ARSIP BULANAN : April 2014

MK ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI (RESENSI BUKU)

13 April 2014 08:14:50 Dibaca : 214

MK ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

 

RESENSI BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

 

NAMA : KAMSIA KABADERAN

NIM : 291413004

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

 

 

 

PENDAHULUAN

 

Pada komunikasi manusia merupakan masalah perspektif ;yang di pakai untuk memahaminya. Perspektif adalah sudut pandang dan cara pandang kita terhadap sesuatu. Selain itu APA ITU KOMUNIKASI ? Paradigma positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator, encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan / decoder) yang pasif.

Manusia bukanlah benda mati yang gampang di ukur. Kalau suatu benda di ukur, maka dengan mudah akan di temukan ukuran dari benda itu ; lalu ukuran itu akan terus berlaku bagi benda tersebut sampai kapanpun. Manusia juga dalam kehidupan sehari – hari tidak mungkin tidak berkomunikasi. Komunikasi di pahami dan di hidupkan oleh pernyataan – pernyataan yang bertujuan. Dan juga individu tidak di anggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pemikirannya, karena sangat berhubungan dan di pengaruhi oleh kekuatan social yang ada dalam masyarakat. Masyarakat aktif mengubah makna dan dampak informasi yang mereka terima lewat media.

 

 

  PEMBAHASAN

 

JUDUL               : Filsafat Ilmu Komunikasi

PENULIS           : Elvinaro Ardianto & Bambang Qanees

PENERBIT         : PT. Remaja Rosdakarya Offset

TAHUN TERBIT   : 2007

TEMPAT TERBIT : Bandung

 

Di dalam buku filsafat ilmu komunikasi terdapat berbagai perspektif komunikasi. Perspektif adalah cara memandang atau cara kita menentukan sudut pandang ketika mengamati sesuatu. Seluruh perspektif pada buku ini, memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi.

Pada perspektif – perspektif ilmu komunikasi terdapat Realisme, Nominalis, Konstruksionis. Realisme beranggapan bahwa benda – benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah berdiri di sana secara benar, tanpa campur tangan ide dari pengamat ( mengarahkan cara pandang yang menafikan peran subjek pengamat dalam penelitian ). Nominalis menganggap bahwa dunia social adalah eksternal pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas. Konstruktivisme mengatakan bahwa kita tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Yang kita mengerti adalah struktur konstruksi kita akan suatu objek.

Di dalam buku tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya yaitu :

Kelebihan dari buku ini menjelaskan secara rinci apa itu perspektif, jenis – jenis perspektif dan penggunaan perspektif untuk membantu pembuatan skripsi, sedangkan kekurangan buku ini penggunaan bahasanya terlalu tinggi intelktual, sehingga membuat pembaca agak tidak terlalu paham dengan apa yang coba di sampaikan oleh penulis.

Pada buku ini penulis juga menjelaskan apa itu teori. Teori ini merupakan turunan dari perspektif positivisme dan post – positivisme awal. Kedua aliran ini meyakini bahwa struktur social itu bersifat nyata dan berfungsi dengan cara – cara yang dapat diobservasi secara objektif. Selain itu juga penulis menjelaskan bahwa pada perspektif – perspektif ilmu komunikasi mempunyai beberapa bidang yaitu ontology, epistemology dan metodologis.

Penulis juga mengatakan bahwa perspektif positivisme yang mengamati efek saja, sembari memisahkan dari proses penghasilnya. Persis seperti tukang foto yang memotret penggalan suatu peristiwa, dan foto tersebut menghadirkan peristiwa yang beku, tidak bergerak, dan terlihat sempurna.

Pada buku ini juga terdapat perspektif post – positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu social termasuk ilmu komunikasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian, post – positivisme memberikan model penilitian khas yang ilmu social.

Seorang ilmuan Wilbur Schramm mengatakan bahwa manusia itu tidak mungkin tidak berkomunikasi. Pada perspektif interpretif telah membawa kita melangkah lebih jauh lagi ihwal ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi bukan lagi terbatas pada penelitian mengenai pengirim pesan, saluran, penerima pesan, dan efeknya: komunikasi telah melangkah jauh pada pencairan makna yang mendasari tindak komunikasi yang terdapat pada dunia social.

Penulis juga mengatakan perspektif konstruktivisme tidak hanya mulai mempertimbangkan konstruksi namun juga menyediakan cara – cara penelitian yang lebih khas. Teori kontruktivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoretis untuk komunikasi yang di kembangkan tahun 1970-an oleh jesse delia dan rekan – rekan sejawatnya (miller, 2002). Dan juga konstrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komunikasi antarpersona.

Di buku ini juga penulis menjelaskan bahwa perspektif teori kritis adalah upaya membongkar ideology dominan yang menindas. Ideology menjadi inti kritiknya. Ideology dalam hal ini dapat dipahami sebagai relasi kekuasaan yang ada di luar suatu kelas. Melalui perspektif kritis ini kita menemukan ilmu komunikasi yang lebih berwarna lagi.

Komunikasi telah mengalami perkembangan yang luar bisa pesat, dari sekedar studi retorika atau publisistik kini telah berkembang ke wilayah terdalam kehidupan manusia. Perkembangan ini di dasari oleh pergeseran epistemology yang juga di berangi dengan perubahan social yang terjadi di seluruh dunia.

Di dalam buku ini penulis mengajak pembaca untuk memahami apa itu perspektif dan teori – teori komunikasi, namun di dalam buku ini juga masih banyak terdapat berbagai macam kalimat yang susah di pahami oleh pembaca.

 

 

 

 

   PENUTUP

 

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa perspektif itu terdapat ontology, epistemology, aksiology. Perspektif interpretif selain menurunkan sejumlah teori komunikasi interaksionalisme, juga menurunkan teori khas interprektif. Teori ini menggambarkan proses munculnya pemahaman dari kehidupan social. Terakhir adalah teori kritis. Teori ini mencoba membongkar kepentingan atau ideology yang berdiri di balik fenomena social. Semua perspektif dan teori ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

 

 

 

 

       DAFTAR PUSTAKA

 

Ardianto Elvinaro. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIK PEMOTRETAN

06 April 2014 19:31:36 Dibaca : 7104

MAKALAH DASAR – DASAR FOTOGRAFI

JENIS – JENIS FOTO DAN TEKNIK PEMOTRETAN

NAMA : KAMSIA KABADERAN

NIM : 291413004

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDAHULUAN

Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikena lsebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagai masyarakat dunia. Seiring berjalannya waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah.Mata kuliah fotografi merupakan suatu bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan di jurusan Ilmu Komunikasi konsentrai Hubungan Masyarakat. Kajian fotografi ini sebagai bagian dari kegiatan humas untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaiman menggunakan seuatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan makna pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan oleh seorang Humas.Dalam kajian fotografi ini akan membahas tentang sejarah awal mulanya fotografi,pengertian fotografi, anatomi kamera, pencahayaan, serta proses dan teknik pengambilan gambar.

PEMBAHASAN

Pengertian Fotografi - Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu"Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).Contoh salah satu hasil karya fotografi : (Foto hitam putih hasil karya fotografer Indonesia, Hengky Koentjoro) Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat,seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antaraISO,

JENIS-JENIS FOTO

Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.

FOTO MANUSIA

Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :

a. Portrait

Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.

Ketika kita memilih mode Portrait, maka kamera kalian akan secara otomatis memilih menggunakan Aperture atau bukaan besar (bilangan kecil) yang nantinya akan menghasilkan foto dengan background tidak fokus atau blur (contoh: atur ke Depth of Field sempit, hal ini akan memastikan subyek satu-satunya yang terfokus dan merupakan pusat perhatian dari sebuah foto). Mode Portrait bekerja maksimal ketika kalian memotret satu subyek dengan jarak yang cukup dekat (baik itu dengan zoom atau mendekat), dan jika kita memotret di bawah matahari cerah, kalian bisa menggunakan flash untuk menambahkan cahaya pada bagian wajah subyek.

designtaxi.com

young martha stewart

b. Human Interest

Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.

c. Stage Photography

Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan.

Idealnya, untuk melakukan pemotretan seperti ini di gunakan : lensa dengan jarak focus cukup panjang (135mm atau lebih) dan aperture lebar (f/2.8,f/2 atau lebih besar lagi). Fitur image stabilizer dan sejenisnya akan sangat membantu.

d. Sport

Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

Memotret obyek yang bergerak adalah fungsi utama dari mode Sports (pada beberapa kamera disebut dengan 'mode action'). Mode Pemotretan ini ideal pada setiap obyek yang bergerak seperti orang yang berolahraga, binatang, mobil dan lain-lain. Mode Sports memungkinkan untuk 'membekukan' action dengan meningkatkan Shutter Speed. Ketika memotret subyek yang bergerak cepat, Sobat juga bisa meningkatkan peluang merekam gerakan dengan menggunakan teknik Panning untuk mendapatkan efek blur.

FOTO NATURE

Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.

a. Foto Flora

Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.

b. Foto Fauna

Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.

Mengenal Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

www.satwa.net590 × 688Telusuri pakai gambar

c. Foto Lanskap

Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.

Mode pemotretan ini bisa dikatakan adalah kebalikan dari mode Portrait, dimana pengaturan mode Landscape memberikan Aperture kecil (bilangan besar) untuk memastikan sebanyak mungkin bidang potret akan terfokus (Depth of Field lebar/besar). Ideal untuk memotret di ruang terbuka seperti alam bebas, terutama untuk Point of Interes t (PoI) yang memiliki jarak yang berbeda dari kamera. Pada mode pemotretan ini kemungkunan besar kamera juga akan memiliki Shutter Speed lebih lambat (untuk menyeimbangkan dampak dari aperture

FOTO ARSITEKTUR

Fotografi Arsitektur adalah sebuah karya fotografi yang mevisualisasikan keberadaan sebuah bangunan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bangunan disini bisa mewakili sebuah gedung, jembatan layang, jembatan penyebrangan ataupun monumen yang mempunyai nilai konstruksi menarik. Nilai kekuatan pada Fotografi Arsitektur tergantung dari bentuk fisik dari sebuah gedung yang dipotret serta sudut pandang yang digunakan atau lebih dikenal dengan nama angle. Karena yang menjadi obyek utama adalah bangunan, maka bangunan tersebut harus mempunyai keistimewaan bentuk fisiknya atau katakanlah tidak menyerupai banguan pada umumnya, sehingga hasil fotonya nanti bisa menarik perhatian orang yang melihatnya. Dalam proses pembuatannya itu, pemotretan bisa dilakukan di luar untuk menampilkan bentuk sisi luar dari sebuah bangunan atau bisa juga melakukan pemotretan di dalamnya untuk menampilkan sisi interiornya jika bentuka bangunan itu berupa gedung. Selain bentuk fisiknya, kekuatan pengambilan gambar dari berbagai macam angle tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan, karena hal ini sangat menentukan keberhasilan dalam menciptakan karya jenis ini sehingga masyarakat yang melihatnya bisa tertegun dibuatnya. Banyak karya fotografi pada kategori ini yang ada di tengah masyarakat baik melalui pameran-pameran foto di berbgai tempat maupun di majalah-majalah khusus serta di dalam situs internet. Contoh fotografi pada jenis ini dapat dilihat seperti berikut ini.

* Fotografi Arsitektur bagian dari Fotografi Desain merupakan sebuah karya fotografi yang mevisualisasikan keberadaan sebuah bangunan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Kekuatan dari fotografi kategori aresitektur tergantung dari bentuk fisik dari bangunan tersebut dengan didukung pengambilan gambar dari berbagai macam angle hingga dapat menarik perhatian masyarakat yang melihatnya*

FOTO STILL LIFE

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis.

Penelusuran terkait: foto still life product fotografi still life

FOTO JURNALISTIK

Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

TEKNIK FOTO JURNALISTIK

Membuat foto jurnalistik dituntut untuk tidak hanya sekedar memotret (taking picture) akan tetapi handaknya kita harus dapat membuat gambar (making picture ). Karya wartawan foto dinilai baik jika baik pula isi gambar dan isi beritanya.

1. Perencanaan

Perencanaan pada foto jurnalistik diperlukan untuk menghasilkan gambar dan berita yang menarik perhatian pembaca dan tentu mempunya nilai berita yang tinggi. Unsur utama foto jurnalistik harus mempunyai nilai beritanya yang tinggi disamping gambar yang berkualitas.

Tahap-tahap perencanaan :

Mengumpulkan informasi tentang suatu peristiwa atau acara yang mengandung nilai berita. Pada tahap perencanaan, informasi mengenai suatu peristiwa/acara yang harus diketahui oleh wartawan foto adalah kapan waktu, lokasi acara siapa saja orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut, dalam rangka atau membahas apa persitiwa itu. Hal-hal tersebut hendaknya diperhatikan oleh wartawan foto sebelum melaksanakan peliputan, agar nantinya tidak menemui hambatan selama berada di lapangan.

Merencanakan gambar seperti apa yang akan dihasilkan. Hal–hal yang dapat diperhatikan disini oleh wartawan foto di antaranya yaitu perencanaan mengenai komposisi foto yang hendak dihasilkan, perencanaan mengenai angle yang akan diambil atau juga mengenai perencanaan pembubuhan unsur-unsur seni yang hendak dimasukkan gambar yang akan dibuat.

Mempersiapkan peralatan sesuai dengan kebutuhan. Peralatan yang harus dipersiapkan harus sesuai dengan peristiwa apa yang hendak diliput.

Informasi untuk membuat foto jurnalistik didapatkan melalui radio, televisi, press release, informan, rekan seprofesi dan hubungan baik dengan semua orang.

2. Menguasai Kamera dan Cahaya

Penulis risalah fotografi terkenal John Hedgecoe, menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil pemotretan yang sempurna pewarta foto harus mampu menguasai kamera dan cahaya dengan tagnkas dan terampil. Menentukan kecapatan, diafragma, penggunaan blitz dan lensa disesuaikan dengan keadaan cahaya dan objek, hal ini perlu diperhatikan.

Pembuatan foto jurnalistik umumya harus menghasilkan gambar yang jelas sehingga apa yang disampaikan mudah diterima dan dimengerti oleh orang yang melihat foto yang kita hasilkan tersebut.

3. Detil Gambar

Membuat foto jurnalistik memerlukan ketelitian agar mendapat hasil yang maksimal. Keterampilan membuat gambar yang bermutu harus memenuhi persyaratan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Metode yang diperkenalkan Walter Croncide School of Jurnalist and Telecommunication Arizona State University sebagai metode EDFAT dapat digunakan sebagai pembimbing dalam setiap peliputan pewarta foto.

EDFAT adalah suatu metode pemotretan untuk melatih suatu detil yang tajam. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur.

Entire adalah suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa.

Detil adalah suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pemandangan terdahulu (entire). Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat.

Frame adalah suatu tahap dimana pewarta foto membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar pewarta foto ke komposisi, pola tekstur dan bentuk subjek pemotretan dengan akurat.

Angle adalah tahap di mana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian, kerendahan, level mata kiri, mata kanan dan cara melihat. Fase ini penting untuk mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan.

Time adalah penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara diafragma dan kecepatan atas keempat tingkat yang telah disebutkan sebelumnya. Pemotretan teknis atas keinginan membekukan gerakan atau memilih ketajaman ruangan suatu event atau kondisi visual bernilai berita dengan cepat dan lugas.

4. Melakukan Pemotretan

Tugas utama seorang pewarta foto adalah memotret peristiwa yang terjadi dengan sebuah kamera. Melakukan pemotretan harus tepat waktu, karena peristiwa yangn sudah lewat tidak bisa diulang lagi. Pemotretan foto jurnalistik dilakukan beberapa kali sampai mendapat action (gerakan) yang baik dari sebuah objek.

KUALITAS FOTO

Secara sederhana dapat dikatakan foto tersebut berkualitas dilihat dari dua aspek yaitu:

Aspek teknis dan aspek visual

Aspek teknis berkaitan dengan kualitas reproduksi gambar, garis gambar yang tegas (tajam) dan warna-warna cemerlang. Dengan garis-garis gambar yang jelas (tajam), maka ekspresi foto atau detil-detil subjek yang direkam bisa tampil dengan sempurna, sedangkan warna-warna yang cemerlang akan memperindah subjek tersebut.

Aspek visual, berkaitan dengan subjek yang ditampilkan dalam foto tersebtu.

Unsur-unsur foto yang baik diantaranya adalah : jelas dan berkualitas baik, mempunyai daya kejut/eye catching yang kuat. Menggugah emosi, suasana/mood .

Membuat caption.

Caption adalah keterangan gambar. Caption diperlukan untuk menambah keterangan tentang tempat, waktu dan dalam peristiwa apa foto itu diambil, dengan caption akan dapat menguatkan cerita dalam sebuah gambar yang liputan.

Syarat caption harus singkat dan padat serta jelas apa yang dimaksud sehingga tidak diperlukan waktu danyak membacanya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat caption adalah :

Date line Judul kecilBadan beritaKode

Editing foto

Editing foto berfungsi untuk membuat foto menjadi berkualitas baik sebelum dijual ke pelanggan maupun di kantor. Editing dilakukan di lapangan maupun di kantor. Editing di lapangan dilakukan saat pemotreran oleh fotografer sesuai dengan metode EDFT.Editing di kantor dilakukan oleh redaktur foto. Pertimbangan redaktur foto untuk mengedit foto yang layak disiarkan :

Mempunyai nilai berita yang tinggiTidak mengandung SARA Bermanfaat bagi masyarakat Tidak mengandung kesadisan Gambarnya etis/elegan Tidak bersifat mengiklan/mempromosikan lembaga-lembaga swasta atau suatu produk.

TEKNIK DASAR PEMOTRETAN

Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.

Focusing

Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.

Pengaturan Speed

Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) danpencahayaantinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.

Pengaturan Diafragma

Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa menjadi seorang fotografi tidaklah mudah, karena menjadi seorang fotografi harus mempunyai keahlian dalam bidang fotografi, dan kita dituntut untuk tidak hanya sekedar memotret (taking picture) akan tetapi handaknya kita harus dapat membuat gambar (making picture ).

KESIMPULAN

Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film.Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=jenis-jenis-fotografi-berdasarkan-teknik-pemotretan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:oficial&client=firefox-a&channel=fflb

fotogsafiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan

teknikcupsport.blogspot.com

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong