ARSIP BULANAN : April 2021

Mengajarkan Pendidikan Seks Pada Anak

09 April 2021 12:37:43 Dibaca : 352

Latar Belakang

Seks dalam arti sempit adalah jenis kelamin dan fungsinya yang mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan seks dalam arti luas adalah seksualitas, seksualitas adalah istilah yang mencakup semua tentang seks seperti jenis kelamin, gender, nilai dan sikap, orientasi seksual, kesenangan, perilaku seksual, hubungan dan reproduksi. Pendidikan seks adalah pengajaran dan pemberian informasi mengenai tentang masalah seks. Informasi yang berikan seperti pengenalan jenis kelamin dan fungsinya dengan benar. Pendidikan seks diberikan pada saat anak masih berusia dini. Pendidikan seks bukanlah mendukung anak melakukan hubungan seksual tapi menjelaskan fungsi seks sebagai bagian diri mereka serta konsekuensinya jika disalah gunakan.

Pendidikan seks untuk anak usia dini masih dianggap tabu oleh masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan seks belum pantas diberikan pada anak kecil. Padahal dengan pendidikan seks yang diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika dia memasuki masa remaja. Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi tidak hanya mengancam para remaja, tetapi juga mengancam para anak -anak usia dini yang rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Meningkatnya kasus kekerasan merupakan bukti nyata kurangnya pengetahuan anak mengenai pendidikan seks yang seharusnya sudah mereka peroleh dari kecil oleh orang tuanya. Pendidikan seks menjadi penting mengingat banyaknya kasus- kasus yang terjadi mengenai tindak kekerasan seksual terhadap anak dan remaja. Hawkins (1997: 115) mengungkapkan beberapa penyebab yang membuat anak- anak mudah menjadi sasaran child sexual abuse, yaitu anak-anak yang polos yang mempercayai semua orang dewasa, anak- anak yang berusia belia yang tidak mampu mendeteksi motivasi yang dimiliki oleh orang dewasa, anak-anak diajarkan untuk menuruti orang dewasa, secara alamiah anak-anak memiliki rasa ingin tahu mengenai tubuhnya dan anak-anak diasingkan dari informasi yang berkaitan dengan seksualitasnya.

Orang tua merupakan media pertama belajar anak. Orang tua bertanggung jawab dalam memberikan Pendidikan seks pada anak. Orang tua tidak perlu takut atau ragu dalam memberikan Pendidikan seks  pada anak. Peran orang tua amat penting agar anak mendapatkan pendidikan seksual yang pas. Karena anak memiliki sifat rasa ingin tau. Jika orang tua tidak mengajarkan Pendidikan seks kepada anak maka anak akan memperoleh informasi dari sumber yang tidak benar. Pendidikan seksual untuk anak sebaiknya diberikan sedini mungkin. Saat berusia 3 atau 4 tahun, anak mulai memperhatikan dunia di sekitarnya dan ia akan mulai belajar untuk mengenali tubuhnya sendiri dan membandingkan diri dengan teman-temannya. Anak mungkin akan mulai menyadari bahwa perempuan dan laki-laki itu berbeda. Saat anak mulai mengeksplorasi lingkungannya, ini merupakan kesempatan bagi orang tua untuk memberikan pemahaman dasar mengenai seksualitas. Pendidikan seks untuk anak juga sebaiknya diberikan secara bertahap selama anak masih berada di bawah asuhan dan pengawasan orang tua.

Pengetahuan tentang seks pada anak-anak dapat mencegah terjadinya penyimpangan seksual pada anak, hal ini dikarenakan mereka diajarkan tentang peran jenis kelamin, bagaimana bersikap sebagai anak laki-laki atau pun perempuan dan bagaimana bergaul dengan lawan jenisnya. Pendidikan seks pada anak juga dapat mencegah agar anak tidak menjadi korban pelecehan seksual, dengan dibekali pengetahuan tentang seks, mereka menjadi mengerti perilaku mana yang tergolong pelecehan seksual. (Elok Permatasari, 2017)

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan seks pada anak. Sedangkan pendidikan seks seharusnya memang sudah diberikan sejak usia masa kanak-kanak wal (usia 4-6 tahun) dengan cara yang benar. Pelajaran seks bagi anak yang pertama adalah mempelajari bagian tubuhnya. Apa nama-nama bagian tubuhnya, serta bagaimana merawat dan membersihkannya. Mengajari mereka bagaimana perbedaan cara membuang air besar dan terutama air kecil pada laki-laki dan perempuan serta membersihkannya. Tubuh bagian dalam, hanya boleh dilihat oleh ibu ataupun dokter atas sepengetahuan ibu, merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap tindak kriminalitas seksual seperti yang sering terjadi akhirakhir ini (Lubis DPU, 2005)

Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sikap dan pandangan orang tua terhadap pendidikan seksual untuk anak?

2.      Bagaimana peran orang tua dalam memberikan pendidikan seksual untuk anak?

3.      Bagaimana tantangan yang dihadapi orang tua dalam memberikan pendidikan seksual untuk anak?

Tujuan

1.      Untuk mengetahui pemahaman orang tua terhadap pendidikan seks untuk anak.

2.      Untuk mengetahui peran orang tua terhadap pendidikan seks untuk anak.

3.      Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi orang tua dalam memberikan pendidikan seks untuk anak.

Daftar Pustaka

Lubis Dpu. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Mengajarkan Pendidikan Seksual Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Tk Dharma Bakti Iv Tamantirto Bantul Yogyakarta. 2(11).

(Irsyad, 2019)Irsyad, M. (2019). Pendidikan PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIA DINI. Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(1), 73. https://doi.org/10.32332/elementary.v5i1.1374

Sulistianingsih, A., & Widayati, W. (2016). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak, 7, 34–43.

(Ratnasari & Alias, 2016)Ratnasari, R. F., & Alias, M. (2016). Pentingnya Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dini. Jurnal Tarbawi Khatulistiwa, 2(2), 55–59.

(Elok Permatasari, 2017)Elok Permatasari, G. S. A. (2017). Gambaran Pemahaman Anak Usia Sekolah Dasar Tentang Pendidikan Seksual Dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak. 9(1).