ARSIP BULANAN : March 2016

Seorang PNS tewas ketika bermain arung jeram

24 March 2016 12:26:46 Dibaca : 71


Main arung jeram di Bogor, PNS asal Sumedang tewas terseret arus | Kamis, 24 Maret 2016
Dedi Setiawan (49), Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Daerah Pemkab Sumedang, tewas setelah terseret arus Sungai Cisadane saat main arung jeram, tepatnya di Desa Ciherang Pondok, Kabupaten Bogor, Rabu (23/3/2016) siang.
Kejadiannya sekitar pukul 11.00 WIB, saat korban bersama rekan-rekannya jadi peserta arung jeram. Dalam satu perahu karet ditumpangi 5 orang dan didampingi satu instruktur. Perahu yang ditumpangi korban terbalik hingga akhirnya terseret arus," ujar Kapolsek Caringin AKP Hariyanto saat dihubungi, Rabu (23/03).
Berdasarkan keterangan pengelola atau operator jasa wisata air Arung Jeram, mereka sempat melakukan pertolongan terhadap para korban yang tercebur ke Sungai Cisadane. Dedi yang sempat terbawa arus sungai Cisadane, berhasil ditemukan beberapa kilometer dari lokasi ia tercebur.Empat orang berhasil selamat. Tapi kemudian, satu orang meninggal, terangnya. Setelah berhasil ditemukan, Dedi kemudian dievakuasi dari sungai dan langsung dibawa ke RS Ciawi Bogor untuk pertolongan medis. Namun sayang, Dedi telah dinyatakan tewas sebelum tiba di RS Ciawi. Jadi korban meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit,
Meski demikian, AKP Hariyanto menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyidikan terkait tewasnya PNS Pemkab Sumedang saat melakukan wisara arung jeram. Saat ini, beberapa saksi baik pesera arung jeram maupun pengelola arung jeram masih dimintai keterangan.
Pemeriksaan masih berlangsung, sejumlah saksi baik dari rombongan PNS Pemkab Sumedang mqupun operatornya sudah dimintai keterangan. Tapi belum ada tersangka," ujarnya.
Jika berdasarkan hasil penyidikan, ada unsur kelalaian dan menyalahi aturan Standard Opertional Procedure (SOP) dari pihak penyedia jasa arung jeram, pihaknya akan menjerat dengan pasal kelalaian yang menyebabkan orang meninggal.

Konsumsi Pertamax Mengalami Peningkatan

24 March 2016 12:26:46 Dibaca : 74

Penurunan harga bahan bakar khusus (BBK), jenis pertamax, pertamax plus, pertamima dex dan juga pertalite mendorong konsumsi BBK naik signifikan.
PT Pertamina tercatat telah menurunkan harga pertamax Rp1.950 per liter hingga 15 Mei 2016 menjadi Rp7.350 per liter dibanding 15 Mei 2015 yang masih dijual seharga Rp9.300 per liter untuk wilayah DKI Jakarta.
"Konsumsi pertamax meningkat dari delapan ribu kiloliter (KL) per hari menjadi 10 ribu KL per hari," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu 18 Mei 2016.
Menurut Wianda, kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) beroktan 92 tersebut juga menunjukkan masyarakat telah memiliki pilihan sendiri untuk menjaga performa mesin kendaraan mereka agar lebih terjaga.
Apalagi harga pertamax makin kompetitif jika dibandingkan harga premium saat ini yang dijual Rp6.450 per liter atau hanya selisih Rp900 per liter. Padahal premium hanya beroktan 88.
Sementara konsumsi pertalite, BBM beroktan 90 itu juga menunjukkan hal yang positif. Hingga April 2016, konsumsi Pertalite mencapai 600 ribu KL.
"Kami sekarang sudah ada di 2.956 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), konsumsi per SPBU sekitar 2,5 KL per hari," jelas Wianda.
Pertamina per 15 Mei 2016 menurunkan lagi harga BBK. Untuk pertamax, Pertamina menurunkan harga jenis BBM tersebut sebesar Rp200 per liter untuk seluruh provinsi di Jawa, Madura, dan Bali menjadi Rp7.350-Rp7.450 per liter dan menurunkan sebesar Rp300 per liter untuk daerah lainnya menjadi Rp7.700-Rp10.650 per liter.
Adapun pertamax plus penurunan Rp200 per liter diberlakukan untuk wilayah Jawa, Madura, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, sedangkan wilayah lainnya turun Rp300 per liter.
Sedangkan Pertamina Dex penurunannya seragam di angka Rp300 per liter untuk semua wilayah yang telah tersedia bahan bakar dengan spesifikasi Euro 4 tersebut.
Dexlite yang baru diluncurkan Pertamina baru-baru ini ditetapkan seharga Rp6.650 per liter. Sementara itu, harga pertalite rata-rata turun sebesar Rp200 per liter di seluruh daerah.
Pertalite di Papua yang semula dijual seharga Rp7.300 per liter, kini dijual di level Rp7.100 per liter. Solar/Biosolar nonsubsidi juga mengalami penurunan sebesar Rp300 per liter. Untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten BBM jenis tersebut turun dari Rp6.950 liter menjadi Rp 6.650 per liternya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong