ARSIP BULANAN : March 2015

Resume Jurbalistik Online

26 March 2015 20:16:01 Dibaca : 105

Nama : Nelsiawati Abdullah
Nim : 291412012
Tugas : Resume
M.K : Jurnalistik Onile

1. Cara Penulisan Berita
Cara penulisan berita tidak lepas dari 5W+1H yaitu:
a. What : apa peristiwa apa yang diberitakan
b. Where : dimana peristiwa itu terjadi atau di mana berita itu terjadi.
c. When : kapan peristiwa itu terjadi atau berita itu terjadi.
d. Why : mengapa terjadi peristiwa tersebut dan apapun penyebab terjadinya berita.
e. Who : siapa narasumbernya dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut, jika kita menulis berita kita harus menuliskan narasumbernya. Jika, tidak ditulis beritanya maka itu disebut dengan copy paste
f. How : bagaimana proses terjadinya suatu peristiwa.

2. Teknik Penempatan Foto
       Gambar yang kita jantumkan dalam berita itu bisa disamping kiri atau kanan teks.
3. Judul Berita
     Judul tidak bisa disingkat kerna judul dan judulnya harus menarik agar para pembaca tertaik dengan apa isi berita tersebut. Judul sangat berpengaruh pada isi berita dan judul itu maksimal 8 kata. Dalam menulis berita ada kata yang kita tidak mengerti ataupun bahasa gaul itu tulisannya miring dan jika seseorang yang kita beritakan kemudian orang tersebut punya gelar, dalam penulisan berita tidak di cantukan gelar kecuali guru besar dan dalam penulisan berita jarang menggunakan kata “demo” yang digunakan adalah unjuk rasa.

Kerumitan makna kata dan Bahasa Gaul

20 March 2015 09:42:14 Dibaca : 306

Kerumitan Makna Kata dan Bahasa Gaul


Makna tidak melekat pada kata-kata, namun kata-kata tersebut yang dapat membangkitkan pikiran orang untuk memaknai suatu bahasa maupun kata itu sendiri. Makna yang kita berikan dalam salah satu kata akan berbeda-beda tergantung pada konteks pembicara atau penggunanya, karena kata yang telah kita tangkap secara tidak langsung mengarahkan dan mengatur pemikiran-pemikiran kita, dan pemikiran itupun mengatur persepsi kita mengenai realitas. Oleh sebab itu, muncullah beragam makna yang berbeda dari sebuah kata. Kita dengan sadar memaknainya sehingga seolah-olah kata itu mengandung makna yang konkrit dan makna ini sangat berkaitan dengan pengalaman kita manusia terhadap suatu obyek atau peristiwa, sehingga kita dapat memaknai kata tersebut.
Makna yang mengungkapkan sikap pembicara terhadap mitra wicara dalam komunikasi lisan maupun dalam mitra wicara tulisan dalam komunikasi, makna dalam sebuah proses dalam komunikasi yang melibatkan pembicara untuk dapat memilih kata-kata yang dianggap dapat berhubungan dengan sikap pembicara. Makna itu sendiri memiliki tujuan untuk menekankan bahwa apa yang kita ungkapkan dalam bentuk kata maupun tuturan itu mengandung tujuan makna tertentu.
Bahasa gaul merupakan percakapan yang tidak resmi yang digunakan oleh anak-anak mudah maupun orang dewasa sekarang di daerah mana pun. Bahasa gaul ini sangat popular dikalangan anak- anak kampus untuk mempererat hubungan antara sesam teman. Bahasa gaul di dalam budaya kita terbilang cukup unik dengan ragam sangat banyak, hal ini terjadi karena beberapa bahasa gaul tersebut menggabungkan bahasa daerah masing-masing. Maka, terjadi bahasa gaul yang ada di daerah cukup popular dikalangan masyarakat mudah maupun dewasa.
Bahasa gaul ini diperkenalkan dengan bahasa alay, dimana anak-anak mudah banyak yang mengguanakan bahasa alay dengan menggunakan metode penulisan kata dengan menggabungkan huruf dan angka. Namun, anak mudah belakangna ini mereka banyak menggunakan kata dari bahasa luar negeri biar kelihatan keren. Bahasa alay ini banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa gaul ini kebanyakan digunakan dalam bahasa tulisan, sehingga kita tidak perlu heran lagi kalau kata-kata bahasa alay sudah bertebaran di jejering sosial media seperti facebook, BBM, Twitter dan lan-lain.
Percakapan (Isi BBM)
A: PING!!!
B: Ya
A: Eh sbntr ad pemilhan ulang,,,,,
B: Pemilahan ulng ap??? KDR??? Astga….
A: Iya…KDR..
B: Astga…
PA atau PI yg m0 ðį’gnti???
A: Drang PA ttap cmn PI kyaknya yg dia m ganti…
B: 0o0o iya dunk…. Pdhal ana suka ikut wau… p0kx nti b’kase kbar trus aaa?
A: Oky 
B: Thank u
Dilihat dari percakapan di atas salah sata teman dapat memaknai dengan adanya percakapan dia mendapatkan satu informasi walaupun percakapan menggunakan bahasa gaul. Kita tidak dapat menyadri kalua dari kata-kata itu kita dapat memakanai kata tersebut. Karena adanya hubungan dalam witra bicara kita dengan adanya pengalaman.
Percakapan ini menjalaskan percakapan yang tidak resmi atau disebut bahasa gaul, kerana ada gabungan huruf dan angka dalam percakapan tersebut. Maka dari itu, kita tidak heran lagi dengan dunia anak-anak mudah sekarang dengan adanya dunia modern.
Perkembangan bahasa Indonesia seiring dengan perkembangan zaman khususnya Negara kita sendiri terlihat oleh pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia. Bahkan generasi mudah inilah yang banyak memakai bahasa gaul dari pada bahasa indosesia contoh percakapan di atas. Dampak positif bahasa gaul ini anak muda menjadi lebih kreatif sedangkan dampak negatifnya anak muda sulit mengguanakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

UNG LOLOSKAN PROGRAM PHBD DIKTI

19 March 2015 19:26:44 Dibaca : 249

“ UNG Loloskan Program PHBD DIKTI”

(Budidaya Ikan Lele Dikolam Terpal Didesa Pelosok)

Kelompok masyarakat sedang memanen hasil Budidaya ikan lele di kolam terpal di desa Payu Kec. Mootilango Kabupaten Gorontalo

Gorontalo – Budidaya ikan lele di kolam terpal menjadi salah satu program yang bisa mengatasi angka “kemiskinan” di gorontalo khususnya masyarakat yang tinggal di desa pelosok yang menjadi prioritas oleh Direktorat Jenderal Pendidiakn Tinggi (DIKTI) sesuai tema yang diangkat “Program Hiba Bina Desa” program ini diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada bulan November 2014, yang diberikan langsung kepada masyarakat sasaran yang tidak memiliki penghasilan tetap terutama masyarakat miskin yang berusia muda yang masih pengganguran, putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Hal ini terbukti keseriusan Dikti dalam mengatasi masalah pendidikan maupun kemisikinan yang ada di Indonesia terhadap masyarakat yang hanya pencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja dan menambah jumlah angka pengganguran serta menjadi beban keluarga.

Program ini bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di desa-desa pelosok dan terutama memanfaatkan lahan kosong maupun lahan tidur yang ada di desa khususnya desa Payu Kec. Mootilango, Kab Gorontalo. Ungkap salah satu anggota kelompok, kamis (19/03/2015)

Mahasiswa harus pro aktif dalam melihat kondisi sosial masyarakat sekitarnya bukan menjadi penonton dan pengamat saja artinya bukan hanya mementingkan kepentingan sendiri dan lulusan perguruan tinggi diharapkan bukan pencari kerja justru sebaliknya setalah lulus menjadi sarjana nanti bisa menciptakan lapangan kerja sendiri maupun bisa memberikan pekerjaan kepada orang banyak, mahasiswa bukan sekedar berteriak-teriak tanpa ada bukti menyelesaikan masalah, namun harus menjadi motor pengerak yang peduli sesama masyarakat desa khususnya desa terpencil. Ungkap Nelsiawati abdullah.

Masyrakat sangat berterimakasih kepada mahasiswa universitas negeri gorontalo yang telah menyelenggarakan Program ini dan sudah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang ada di desa tersebut.

UNG Loloskan Program DIKTI

19 March 2015 17:59:32 Dibaca : 103

“ UNG Loloskan Program DIKTI”

(Budidaya Ikan Lele Dikolam Terpal Didesa Pelosok)

 

Kelompok masyarakat sedang memanen hasil Budidaya ikan lele di kolam terpal di desa Payu Kec. Mootilango Kabupaten Gorontalo
Gorontalo – Budidaya ikan lele di kolam terpal menjadi salah satu program yang bisa mengatasi angka “kemiskinan” di gorontalo khususnya masyarakat yang tinggal di desa pelosok yang menjadi prioritas oleh Direktorat Jenderal Pendidiakn Tinggi (DIKTI) sesuai tema yang diangkat “Program Hiba Bina Desa” program ini diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada bulan November 2014, yang diberikan langsung kepada masyarakat sasaran yang tidak memiliki penghasilan tetap terutama masyarakat miskin yang berusia muda yang masih pengganguran, putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Hal ini terbukti keseriusan Dikti dalam mengatasi masalah pendidikan maupun kemisikinan yang ada di Indonesia terhadap masyarakat yang hanya pencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja dan menambah jumlah angka pengganguran serta menjadi beban keluarga.
Program ini bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di desa-desa pelosok dan terutama memanfaatkan lahan kosong maupun lahan tidur yang ada di desa khususnya desa Payu Kec. Mootilango, Kab Gorontalo. Ungkap salah satu anggota kelompok, kamis (19/03/2015)
Mahasiswa harus pro aktif dalam melihat kondisi sosial masyarakat sekitarnya bukan menjadi penonton dan pengamat saja artinya bukan hanya mementingkan kepentingan sendiri dan lulusan perguruan tinggi diharapkan bukan pencari kerja justru sebaliknya setalah lulus menjadi sarjana nanti bisa menciptakan lapangan kerja sendiri maupun bisa memberikan pekerjaan kepada orang banyak, mahasiswa bukan sekedar berteriak-teriak tanpa ada bukti menyelesaikan masalah, namun harus menjadi motor pengerak yang peduli sesama masyarakat desa khususnya desa terpencil. Ungkap Nelsiawati abdullah.
Masyrakat sangat berterimakasih kepada mahasiswa universitas negeri gorontalo yang telah menyelenggarakan Program ini dan sudah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang ada di desa tersebut.

prinsip jurnalistik dan jurnalistik online

12 March 2015 18:10:13 Dibaca : 135

prinsip jurnalisme

1. Get the facts right. Mendapatkan fakta yang benar, dimana wartawan mencari sebuah kebenaran.

2. Do not accept gifts. Jangan menerima hadiah/pemberian. wartawana tidak bisa menerima suapan maupun emplok yg diberikan oleh masyarakat, sesuai yang di cantumkan dalam kode etik jurnalistik.
3. Do not lie. Jangan berbohong,
4. There are NOT two sides to every story. Tidak selalu ada dua sisi dalam setiap peristiwa.
5. Never accept the official line. Jangan pernah menerima saluran resmi.

prinsip jurnalistik

a. singkat dan jelas

b. mampu menyesuaikan diri, jika sebagai jurnalis kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkuang yang ada.

c. lebih peka dalam memilih bacaan dan menemukan isi pesan

d.berinteraksi dengan pembaca.

e. menciptakan komunitas dan percakapan