MK ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI (RESENSI BUKU)

13 April 2014 08:14:50 Dibaca : 215

MK ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

 

RESENSI BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

 

NAMA : KAMSIA KABADERAN

NIM : 291413004

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

 

 

 

PENDAHULUAN

 

Pada komunikasi manusia merupakan masalah perspektif ;yang di pakai untuk memahaminya. Perspektif adalah sudut pandang dan cara pandang kita terhadap sesuatu. Selain itu APA ITU KOMUNIKASI ? Paradigma positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator, encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan / decoder) yang pasif.

Manusia bukanlah benda mati yang gampang di ukur. Kalau suatu benda di ukur, maka dengan mudah akan di temukan ukuran dari benda itu ; lalu ukuran itu akan terus berlaku bagi benda tersebut sampai kapanpun. Manusia juga dalam kehidupan sehari – hari tidak mungkin tidak berkomunikasi. Komunikasi di pahami dan di hidupkan oleh pernyataan – pernyataan yang bertujuan. Dan juga individu tidak di anggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pemikirannya, karena sangat berhubungan dan di pengaruhi oleh kekuatan social yang ada dalam masyarakat. Masyarakat aktif mengubah makna dan dampak informasi yang mereka terima lewat media.

 

 

  PEMBAHASAN

 

JUDUL               : Filsafat Ilmu Komunikasi

PENULIS           : Elvinaro Ardianto & Bambang Qanees

PENERBIT         : PT. Remaja Rosdakarya Offset

TAHUN TERBIT   : 2007

TEMPAT TERBIT : Bandung

 

Di dalam buku filsafat ilmu komunikasi terdapat berbagai perspektif komunikasi. Perspektif adalah cara memandang atau cara kita menentukan sudut pandang ketika mengamati sesuatu. Seluruh perspektif pada buku ini, memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi.

Pada perspektif – perspektif ilmu komunikasi terdapat Realisme, Nominalis, Konstruksionis. Realisme beranggapan bahwa benda – benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah berdiri di sana secara benar, tanpa campur tangan ide dari pengamat ( mengarahkan cara pandang yang menafikan peran subjek pengamat dalam penelitian ). Nominalis menganggap bahwa dunia social adalah eksternal pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas. Konstruktivisme mengatakan bahwa kita tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Yang kita mengerti adalah struktur konstruksi kita akan suatu objek.

Di dalam buku tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya yaitu :

Kelebihan dari buku ini menjelaskan secara rinci apa itu perspektif, jenis – jenis perspektif dan penggunaan perspektif untuk membantu pembuatan skripsi, sedangkan kekurangan buku ini penggunaan bahasanya terlalu tinggi intelktual, sehingga membuat pembaca agak tidak terlalu paham dengan apa yang coba di sampaikan oleh penulis.

Pada buku ini penulis juga menjelaskan apa itu teori. Teori ini merupakan turunan dari perspektif positivisme dan post – positivisme awal. Kedua aliran ini meyakini bahwa struktur social itu bersifat nyata dan berfungsi dengan cara – cara yang dapat diobservasi secara objektif. Selain itu juga penulis menjelaskan bahwa pada perspektif – perspektif ilmu komunikasi mempunyai beberapa bidang yaitu ontology, epistemology dan metodologis.

Penulis juga mengatakan bahwa perspektif positivisme yang mengamati efek saja, sembari memisahkan dari proses penghasilnya. Persis seperti tukang foto yang memotret penggalan suatu peristiwa, dan foto tersebut menghadirkan peristiwa yang beku, tidak bergerak, dan terlihat sempurna.

Pada buku ini juga terdapat perspektif post – positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu social termasuk ilmu komunikasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian, post – positivisme memberikan model penilitian khas yang ilmu social.

Seorang ilmuan Wilbur Schramm mengatakan bahwa manusia itu tidak mungkin tidak berkomunikasi. Pada perspektif interpretif telah membawa kita melangkah lebih jauh lagi ihwal ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi bukan lagi terbatas pada penelitian mengenai pengirim pesan, saluran, penerima pesan, dan efeknya: komunikasi telah melangkah jauh pada pencairan makna yang mendasari tindak komunikasi yang terdapat pada dunia social.

Penulis juga mengatakan perspektif konstruktivisme tidak hanya mulai mempertimbangkan konstruksi namun juga menyediakan cara – cara penelitian yang lebih khas. Teori kontruktivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoretis untuk komunikasi yang di kembangkan tahun 1970-an oleh jesse delia dan rekan – rekan sejawatnya (miller, 2002). Dan juga konstrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komunikasi antarpersona.

Di buku ini juga penulis menjelaskan bahwa perspektif teori kritis adalah upaya membongkar ideology dominan yang menindas. Ideology menjadi inti kritiknya. Ideology dalam hal ini dapat dipahami sebagai relasi kekuasaan yang ada di luar suatu kelas. Melalui perspektif kritis ini kita menemukan ilmu komunikasi yang lebih berwarna lagi.

Komunikasi telah mengalami perkembangan yang luar bisa pesat, dari sekedar studi retorika atau publisistik kini telah berkembang ke wilayah terdalam kehidupan manusia. Perkembangan ini di dasari oleh pergeseran epistemology yang juga di berangi dengan perubahan social yang terjadi di seluruh dunia.

Di dalam buku ini penulis mengajak pembaca untuk memahami apa itu perspektif dan teori – teori komunikasi, namun di dalam buku ini juga masih banyak terdapat berbagai macam kalimat yang susah di pahami oleh pembaca.

 

 

 

 

   PENUTUP

 

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa perspektif itu terdapat ontology, epistemology, aksiology. Perspektif interpretif selain menurunkan sejumlah teori komunikasi interaksionalisme, juga menurunkan teori khas interprektif. Teori ini menggambarkan proses munculnya pemahaman dari kehidupan social. Terakhir adalah teori kritis. Teori ini mencoba membongkar kepentingan atau ideology yang berdiri di balik fenomena social. Semua perspektif dan teori ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

 

 

 

 

       DAFTAR PUSTAKA

 

Ardianto Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong