Anak Didik dan Kontak Sosial
1. Kontak sosial anak didik
Kontak social anak didik, kata “kontak” berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh, jadi kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi” kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial adalah hubungan yang terjadi antara individu dengan individu lain yang merupakan syarat dari sebuah interaksi.
Kontak sosial yang terjadi dapat berupa sebuah percakapan tatap muka berjabat tangan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, kontak sosial adalah awal dari adanya sebuah interaksi. Tanpa adanya kontak sosial atau hubungan antara individu maka interaksi tidak akan ternah terjadi. Kontak sosial hanya akan dapat terjadi jika terdapat kesadaran untuk saling berhubungan di antara individu dengan individu yang lain.
Kesadaran adalah faktor pendukung utama terjadinya sebuah kontak social. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah kesadaran untuk bekerja sama antara kedua belah pihak dalam hubungan tersebut. Sedangkan anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing, sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Kemudian terdapat berbagai macam kontak sosial yang di dibedakan menjadi beberapa bagian seperti kontak sosial berdasarkan cara hubungannya, Sifat hubungannya, bentuk hubungan dan tingkat hubungannya.
2. Jenis Kontak Sosial Anak Didik
Jenis kontak sosial anak didik ada terdiri dari tiga macam, yakni: kontak social di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
a. Keluarga
Kontak sosial di keluarga, yang didalamnya terdapat ayah, ibu, dan anak yang masing-masing saling mempengaruhi, saling membutuhkan, dan di dalamnya terjadinya suatu interaksi satu sama lain. Selama anak belum dewasa, orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya. Untuk membawa pada kedewasaan orang tua harus memberi contoh yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orang tuanya. Dalam memberikan sugesti kepada anak diharapkan tidak menggunakan cara otoriter, melainkan dengan sistem pergaulan sehingga dengan senang akan melaksanakannya. Anak paling suka untuk identik dengan orang tuanya, seperti anak laki-laki terhadap ayahnya anak perempuan dengan ibunya.
Sosialisasi anak diharapkan sebagai bekal ke depan agar anak dapat beradaptasi dan berkiprah secara positif di tengah masyarakat. Bila orang tua mengharapkan anaknya berakhlak sesuai dengan tuntutan agamanya, misalnya akhlak Islami, anak perlu diberi contoh oleh orang tua tentang beragam akhlak mulia dan Islami. Keluarga sebagai salah satu dari pusat pendidikan bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan positif sebagai pondasi yang kuat dalam pendidikan informal.
b. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, terdiri dari guru (pendidik) dan murid-murid (anak didik), yang didalamnya terdapat interaksi antara pendidik dengan anak didik, begitu juga sebaliknya. Namun sebagai tenaga pendidik haruslah memiliki kewibawaan untuk mengarahkan anak didik menuju kedewasaan. anak akan bersosialisasi dalam interaksi sosial pada pendidikan formal (sekolah) sebagai tempat anak untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bagi siswa di kelas, konsep interaksi sosial merupakan konsep penting untuk dipahami, karena sesungguhnya tidak ada orang hidup dalam keterasingan yang terus menerus.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu mengembangkan interaksi sosialnya sebagai manifestasi interdependensi antarsesamanya. Begitupun siswa yang berada di sekolah, pada dasarnya merupakan pola miniatur masyarakat, aktivitas sehari-harinya tidak lepas dari inteaksi sosial, baik interaksi dengan guru, petugas perpustakaan, maupun sesama teman. Menurut Abu Ahmadi, fungsi pendidikan sekolah adalah memberantas kebodohan dan memberantas salah pengertian.
c. Masyarakat
Masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia dan merupakan lapangan pendidikan yang luas dan meluas, yaitu ada hubungan antara dua orang atau lebih tak terbatas. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses sosialisasi sesuai keberadaannya. Lingkungan masyarakat memberikan sumbangan yang berarti dalam diri anak didik, karena tidak semua pengetahuan, sikap, keterampilan, dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun keluarga.
Seorang anak akan bergaul di lingkungan masyarakatnya, dalam pergaulan ini seorang anak akan dipengaruhi oleh orang lain atau sebaliknya dan dipengaruhi oleh orang lain. Masyarakat menjadi wahana sosialisasi sekaligus pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap, pengganti, dan tambahan. Dapat dijelaskan sebagai pelengkap perkembangan dalam sosialisasi anak didik dengan masyarakat atau kelompok lainnya ialah berorientasi melengkapi kemampuan, keterampilan, kognitif, afektif, maupun performance yang mencakup berkomunikasi dengan orang lain, kerja sama dengan anggota masyarakat, dan mengasah keahlian di dalam masyarakat.
Sebagai penganti, keluarga dan sekolah memiliki keterbatasan kemampuan melayani semua lapisan dari anggota masyarakat. Sedangkan sebagai tambahan, masyarakat mampu menyediakan tambahan dalam terlaksanannya peningkatan kepribadian. Misalnya jika di sekolah hanya tahu ini mesin bubut (karena keterbatasan waktu), maka di masyarakat anak didik bukan hanya melihat dan memegang, tapi anak didik mampu menggunakannya dan memanfaatkannya untuk diri dan masyarakat dilingkungannya.
Dalam kaitannya, semua anggota masyarakat memiliki tanggung jawab membina, memakmurkan, memperbaiki, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang makruf, melarang yang munkar dimana tanggung jawab manusia melebihi perbuatan-perbuatannya yang khas, perasaannya, pikiran-pikirannya, keputusan-keputusannya, dan maksud-maksudnya, sehingga mencakup masyarakat tempat ia hidup dan alam sekitar yang mengelilinginya
Teknologi Dalam Dinamika Pendidikan
a. Peran teknologi dalam pendidikan
Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan di era modern ini. Berikut beberapa contoh peranan teknologi dalam pendidikan:
Akses ke Informasi: Teknologi memungkinkan siswa dan guru untuk mengakses informasi secara instan dan mudah melalui internet. Dengan begitu, siswa dan guru dapat belajar dan mengajar dengan lebih efektif.
- Pembelajaran yang lebih interaktif: Teknologi memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menarik seperti dengan aplikasi, video, dan game edukasi.
- Efisiensi waktu dan biaya: Teknologi dapat menghemat waktu dan biaya dalam pendidikan. Misalnya, dengan adanya platform e-learning atau pembelajaran jarak jauh, siswa dapat belajar dari jarak jauh tanpa harus menghabiskan waktu dan biaya untuk transportasi ke sekolah.
- Peningkatan kualitas pengajaran: Teknologi juga dapat membantu guru meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Dengan aplikasi pembelajaran kelas online, guru dapat menyesuaikan pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan siswa secara individu.
- Pengukuran Kemajuan: Teknologi juga memungkinkan guru untuk memantau kemajuan siswa dengan lebih efektif. Dengan adanya software dan aplikasi pembelajaran, guru dapat melacak perkembangan siswa secara langsung dan memberikan umpan balik secara real time.
Dalam keseluruhan, teknologi memungkinkan pendidikan untuk menjadi lebih efektif, efisien, dan menyenangkan bagi siswa dan guru. Namun, perlu diingat bahwa teknologi bukanlah satu-satunya faktor yang berperan dalam pendidikan yang efektif, interaktif, dan berkualitas. Keberhasilan pendidikan juga sangat bergantung pada keterampilan guru, kurikulum, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan lingkungan belajar.
b. Tujuan teknologi dalam pendidikan
Teknologi memiliki beberapa tujuan dalam pendidikan, di antaranya:
- Meningkatkan efisiensi pembelajaran: Teknologi dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan meningkatkan efisiensi waktu, sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
- Meningkatkan interaksi siswa dan guru: Teknologi dapat memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru, baik melalui forum diskusi online, video konferensi, atau platform e-learning lainnya.
- Meningkatkan kualitas pembelajaran: Teknologi dapat membantu guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa.
- Memfasilitasi aksesibilitas: Teknologi dapat membantu memfasilitasi aksesibilitas bagi siswa dengan kebutuhan khusus, seperti siswa dengan disabilitas atau yang tinggal di daerah terpencil.
- Meningkatkan kemampuan teknologi siswa: Dalam era digital, kemampuan teknologi merupakan hal yang penting. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan teknologi yang diperlukan di era modern ini.
Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk era digital yang semakin maju.
Peran Bimbingan dan Konseling Disekolah Dasar Melalui Program Merdeka Belajar
Bimbingan dan konseling (BK) memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa dan membantu mereka mencapai potensi akademik dan sosial mereka. Program Merdeka Belajar adalah inisiatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan merdeka dalam belajar. Melalui program ini, BK dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi siswa di sekolah dasar.
Beberapa peran BK di sekolah dasar melalui program Merdeka Belajar antara lain:
- Membantu siswa mengatasi masalah pribadi dan sosial - BK dapat membantu siswa mengatasi masalah pribadi seperti stres dan kecemasan serta masalah sosial seperti konflik dengan teman sekelas atau bullying.
- Memberikan dukungan akademik - BK dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memberikan bimbingan dalam menentukan pilihan karir.
- Meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri - BK dapat membantu siswa mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri mereka melalui pengembangan keterampilan sosial dan kemampuan penyelesaian masalah.
- Mendorong siswa untuk memperoleh nilai-nilai positif - BK dapat membantu siswa memperoleh nilai-nilai positif seperti toleransi, kejujuran, dan saling menghargai.
- Memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan - BK dapat membantu siswa dalam pengambilan keputusan terkait pilihan akademik dan karir.
Dalam konteks program Merdeka Belajar, BK dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan merdeka dalam belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar. Dengan bimbingan dan konseling yang efektif, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di sekolah dan masa depan mereka.
Program Merdeka Belajar juga menekankan pada pemberian kesempatan dan akses yang sama bagi semua siswa untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. BK dapat membantu siswa yang memiliki kebutuhan khusus seperti siswa dengan disabilitas, siswa yang kurang mampu, atau siswa yang mengalami kesulitan belajar. BK dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua siswa dapat meraih potensi mereka dalam pendidikan.
Selain itu, BK juga dapat bekerja sama dengan guru dan orang tua siswa untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan dukungan dan bimbingan yang konsisten dari lingkungan mereka. Dengan begitu, siswa akan merasa didukung dan dapat memaksimalkan potensi mereka dalam belajar dan kehidupan sosial.
Dalam mengimplementasikan program Merdeka Belajar, BK juga dapat bekerja sama dengan tim pendukung lainnya seperti psikolog, konselor, dan tenaga medis untuk memberikan dukungan kesehatan mental dan fisik bagi siswa. Kolaborasi antara BK dan tim pendukung lainnya dapat meningkatkan kualitas dukungan yang diberikan dan memberikan solusi yang holistik dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa.
Secara keseluruhan, peran bimbingan dan konseling di sekolah dasar melalui program Merdeka Belajar sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa. Melalui bimbingan dan konseling yang efektif, siswa akan merasa didukung dalam pengembangan diri mereka dan siap menghadapi masa depan mereka dengan percaya diri.
Dalam implementasi program Merdeka Belajar di sekolah dasar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengintegrasikan peran BK. Beberapa hal tersebut antara lain:
- Memprioritaskan kebutuhan siswa - BK harus selalu memprioritaskan kebutuhan siswa dalam memberikan dukungan dan bimbingan. Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga BK harus dapat mengidentifikasi dan menyesuaikan dukungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan individu siswa.
- Melibatkan orang tua siswa - Orang tua siswa dapat menjadi mitra penting dalam mendukung pengembangan dan kesejahteraan siswa. BK dapat bekerja sama dengan orang tua untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa di rumah maupun di sekolah.
- Menjalin komunikasi yang baik dengan guru - BK dan guru harus saling bekerja sama dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa. Komunikasi yang baik antara BK dan guru dapat memastikan bahwa siswa mendapatkan dukungan yang konsisten dan terintegrasi.
- Menerapkan pendekatan yang holistik - BK harus menerapkan pendekatan yang holistik dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa. Hal ini mencakup dukungan dalam aspek akademik, sosial, emosional, dan psikologis siswa.
- Mengembangkan program BK yang sesuai dengan konteks sekolah - Setiap sekolah memiliki konteks dan tantangan yang berbeda, sehingga program BK yang diterapkan harus disesuaikan dengan konteks sekolah dan kebutuhan siswa.
Dalam kesimpulannya, peran bimbingan dan konseling sangat penting dalam implementasi program Merdeka Belajar di sekolah dasar. BK dapat membantu siswa dalam mengatasi masalah pribadi, sosial, dan akademik, meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri, serta membantu siswa memperoleh nilai-nilai positif. Untuk mendukung implementasi program Merdeka Belajar yang efektif, BK harus memprioritaskan kebutuhan siswa, melibatkan orang tua dan guru, menerapkan pendekatan holistik, dan mengembangkan program yang sesuai dengan konteks sekolah.