PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
5 Hal yang menjadi isi dari latar belakang:
1. Maraknya perilaku penyimpangan yang tidak bermoral yang terjadi di Indonesia.
2. Pendidikan karakter, moral dan budaya sebenarnya sudah dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara dengan tri pusat pendidikan yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial.Karakter bangsa merupakan unsur penting untuk dikembangkan dalam pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat (long life education).
3.Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dengan menerapkan “Sistem Among”, “Tutwuri Handayani” dan “Tringa”. “Sistem Among” yaitu cara pendidikan yang dipakai dalam Tamansiswa, mengemong (anak) berarti memberi kebebasan anak bergerak menurut kemauannya, tetapi pamong/guru akan bertindak, kalau perlu dengan paksaan apabila keinginan anak membahayakan keselamatannya. “Tutwuri Handayani” berarti pemimpin mengikuti dari belakang, memberi kemerdekaan bergerak yang dipimpinya, tetapi handayani, mempengaruhi dengan daya kekuatan, kalau perlu dengan paksaan dan kekerasan apabila kebebasan yang diberikan itu dipergunakan untuk menyeleweng dan akan membahayakan diri.“Tringa” yang meliputi ngerti, ngrasa, dan nglakoni, mengingatkan terhadap segala ajaran, cita-cita hidup yang kita anut diperlukan pengertian, kesadaran dan kesungguhan dalam pelaksanaanya.
4. Lingkungan sekolah (guru) saat ini memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak/siswa menjadi lebih baik.
5. Pendidikan diharapkan dapat memberikan wahana pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan sikap-sikap seperti religiusitas, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, integritas, kemandirian, daya juang, serta tanggung jawab.
HUBUNGAN GURU DENGAN SISWANYA
HUBUNGAN GURU DENGAN SISWANYA
Kegiatan pendidikan dan pembelajaran adalah proses kegiatan interaksi guru dengan siswa. Guru berperan sebagai model pengembang karakter dengan membuat penilaian dan keputusan profesional yang didasarkan pada kebijakan sosial dan moral. Tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi siswanya secara otimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang menjadi manusiaa-manusia yang cerdas,baik cerdas secara fisik, intelektual sosial,emosional,dan moral. Dalam konteks tugas, hubungan antara guru dan siswa adalah hubungan profesional, yang diikat oleh kode etik.
Hubungan guru dengan siswa sesungguhnya tidak hanya terjadi pada saat sedang melaksanakan tugas atau selama berlangsungnya pemberian pelayanan pendidikan. Meski seorang guru sedang dalam keadaan tidak menjalankan tugas, atau sudah lama meninggalkan tugas, hubungan dengan siswanya atau mantan siswanya relatif masih terjaga. Bahkan dikalangan masyarakat tertentu masih terbangun sikap patuh terhadap guru. Meski secara formal, tidak lagi menjalankan tugas-tugas keguruannya, tetapi hubungan batinlah antara guru dengan siswanya masih relatif kuat, dan sang siswa pun tetap berusaha menjalankan segala sesuatu yang diajarkan gurunya.
Oleh sebab itu tampak bahwa hubungan guru dengan siawa tidak hanya dikemas dalam konteks kultural. Oleh karena itu, mari kita ( saya dan anda semua) terus belajar untuk berusaha menjaga kode etik terhadap guru, kita jaga hubungan dengan para guru kita yang telah memberikan dan mengajarkan kita apa yang tidak kita ketahui.