudut pandang historis hubungan antara sekolah dan masyarakat itu penting, diantaranya sebagai berikut:1. Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial Belanda dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari kehidupan masyarakat sekitarnya.2. Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk hidup di masyarakat.3. Sekolah haruslah tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan serta kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat setempat.4. Masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diolah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.5. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan dengan kebutuhan pembangunan.Tujuan Hubungan Sekolah dan MasyarakatTujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:[2]1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.2) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isis dan pelaksanaan program sekolah.4) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembanngan dan kebutuhan masyarakat.5) Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan MasyarakatBanyak orang berpendapat bahwa hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat hanyalah dalam hal mendidik anak belaka, padahal hubungan antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang

Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dan MasyarakatAda beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui masyarakat, antara lain:1. Teknik tertulis. Cara tertulis yang dapat digunakan meliputi; laporan tertulis yang dilakukan setiap triwulan, catur wulan, semester atau tahunan. Pamflet, berita kegiatan murid, catatan berita gembira dan buku kecil tentang cara membimbing anak.2. Teknik lisan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga dilakukan dengan cara lisan. Seperti, kunjungan rumah, panggilan orang tua dan pertemuan.3. Teknik peragaan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan di sekolah.

 

Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dengan Masyarakata) Pengaruh sekolah terhadap masyarakatPengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta kualitas dari produk kualitas itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat, lebih-lebih bila diikuti dengan tingkatan kualitas yang memadai, tentu produk sekolah tersebut membawa pengaruh positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Ada empat pengaruh yang bisa dimainkan oleh pendidikan persekolahan terhadap perkembangan masyarakat dilingkungannya. Pengaruh tersebut adalah:1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat.2. Membawa virus pembaruan bagi perkembangan masyarakat.3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat.4. Melahirkan sikap positif dan kkonstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.[5]b) Pengaruh masyarakat terhadap sekolahMasyarakat selalu tumbuh dan berkembang. Selain itu setiap masyarakat memiliki identitas atau ciri tersendiri sesuai dengan pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas dan gerak perkembangan masyarakat secara langsung akan berpengaruh pada tujuan, peninjauan dalam menentukan arah yang tepat untuk masyarakat dan proses pendidikan di persekolahan. Maka dari itu proses pendidikan di sekolah tidak dapat lepas dari pengaruh masyarakat. Pengaruh yang dimaksud yaitu pengaruh sosial budaya dan partisipasinya. Pengaruh sosial budaya biasanya tercermin dalam proses belajar mengajar menyangkut pola aktivitas pendidik maupun anak didik. Sedangkan pengaruh partisipasi berdampak pada proses penyelengaraan pendidikan yang melibatkan berbagai komponen, seperti dukungan moril dan dana untuk perlengkapan dan kebutuhan pendidikan.Masyarakat adalah Lingkungan SosialDidalam ilmu pendidikan dan dalam psikologi telah dikenal adanya dua jenis lingkungan (environment), yaitu lingkungan alam (physical environment) dan lingkungan sosial (social environment). Yang dimaksud dengan lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia, air iklim, daerah pantai, keadaan flora dan fauna.

RANGKUMAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

25 March 2021 20:27:39 Dibaca : 27

NAMA            : OLVI PATRESIA PUDUL

NIM                : 151418147

KELAS           : 6 E

MK                  : HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

 

Tugas Resume

Akses Masyarakat Dalam Dunia Pendidikan

A. Fungsi Pendidikan

1. Fungsi Pendidikan: serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan

2. Fungsi pendidikan keluarga, mengembangkan keyakinan beragama, nilainilai kebudayaan, nilai moral dan ketrampilan

3. Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap

4. Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara  produktif, efisien dan efektif

 

B. Peranan Masyarakat dalam Kemajuan Mutu Pendidikan

Meningkatkan peran serta masyarakat memang sangat erat berkait dengan pengubahan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan. Ini tentu saja bukan hal yang mudah untuk dilakukan.Akan tetapi, bila tidak sekarang dilakukan dan dimulai, kapan rasa memiliki, kepedulian, keterlibatan, dan peran serta aktif masyarakat dengan tingkatan maksimal dapat diperoleh dunia pendidikan.

Ada 7 tingkatan peran serta masyarakat (dirinci dari tingkat partisipasi terendah ke tinggi), yaitu:

1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini adalah jenis yang paling umum Pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk mendidik anak-anak mereka

2.  Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, atau tenaga

3. Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan mematuhinya

4. Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.

5. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyakarat terlibat dalam kegiatan sekolah, misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi tur, pramuka, kegiatan keagamaan, dsb.

6. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orang tua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi, dsb. Dapat pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar sekolah dapat menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dsb.

7. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah.

 

C.    Bentuk Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat.

Lembaga pendikan atau juga bisa disebut sekolah yaitu tempat sarana untuk menimba ilmu pendidikan.Sekolah bisa didirikan didaerah tersebut karena ada masyarakat yang ada di daerah itu.Sehingga Sekolah tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya konstribusi dari masyarakat.Untuk menghidupkan sekolah tersebut harus ada peran masyarakat di dalamnya.Baik peran yang nyata maupun peran yang tidak dilihat orang banyak.Untuk itu, Lembaga pendidikan mempunyai bentuk hubungan dengan masyarakat agar tidak ada kesenjangan antara lembaga sekolah dengan masyarakat.Ada beberapa bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat. Secara jelas diantaranya yaitu:

1) Mengikutkan warga sekolah dalam kegiatan pemasyarakatan.Warga sekolah disini yaitu bisa siswa. Didalam kegiatan pemasyarakatan siswa bisa diikutkan secara langsung dengan kegiatan bersama masyarakat agar siswa dari awal mengerti dan memahami betul interaksi social di luar sekolah itu seperti apa wujudnya. Sehingga nantinya siswa tidak merasa canggung bila berhadapan dengan masyarakat yang luas.

2) Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat.Sekolah bisa memberikan bantuan berupa fasilitas kepada masyarakat untuk keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.Sehingga masyarakat tidak bersusah payah dalam penyewaan tempat karena di sekolah yang ada dimasyarakat tersebut sudah mau memberikan fasilitas tempat untuk menunjang keperluan masyarakat tersebut.

3) Mendayagunakan tokoh – tokoh potensial dalam masyarakat guna menunjang pendidikan.Misalnya dalam bentuk penanaman materi – materi yang penting bagi siswa dan guru merasa kemampuannya dibidang materi itu belum menguasai betul.Sehingga memerlukan tokohtokoh dalam masyarakat tersebut untukmembantu memberikan materi.

4) Mengikutsertakan sekolah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan, yaitu mengikutkan warga sekolah dalam pelaksanaan pendidikan yang ada di dalam lingkup sekolah maupun diluar sekolah. Sehingga warga sekolah menjadi aktif dibidang pendidikan antara pendidikan di dalam sekolah maupun diluar sekolah.

5) Menjalin hubungan dengan instansi lain.Sekolah atau lembaga pendidikan perlu menjalin hubungan dengan pihak instansi lain. Hal ini bertujuan agar meningkatkan pengetahuan,informasi atau aspek yang lainnya tentang instansi terkait.Instansi –instansi ini berperan penting dalam sekolah tersebut terutama warga sekolahnya. Jadi instansi ini bisa dijadikan partner yang baik dan kegiatannya diperlukan untuk sekolah

 

 Upaya meningkatkan secara signifikan jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar menghadapi permasalahan masih banyaknya peserta didik jenjang pendidikan dasar yang putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan. Angka putus sekolah di semua jenjang pendidikan terus ditekan terutama setelah terjadinya krisis moneter yang dimulai tahun 1997 melalui penyediaan bantuan khusus sekolah (BKS) dan bantuan khusus murid (BKM) atau beasiswa. Namun demikian sampai tahun ajaran 2003/04 angka putus sekolah masih cukup tinggi. Untuk jenjang sekolah dasar (SD) termasuk sekolah dasar luar biasa (SDLB) dan madrasah ibtidaiyah (MI) angka putus sekolah masih sebesar 2,42 persen dari siswa yang terdaftar pada tahun yang sama atau sekitar 702,1 ribu siswa selama satu tahun ajaran. Sementara untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) angkanya masih sebesar 2,74 persen atau 271,9 ribu orang dalam satu tahun ajaran.

Pada tahun yang sama lulusan SD/MI yang melanjutkan ke jenjang SMP/MTs baru mencapai 86,7 persen. Dengan demikian dalam satu tahun ajaran jumlah lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya mencapai 542,2 ribu orang. Hal tersebut menyebabkan sampai dengan tahun 2003 Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMP/MTs baru sekitar 81,1 persen, masih cukup jauh dari sasaran penuntasan tahun 2008 sebesar 95 persen. Dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam tahun 2005, diperkirakan APK SMP/MTs dapat ditingkatkan menjadi 82,89 persen. Disparitas partisipasi pendidikan dasar khususnya jenjang SMP/MTs pada tahun 2003 juga masih tampak nyata antara penduduk perkotaan dengan APK sebesar 93,7 persen dengan penduduk perdesaan dengan APK 72,9 persen. Disparitas antardaerah juga masih cukup nyata dengan rentang APK tertinggi di provinsi DI Yogyakarta (100,57 persen) dan terendah di provinsi Nusa Tenggara Timur (56,82 persen). Meskipun demikian dilihat dari aspek pemerataan pendidikan tampak bahwa pada jenjang pendidikan dasar sudah tidak tampak kesenjangan gender kecuali untuk beberapa daerah di Indonesia terutama karena pengaruh sosial budaya masyarakatnya. APK penduduk perempuan untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs berturut-turut sebesar 105,6 persen dan 82,4 persen sementara APK penduduk laki-laki berturut-turut sebesar 106,0 persen dan 79,9 persen.

 

1. Meningkatnya taraf pendidikan penduduk Indonesia melalui:

a. Meningkatnya secara nyata persentase penduduk yang dapat menyelesaikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, yang antara lain diukur dengan:

  • Meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) jenjang SD/MI/SDLB/Paket A sebesar 114,81 persen dengan jumlah siswa menjadi sekitar 28,533 juta dan APK jenjang SMP/MTs/Paket B sebesar 86,69 persen dengan jumlah siswa menjadi sebanyak 11,238 juta
  • Meningkatnya angka melanjutkan lulusan SD/MI/SDLB/Paket A ke jenjang SMP/MTs/Paket B menjadi 91,00 persen sehingga jumlah siswa baru kelas I dapat ditingkatkan dari 3,785 juta siswa pada tahun ajaran 2005/06 menjadi 3,905 juta siswa pada tahun ajaran 2006/07
  • Meningkatnya angka penyelesaian pendidikan dengan menurunkan angka putus sekolah pada jenjang SD/MI/SDLB/Paket A menjadi 2,24 persen dan jenjang SMP/MTs/Paket B menjadi 2,32 persen
  • Menurunnya rata-rata lama penyelesaian pendidikan pada semua jenjang dengan menurunkan angka mengulang kelas pada jenjang SD/MI/SDLB/ Paket A menjadi 2,11 persen dan jenjang SMP/MTs/Paket B menjadi 0,38 persen
  • Meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 7–12 tahun menjadi 99,41 persen dan penduduk usia 13–15 tahun menjadi 85,68 persen, sehingga anak usia 7–12 tahun yang bersekolah menjadi 23,354 juta orang dan anak usia 13–15 tahun yang bersekolah menjadi 8,637 juta orang

 

b. Meningkatnya secara signifikan partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah yang antara lain diukur dengan:

  • Meningkatnya APK jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK/MA/Paket C) menjadi 57,20 persen dengan jumlah siswa menjadi sekitar 7,279 juta
  • Meningkatnya angka melanjutkan lulusan SMP/MTs/Paket B ke jenjang pendidikan menengah menjadi 81,18 persen sehingga jumlah siswa baru kelas I dapat ditingkatkan dari sekitar 2,471 juta siswa pada tahun ajaran 2005/06 menjadi 2,659 juta siswa pada tahun ajaran 2006/07
  • Menurunnya rata-rata lama penyelesaian pendidikan dengan menurunkan angka mengulang kelas jenjang pendidikan menengah menjadi 0,25 persen;

 

c. Meningkatnya secara signifikan partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan tinggi yang antara lain diukur dengan meningkatnya APK jenjang pendidikan tinggi menjadi 15,56 persen dengan jumlah mahasiswa menjadi sekitar 3,940 juta;

d. Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini;

e. Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun keatas menjadi 7,58 persen pada tahun 2006;

f.  Meningkatnya akses orang dewasa untuk mendapatkan pendidikan kecakapan hidup;

g. Meningkatnya keadilan dan kesetaraan pendidikan antarkelompok masyarakat termasuk antara wilayah maju dan tertinggal, antara perkotaan dan perdesaan, antara daerah maju dan daerah tertinggal, antara penduduk kaya dan penduduk miskin, serta antara penduduk laki-laki dan perempuan.

 

2. Meningkatnya kualitas pendidikan yang ditandai dengan:

a. Tersedianya standar pendidikan nasional serta standar pelayanan minimal untuk tingkat kabupaten/kota;

b. Tersedianya sistem rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan yang berbasis merit system;

c. Meningkatnya proporsi pendidik pada jalur pendidikan formal maupun non formal yang memiliki kualifikasi minimun dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar;

d. Meningkatnya proporsi satuan pendidikan baik negeri maupun swasta yang terakreditasi baik

e. Meningkatkan persentase siswa yang lulus ujian akhir pada setiap jenjang pendidikan;

f.       Meningkatnya minat baca penduduk Indonesia

 

3. Meningkatnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan yang antara lain diukur dengan:

a. Meningkatnya efektivitas pendidikan kecakapan hidup pada semua jalur dan jenjang pendidikan;

b. Meningkatnya hasil penelitian, pengembangan dan penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh perguruan tinggi serta penyebarluasan dan penerapannya pada masyarakat.

 

4. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan pendidikan yang antara lain diukur dengan:

a. Efektifnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

b. Meningkatnya anggaran pendidikan baik yang bersumber dari APBN maupun APBD sebagai prioritas nasional yang tinggi didukung oleh terwujudnya sistem  pembiayaan yang adil, efisien, efektif, transparan dan akuntabel

c. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan

d. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pendidikan termasuk otonomi keilmuan.

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong