MAKALAH ETIKA DAN FILSAFAT

30 March 2014 11:03:57 Dibaca : 636

Judul : TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAM BESERTA KARYA-KARYA DAN DASAR FILSAFAT MEREKA

Nama : Neliyana Yunita Umbola

Nim : 2914 13 002

 

 

ABSTRACK
Sebagaimana kita ketahui bersama tentang pembahasan ini bertema “ Tokoh- tokoh Filsafat Islam,karya-karya dan dasar Filsafat mereka”. Tentu hal ini sangat menarik untuk kita bahas dan pengupas dengan seksama guna menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang filsafat, terutama filsafat Islam. Filsafat merupakan bagian dari hasil kerja berpikir dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal dan universal. Sedangkan filsafat Islam itu sendiri adalah hasil pemikiran filosof tentang ketuhanan, kenabian, manusia dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis serta dasar-dasar atau pokok-pokok pemikirannya dikemukakan oleh para filosof Islam. Setiap sesuatu yang kita pelajari pasti akan berdampak pada perkembangan pengetahuan kita, termasuk dalam pembahasan kita ini yaitu “Tokoh- tokoh Filsafat Islam,karya-karya dan dasar Filsafat mereka”. Kita bisa mengambil pembelajaran dalam hal pemikiran para filsuf Islam, baik dalam bidang tasawuf, jiwa, politik dan banyak lagi yang lainnya.

PENDAHULUAN
Dalam lisan Al-A’rab,kata falsafat berakar dari kata falsafa, yang memiliki arti al-hikmah sebuah kata yang berasal dari luar bahasa Arab. Kata falsafah dipinjam dari kata Yunani yang sangat terkenal . philosophia, yang berarti kecintaan pada kebenaran (wisdom). Dengan sedikit perubahan, kata falsafah diindonesiakan menjadi “filsafat” atau juga”filosofi”(karena adanya pengaruh ucapan Inggris,philosophy). Dalam ungkapan Arabnya yang lebih “asli”,cabang ilmu tradisional Islam ini disebut ‘ulum al-hikmah atau secara singkat al-hikmah (padanan kata Yunani sophia), yang artinya ialah “kebijaksanaan”atau. Lebih tepat lagi,”kawicaksanaan”(jawa) atau Wisdom (Inggris). Dengan demikian,failusuf ( diambil dari kata Yunani philosophos,pelaku filsafat),disebut juga al-hakim (ahli hikmah atau orang bijaksana),dengan bentuk jamak al-hukama.
Pengertian filsafat yang semula bearti cinta kearifan ternyata menjadi luas sekali. Dahulu,kata sophia tidak hanya bearti kearifan saja,melainkan bearti pula kebenaran pertama,pengetahuan luas,kebajikan intelektual,pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajindan bahkan kecerdikan dalam memutuskan soal-soal praktis.

PEMBAHASAN
1. IBNU SINA yang nama lengkapnya adalah Abu Ali-Husain Ibn Abdullah ibn Ali ibn Sina
- Karya-karya Ibnu Sina adalah:
Jumlah karya Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas karya dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran,mengajar,dan politik,semuanya menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Saat ini,penulis memilih karya-karya terpenting Ibnu Sina yang sudah dikenal di dunia Islam, di antaranya adalah Al-Qanun fi Ath-Thibb,Asy-Syifa’, An-Najah, ‘Uyun Al-Hikmah, Danisyanama-yi Ala’i,dan Al-Isyarat wa At-Tanbihat.Al-Qanun fi Ath-Thibb terdiri atas lima bagian dan telah diterjemakan ke dalam bahasa Latin beberapa kali.Kitab ini dianggap sebagai sumber medis paling penting,baik di Timur maupun di Barat selama lima abad[yaitu, hingga awal abad ke-11 H/ke-17 M],dan tetap menjadi sumber utama kedokteran Islam Islam yang dipraktikan dimana –mana,bahkan hingga kini,seperti di Anak Benua India-Pakistan. Materi –materi dalam Asy-Syifa’, yang merupakan karya filosofis Ibnu Sina paling detail,dikelompokkan menjadi empat topik: logika,fisika,matematika dan metafisika, Logika dibagi menjadi sembilan bagian,fisika delapan bagian, dan matematika empat bagian. Fisika (kecuali dua bagian mengenai binatang dan tumbuhan,yang diselesaikan setelah matematika) adalah yang pertama ditulis,diikuti metafisika, kemudian logika, dan akhirnya matematika.An-Najah sebagai ringkasan Asy-Syifa’. Juga terdiri atas empat bagian. Logika,fisika, dan metafisika dalam karya ini dipersiapkan sendiri oleh Ibnu Sina,dan matematika oleh Al-Jurjani. ‘ Uyun Al-Hikmah, yang juga dikenal sebagai Al-Mujaz, agaknya di maksudkan untuk pengajaran logika,fisika, dan metafisika di kelas. Ini terbukti dari kesederhanaan,kejelasan,dan kelugasan paparanya. Danisyanama –yi Ala’i,juga terdiri atas empat bagian,dan sangat penting mengingat ia merupakan dalam karya filsafat peripatetik Islam pertama dalam bahasa Persia. Al-Isyarat wa At-Tanbihat, yang merupakan karya filsafat Ibnu Sina termatang dan terkomprehensif,juga terdiri atas logika,fisika dan metafisika. Karya ini ditutup dengan pembahasan mengenai misistisme,suatu uraian yang mungkin lebih tepat diklasifikasikan ke dalam etika ditinjau dari pengertian sufinya-dari pada metafisika.Selain itu,Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair . Beberapa esainya yang terpenting adalah Hayy ibn Yaqzhan,Risalah Ath-Thair,Risalah fi Sirr Al-Qadar,Risalah fi Al-‘Isyq,dan Tahshil As-Sa’adah. Puisi terpentingnya adalah Al-Urjuzah fi Ath-Thibb,Al-Qashidah Al-Muzdawiyyah, dan Al-Qashidah Al-Ainiyyah. Masih banyak karya lain yang di tulis dalam bentuk puisi ke dalam bahasa Persia.
- Dasar Filsafat Ibnu Sina
Untuk mengetahui filsafat Ibnu Sina ,terlebih dahulu perlu diketahui kerangka berfikir Ibnu Sina. Kerangka pikirnya itu terlihat dari segi pembagian ilmu dan tujuan filsafat yang dibuat oleh Ibnu Sina.
Ibnu Sina memahami tujuan filsafat adalah penetapan realitas segala sesuatu,sepanjang hal itu mungkin bagi manusia. Ada dua tipe filsafat,teoretis dan praktis.yang pertama mencari pengetahuan tentang kebenaran,sedangkan yang kedua pengetahuan tentang kebaikan. Tujuan filsafat teoretis adalah menyempurnakan jiwa melalui pengetahuan semata-mata. Tujuan filsafat praktis adalah menyempurnakan jiwa melalui pengetahuan tentang apa yang seharusnya dilakukan sehingga jiwa bertindak sesuai dengan pengetahuan ini. Ada dua jenis utama subjek pengetahuan teoretis: subjek-subjek yang dapat dilekati gerak,seperti kemanusiaan,kepersegian,dan kesatuan; dan subjek-subjek yang tak dapat dilekati gerak,seperti tuhan dan Intelek.yang pertama di bagi lagi menjadiyang tidak bisa eksis tanpa adanya gerak yang dikaitkan dengannya ,seperti kemanusiaan dan kepersegian;dan yang bisa eksis tanpa gerak yang dikaitkan padanya,seperti kesatuan dan keragaman. Yang pertama dari dua tipe yang terakhir adalah sedemikian rupa sehingga ia mustahil bebas dari gerak,baik dalam realistas ataupun dalam pikiran (misalnya ,kemanusiaan dan kekudaan),atau sedemikian rupa sehingga ia mungkin bebas dari gerak dalam pikiran,tetapi tidalam realitas[seperti kepersegian]oleh karena itu,terdapat tiga cabang filsafat teoretis:filsafat yang membahas hal-hal sepanjang gerak terkait dengannya,baik dalam realitas maupun dalam pikiran;filsafat yang membahas dalam hal-hal sepanjang gerak terkait dengannya dalam realitas,tetapi tidak dalam pikiran;dan filsafat yang membicarakan hal-hal sepanjang gerak tidak terkait padanya baik dalam realitas maupun dalam pikiran,tidak jadi soal apakah gerak dapat dikaitkan dengannya,seperti dalam kasus kesatuan,ataukah tidak dapat,seperti dalam kasus Tuhan. Jenis yang pertama adalah fisika,kedua adlah matematika murni,dan ketiga adalah metafisika.
Di sisi lain,filsafat praktis mempelajari salah satu dari hal-hal berikut:
1. Prinsip-prinsip yang mendasari berbagai urusan publik antara anggota masyarakat;
2. Prinsip-prinsip yang mendasari berbagai urusan personal didalam masyarakat;atau
3. Prinsip-prinsip yang mendasari urusan individu

- Metafisika
Menurut Ibnu Sina metafisika adalah ilmu yang memberikan pengetahuan tentang prinsip=prinsip filsafat teoretis.
- Wujud
Sebagaimana para filsuf muslim terdahulu,misalnya Al-Farabi,bersifat emanasionistis. Dari Tuhanlah,Kemaujudan Yang Mesti,mengalir inteligensi pertama,sendirian karena hanya dari yang tunggal,yang mutlak,sesuatu dapat mewujud.
- Hubungan jiwa-RagaIbnu Sina seperti Al-Farabi,berpendapat bahwa jiwa adalah wujud rohani[imateri]yang berada dalam tubuh.

2. AR-RAZI yang nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi.
- Karya-karya Ar-Razi adalah :
Buku-buku Ar-Razi menurut ibn An-Nadim adalah 118 buku,19 surat,4 buku,6 surat, dan satu makalah jumlah seluruhnya 148 buah. Ibn Abi Usaibi’ah menyebutkan 236 karyannya,tetapi beberapa di antarannya tidak jelas pengarangnya. Buku-buku tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
(a) Ilmu kedokteran
(b) Ilmu fisika
(c) Logika
(d) Matematika dan astronomi
(e) Komentar,ringkasan,dan ikhtisar
(f) Filsafat dan ilmu pengetahuan hipotesis
(g) Metafisika
(h) Teologi
(i) Alkimia
(j) Ateisme
(k) Campuran.

Di antara buku Ar-Razi yang dapat disebutkan di sini,sebagai berikut:
1. Ath-Thibb Ar-Ruhani,
2. Ash-Shirat Al-Falsafiyyah,
3. Amarat Iqbal Ad-Daulah,
4. Kitab Al-Ladzdzah,
5. Kitab Al-Ilm Al-Ilahi,
6. Maqalah fi Ma’bad Ath-Thabi’ah,
7. Al-Hawi fi Ath-Thibb,
8. Manshuri,
9. Kitab Sirr Al-Asrar,
10. Muluki,
11. Kitab Al-Jami Al-Kabir

- Dasar filsafat Ar-Razi
Dasar filsafatnya tampak dari pandangan Ar-Razi yang mengklaim bahwa praktik kedokteran itu bersandar pada filsafat-suatu praktik yang baik amat bergantung pada pemikiranyang bebas(filsafat). Secara umum, Filsafat Ar-Razi dikrnal dengan ajaran ‘’Lima Kekal”. Penjelasan tentang lima kekal,sebagaimnana Al-Biruni mengatakan,Muhammad ibn Zakaria Ar-Razi telah melaporkan kekekalan lima hal dari yunani kuno,yaitu:Tuhan,roh universal,materi pertama,ruang mutlak,dan waktu mutlak. Kelima hal ini menjadi landasan ajarannya.

- Filsafat Rasionalis
Ar-Razi adalah seorang rasionalis murni. Dalam bidang kedokteran,studi klinis yang dilakukannyatelah menghasilkan metode yang kuat tentang penemuan yang berpijak pada observasi dan eksperimen.
- Filsafat Moral
Filsafat ini dapat digali dari karyanya: Ath-Thibb Ar-Ruhani dan Ash-shirat Al-falasafiyyah.

3. IBNU MISKAWAIH yang nama lengkapnya adalah Abu Ali Al-Kasim Ahmad[Muhammad] bin Yaqub bin Miskawaih.
- Karya-karya Ibnu Miskawaih adalah:
Jumlah karya tulisnya dalam tulisan Abdul Azis Dahlan yang mendasarkan kepada para penulis masa lalu adalah sebanyak 18 buah judul yang kebanyakan berbicara tentang jiwa dan akhlak[etika]. Lain halnya dengan Yaqut memberikan daftar 13 buah karya Miskawaih.Untuk bahan rujukan,penulis rinci sebagai berikut:
1. Al-Fauz Al-Akbar [tentang keberhasilan besar],
2. Al-Fauz Al-Asghar[tentang keberhasilan kecil],
3. Tajarib Al-Umam[tentang pengalaman bangsa-bangsa sejak awal sampai ke masa hidupnya],
4. Uns Al-Farid[kumpulan anekdot,syair,peribahasa, dan kata-kata mutiara],
5. Tartib As-Sa’adah [tentang akhlak dan politik],
6. Al-Musthafa [syair-syair pilihan],
7. Jawidan Khirad [kumpulan ungkapan bijak],
8. Al-Jami,
9. As-Siyar[tentang aturan hidup],
10. Tahzib Al-Akhlaq [pendidikan akhlak],
11. Ajwibah wa Al-as’ilah fi An-Nafs wa Al-Aql [tanya jawab tentang jiwa],

- Dasar Filsafat Ibnu Miskawaih
Penting untuk mengetahui posisi umum filsafat Miskawaih. Karena ia menggarap begitu banyak bidang,mulai sejarah hingga psikologi dan kimia,menarik untuk mencari prinsip pokok filsafatnya yang menyatukan semua kontribusinya bagi pengetahuan, tetapi itu tidak gampang ditemukan. Meskipun demikian tentu saja harus diakui bahwa kebanyakan karyanya tidak lagi ada,dan karena itu sulit membentuk sitra utuh atas sosok pemikirannya dengan derajat ketepatan tertentu.
Dalam karyanya Al-Fauz Al-Asghar, Miskawaih, mengetengahkan uraian tentang sifat dasar Neoplatonisme yang agak tidak lazim,yang di dalamnya ia mengklaim bahwa para filsuf klasik(yakni, Yunani),tidak meragukan eksistensi dan keesaan Tuhan sehingga tidak apa-apa mempertemukan pemikiran mereka dengan Islam.
- Filsafat Etika
Karya etika Miskawaih sangat lain, dan karya etika itu menunjukkan bukti pemahamannya mengenai kesulitan-kesulitan konseptual dalam bidang tersebut.
- Filsafat Ketuhanan
Buku Miskawaih, Al-Fauz Al-Asghar,merupakan sebuah risalah umum yang mempunyai konsepsi yang sama dengan bagian pertama buku Al-Farabi; Ara’ahl Al-Madinah Al-Fadhilah. Buku ini di bagi menjadi tiga bagian pertama berkenan dengan pembuktian akan adanya Tuhan; bagian kedua tentang roh dan ragamnya dan bagian ketiga tentang kenabian.
- Teori Evolusi dan Keabadian Roh
Teori Miskawaih tentang teori evolusi secara mendasar sama dengan teori Ikhwan Ash-Shafa’. Teori itu terdiri atas empat tahapan evolusi: evolusi mineral,tumbuhan,binatang,dan manusia.

4. IBNU RUSYD yang nama lengkapnya adalah abu Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd .
- Karya-karya Ibnu Rusyd adalah:
Karya-karya teoretisnya memperlihatkan bahwa ia adalah seorang ahli terkemuka dalam ushul fiqh dan dalam studi atas berbagai pendapat yang ditawarkan oleh beberapa mahzab besar fiqh (ikhtilaf). Ini menghubungkannya dengan gagasan pembaruan fiqh Maliki yang menganjurkan pengintegrasian penalaran analogis (qiyas. Meskipun tidak meninggalkan karya yang setara, putranya yang bernama Abu Al-Qasim Ahmad juga dikaitkan dengan kehidupan publik sejak menduduki posisi yang sama.
Karya Fiqh Ibni Rusyd benar-benar memuat sudut pandang filosofis. Di samping potongan-potongan karyanya ia meninggalkan, dalam karya utamanya Bidayah Al-Mujtahid wa Nihdyah Al-Muqtashid,yang sebagian terbesar di tulis sejak sekitar tahun 564H/1168 M- sebuah uraian logis tentang hukum islam yang monumental.
Karya Ilmiah Ibnu Rusyd menonjol dalam dua bidang,astronomi/kosmologi dan kedokteran. Dalam bidang pertama,ia melakukan sejumlah pengamatan pada masa mudanya, tetapi ia tertarik khususnya pada pembahasan akibat-akibat dari kritik Arstotelian terhadap sistem Ptolematik, sebuah kritik yang sudah diawali oleh Ibnu Bajjah dan Ibnu Thufail.
- Dasar filsafat Ibnu Rusyd
- Agama dan Filsafat
Dalam rangka membela filsafat dan para filsuf muslim dari serangan para ulama,terutama Al-Ghazali,Ibnu Rusyd antara lain menegaskan bahwa antara agama (Islam) dan Filsafat tidak ada pertentangan. Inti filsafat tidak lain dari berpikir tentang wujud untuk mengetahui pencipta segala yang ada ini. Ibnu Rusyd mendasarkan argumennya [istidalal] dengan dalil Al-Quran [Al-Hasyr:2] dan [Q.S Al-Isra’:184] menyuruh manusia berpikir tentang wujud atau alam yang tampak ini dalam rangka mengetahui Tuhan. Dengan demikian,sebenarnya Al-Quran menyuruh umat manusia berfilsafat. Oleh karena itu,dapat disimpulkan berdasarkan perintah Al-Quran bahwa kaum muslim wajib berfilsafat [wujub-al-aql], atau mempelajari [mengambil manfaat] filsafat Yunani, bukan dilarang atau diharamkan.Menurut Ibnu Rusyd bila ada teks wahyu yang arti lahiriahnya bertentangan dengan pendapat akal, teks itu haruslah ditakwilkan atau ditafsirkan sedemikian rupa sehingga menjadi sesuai dengan pendapat akal. Kajian ini terlihat darikitabnya, fasl Al-Maqal fima bain Al-Hikmah wa Asy-Syari’ah min Al-Ittishal.
- Qadim-nya Alam
Dalam rangka menangkis serangan Al-Ghazali terhadap paham qadim-nya alam,Ibnu Rusyd menegaskan bahwa paham qadim-nya alam itu tidak bertentangan dengan ajaran Al-Quran. Bahkan sebaliknya.
- Kebankitan Jasmani
Dalam rangka menangkis serangan Al-Ghazali,Ibnu Rusyd menyebutkan bahwa terdapat pertentangan dalam tulisan Al-Ghazali mengenai kehidupan manusia pada hari akhirat. Menurut Ibnu Rusyd,Al-Ghazali dalam bukunya, Tahafut Al-Falasifah menyatakan bahwa tidak ada ulama yang berpendapat bahwa kebangkitan pada hari akhirat hanya bersifat rohani,tetapi dalam bukunya yang lain,ia menyatakan bahwa kaum sufi berpendapat bahwa yang akan terjadi pada hari akhirat adalah kebangkitan rohani. Jadi, menurut Ibnu Rusyd tidaklah ada ijma’ (kesepakatan) ulama tentang kebangkitan jasmani pada hari akhirat,dan karena itu,paham yang menyatakan kebangkitan di akhirat hanya bersifat rohani saja,tidak dapat dikafirkan dengan alasan adanya ijma’.
- Pengetahuan Tuhan
Masih dalam rangka menangkis serangan Al-Ghazali terhadap para Filsuf Muslim,Ibnu Rusyd menyatakan bahwa para filsuf Muslim tidaklah mempersoalkan apakah Tuhan mengetahui hal-hal yang juz’i (perincian yang terjadi) pada alam semesta ini atau tidak mengetahuinya. Seperti halnya setiap ulama Islam, para filsuf muslim juga berpandangan bahwa Tuhan mengetahui hal-hal yang bersifat juz’i pada alam ini.

5. MUHAMMAD IQBAL
- Karya dan Dasar Filsafat Muhammad Iqbal
Pemikiran filsafat Iqbal dalam karya monumental Iqbal,The Reconstruction of Religius Thought in Islam, banyak dipengaruhi oleh guru-gurunya, misalnya kerab Iqbal tampaknya masih bercampur-baur dengan pandangan para pemikir barat lainnya,seperti Professor Whitehead,Bergson,Bertrand russel dalam menjelaskan alam dan logika dalam kajian filsafat.
Meskipun demikian,secara khusus,Iqbal menulis kajian filsafat dalam bukunya dengan tema The Philosophical Test of the Revelations of Religious Experience. Dalam topik ini, tampak teori Iqbal tentang filsafat dalam bentuk teori dinamika. Pemikiran Iqbal ini didasari dari berbagai teori ilmu alam yang telah disampaikan oleh para tokoh dunia sebelumnya,seperti Einstein,Newton,dan sebagainya sehingga Iqbal berkesimpulan bahwa dunia[pemikiran] ini adalah dinamis.
Landasan filsafat Iqbal dapat diketahui ketika ia mengkritik para filsuf terdahulu dalam menjelaskan keberadaan Tuhan. Ada tiga landasan filsafat Iqbal dalam mengungkap kebenara Tuhan; yakni kosmologis,teleologis dan ontologis. Ketiga aspek ini menjadi satu paket dalam teori gerak nyata[dinamis] pemikiran Iqbal. Ketiga aspek ini tidak bisa dihindari menjadi suatu keharusan apabila seseorang ingin menerapkan teori dinamis pemikiran ala Iqbal.

6. MUHAMMAD ARKOUN
- Karya dan Dasar Filsafat Muhammad Arkoun
Di antara karya-karyanya adalah Rethinking Islam Today, Mapping Islamic Studies, Genealogy, and Change, The Untought in Contemporary Islamic Thought, al-Turath: Muhtawahu wa Huwiyyatuhu –sijjabiyatuhu wa salbiyatuhu, Min al-Ijtihad ilal al-Naqd al-‘Aql al-Islami, al-Fikr al-Ushuli wa Istihalat al-Ta’shil: Nahwa Tarikhin Akhbar li al-Fikr al-Islami, al-Quran min al-Tafsir bil Mauruth, Lectures de Coran, Min Faysal al-Tafriqah ila Fasl al-Maqail: Aina huwa al-Fikr al-Islami al-Mu’ashir, The Concept of Authorithy in Islamic Thought,dan Religion and Society.
Muhammad Arkoun adalah penerus dari usaha Arthur Jeffery dalam mendekontruksi al-Quran. Arkoun dalam melakukan serangan terhadap otensitas al-Quran menggunakan dua konsep yaitu konsep dekonstruksi dan konsep historitas.
- Konsep Dekonstruksi
Arkoun mengklaim bahwa strategi dekonstruksi yang ia tawarkan sebagai sebuah strategi terbaik karena strategi ini akan membongkar dan menggerogoti sumber-sumber Muslim tradisional yang mensucikan “kitab suci”. Strategi ini berawal dari pendapatnya bahwa sejarah al-Quran sehingga bisa menjadi kitab suci dan otentik perlu dilacak kembali. Dan ia mengklaim bahwa strateginya itu merupakan sebuah ijtihad.
Dengan Ijtihadnya ini Arkoun menyadari bahwa pendekatannya ini akan menantang segala bentuk penafsiran ulama terdahulu, namun ia justru percaya bahwa pendekatan tersebut akan memberikan akibat yang baik terhadap al-Quran. Dan menurutnya juga, pendekatan ini akan memperkaya sejarah pemikiran dan memberikan sebuah pemahaman yang lebih baik tentang al-Quran, dengan alasan karena metode ini akan membongkar konsep al-Quran yang selama ini telah ada.
Berdasarkan pendekatan tersebut Arkoun membagi sejarah al-Quran menjadi dua peringkat: peringkat pertama disebut sebagai Ummul Kitab, dan peringkat kedua adalah berbagai kitab termasuk Bible dan al-Quran. Pada peringkat pertama wahyu bersifat abadi, namun kebenarannya di luar jangkauan manusia, karena wahyu ini tersimpan dalam Lauh al-Mahfudz. Wahyu (Preserved Tablet) dan berada di sisi Tuhan, dan yang bisa diketahui manusia hanya pada peringkat kedua yang diistilahkan oleh Arkoun sebagai “al-Quran edisi dunia” (editions terrestres) namun menurutnya al-Quran pada peringkat ini telah mengalami modifikasi dan revisi dan subsitusi
- Konsep Historitas
Dan tentang konsep historitas, Arkoun mengatakan “bahwa pendekatan historisitas, sekalipun berasal dari Barat, namun tidak hanya sesuai untuk warisan budaya Barat saja. Pendekatan tersebut dapat diterapkan pada semua sejarah umat manusia dan bahkan tidak ada jalan lain dalam menafsirkan wahyu kecuali menghubungkannya dengan konteks historis.”
Arkoun juga menyatakan bahwa Strategi terbaik untuk memahami historisitas keberadaan umat manusia ialah dengan melepaskan pengaruh idiologis. Sehingga menurutnya, metodologi multidisiplin dari ilmu sejarah, sosiologi, antropologis, psikologis, bahasa, semiotik harus digunakan untuk mempelajari sejarah dan budaya Islam. Jika strategi ini digunakan, maka umat Islam bukan saja akan memahami secara lebih jelas masa lalu dan keadaan mereka saat ini untuk kesuksesan mereka di masa yang akan datang, namun juga akan menyumbang kepada ilmu pengetahuan modern.
Mohammed Arkoun adalah orang yang secara tuntas mencoba menggunakan hermeneutika dalam penafsiran Al-Qur’an. Untuk kepentingan analisisnya, Arkoun meminjam teori hermeneutika dari Paul Ricour, dengan memperkenalkan tiga level tingkatan wahyu.
Pertama Wahyu sebagai firman Allah yang tak terbatas dan tidak diketahui oleh manusia, yaitu wahyu al-Lauh Mahfudz dan Umm al-Kitab.
Kedua, Wahyu yang nampak dalam proses sejarah. Berkenaan dengan Al-Qur’an, hal ini menunjuk pada realitas Firman Allah sebagaimana diturunkan dalam bahasa Arab kepada Nabi Muhammad selama kurang lebih dua puluh tahun.
Ketiga, Wahyu sebagaimana tertulis dalam Mushaf dengan huruf dan berbagai macam tanda yang ada di dalamnya. Ini menunjuk pada al-Mushaf al-Usmani yang dipakai orang-orang Islam hingga hari ini.
Mohammed Arkoun membedakan antara periode pertama dan periode kedua. Menurut Arkoun, dalam periode diskursus kenabian, al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapat dipercaya dibanding ketika dalam bentuk tertulis. Sebabnya, al-Qur’an terbuka untuk semua arti ketika dalam bentuk lisan, tidak seperti dalam bentuk tulisan. Arkoun berpendapat status al-Qur’an dalam bentuk tulisan telah berkurang dari kitab yang diwahyukan menjadi sebuah buku biasa. Arkoun berpendapat bahwa Mushaf itu tidak layak untuk mendapatkan status kesucian. Tetapi muslim ortodoks meninggikan korpus ini ke dalam sebuah status sebagai firman Tuhan.
Dua konsep pemikiran Mohammed Arkoun yang liberal di atas yaitu dekonstruksi dan historitas telah membuat paradigma baru tentang hakikat teks al-Qur’an. Pendekatan historisitas Mohammed Arkoun justru menggiring¬nya untuk menyimpulkan sesuatu yang ahistoris, yaitu kebenaran wahyu hanya ada pada level di luar jangkauan manusia. Mohammed Arkoun mengakui kebenaran Umm al-Kitab, hanya ada pada Tuhan sendiri. Ia juga mengakui .kebenaran dan kredibilitas bentuk lisan AI-Qur’an, tetapi bentuk itu sudah hilang selama-lamanya dan tidak mungkin ditemukan kembali. dan bisa kita simpulkan bahwa pendekatan historisitas yang diterapkan Arkoun justru menggiringnya kepada sesuatu yang tidak historis. Sesuatu yang tidak mungkin dicapai kebenarannya oleh kaum Muslimin. Padahal, sepanjang zaman fakta historis menunjukkan, kaum Muslimin dari sejak dulu, sekarang dan akan datang, meyakini kebenaran al-Qur’an Mushaf 'Uthmani.
Pendapat Arkoun bahwa al-Quran yang asli itu tersimpan di Lauh al-Mahfudz diikuti oleh Dawam Raharjo yang merupakan salah satu perintis liberalisasi Islam di Indonesia pada tahun 1960-an, ia menyatakan: “Ketika turun kepada Nabi, wahyu itu bekerja dalam pemikiran Muhammad sehingga mengalami transformasi dari bahasa Tuhan ke bahasa manusia. Dan ketika wahyu itu disampaikan kepada sahabat, beberapa sahabat mentransformasikannya pula dalam bentuk transkip yang tunduk kepada hukum-hukum bahasa yang berlaku. Dan kemudian ketika dilakukan kodifikasi, komisi yang dibentuk oleh Khalifah Usman melakukan seleksi dan penyusunan dan pembagian wahyu ke dalam surat-surat menjadi antologi surat-surat. Namun disitu terdapat peranan dan campur tangan manusia dalam pembentukan teks al-Quran seperti kita lihat sekarang. Karena adanya campur tangan manusia, wajar jika terjadi kesalahan dalam proses itu yang mendistrosi wahyu yang semula tersimpan di Lauh al-Mahfudz itu. Hal itu bisa dipahami melihat kasus kodifikasi hadits yang mengandung ribuan hadits palsu itu. Apalagi dalam penetapan Mushaf Utsmani, Khalifah memerintahkan untuk membakar sumber-sumber yang menimbulkan masalah yang controversial. Namun demikian, siapa tahu di antara berbagai masalah yang sangat controversial yang dibakar itu justru sesungguhnya terdapat teks yang benar? Dan sebaliknya juga, siapa tahu bahwa sebagian dari kodifikasi itu terdapat teks yang keliru? Dalam hal ini, Aisyah sendiri mengakui kemungkinan terjadinya kecerobohan pada penulisan teks al-Quran.”

PENUTUP
Dari apa yang dituliskan dalam makalah ini, sebebenarnya terdapat keterbatasan, yakni tidak semua para filosof muslim dibahas dalam makalah ini, terutama lagi tidak semua pula pendangan-pandangan para filosof yang dituliskan pada makalah ini, hanya beberapa saja yang dianggap mereka terkenal dalam bidang keilmuan yang dituliskan. Masih banyak lagi filosof muslim yang tidak dituliskan, seperti ibnu thufail, ibnu bajjah, ikhwan al-shafa dan lain sebagainya.
Dapat disimpulkan, dari lahirnya para tokoh di atas tadi yang menjadi sebab adanya karya-karya mereka yang banyak, merupakan hal yang membanggakan bagi khazanah keilmuan islam. Sayangnya saja, karya-karya mereka yang banyak itu tidak kita temui secara keseluruhan pada saat ini, karena terjadinya keadaan-keadaan yang menyulitkan para filosof, seperti halnya kejadian yang menimpa ibnu rusyd yang karya-karyanya di bakar.
Tapi, bukan berarti kita tidak dapat mempelajari karya-karya mereka yang tersisa saat ini, kita juga dapat mempelajari karya-karya filosof yang lahir setelah mereka dan dengan sebab ini pula banyak karya-karya baru yang mereka tuliskan sehingga kita sebagai orang muslim tidak kehilangan akan khazanah keilmuan berkat jerih payah mereka.
Semoga dengan apa yang dituliskan ini bermanfaat, setidaknya menambah pengetahuan mengenai filosof muslim dan pemikirannya meski sedikit yang dicantumkan pada makalah ini. Semoga dapat membantu bagi yang membutuhkan. Amiin.

DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi Dedi.2009.Filsafat Islam (Konsep Filsuf Dan Ajaranya).Bandung:CV Pustaka Setia
https://www.google.com/search?newwindow=1&q=karya-karya+muhammad+arqoun&btnG Diakses 11.30 PM

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong