JURNALISTIK
Nama : Neliyana Yunita Umbola
Nim : 2914 13 002
SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK
PROSES KERJA JURNALISTIK
PENGERTIAN BERITA
BAHASA JURNALISTIK
SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK
Sejarah Jurnalistik di Dunia
Sejarah jurnalistik di dunia
Sejarah Jurnalistik di dunia Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja. Itu terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman Romawi Kuno, ketika kaisar Julius Caesar berkuasa. Sekilas tentang pengertian dan perkembangan jurnalistik, Assegaff sedikit menceritakan sedikit sejarah. Bahwa jurnalistik berasal dari kata Acta Diurna, yang terbit di zaman Romawi, dimana berita-berita dan pengumuman ditempelkanatau dipasang di pusat kota yang di kala itu disebut Forum Romanum.
Namun asal kata jurnalistik adalah “Journal” atau “Du jour” yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran tercetak. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannyapencetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), maka istilah “pers muncul”, sehingga orang lalu mensenadakan istilah “jurnalistik” dengan “pers”. Sejarah yang pasti tentang jurnalistik tidak begitu jelas sumbernya, namun yang pasti jurnaliatik pada dasarnya sama yaitu diartikan sebagai laporan. Dan dari pengertian ada beberapa versi. Kalau dalam dari sejarah Islam cikal bakal jurnalistik yang pertama kali didunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Suhandang dalam bukunya juga menerangkan sejarah Nabi Nuh teerutama dalam menyinggung tentang kejurnalistikan. Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir yang sangat hebatkepada kaum yang kafir, maka datanglah maiakat utusan Allah SWT kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuat kapal sampai selesai. Kapal yang akan dibuatnya sebagai alat untuk evakuasi Nabi Nuh beserta sanak keluarganya, seluruh pengikutnya yang shaleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Tidak lama kamudian, seusainya Nabi Nuh membuat kapal, hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya.
Demikian pula angin dan badai tiada henti, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali kapal Nabi Nuh. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Saat itu Nabi Nuh bersama oranng-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan itu telah naik kapal, dan berlayar dengan selamat diatas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat. Hari larut berganti malam, hingga hari berganti hari, minggu berganti minggu. Namun air tetap menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementara itu Nabi Nuh beserta lainnya yang ada dikapal mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanan mulai menipis. Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tyidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastian tentang hal itu saja rupanya yang bisa menetramkan karisuan hati mereka.
Dengan menngetahui situasi dan kondisi itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berfikir untuk melakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaanya, terutama dalam melakukan penghematan yang cermat. Guna memenuhi keperluan dan keinginan para penumpang kapalnya itu Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun. Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat demikianlah kabar dan berita itu disampaikan kepada seluruh anggota penumpangnya. Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Bahkan sejalan dengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zaman sekarang dengan lembaga kantor beritannya). Mereka menunjukan bahwa sesungguhnya kantor berita yang pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh. Data selanjutnya diperolah para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yang diketahuinya pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumahnya).
Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu. (60 SM) dikenal dengan acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Baik hikayat Nabi Nuh menurut keterangan Flavius Josephus maupun munculnya acta diurna belum merupakan suatu penyiaran atau penerbitan sebagai harian, akan tetapi jelas terlihat merupakan gejala awal perkembangan jurnalistik. Dari kejadian tersenut dapat kita ketahui adanya suatu kegiatanyang mempunyai prinsip-prinsip komunikasi massa pada umumnya dan kejuruan jurnalistik pada khususnya.
Karena itu tidak heran kalau Nabi Nuh dikenal sebagai wartawan pertama di dunia. Demikian pula acta diurna sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian. Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia).
Prinsip Kerja Jurnalistik
PROSES KERJA JURNALISTIK 1. Rapat Redaksi 2. Repotase 3. Penulisan Berita 4. EDITING: proses memeriksa kembali naskah/tulisan untuk menyempurnakan tulisan, yang menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya. Pelaku disebut editor atau redaktur 5. Setting dan Lay Out: proses pemilihan Setting merupakan proses pengetikan naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan ukuran huruf. Sedangkan layout merupakan penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan secara umum. Setting dan layout merupakan tahap akhir dari proses kerja jurnalistik. Setelah proses ini selesai, naskah dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditentukan. PROSES EDITING (MENYUNTING NASKAH) A. PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONALà Editor memeriksa tiap kata dan kalimat agar logis, mudah dipahami, dan tidak rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak dibaca). B. PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL à Editor memperhatikan dat dan fakta agar tetap akurat dan benar. Isi tulisan mudah dimengerti. Sistematika harus tetap terjaga. MENYUNTING BUKAN SEKADAR MEMOTONG TULISAN AGAR PAS DENGAN SPACE, TAPI JUGA MEMBUAT TULISAN YANG ENAK DIBACA DAN MENARIK, AND TIDAK MEMPUNYAI KESALAHAN FAKTUAL KEGIATAN EDITING 1. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual. 2. Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki. 3. Memperbaiki keaslahan ejaan (tanda baca, tatabahasa, angka, nama, dan alamat). 4. Menyesuaikan gaya bahasa dengan gaya surat kabar bersangkutan. 5. Mengetatkan tulisan (meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki kejelasan makna serupa). 6. Menghindari dari unsure-unsur penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memeuakkan (bad taste). 7. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi (missal, anak judul/subjudul). 8. Menulis judul yang menarik. 9. Menulis keterangan gambar/caption untuk gambar/foto dan pekerjaan lain yang bersangkutan dengan cerita yang disunting. 10.Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak, mungkin masih terdapat kesalahan secara redaksional dan substansial. FOKUS EDITOR 1. Sadar akan latar belakang para pembaca (umur, taraf hidup, dan gaya hidup) sehingga naskah diharapkan sesuai dengan latar belakang itu. 1. Tegas
2. Memperbaiki tulisan tanpa merusak cara penulis memaparkan pendapatnya. 3. Haiti-hati dengan iklan terselubung yang masuk dalam tulisan. JIWA REDAKTUR 1. Memiliki wawasan luas à ilmu jurnalistik. 2. Berkepala dingin, sanggup bekerja dalam suasana tergesa-gesa dan rumit, tanpa menderita perasaan tertekan. 3. Cermat, hati-hati, tekun, dan tegas. 4. elihat sesuatu dari sudut pandang pembaca (berorientasi pada kepentingan pembaca) PRINSISP DASAR BAHASA JURNALISTIK/PERS q Fungsi à bahasa komunikasi massa à harus jelas dan mudah dibaca dengan tingkat ukuran intelektual minimal. Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas di antaranya: 1. Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele- tele. 2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5 wh, membuang kata-kata mubazir dan menerapkan ekonomi kata. 3. Sederhana, memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis) 4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga . 5. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati. Terdapat empat prinsip retorika tekstual yang dikemukakan Leech, yaitu prinsip prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip ekspresifitas. 1. Prinsip prosesibilitas, menganjurkan agar teks disajikan sedemikian rupa sehingga mudah bagi pembaca untuk memahami pesan pada waktunya. Dalam proses memahami pesan penulis harus menentukan (a) bagaimana membagi pesan-pesan menjadi satuan; (b) bagaimana tingkat subordinasi dan seberapa pentingnya masing-masing satuan, dan (c) bagaimana mengurutkan satuan-satuan pesan itu. Ketiga macam itu harus saling berkaitan satu sama lain. Penyusunan bahasa jurnalistik dalam surat kabar berbahasa Indonesia, yang menjadi fakta-fakta harus cepat dipahami oleh pembaca dalam kondisi apa pun agar tidak melanggar prinsip prosesibilitas ini. Bahasa jurnalistik Indonesia disusun dengan struktur sintaksis yang penting mendahului struktur sintaksis yang tidak penting Perhatikan contoh berikut: Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir Sembiring mengeluarkan perintah tembak di tempat, bila masyarakat yang membawa senjata tajam, melawan serta tidak menuruti permintaan untuk menyerahkannya. Jadi petugas akan meminta dengan baik. Namun jika bersikeras dan melawan, terpaksa akan ditembak di tempat sesuai dengan prosedur (Kompas, 24/1/99)
Contoh (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua menerangkan pesan kalimat pertama. 2. Prinsip kejelasan, yaitu agar teks itu mudah dipahami. Prinsip ini menganjurkan agar bahasa teks menghindari ketaksaan (ambiguity). Teks yang tidak mengandung ketaksaan akan dengan mudah dan cepat dipahami. Perhatikan Contoh: (1) Ketika mengendarai mobil dari rumah menuju kantornya di kawasan Sudirman, seorang pegawai bank, Deysi Dasuki, sempat tertegun mendengar berita radio. Radio swasta itu mengumumkan bahwa kawasan Semanggi sudah penuh dengan mahasiswa dan suasananya sangat mencekam (Republika, 24/11/98) (2) Wahyudi menjelaskan, negara rugi karena pembajak buku tidak membayar pajak penjualan (PPN) dan pajak penghasilan (PPH). Juga pengarang, karena mereka tidak menerima royalti atas karya ciptaannya. (Media Indonesia, 20/4/1997). Contoh (3) dan (4) tidak mengandung ketaksaan. Setiap pembaca akan menangkap pesan yang sama atas teks di atas. Hal ini disebabkan teks tersebut dikonstruksi oleh kata-kata yang mengandung kata harfiah, bukan kata-kata metaforis. 3. Prinsip ekonomi. Prinsip agar teks itu singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan. Ketua DPP PPP Drs. Zarkasih Noer menyatakan, segala bentuk dan usaha untuk menghindari disintegrasi bangsa dari mana pun atau siapa pun perlu disambut baik (Suara Pembaruan, 21/12/98 4. Prinsip ekspresivitas. Prinsip ini dapat pula disebut prinsip ikonisitas. Prinsip ini menganjurkan agar teks dikonstruksi selaras dengan aspek-aspek pesan. Dalam wacana jurnalistik, pesan bersifat kausalitas dipaparkan menurut struktur pesannya, yaitu sebab dikemukakan terlebih dahulu baru dikemukakan akibatnya. Demikian pula bila ada peristiwa yang terjadi berturut- turut, maka peristiwa yang terjadi lebih dulu akan dipaparkan lebih dulu dan peristiwa yang terjadi kemudian dipaparkan kemudian. q Dalam situasi bangsa yang sedang kritis dan berada di persimpangan jalan, karena adanya benturan ide maupun paham politik, diperlukan adanya dialog nasional. “Dialog diperlukan untuk mengubur masa lalu, dan untuk start ke masa depan”. Tutur Prof. Dr. Nurcholis Madjid kepada Kompas di kediamannya di Jakarta Rabu (23/12) (Kompas, 24/12/98). Pada contoh tampak bahwa kalimat pertama menyatakan sebab dan kalimat kedua mendatangkan akibat. Pemakaian Kata, Kalimat dan Alinea Bahasa jurnalistik juga mengikuti kaidah bahasa Indonesia baku. Namun pemakaian bahasa jurnalistik
lebih menekankan pada daya kekomunikatifannya. Para pembelajar BIPA tingkat lanjut dapat mempotensikan penggunaan bahasa Indonesia ragam jurnalistik dengan beberapa usaha. 1. Pemakaian kata-kata yang bernas. Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya. Dalam penggunaan kata, penulis yang menggunakan ragam BI Jurnalistik diperhadapkan pada dua persoalan yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan mempersoalkan apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan kesesuaian mempersoalkan pemakaian kata yang tidak merusak wacana. 2. Penggunaan kalimat efektif. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si pembaca, persis apa yang ditulis. Keefektifan kalimat ditunjang antara lain oleh keteraturan struktur atau pola kalimat. Selain polanya harus benar, kalimat itu harus pula mempunyai tenaga yang menarik. 3. Penggunaan alinea/paragraf yang kompak. Alinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Setidaknya dalam satu alinea terdapat satu gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas. Pembuatan alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dari tema yang lain. (red) Sumber: www.oke.or.id
Senin, 23 Februari 2009
PENGERTIAN BERITA
Berita berasal dari bahsa sansekerta "Vrit" yang dalam bahasa Inggris disebut "Write" yang arti sebenarnya adalah "Ada" atau "Terjadi".Ada juga yang menyebut dengan "Vritta" artinya "kejadian" atau "Yang Telah Terjadi".Menurut kamus besar,berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.
News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para penyiar beberkan.
Menurut Dean M. Lyle Spencer : Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.
Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.
Menurut William S Maulsby : Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Menurut Eric C. Hepwood : Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum
Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik.
Menurut Amak Syarifuddin : Berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa.
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.
Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu:
1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,
jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :
a.Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca.
Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
b.Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.
5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,
mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.
Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu
Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
Unsur-Unsur Berita
Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu :
(1) What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
(3) Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
(4) When - kapan terjadinya?
(5) Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How - bagaimana terjadinya?
(7) What next - terus bagaimana?
Resume Mata Kuliah Bahasa Jurnalistik
Pengertian Bahasa Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang dipakai wartawan dalam menulis berita. Bahasa Jurnalistik dapat disebut juga bahasa massa / bahsa Koran. Bahasa Juranlistik sendiri memiliki sifat yaitu : komunikatif dan spesifik.
Ø Komunikatif artinya langsung kepada materi atau langsung menuju pokok persoalan (to the point), lebih terhadap denotatif, tidak bertele-tele, dan tanpa banyak basa-basi.
Ø Spesifik artinya kalimatnya biasanya pendek, kata-katanya jelas, gaya penulisannya sederhana, dab mudah dimengerti oleh massa.
Faktor Munculnya Bahasa Jurnalistik.
Mengapa bahasa jurnalistik bisa timbul ? Hal inilah yang biasanya menjadi pertanyaan orang. Ada tiga factor yang menyebabkan munculnya Bahasa Jurnalistik :
Ø Karena keterbatasan ruang dan waktu yang dimiliki oleh wartawan dalam menulis berita, maka dengan Bahasa Jurnalistik wartawan dapat menulis berita tanpa meninggalkan unsur-unsur pokok dalam berita tersebut.
Ø Kepentingan pembaca yang terbatas, seperti orang yang bergegas pergi ke kantor ia membutuhkan informasi, dan tanpa membaca seluruh isi berita, orang itu dapat mengetahui informasi apa yang terdapat dalam berita tersebut dengan hanya membaca head line, atau lead berita (paragraph utama ) dari berita tersebut.
Ø Bahasa Jurnalistik harus mudah dibaca oleh orang dengan tingkat intelektual minimal (standard).
Posisi Bahasa Jurnalistik
Posisi bahasa Jurnalistik sendiri sangat erat kaitannya dengan peran dari Bahasa Jurnalistik. Dapat dikatakan letak Bahasa Jurnalistik sangat strategis diantaranya :
Ø Bahasa Jurnalistik menjadi bahasa khusus bagi kalangan media.
Ø Bahasa Jurnalistik sendiri menjadi lead bahasa / referensi bagi masyarakat, sehingga menjadi trend center penggunaan bahasa yang digunakan masyarakat.
Ø Bahasa Jurnalistik merupakan sub-sistem dari bahasa Indonesia.
PERENCANAAN Tema : PENDIDIKAN
Nama : Neliyana yunita umbola
Nim : 291 413 00
Judul : RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) GURU SEKOLAH DASAR
Langkah-langkah awal yang dilakukan seorang guru dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut :
A. KOMPETENSI DASAR
-Mengadakan dan menetapkan mata pelajaran yang akan di ajarkan
B. STANDAR KOMPETENSI
-Materi dari mata pelajaran yang telah di adakan dan ditetapkan sebelumnya
C. INDIKATOR
-Penjelasan guru mengenai materi dari mata pelajaran yang sudah di tetapkan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
-Siswa bisa paham dan mengerti mengenai penjelasan guru
-Siswa dapat menjelaskan kembali apa yang telah di jelaskan dan diajarkan oleh guru
E. MATERI POKOK
-Sebelum mengajar guru sudah terlebih dahulu memilih materi pokok yang akan di ajarkan kepada siswa
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARANKegiatan AwalMengucapkan salamMengatur tempat duduk siswaMengabsen siswaBerdoaapersepsi
Kegiatan IntiGuru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaranSiswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang di ajarkanSiswa melakukan Tanya jawabSiswa di bagikan LKS serta melaporkan hasil kerjanya masing-masing
Kegiatan AkhirGuru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi pembelajaranGuru memberikan motivasi kepada siswaEvaluasiPemberian PR
G. METODE PEMBELAJARANCeramahTanya jawabDiskusiEvaluasi/penugasan
H. MEDIA DAN SUMBER
-Bahan yang di ambil,di jelaskan sebagai pendekatan atau contoh kepada siswa
I. PENILAIAN
-Tes Lisan
-Tes Tertulis
DASAR-DASAR KOMUNIKASI STRATEGIS
Nama : Neliyana Yunita Umbola
Nim : 2914 13 002
ANALISIS KHALAYAK DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI
A. Pengertian KhalayakB. Kategori Khalayak
Ada 3 macam selektivitas pesan yang bisa terjadi pada setiap penerima,yakni pemilihan informasi berdasarkan presepsib (selective exposure),dan pemilihan berdasarkan ingatan (selective retention)
C. Mengapa Khalayak DipelajariD. Tahapan Analisis KhalayakE. Menentukan Target Khalayak
Syarat –syaratagar pesanyang di produksi dapat berhasil membangkitkan perhatian khalayak adalah sebagai berikut :
Pesan harus dirancang dan disampaikan secara kreatif dan inovatif sehingga dapat menarik perhatian komunikan.Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju pada pengalaman empati yang samaantara komunikator dan komunikan,sehingga sama-sama mengerti.Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebutPesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk memberikan tanggapan yang di kehendaki.Hal lain yang menyangkut perhatian khalayak dalam mkemperoleh pesan berkaitan dengan penggunaan tanda-tanda komunikasi (sign of communication)dan penggunaan media,menurut Wilbur Schramm adalah apa yang di sebut :
- Availability,yaitu isi pesan mudah diperoleh karena dalam persoalan yang sama orang selalu memilih yang paling mudah.
- Contrast, yaitu menunjukkan dalam penggunaan tanda-tanda dan medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya, paling menyolok maka akan mudah dicari khalayak.
F. Meneliti Khalayak Media
Rangkaian metode pertama adalah metode yang melibatkan pengamatan khalayak (observing audience), berfokus terutama pada etnografi. Kedua, cara-cara mengajukan pertanyaan (asking questions), konsep dan teori wawancara (interview), focus groups discussion,serta survei.
G. Mengamati Khalayak
Metode untuk mengamati perilaku khalayak, termasuk
Penelitian laboratorium, etnografi, dan pengamatan berperan serta.
H. Memilih Metode Analisis Khalayak
Metode khalayak dipilih sesuai dengan objek analisis yang akan dicapai.
Patterson dan Radike (2009: 73) mengemukakan sejumlah teknik penelitian khalayak yang bisa digunakan para perencana ;;komunikasi sebagai baerikut:
Media review atau Analisis Isi Media.Readership Surveys atau Membership Questionnaires (Survei Pembaca atau Angket Anggota).Piggyback surveys.Exit Interviews atau Evaluation surveysDiskusi InformalFocus Groups
I. Merancang Profil Khalayak dan Menetapkan Saaran Komunikasi
Patterson dan Radtke (2009: 76) memberikan contoh cara membuat daftar pertanyaan untuk membuat profil khalayak sebagai berikut
Gambaran khalayak anda dan Tanya apa yang merisaukan mereka?
Karakteristik yang mana dari khalayak anda yang sesuai dan penting bagi organisasi anda? (jawabanya bisa pendidikan, status social,tingkat penghasilan,ukuran keluarga,atau isu kesehatan)
Mengapa mereka (khalayak) penting bagi anda?Apa yang anda inginkan dari khalayak anda?Bagaimana khalayak anda menerima pesan atau informasi seputar organisasi anda?Apakah ada orang yang memiliki kredibilitas yang tinnggi yang mempengaruhi opini khalayakanda? Siapakah mereka?Apakah ada pihak lain yang membantu organisasi anda untuk meraih target khalayak yang lebih baik?siapa mereka?Bagaimana caranya anda bisa mengetahui jika anda berhasil meraih target khalayak yang sesuai?
Organisasi juga harus menetapkanterlebih dahulu sasaran komunikasi yang terukur yakni:
Mengidentifikasi target khalayakTetapkan keinginan atau harapan atau arah dari kebijakanIdentifikasi perubahan yang terukur misalnya pengetahuan khusus,perilaku atau pencapaianTentukan derajat atau jumlah dari perubahan yang diinginkanTerakhir tetapkan target waktu
Contoh bagaimana merancang sasaran komunikasi terhadap khalayak dengan menggunakan contoh dari proses lingkaran komunikasi dengan kasus “Mempromosikan program beasiswa organisasi kepada khalayak
Tahap 1: Menginformasikan kepada khalayak
Tahap 2: Berinteraksi dengan khalayak
Tahap 3: Mendorong khalayak untuk bertindak
Tahap 4: Memelihara hubungan dengan khalayak