ARSIP BULANAN : April 2014

TUGAS ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

RESENSI BUKU “FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI”

 

Nama :Sri Delawaty Abjul

Nim : 291413009

Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Negeri Gorotalo

Fakultas Ilmu sosial

 

“FILSAFAT ILMU KONUMIKASI”

Penulis : Elvinano Aldianto & Bambang Q. Anees

Desainer Sampul : Djoko Kartiko

Layout : Pratama Surya Ilham

 

 

Diterbitkan Oleh

Simbiosa Rakatama Media

J.l Srikandi Raya No.13 Bandung 40254

Telp.(022) 5204120-(022)70142959

Faks. (022) 5204120

J.l Ibu Inggit Garnasin No. 31 Bandung 40252

Telp. (022) 5208370-(022) 70142959

Faks. (022) 5208370

E-mail : sinarmedia@yahoo.com

Website : www.simbiosa-online.com

Cetakan pertama : Januari 2007

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu komunikasi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam setiap harinya. Komunikasi tidak terlepas dari kehidupan manusia di dunia ini, setiap orang sangat membutuhkan komunikasi untuk dapat mempertahankan kehidupannya. Tetapi kita dapat membedakan yang namanya komunikasi dengan skill. Komunikasi diartikan sebagai suatu kemampuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain, sedangkan skill dapat dipelajari melalui pelatihan dan pengalaman yang praktis. Di dalam ilmu komunikasi ada berbagai teori atau model komunikasi yang dipelajari dan saling berhubungan satu sama lain. Di dalam buku yang di resensi ini membahas tentang perspektif-perspektif teori-teori komunikasi, yakni terdiri dari Positivisme, post-positivisme, interpretif, konstruktifisme dan tori kritis. Dalam berbagai perspektif tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan lebih lanjut yang akan dibahas selanjutnya. Dan di dalam setiap perspektif memilki suatu catatan akhir yang berisi tentang kesimpulan dari setiap perspektif yang di bahas.

 

A. PERSPEKTIF TEORI-TEORI KOMUNIKASI

APA ITU PERSPEKTIF, PERSPEKTIF-PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI DAN CATATAN AKHIR

Dalam buku ini akan menjelaskan terlebih dahulu tentanf definisi dari perspektif. Perspektif adalah suatu pandangan seseorang terhadap sesuatu yang diamati. Pengetahuan yang akan kita peroleh tergantung pada cara kita memandang sesuatu tersebut. Perspektif yang berbeda akan mendapatkan jawaban yang bebeda pula pada setiap perspektif tersebut. Pemilihan akan adanya perspektif dan bukan merupakan suatu teori merupakan sebuah keistimewaan dari ilmu sosial. Untuk tidak lagi berlagak mengukur atau bebas nilai terhadap suatu gejala-gejala sosial yang terjadi.

Dalam Perspektif-perspektif ilmu komunikasi ini terdapat beberapa metateori tentang realitas (ontologi), tentang bagaimana pencapaiannya (epistimologi) dan tentang apa nilai dari komunikasi (aksiologi). Yang pertama yaitu realisme, dalam hal ini beranggapan bahwa sesuatu yang diteliti merupakan apa adanya tanpa ada campur tangan ide dari seorang pengamat. Sedangkan Nominalis, yaitu beranggapan bahwa dunia sosial yakni eksternal pada persepsi setiap manusia, tidak hanya tersusun hanya sekedar nama, konsep dan label yang digunakan. Dan Konstruksionis yakni menyatakan kita tidak pernah mengerti akan realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Perspektif yang berkembang dalam ilmu komunikasi meliputi Positivisme, post-positivisme, interpretif, konstruktivisme dan teori kritis.

Catatan akhir dalam materi ini, lebih memperjelas bahwab perspektif-perspektif menurunkan sejumlah teori komunikasi. Dalam perspektif-perspektif tersebut memiliki suatu kelebihan dan kelemahannya masing yang saling dipertahankan. Tetapi semua perspektif itu dapat melakukan suatu perubahan untuk ilmu komunikasi itu sendiri.

 

B. PERSPEKTIF POSITIVISME

SEJARAH POSITIVISME, GAGASAN POSITIVISME, POSITIVISME LOGIS DAN CATATAN AKHIR

Dalam buku ini Perspektif Positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai proses interaksi secara linier. Artinya, penyampaian pesan yang dilakukan berlangsung satu arah dari seseorang kepada orang lain. Dan komunikasi ini dapat dipastikan terjadi secara sengaja untuk merangsang suatu perubahan didalam diri seseorang. Karena metode ini mudah di pahami, sering digunakan ilmu alam dalam merumuskan data, meneliti dan menyimpulkan kebenaran data komunikasi. Sedangkan, metode ilmu alam itu sendiri adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti benda-benda maupun makhluk hidup yang ada di ala mini bahkan dapat memanipulasi objeknya dalam eksperimen untuk menemukan pengetahuan menurut model “sebab-akibat”. Selanjutnya, pada abad ke 19 metode ilmu alam inikemudian digunakan untuk metode ilmu sosial. Pemikiran yang menarik ilmu alam ke ilmu sosial adalah Positivisme.

Pada sejarah positivisme buku ini memperkenalkan dua pelopor Positivisme dari Prancis. Dia adalah Henry Sain Simon (1760-1825) dan muridnya Auguste Comte (1798-1857). Mereka memiliki gagasannya masing-masing. Comte dim kenal dengan gagasan dasar dari pemikirannya mengenai tahap perkembangan sejarah manusia, yaitu teologis, metafisis dan positivis. Positivisme yang dikembangkan Auguste Comte disebut juga positivisme sosial. Paham ini menyatakan, untuk satu kehidupan sosial hanya dapat dicapai dengan penerapan ilmu-ilmu positif. Setelah adanya positivisme sosial muncul lagi positivisme evolusioner dan positivisme logis. Pada dasarnya ketika positivisme ini sama-sama percaya akan adanya kemajuan, perbedaanya hanya pada pendasaran kemajuan itu.

Gagasan Positivisme adalah suatu gagasan yang menjelaskan tentang apa itu positif yang pada dasarnya adalah sesuatu yang nyata, yang sudah pasti, tepat dan berguna. Sedangkan kebalikan dari positif adalah sesuatu yang khayal, diragukan,tidak dapat dipercaya,kabur. Atau pula dapat dikatakan positivisme adalah suatu pengetahuan untuk meramalkan peristiwa benda itu dimasa depan. Dalam positivisme di dasarkan pada asumsi dan keyakinan dasar Ontologi dan Epistimologi. Ontologi adalah sebuah realism yang membahas tentang hukum-hukum alam. Sedangkan Epistimologi adalah dualisme yang menggambarkan alam semesta yang apa adanya. Selain itu juga ada beberapa prinsip positivisme yaitu, bebas nilai, fenomenalisme,nominalisme, reduksionisme, naturalisme dan mekanisme.

Selanjutnya dalam pembahasan Positivisme Logis seperti yang telah dibahas sebelumnya. Banyak perbedaan pendapat oleh para pemikir-pemikir. Positivisme logis sangat berperan dalam perkembangan ilmu komunikasi. Menurut Moore, tujuan filsafat adalah memberikan penjelasan terhadap bahasa dan pikiran bukan menemukan pandanga baru. Dan suatu analisis tidak dapat dilakukan melainkan menggunakan bahasa sehari-hari. Tetapi Russel menolak gagasan Moore. Baginya, bahasa sehari-hari tidak dapat menjamin kebenaran, untuk itu diperlukan bahasa logis. Semua yang mereka jelaskan adalah yang berhubungan dengan realitas yang ada di alam.

Dalam catatan akhir ini lebih di tekankan lagi tentang prinsip-prinsip sosiologi yang positivisme menjadi dasar bagi ilmu-ilmu sosial lain seperti dalam ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi berada dibawah pengaruh positivisme. Seperti suatu pebgalaman yang dimiliki seseorang dapat secara langsung diekspresikan melalui penggunaan komunikasi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya dalam buku ini Perspektif positivisme menggunakan teori linier komunikasi. Artinya, positivisme meyakini bahwa realitas ilmiah terbatas pada yang dapat diukur, maka proses pemahaman atas peristiwa komunikasi di jalankan dengan memasukkan fenomena-fenomena sejauh ia bias diukur. Dan efek merupakan focus utama perspektif positivisme.

 

C. PERSPEKTIF POST POSITIVISME: KRITIK TERHADAP POSITIVISME

POST-POSITIVISME, POST-POSITIVISME DALAM PENELITIAN SOSIAL DAN KOMUNIKASI, STRUKTUR DAN FUNGSI TEORI DALAM PERSPEKTIF POST-POSITIVISME DAN CATATAN AKHIR

Dalam bab ini menantang pendapat yang mengatakan bahawa manusia dapat diukur. Manusia bukanlah suatu benda mati yang dapat diukur. Jika suatu benda diukur, maka kita akan cepat menemukan ukuran dari benda itu, dan ukuran tersebut akan berlaku terus untuk benda tersebut. Tetapi manusia bukanlah demikian. Ilmu sosial akan merasa sulit dalam menentukan pengukuran manusia. Manusia itu adalah makhluk yang dinamis atau selalu berubah-ubah. Tindakannya tidak dapat di prediksi denga pasti.

Post-Positivisme merupakan suatu gugatan tentang kebenaran dari perspektif positivisme. Gugatan-gutan ini muncul dari para tokoh dan pemikir. Asumsi-asumsi mereka seperti faktanya tidak bebas dan hanya bermuatan teori, selain itu tidak satupun teori yang dapat dijelasan denga bukti-bukti empiris, faktanya tidak bebas melainkan penuh dengan nilai dan hasil penelitian bukanlah reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dan semesta yang penuh denga persoalan dan senantiasa berubah.

Post-Positivisme dalam Penelitian Sosial dan Komunikasi ini yang pertama membahas tentang Ontologi Post-Positivisme. Disini, yang ingin diperbaiki adalah kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pandangan Post-Positivisme mirip dengan pandangan konstruksionisme sosial, terutama dalam dua cara, yaitu kaum post-positivisme meyajini bahwa proses kontruksi sosial terjadi dalam berbagai cara dan terpola secara relatif pada kerja penelitian. Dan banyak kalangan postpositivisme meyakini bahwa konstruksi sosial dapat ditemukan secara objektif pada para pelaku dunia sosial.

Sedangkan dalam Epistimologi dan Aksiologi, post-positivisme terlihat sama dengan positivisme walaupun memiliki perbedaan yang khas. Positivisme memiliki perbedaan yang khas. Positivisme menekankan realism mutlak, sedangkan positivisme memiliki realisme kritis. Dalam kalangan sarjana Ilmu Komunikasi positivisme mengacu pada prinsip epistimologis dan aksiologis yang diistilahkan oleh objektivisme yang di modifikasi.

Selanjutnya, buku ini menjelaskan tentang Struktur dan Fungsi Teori dalam Perspektif Post-Positivisme, yang pertama yaitu, Struktur Teori Perspektif Post-Positivisme dalam buku ini membahas tentang kualitas abstrak yang merupakan suatu teori particular yang berhubungan erat dengan post-positivisme, Karena menyediakan penjelasan umum yang dilandasi penyelidikan peristiwa-peristiwa individual. Dan tertata secara logis dan tak dapat dipungkiri dengan realitas yang akan di teliti.

Di dalam fungsi teori perspektif post-positivisme, fungsi teori dalam kebanyakan pemikiran kalangan post-positivisme adalah untuk menentukan beberapa keteraturan atas pengalaman yang tak teratur. 3 fungsi teori yang sering diyakini kaum positivis yaitu fungsi pengjelasan. Selain itu fungsi prediksi, dan control

Adapun kriteria evaluasi dan perbandingan teori, yakni untuk mengevaluasi kualitas sebuah teori terdapat tingkat kesuksesan dalam memecahkan sebuah persoalan empiris, konseptual dan praktis agar dapat menentukan sejauh mana solusi sebuah teori dalam memecahkan masalah baru terdapat 5 kriteria, teori harus akurat, konsisten, ruang lingkup yang luas, sederhana, be frutifull.

Selanjutnya dalam proses perkembangan teori dalam tradisi post-positivisme adalah keterus terangan dan bagaimana mengakumulasi pengetahuan tentang dunia lewat proses pengujian secara empiris. Pengembangan teori ini juga mesti diuji lewat obsevasi dengan metode ilmiah tertentu.

Catatan akhir dalam bab ini membahas tentang post-positivisme memberikan model penelitian khas yang ilmu sosial, dengan halnya manusia bukanlah benda yang ketika di teliti hanya menyajikan efek yang sama. Karena manusia itu hidup dan dapat mengonstruksi tanggapan tertentu ketika diteliti.

 

D. PERSPEKTIF INTERPRETIF

SEJARAH PERSPEKTIF INTERPRETIF, PANDANGAN DASAR PERSPEKTIF INTERPRETIF, TEORI INTERPRETIF DALAM KOMUNIKASI, STRUKTUR DAN FUNGSI TEORI INTERPRETIF, KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF INTERPRETIF DAN CATATAN AKHIR

Dalam bab ini membahas tentang pentingnya berkomunikasi. Tidak ada seorangpun yang mampu tidak berkomunikasi dalam sehari saja. Pasti komunikasi itu dapat terjadi secara terencana atau tidak terencana. Setiap orang walaupun berada di tempat yang seramai bagaimanapun namun tidak melakukan komunikasi ia akan merasa sangat kesepian. Perspektif interpretif tumbuh berdasarkan ketidak puasan akan teori post-positivis. Perspektif positivis dipandang terlalu umum dan tidak mampu menangkap kompleksitas dari interaksi manusia. Perspektif interpretif mencari sebuah pemahaman bagaimana kita membentuk dunia pemaknaan melalui interaksi dan bagaimna kita berperilaku terhadap dunia yang kita bentuk itu.

Dalam sejarah Perspektif interpretif terdapat para penggagas pada abad pencerahan. Perspektif interpretif timbul karena banyak pemikir yang tidak puas terhadap pemikiran dasar yang dimulai oleh Descartes pada abad pencerahan dan yang berlanjut pada pembangunan positivisme klasik dan logika positivisme. Para sarjana-sarjana lebih mempercayai, bahwa sebuah pemahaman dari kehidupam sosial harus memperhitungkan subjektivitas dan makna pribadi dari individu.

Selanjutnya, Pandangan Dasar Prespektif Interpretif pada bagian ini telah dikemukakan pandangan dasar pembentuk perspektif interpretif, yaitu hermeneutika, fenomenologi dan interaksionalisme simbolik. Tiga pandanga ini mendasari metode ilmu sosial yang khas.

Selain itu juga pada bab ini membahas tentang Teori Interpretif Dalam Komunikasi. Dalam teori ini terdapat perbandingan antara Ontologi Teori Interpretif, Epistemologi Teori Interpretif dan Aksiologi Teori Interpretif. Pandangan ontologis dari kebanyakan teoretisi interpretif dalam ilmu komunikasi menganggap realitas sosial hadir dalam beragam bentuk konstruksi mental, berdasar pada situasi sosial dan pengalamannya. Sedangkan Epistemologi Teori Interpretif berdasarkan pada keyakinan tentang realitas.

Adapun Struktur Dan Fungsi Teori Interpretif terdapat Teori Interpretif Umum (General Interpretive Theories) ini membahas tentang inti dari dari ontology interpretif yaitu kepercayaan bahwa kita mengontruksi dunia kita secara sosial lewat interaksi komunikatif atau tindakan untuk mencapai pemahaman timbale balik, selain itu juga terdapat Grounded Theory, focus penelitian dalam Grounded Theory bersifat tentatif, artinya penetapan focus yang sudah disusun dalam proposal penelitian melalui telaah pustaka dan penelususran hasil-hasil penelitian peneliti terlebih dahulu bias mengalami perubahan ketika peneliti masuk kelapangan dan mengalami fenomena sosial yang dialami. Dan terakhir Kriteria Untuk Evaluasi, evaluasi disini sangat memperhatikan proses cara penelitian dan perkembangan itu sendiri.

Komunikasi Dalam Perspektif Interpretif, yang pertama Etnografi komunikasi, disini membahas tentang perkembangan penelitian etnografi di dalamnya terdapat empat asumsi komunikasi etnografi, yang pertama peneliti dalam sebuah komunikasi budaya local menciptakan pengertian bersama dengan yang sedang dipahami. Kedua para komunikator dalam kelompok budaya harus berada dalam suatu sistem komunikasi. Ketiga pengertian dan tindakan sifatnya khusus bagi masing-masing kelompok budaya. Dan keempat setiap kelompok dianggap memiliki cara-cara sendiri untuk memahami kode dan tindakan tertentu. Selain itu juga terdapat Dramatisme dan Narasi. Teori Dramatisme dan Narasi memusatkan pada peristiwa-peristiwa yang berpusat pada inreaksi simbolik.

Terakhir adalah catatan akhir. Dalam catatan akhir ini memberikan kesimpulan dari materi-materi yang dibahas dalam bab ini. Dan seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa seorang individu tidak akan bias mempertahankan kehidupannya tanpa ada yang namanya komunikasi. Ia akan merasa sangat kesepian. Maka itulah pentingnya sebuah komunikasi antar sesama.

 

E. PERSPEKTIF KONSTRUKTIVISME

SEJARAH PERSPEKTIF KONSTRUKTIVISME, KONSTRUKTIVISME DALAM ILMU KOMUNIKASI DAN CATATAN AKHIR

Dalam hal ini Kontruktivisme menganggap subjek sebagai faktor sebagai sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Komunikasi tersebut dihidupkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan. Konstruktivisme dalam hal ini menyatakan bahwa semesta secara epistimologi merupakan hasil konstruksi sosial.

Dalam sejarah Perspektif Konstruktivisme. Perkembangan perspektif untuk menjadi sebuah konstruktivisme hanya menyajikan batasan baru mengenai keobjektifan dan pengetahuan manusia. Konsep yang terpenting dalam perspektif adalah sebuah pengalaman dalam proses pengetahuan untuk membuat proses konstruksi, beberapa kemampuan yang dibutuhkan tersebut dalam proses konstruksi ialah mengambil keputusan, kemampuan membandingkan dan kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dengan yang lain.

Bab ini menjelaskan Konstruktivisme Dalam Ilmu Komunikasi. Pada materi ini lebih berkaitan dengan penelitian dalam komunikasi antarpersonal. Disini terdapat Komunikasi Berbasis Diri, artinya suatu komunikasi berorientasi pada kehidupan diri sendiri. Individu yang berbasis subjek akan menggunakan elaborasi kode yang menghargai kecenderungan, perasaan dan sudut pandang orang lain. Selain itu terdapat Konstruk Hubungan Dalam Komunikasi, secara khusus individu dengan konstruk sistem yang berbeda akan membuat definisi yang kompleks tentang situasi antarpersonal dan akan, sebagai hasil, memproduksi pesan yang lebih bersifat kompleks serta lebih terpusat pada diri. Dan terakhir Modl Komunikasi Desain Pesan, desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajemen tujuannya melalui pesan yang ia pilih. Logika desain pesan menyatakan bahwa setiap orang mempunyai alur pikiran berbeda yang digunakan dalam mengurus tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

Catatan Akhir dalam bab ini adalah wilayah komunikasi masih terus berkembang.ena itu perspektif ini mendapatkan kritik dan ilmu komunikasi berkembang lagi.

 

F. PERSPEKTIF TEORI KRITIS

SEJARAH PERSPEKTIF KRITIS, PENDEKATAN TEORI KRITIS PADA KOMUNIKASI DAN CATATAN AKHIR

Teori Kritis dapat dianggap sama dengan paradigm konstruktivisme dengan alasan sebagai, teori kritis meyakini bahwa ilmu pengetahuan itu dikonstruksi atas dasar kepentinagn manusiawi, dalam praksis penelitian dan standar penelitian ilmiah bukan ditentukan oleh prinsip verifikasi atau fasifikasi melainkan didasarkan konteks sosial historis serta kerangka pemikiran yang digunakan ilmuwan.

Dalam Sejarah Perkembangan Perspektif Kritis, perspektif kritis lebih menekankan dalam pemahaman teori kritis. Dalam hal ini menunjukan bahwa rasio dapat menjadi kritis terhadap kemampuannya sendiri dan dapat menjadi pengadilan tertinggi terhadap hasil refleksinya. Perspektif ini juga menguji pengetahuan tanpa prasangka dan kegiatan yang dilakukan oleh rasio belaka. Dalam sejarahnya terdapat pengaruh Marxisme yaitu ia menegaskan bahwa yang dimaksud dengan sejarah adalah sejarah alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi. Selain itu juga terdapat Mazhab Frankfurt, tujuannya yaitu melakukan pembebasan manusia dari perbudakan, membangun masyarakat atas dasar hubungan antar pribadi yang merdeka, dan pemulihan kedudukan manusia sebagai subjek yang mengelola sendiri kenyataan sosialnya.

Sedangkan, Teori Kritis Pada Komunikasi, perspektif teori kritis melihat masyarakat sebagai satu sistem kelas. Masyarakat dipandang sebagai sebagai suatu sistem dominasi dan media adalah salah satu bagian dari sistem dominasi tersebut. Dalam materi ini terdapat Cultural Studies (studi-studi budaya), yaitu kajian tentang suatu budaya. Sedangkan Studi-studi Feminis yaitu penelitian tentang sifat-sifat keperempuanan. Ini diawali dari persepsi tentang ketimpangan posisi perempuan disbanding dengan laki-laki di masyarakat. Sesuatu yang bersifat kodrati dibawa dari lahir dan tidak bias diubah hanyalah jenis kelamin dan fungsi-fungsi biologis dari perbedaan jenis kelamin itu saja.

Catatan akhir dalam bab ini yaitu teori kritis memberi upaya dalam hal pembongkaran ideology dominan yang menindas. Dan melalui perspektif kritis ini kita akan menemukan ilmu komunikasi yang lebih berwarna lagi. Tidak hany ditentukan oleh konstruksi budaya atau kognisi seseorang.

BAB III

PENUTUP

Komunikasi saat ini telah berkembang sangat pesat. Dimana-mana orang membutuhkan yang namanya sebuah komunikasi. Tadinya komunikasi hanya merupakan studi retorika ataupun publistik, kini telah merambat sampai kedalam kehidupan setiap manusia. Perubahan itu terjadi karena adanya suatu dorongan misalnya pada penemuan Meme. Meme disini artinya penggandaan diri sendiri di dalam otak manusia. Memetika telah memeberikan gambaran ihwal terhadap perubahan komunikasi, sekaligus peran komunikasi dalam perubahan sosial. Dan pada intinya komunikasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Orang tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya interaksi dengan orang lain yang berada di sekitarnya.

Makalah Dasar-Dasar Fotografi

Tekhnik-Tekhnik Pemotretan Berdasarkan Jenis-Jenis Foto

Nama :Sri Delawaty Abjul

Nim : 291413009

 

Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Negeri Gorotalo

Fakultas Ilmu sosial

 

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan memotret adalah suatu kegiatan dimana kita melakukan suatu proses krearifitas yang tidak hanya sekedar mengambil gambar yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera, tetapi bagaimana kita dapat membuat foto yang kita hasilkan tersebut terlihat menarik. Dalam menciptakan itu semua, kita harus memiliki idea tau konsep yang kreatif dan matang agar kita tidak mengalami kesulitan pada saat turun ke lapangan.

Dalam seni fotografi ada beberapa jenis foto, diantaranya foto manusia dan foto alam. Dalam foto manusia terdapat di dalamnya; foto Portrait, Human Interst, Fotografi Panggung dan Sport. Sedangkan foto alam meliputi; foto Flora, Fauna, Lansekap, Arsitektur, Foto Still Life dan Foto Jurnalistik. Saat melakukan kegiatan Fotografi ada banyak tekhnik-tekhnik yang harus di perhatikan seperti, pengaturan cahaya, diagfrahma, dll.

Dalam makalah ini akan membahas tentang tekhnik-tekhnik dalam melaukan pemotretan berdasarkan jenis-jenis foto diatas. Agar kita mengetahui bagaimana cara melakukan pemotretan yang baik dan menghasilkan gambar yang bagus dan menarik.

BAB II

PEMBAHASAN

TEKHNIK PEMOTRETAN BERDASARKAN JENIS-JENIS FOTO

A. FOTO MANUSIA

Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :

1. PORTRAIT

Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek;mimic,tatapan yang mampu menampilkan karakter.

- Tekhnik pemotretan Portrait

Dalam fotografi portrait ada beberapa tekhnik untuk mendapatkan hasil yang baik seperti; mendekatlah dan berinteraksi dengan model, perhatikan komposisinya yaitu Cobalah untuk menempatkan model pada berbagai posisi sudut pengambilan gambar. Anda bisa menggunakan prinsip “Rule of Third” atau menempatkan subyek pada 1/3 bagian dari frame. Beranilah bereksperimen dengan komposisi dan jangan takut melanggar prinsip “Rule of Third”, pengaturan lensa Lensa dan Depth Of Field (DoF) yaitu bisa mengandalkan beberapa lensa non-zoom jarak pendek seperti 50mm atau lensa zoom dengan jarak rentang zoom menengah seperti 18-55mm. Besaran diafragma lensa juga mempengaruhi foto portrait. Jika lensa yang digunakan memiliki diafragma hingga f/2.0 atau lebih besar, gunakan lensa tersebut pada bukaan diafragma terbesar, perhatikan bahasa tubuh model, perhatikan cahaya, dan yang terakhir mengolah foto unutk hasil yang sempurna.

2. HUMAN INTEREST

Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.

- Tekhnik Pemotretan Human Interest

Tekhnik dalam pemotretan Human Interest yakni; siapkan lensa tele 80-200 mm atau 70-300 mm yang bisa dijadikan pilihan yang menarik untuk bisa digunakan saat kita hunting foto human interest. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik, selain itu lakukan pendekatan dengan objek, menggunakan ISO 100 sudah cukup memadai untuk menangkap aktivitas kegiatan manusia baik pagi, siang hingga sore hari di luar ruangan. Akan tetapi bila aktivitas manusia itu sangat berhubungan erat dengan gerak yang cepat, maka diperlukan ISO yang tinggi misalnya ISO 400 dan terakhir Gunakan angle (sudut pengambilan foto) yang terbaik.

3. FOTOGRAFI PANGGUNG

Fotografi panggung adalah fotografi yang bertujuan untuk merekam acara pertunjukan, apa pun pertunjukannya. Fotografi panggung secara umum terbagi menjadi dua kegiatan yaitu dokumentasi dan liputan.

- Tekhnik Pemotretan Fotografi Panggung

Secara umum, fotografi panggung membutuhkan ISO minimal 400, dan lensa yang cepat fokus. Sebaiknya bukaan terbesar (f, diafragma) minimal f2,8. Diafragma 2,8 bukan berarti harus memakai 2,8. Namu n bukaan yang besar memudahkan kita membidik dalam suasana remang. Just for your info, saat kita melihat di jendela bidik (view finder), itu kita melihat dengan lensa yang terbuka pada bukaan terbesarnya. Metoda pengukuran pencahayaan (lighting) pada fotografi panggung bisa M (Manual) bisa pula A (Aperture priority). Metoda metering pada M sebaiknya spot, sedangkan pada A sebaiknya Matrix. Kompensasi minus dilakukan bila latar belakang panggung lebih gelap daripada latar depan. Jika terjadi sebaliknya, kompensasi diubah menjadi plus. Kompensasi minus adalah 80 persen dari fotografi panggung.

4. SPORT

Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

- Tekhnik Pemotretan Sport

Tekhnik pemoteran sport yakni; . Gunakan shutter speed yang cepat untuk mendapatkan gerakan cepat karena jika shutter speed lambat akan ketinggalan moment penting di atas. Atur kamera ke mode shutter priority dan pilih 1/500 atau lebih, Atur settingan aperture selebar mungkin untuk mendapatkan shutter speed yang cepat. Jika punya lensa berdiafragma f/2.8 atau f/4 maka bisa dengan mudah mengatur kecepatan rana tinggi. Namun, jika tak memiliki lensa seperti itu dan hanya berdiafragma f/5.6 atau lebih kecil jangan lupa membawa flash atau cari tempat di mana kamu mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, Gerakan yang cepat mungkin banyak kehilangan moment kita bisa gunakan continuos shoot agar bisa mengambil gambar secara banyak dan terus menerus,gunakan lensa tele dan Mode Auto Focus Continuous AF-C.

 

B. FOTO ALAM

1. FLORA

Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.

- Tekhnik Pemotretan Flora

Tekhnik pemotretan flora yakni; jangan memaksakan harus ke taman kalau yang tinggal di daerah dataran tinggi atau pedesaan banyak koleksi tanaman bunga dimana-mana,jangan memotret dari atas,basahi bunga atau potretlah setelah hujan,aturlah agar background nyambung dan seirama,potretlah secara close-up,Untuk foto super close-up lakukan di dalam ruangan, Gunakan manual fokus dan gunakan aperture sekecil-kecilnya (f/x; dimana x diset di angka yang terbesar misal f/22 atau f/16) – baca lebih jauh tentang aperture, serta gunakan tripod untuk membantu mengkomposisi foto.

2. FAUNA

Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.

- Tekhnik Pemotretan Fauna

Tekhnik pemotretan fauna yakni; menyederhanakan komposisi jika latar belakang mengganggu gunakan aperture yang lebar atau Mode Portrait kabur itu, Isi Frame Gunakan zoom (optik untuk kualitas terbaik) atau lensa tele untuk mendapatkan menutup, Gunakan Olahraga Mode Gunakan mode olahraga atau prioritas mengatur kecepatan rana untuk sekitar 1 / 250 untuk membekukan gerakan, Gunakan Light dan Cuaca untuk Efek Terbaik jika mendung tidak terlalu terang, itu akan mencegah silau dari latar belakang berwarna atau berair cahaya. Jika mendung itu terlalu gelap dan Anda memiliki SLR, menaikkan ISO,dan Capture Ekspresi

3. LANSEKAP

Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.

- Tekhnik Pemotretan Lansekap

Tekhnik pemotretan lansekap yaitu, dengan menggunakan Slow Speed sehingga kita dapat mencapai depth of field atau ruang yang lebih besar sehinnga foto kita akan lebih tajam, selain itu gunakan air sebagai refleksi, dan untuk mendapatkan foto yang indah jadwalkan foto pada saat sunset, gantilah sudut pandang saat memotret, tambahkan foreground yang menarik dan terakhir jadikan format panorama.

4. FOTO ARSITEKTUR

Foto Arsitektur adalah jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya.

- Tekhnik Pemotretan Arsitektur

Tekhnik pemotretan arsitektur yakni; pada kamera compact gunakan mode landscape jangan mode auto/P, pada kamera LSR gunakan bukaan kecil seperti f/8-36, pemilihan object yang mudah dikenali dan jangan terlalu abstract, Perhatikan distorsi perspektif, Luangkan waktu untuk mengitari gedung dari berbagai sisi, Lakukan teknik bracketting, Bermainlah dengan orientasi gambar, Gunakan speed rendah untuk menimbulkan pergerakan objek lain dalam frame, Gunakan filter CPL untuk membirukan langit dan mengurangi refleksi, Barmainlah dengan angle selain eye-level lakukan juga dengan low angle dan hi-angle sehingga dapat menciptakan foto yang indah.

5. FOTO LIFE STILL

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Jenis foto ini menantang dalam berimajinasi.

- Tekhnik Pemotretan Life Still

Dalam tekhnik pemotretan Life still memiliki 3 unsur yang saling berkaiatan karena dapat memberikan kesan dan pesan yang mengidupkan sebuah karya foto still life. Penerapan teknik pencahayan dan komposisi yang menarik menambah nilai aristik dalam foto still life. Properti yang digunakan bertujuan menghidupkan point-of-interests. Dalam fotografi still life Konsep atau rancang bangun atau story board sangat penting. Dalam still life, kita berhadapan dengan benda mati dan bagai mana mem-visualisasikan benda mati tersebut agar tampak lebih hidup. Dengan konsep kita merancang pemotretan dengan mempertimbangkan 3 unsur; pencahayaan, komposisi dan properti agar dapat menuangkan semua rasa yang kita presentasikan kepada benda.

6. FOTO JURNALISTIK

Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini.

- Tekhnik Pemotretan Jurnalistik

Tekhnik yang dilakukan pada saat pemotretan fotografi selain proses persiapan, juga pada penguasaan kamera dan cahaya dan detil kambar yang di dalmnya terdapat entire,detil,frame,angle dan time.

 

BAB III

PENUTUP

Setelah membahas tentang tekhnik-tekhnik pemotretan diatas, kita mengetahui bagaimana cara mendapakan hasil gambar yang bagus dengan mengikuti tekhnik-tekhniknya. Seperti pada saat kita ingin memotret bunga kita tidak harus mendatangi taman bunga, orang yang berada di pedesaan biasanya memilki koleksi tanaman bunga dimana-mana selain itu sebaiknya bunga di basahi atau fotolah setelah hujan. Dan dengan mengatur aperture sekecil-kecilnya (f/x; dimana x diset di angka yang terbesar misal f/22 atau f/16) sehingga kita akan mendapatkan foto bunga yang sangat indah dan menarik perhatian buat yang melihatnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/

http://yangcanggih.com/2012/05/30/tips-memotret-foto-potrait/

http://www.tnol.co.id/seni-budaya/5183-tip-memotret-human-interest.html

http://www.idseducation.com/2014/03/15/teknik-fotografi-untuk-mengabadikan-moment-olahraga/

http://www.aziscs1.com/2012/06/tips-memotret-bunga-dan-tanaman.html

http://kerockan.blogspot.com/2011/02/cara-jitu-mengembil-foto-hewan-yang.html

http://fotografi.asia/5-teknik-simpel-untuk-foto-landscape/

http://aan-oonphotography.blogspot.com/2012/03/teknik-foto-arsitektur.html

http://fotografi-digital.blogspot.com/2011/04/still-life-photography.html

http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/08/16/teknik-foto-jurnalistik/

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong