Resume Komunikasi verbal dan Nonverbal

30 January 2014 14:47:38 Dibaca : 990

Nama : Sri Delawaty Abjul

NIM : 291413009

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Tugas : Resume materi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi

BAB 6

KOMUNIKASI VERBAL

Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis imbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara sadar.Suatu sistem kode disebut bahasa. Bahasa adalah seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Sedangkan Bahasa Verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individu kita. Konseksuensinya, kata-kata abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang di wakili kata-kata itu. Misalnya, rumah begitu banyak ragam rumah. Ada rumah bertingkat, rumah mewah, rumah sederhana (RS), dan rumah sangat sederhana (RSS).

ASAL-USUL BAHASA

Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa verbal. Lebih dari itu, bahasa ucap tergantung pada perkembangan kemampuan utnuk menempatkan lidah secara tepat di berbagai lokasi dalam sistem milik manusia yang memungkinkannya membuat berbagai suara kontras yang diperlukan untuk menghasilkan ucapan. Bahasa awalnya muncul dari komunikasi makhluk yang mirip dengan manusia yang menggunakan isyarat-isyarat dari jemari dan tangan. Nenek moyang kita yang juga disebut Cro Magnom dulu juga dalam berkomunikasi lewat gambar-gambar yang mereka buat pada tulang,tanduk,cadas dan dinding-dinding gua. Setelah perkembangan berikutnya antara 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnom mulai menggunakan bahasa lisan. Ini mungkim karena mereka memiliki srtuktur tengkorak,lidah,dan kotak suara yang mirip dengan yang kita miliki sekarang. Sekitar 5000 tahun lalu manusia melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Penyebaran sistem tulisan itu akhirnya sampai juga ke Yunani. Menjelang kira-kira 500 tahun S.M mereka telah menggunakan alphabet ini secara luas. Sistem tulisan dan bahasa lisan it uterus berkembang hingga kini. Kita pun masuk era cetak pada adab ke 15, yang di susul dengan era radio , era televisi dan era computer.

FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Kemampuan berbahasa manusia yang membedakannya dari hewan lain yang lebih rendah, merupakan pembesaran dan perkembangan otak manusia. Bahasa digunakan oleh orang-orang merancang solusi untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang,objek dan peristiwa. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa. Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi; penamaan,interaksi dan transmisi informasi. Penamaan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek,tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat di rujuk dalam komunikasi. Sedangkan interaksi, menekankan berbagai gagasan atau emosi yang dapat mengundang simpati dan pengertian, kemarahan atau kebingungan. Dan fungsi transmisi yaitu bahasa dapat bahasa dapat disampaikan kepada orang lain. Selain itu, agar komunikasi kita berjalan dengan berhasil setidaknya bahasa harus memenuhi tiga unsur, yaitu; unsure mengenal dunia disekitar kita, berhubungan dengan orang lain dan untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.

KETERBATASAN BAHASAKeterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek

Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata pada dasarnya bersifar parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh karena itu, kita sulit menamai suatu objek.

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Sedangkan prinsip kata-kata bersifat kontekstual sebenarnya mengisyaratkan bahwa aturan-aturan baku dalam berbahasa tidaklah mutlak.

Kata-kata mengandung bias budaya

Bahasa yang berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainnya untuk berpikir, melihat lingkungan dan alam semesta di sekitanya dengan cara yang berbeda, dank arena perilakunya secara berbeda pula.

Pencampuradukan fakta, penafsiran dan penelitian

Dalam berbahasa kita sering mencamuradukan fakta, penafsiran dan penelitian. Kita tidak dapat membedakan mana yang benar-benar realitas yang mana hanya sebagai perkiraan orang dan yang sudah melewati suatu penelitian.

KERUMITAN KATA

Makna muncul dari hubungan khusus antara kata dan manusia. Makna tidak melekat pada kata-kata, namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang. Jadi bisa saja orang ingin memiliki makna dari sebuah kalimat tetapi memiliki kerumitan kata. Masalah ini banyak terdapat pada berbagai bahasa, seperti:

- Bahasa daerah vs Bahasa daerah

- Bahasa daerah vs Bahasa Indonesia

- Bahasa Indonesia vs Bahasa Malaysia

- Bahasa daerah/Bahasa Indonesia vs Bahasa asing lainnya

NAMA SEBAGAI SIMBOL

Nama diri sendiri adalah simbol pertama dan utama bagi seseorang. Nama dapat melambangkan status,cita-rasa budaya, untuk memperoleh cita rasa tertentu atau sebagai nama hoki. Nama yang kita terima sejak lahir tidak hanya mempengaruhi kehidupan kita, tetapi juga mempengaruhi orang lain untuk memperlakukan kita, dan terpenting, mempengaruhi kita dalam persepsi diri sendiri.

BAHASA GAUL

Bahasa khusus, atau bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang punya arti khusus,unik,menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Bahasa gaul ini seperti:

Bahasa kaum selebritis, contohnya

- Baronang = baru

- Cinewinek = cewek

Bahasa gay dan bahasa waria, contohnya

- Binaginus = bagus

- Cinakinep = cakep

Bahasa kaum waria,contohnya

- Akika/Ike = aku

- Cakra = ganteng

BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA

Wanita menggunakan lebih banyak pertanyaan dari pada pria dan mereka menggunakannya sebagai strategi pemeliharaan percakapan. Wanita lebih cenderung memulai giliran berbicaradengan secara langsung mengakui andil pembicaraan sebelumnya, sedangkan pria cenderung tidak mengakui apa yang dikatakan sebelumnya, melainkan menyatakan pendapat. Pria juga cenderung mengubah topik secara tiba-tiba,sementara wanita mengubah topik secara bertahap.

RAGAM BAHASA INGGRIS

Bahasa Inggris yang lebih universal pun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapannya, pilihan kata dan juga maknanya. Bahasa Inggris sering dibanding-bandingkan dengan bahasa lain seperti, bahasa amerika. Orang inggris biasanya berbicara berbunga-bunga sedangkan orang amerika berbicara langsung dan lugas. Selain amerika, Filiphina juga sering di bandingkan dengan bahasa Inggris.

PENGALIHAN BAHASA

Komunikasi dalam bahasa yang sama akan menimbulkan salah pengertian. Apalagi jika kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita. Dan kita tidak memiliki pengetahuan yang minim tentang bahasa asing dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan yang segera. Kelemahan dalam penguasaan tata bahasa, struktur dan kosa kata sering menghasilkan terjemahan yang membingungkan, menggelikan dan terkadang bertentangan dengan apa yang di maksudkan tulisan aslinya.

KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH

Budaya konteks-rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung,lugas dan terus terang. Contohnya, komunikasi (program) komputer. Sebaliknya, budaya konteks-tinggi ditandai dengan komunikasi konteks-tinggi: kebanyakan pesan bersifat implicit, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya terdapat dalam perilaku nonverbal.

BAB 7

KOMUNIKASI NONVERBAL

Secara sederhana, pesan nonverbal semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja maupun tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Sebagai mana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jai dipelajari bukan bawaan. Ada dugaan bahwa bahasa nonverbal sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang punya bahasa verbal khas juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal khas yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut.

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Istilah nonverbal biasanya diguanakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Menurut Paul Ekman ada terdapat lima fungsi pesan nonverbal, yaitu:

- Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,”saya tidak sungguh-sungguh”

- Ilustrator. Pandangan kebawah dapat menunujukan depresi atau kesedihan.

- Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidak sediaan berkomunikasi.

- Penyesuaian. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respon tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.

- Affect Display. Pembesan manik-mata menunjukan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukan perasaan takut,terkejut atau senang.

Selain itu, dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sbb:

- Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal

- Memperteguh,menekankan atau melengkapi perilaku verbal

- Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendiri

- Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal

- Perilaku verbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal

KLASIFIKASI PESAN NON VERBAL

Dalam pandangan Birdwhistell, kita sebenarnya mampu mengucapkan ribuan suara voka, dan wajah kita dapat menciptakan 250.000 ekspresi yang berbeda. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian. Pertama, bahasa tanda, acungan jempol untuk numpang mobil secara gratis; bahasa isyarat tuna rungu; kedua, bahasa tindakan, semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, dan ketiga bahasa objek, pertunjukan benda, pakaian, dan lambang nonverbal bersifat publik lainnya seperti ukuran ruangan, bendera, gambar music, dan sebagainnya baik secara sebgaja atau tidak.

BAHASA TUBUH

Setiap anggota tubuh seperti wajah, tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secra keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.

- Isyarat Tangan

Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang disebut emblem, yang di pelajari, yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Penggunaan isyarat tangan dan maknanya jelas berlainan dari budaya ke budaya. Meskipun di beberapa Negara, telunjuk di gunakan untuk menunjukan sesuatu, hal itu tidak sopan di Indonesia, seperti juga di banyak Negeri Timur Tengah dan Timur Jauh.

- Gerakan Kepala

Adanya penafsiran yang berbeda-beda dengan adanya gerakan kepala di berbagai Negara, itu terjadi karena adanya kebiasaan yang sering dilakukan. Seperti, di Bulgaria menganggukan kepala berarti “tidak” sementara isyarat “ya” di Negara itu adalah menggelengkan kepala.

- Postur tubuh dan posisi kaki

Postur tubuh sering bersifat simbolik. Beberapa postur tubuh tertentu diasosiasikan dengan status sosial dan agama tertentu. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri. Cara berdiri atau duduk juga sering di maknai secara berbeda di tiap Negara. Dalam banyak budaya, orang yang berdiri dipandang berwibawa dari pada orang yang duduk, sebagaimana orang yang tinggi dipersepsi lebih dominan dari pada orang yang pendek. Cara orang berjalan pun dapat memberi pesan pasa orang lain apakah orang itu merasa lelah, sehat, bahagia, riang, sedih atau angkuh. Status seseorang tampaknya mempengaruhi postur tubuhnya ketika ia berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang berstatus tinggi umunya mengatur postur tubuhnya secara lebih leluasa dari pada orang yang berstatus rendah.

- Ekspesi wajah dan Tatapan mata

Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, fungsi pengatur, untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarinya. Kedua, fungsi ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda terhadapnya. Sedangkan ekspresi wajah merupaka perilaku nonverbal utama yang mengekspresikan keadaan emosi seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa makna ekspresi wajah dan pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya.

SENTUHAN

Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika. Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yang multi makna, dapat menggantikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, pegangan, rabaan, hingga sentuhan lembut sekilas. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, diantaranya:

- Fungsional-profesional, disini sentuhan bersifat dingin dan berorientasi-bisnis.

- Sosial-sopan, perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, atauran dan praktik sosial yang berlaku.

- Persahabatan-kehangatan, kategori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksiatau hubungan yang akrab.

- Cinta-keintiman, kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan.

- Rangsangan seksual, kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual.

PARABAHASA

Parabahasa, atau vokalika merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya, kecepatan berbicara,nada,intensitas suara, intonasi, kualitas vocal, warna suara, dialek, suara serak, suara sengau, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siualan, tawa, erangan, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dsb. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita.

PENAMPILAN FISIK

- Busana

Banyak subkultur atau komunitas mengenakan busana yang khas sebagai symbol keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Sebagian orang berpendapat bahwa pilihan orang atas pakaian mencerminkan kepribadiannya, apakah ia orang yang konservatif, religious, modern atau berjiwa muda. Kita cenderung mempersepsi atau memperlakukan orang yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda. Pakaian, khusunya modelnya, jelas mengkomunikasikan sesuatu.

- Karakteristik Fisik

Orang yang menarik secara fisik secara ajeng dinilai lebih pandai bergaul, luwes, tenang, menarik, hangat secara seksual, responsif, persuasive, dan berhasil dalam karir dari pada orang yang tidak menarik.

BAU-BAUAN

Bau-bauan terutama yang menyenangkan telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara juga yang dilakukan hewan. Konon menurut para ahli, setiap orang memiliki bau tubuh yang khas, berkat zat khas yang keluar dari tubuhnya, meskupun ia tidak memakai minyak wangi apapun. Hanya saja diperlukan kepekaan untuk mengetahui bau khas seseorang. Kita dapat menduga bagaiman sifat seseorang dan selera makannya atau kepercayaannya berdasarkan bau yang berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya.

ORIENTASI RUANG DAN JARAK PRIBADI

- Ruang pribadi vs Ruang publik

Ruang pribadi kita identik dengan “wilayah tubuh”, satu dari empat ketegori wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektiLyman dan Scott. Sedangkan wilayah publik, yakni tempat yang secara bebas di masuki dan di tinggalkan orang.

- Posisi duduk dan pengaturan ruangan

Posisi duduk yang anda putuskan, bila anda berpeluang untuk itu, boleh jadi akan ditafsirkan orang, termasuk dosen anda. Sedangkan secara umum, dapat dikatakan semakin formal penataan ruangan, semakin formal pulalah komunikasi yang di kehendaki. Penataan ruangan ini, baik ruang tertutup atau ruang terbuka, boleh jadi berkaitan dengan kepribadian, kebiasaan atau dilandasi oleh kepercayaan atau ideologi tertentu.

KONSEP WAKTU

Waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia. Edward T. Hall membedakan konsep waktu menjadi dua : waktu monokronik dan waktu polikronik. Penganut waktu polikronik memandang waktu sebagai suatu putaran yang kembali dan kembali lagi. Sebaliknya penganut waktu monokronik cenderung mempersepsi waktu sebagai berjalan lurus dari masa silam kemasa depan dan memperlakukannya sebagai entitas yang nyata dan bisa di pila-pila.

DIAM

Ruang dan waktu adalah bagian dari lingkungan kita yang juga dapat di beri makna. faktor-faktor yang mempengaruhi diam antara lain adalah durasi diam, hubungan antara orang-orang yang bersangkutan,dan situasi atau kelayakan waktu. Banyak perbedaan pandangan terhadap diam diberbagai budaya contohnya, pandanag timur tentang diam berbeda dengan pandangan barat. Pada umumnya orang timur tidak merasa tidak enak dengan tiadanya suara atau pembicaraan, dan tidak merasa terpaksa untuk mengisi setiap jeda ketika meraka bersama orang lain.

WARNA

Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosional,cita rasa,afiliasi politik dan bahkan mungkin keyakinan agama kita. Oleh karnabersifat simbolik, warna bia menimbulkan pertikaian. Contohnya perang warna anrtara GOLKAR dan PPP. Seperti juga model pakaian, warna yang disukai juga berubah-ubah, bergantung pada fasion. Hingga drajat tertentu, tampaknya ada hubungan antara warna yang digunakan dengan kondisi fisiologis dan psikologis manusia, meskipun kita memerlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan dugaan ini.

ARTEFAK

Artefak adalah benda apa saja yang di hasilkan kecerdasan manusia. Aspek ini meruapakan perluasan lebih jauh dari pakaian dan penampilan yang telah kita bahas sebelumnya. Benda-benda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan dalam interaksi manusia, sering mengandung makna-makna tertentu. Salah satu benda yang simbolik di kalangan anak muda adalah sapu tangan.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong