ARSIP BULANAN : April 2014

tugas etika dan filsafat komunikasi

15 April 2014 10:23:08 Dibaca : 505

Makalah

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Oleh:

NAMA: SITI LUTVIA H ARIF

NIM: 291413022

JURUSAN: KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2014

BAB I

PENDAHULUAN

Komunikasi adalah suatu interaksi dimana kita akan berhadapan dengan sejumlah teori atau model yang mencoba menjelaskan bahkan membatasi apa itu komunikasi, sejumlah teori atau model itu, semuanya tampak benar dan bisa menjalskan fenomena komunikasi. Bagian teori atau model komunikasi merupakan gundukan hasil konseptualisasi semuanya saling berkumpul dan terkesan tanpa sejarah. Teori yang satu dengan yang lain pada dasarnya memiliki sejarah pemikiran dan keterkaitan tertentu.

Filsafat komunikasi mencoba menjelaskan apa yang mendasari konseptualisasi dan rekonseptualisasi atau model. Proses konseptualisasi dan rekonseptualisasi ini tidak hanya berdasarkan hubungan antara konsep dengan kenyataan namun juga didasarkan oleh perkembangan ilmu lain juga oleh perbedaan sudut pandang mengenai kenyataan.

BAB II

PEMBAHASAN

Presfektif adalah sudut pandang dan cara pandang kita terhadap sesuatu.cara kita memandang atau pendekatan yang kita gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang kita peroleh.Misalnya,pengetahuan kita tentang rumah dari presfektif ekonomi berbeda dari prefektif ekonomi berbeda dari prefektif artistik dan sebagainya. Jadi presfektif pada satu sisi menyerap benda itu sekaligus makna dari pengetahuan tentang benda itu dalam kerangka epistomologi.

Presfektif pada makalah ini, memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi. Konsekuensi dari penggunaan presfektif adalah klearifan untuk menyatakan bahwa apa yang kita ketahui sekarang bukanlah kebenaran mutlak ,melainkan hanya pemahaman yang di ciptakan manusia.

A. PRESFEKTIF-PRESFEKTIF ILMU KOMUNIKASI1. Realisme

Realisme beranggapan bahwa benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya,telah berdiri disana secara benar ,tanpa campur tangan ide dari pengamat .Paham ini mengarahkan cara pandang yang menafikan perang subjek pengamat dalam penelitian. konsekuensinya,nilai,kepercayaan,emosi dan apapun yang dimiliki pleh diri subjek pengamat dilarang untuk terlibat ketika mengamati Sesutu.

2. Nominalis

Nominalis beranggapan bahwa dunia sosial adalah eksternal pada presepsi individu, tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang di gunakan untuk membuat struktur realitas.

3. Konstruksionis

Konstruktivisme mengatkan bahwa kita dapat mengerti realitas sesungguhnya secara ontologis.yang kita mengerti adalah struktur konstruksi kita akan suatu objek.konstruktivisme tidak brtujuan mengerti realitas ,tetapi tetapi lebih hendak melihat bagaimana kitamenjadi tahu akan sesuatu. Bagi kaum konstruktivis,kebenaran di letakan pada viabilitas ,yaitu kemampuan pada suatu konsep atau pengetahuan dalam beroperasi.

Secara sepintas dapat dapat di kemukaan bahwa kelima presfektif ini,muncul dalam kerangaka pencarian penemuan pengetahuan ilmu manusia.positivisme memang mematok ilmu sosial dalam kriteria eksplanotoris dan prediktif. Pada post-positivisme terdapat empat macam post-positivisme yaitu:

pertama,post-postivisme rasional yang menggunakan paradigma kuantitatif dan metode kuantitatif statisik:empirik analitik,tetapi membuat paying berupa grand concept agar data empirik sensual {terindai}dapat dimaknai dalam cakupnya yang lebih luas.

Kedua,post-positivisme fenomenologi-interpretif adalah teorteii post-positivisme kritis yang menggunakan paradigm kualitatif ,membuat telaah holistick,mencari esensi dan mengimplisitkan nilai moral dalam observasi ,analisis ,dan pembuatan kesimpulan.

Ketiga,post-positivisme teori krtis dengan weltanschauung(pandangan dunia)yang berangkat dari gugatan atas ketidak adilan .

Paradigma teori kritis ,ide mengkrtis suatu teori atau ketidak adilan banyak diilhami oleh ajaran marxis atau neo marxis atau kiri baru.Pendekatan teori krtis mirip dengan post-positivisme yang mencari makna dibalik yang empiric serta menolak bebas nilai .pendekatan teori ini mempunyai komitmen yang tinggi kepada tata sosial yang lebih adil.Dua asumsi yang menjadi landasan :

Ø ilmu sosial tidak sekedar memahami ketidak adilan dalam distribusi kekuasaan dan distribusi sumberdaya.Ø pendekatan teori kritis memiliki keterikatan moral untuk mengkritik status quo dan membangun masyarakat yang lebih adil .

B. PERSPEKTIF POSITIVISME

Paradigma positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat,yang mencerminkan pengirim pesan (Komunikator,encoder).Batasan komunikasi pada paradigma ini berlangsung satu arah ,yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga)kepada seseorang lainya ,baik secara langsung maupun tidak langsung.Model komunikasi linear ini adalah model komunikasi yang menggunakan presfektif mekanistis ,sehingga metodologi ilmu-ilmu alam digunakan dalam merumuskan data,meneliti dan menyimpulkan kebenaran tindakan komunikasi.

C. SEJARAH POSITIVISME

Positivisme dikembangkan comte guna melawan filsafat negative dan deskreftif dari para filsuf pencerahan ,yaitu para filsuf masih bergelut dengan hayalan metafisika .August comte membuat barisan kontra revolusioner yang bersifat krtis terhadap proyek pencerahan.

Gagasan dasar comte dapat dikenali dari pemikiranya mengenai tiga tahap perkembangan sejarah manusia,yaitu teologis,metafisis,dan positivis.pertama ,tahap teologis .manusia memahami gejala-gejala alam secara hasil campur tangan langsung dari Ilahi.Tahap ini dimulai dari animism yang mengaggap bahwa benda-benda bderjiwa dan diperlakukan sui kemudian berkembang menjadi politeisme dan monopolisme.kedua,tahap metafisik .pada tahap ini gejala alam diyakini berjalan berdasarjkan prinsip-prinsip.ketiga,tahap positif ilmiah yaitu cara memahami kehidupan dan semesta dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

D. GAGASAN POSITIVISME

Positif berarti”apa yang berdasarkan fakta objektif. “secara tegas yang”positif”berarti yang nyata ,yang pasti yang tepat,yang berguna.serta yang mengklaim memiliki kesahihan mutlak . Positivisme adalah aliran filsafat ilmu Yang didasarkan atas keyakinan dan asumsi-asumsi dasar;

ü Ontologi :realisme.semesta luaran digerakan oleh hukum-hukum alam secara mekanis dalam hukum jika maka ilmu pengrtahuan bertujuan untuk menemuka hukum-hukum kausalitas.

ü Epistimologi: Dualisme .Teori menggambarkan semesta apa adanya tanpa keterlibatan nilai-nilai subjektif peneliti.

ü Metodologi;ekspremintal .Hipotesis dirumuskan lebih dari awal dalam bentuk proposisi yang lalu dihadapkan pada verifikasi dan falsifikasi dibawah situasi yang benar-benar terkontrol.

E. POSITIVISME LOGIS

Patut ditegaskan bahwa bahwa positisime comte meyakini bahwa pengetahuan kita tentang dunia hanya dimungkinkan melalui pengalaman indrawai.untuk lebih memperjelas berikut ini dikemukakan beberapa prinsip dasar positivisme logis.

Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu –ilmu sosialMengaggap pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat di perifikasikan secara empiris sebagai non-sense.Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan didalam satu bahsa ilmiah yang universalMemandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-penyataan.

F. PERSFEKTIF POST - POSITIVISME : KRITIK TERHADAP POSITIVISME

Penyamarataan ilmu-ilmu manusia dengan ilmu-ilmu alam ini mendapat tantangan keras dari para filsuf yang datang sesudahnya.

1. Post-Positivisme

Post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran-kebenaran positivisme.

Post-Positivisme Dalam Penelitian Sosial Dalam Komunikasi

Beberapa peneliti sosial beragumen bahwa kekurangan dari pemikiran positivisme pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda,salah satunya adalah menolak dan mengganti prinsip-prinsip positivisme (seperti ontologi realisme,epistimologi objektif dan aksiologi bebas nilai)dengan bentuk pemikiran yang hadir dengan sendirinya .Namun ,beberapa sarjana dalam hal ini mengaggap bahwa positivisme sebenarnya tidak perlu ditolak secara total.

Ontologi

ontologis,post-positivisme bersifat critical realism memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam ,tetapi suatu hal yang mustahil bila manusia (peneliti) dapat melihat realitas tersebut secara benar.

Epistimologi dan Aksiologi

Post-positivisme bagaimana terlihat sama dengan positivisme .walaupin ada beberapa perbedaan yang khas .seperti pada basis ontology .sementara menekankan pada realisme mutlak ,post positivisme memilih realisme kritis .Demikian pula dalam hal landasan epistomologi dan aksiologinya.asumsi-asumsi kalangan post-positivisme tentang landasan ilmu-ilmu sosial dan aturan nilai dalam produksi pengetahuan sosial pada dasarnya didasarkan pada prinsip-prinsip objektivitasnya.

Teori Dan Fungsi Teori Dalam Presfektif Post-Positivsme

Ø Struktur Teori Presfektif Post-Positivisme

Kalangan sarjana post-positivis percaya bahwa teori-teori tersebut mesti menyediakan penjelasan umum yang melandasi. Jadi teori yang digunakan dalam penelitian adalh teori yang telah dikonstruksi sedemikian rupa bukan di teriam begitu saja. Dengan demikian ,struktur teori dalam tradisi post-positivisme mensyaratkan bahwa teori-teori yang ada mesti menyediakan penjelasan abstrak fenomena empiris dalam bentuk bentuk konsep-konsep spesifik ataupun definisi-defenisi ,relasi-relasi spesifik antara konsep-konsep tersebut ,serta hubungan eksplisit antara konsep-konsep abstark dan observasi empirik suatu fenomena.

Ø Fungsi Teori Presfektif Post-Positivisme

Ada tiga fungsi teori yang sering diyakini kaum post-positivis yakni :fungsi-fungsi yang saling terkait antara penjelasan (explanation),prediksi (prediction),dan control (control).

Ø Fungsi penjelasan berarti bahwa teori-teori harus dapat menjelaskan bagaimana Sesutu itu terjadiØ Fungsi kedua prediksi,prediksi berarti upaya teori dalam menyediakan penjelasan abstrak mengenai fenomena tertentu.Ø Fungsi ketiga,control .fungsi control berarti bila seseorang bisa menjelaskan dan memprediksi fenomena ,maka ia juga mengontrol suatu peristiwa.

Kriteria Evaluasi dan Perbandingan Teori

sebuah teori harus akuratsebuah teori harus konsistensebuah teori harus mempunyai ruang lingkup yang luas.sebuah teori harus sederhana.

Proses Perkembangan Teori

Faktor utama dalam pengembangan teori dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dalam tradisi post-positivisme adalah keterusterangan .kalangan post-positivisme mengembangkan teori dan mengakumulasi pengetahuan tentang dunia lewat proses pengujiain teori empiric.

G. PRESFEKTIF INTERPRETIF

Presfektif interpretif tumbuh berdasarkan ketidak puasan dengan teori post-positivisme .presfektif positivisme di pandangan terlalu umum ,terlalu mekanis ,dan tidak mampu menangkap keruwetan.nuansa dan kompleksitas dari interaksi manusia.

Ø SEJARAH PRESFEKTIF INTREPRETIF

Pemerataan akar sejarah dapat dirujuk pada sejumlah gagasan abad pencerahan ,khusnya posisi filosof I Rene descrates (1596-1650). Jadi permulaan abad 20 ,banak pemikir sosial yang tidak puas terhadap pemikiran dasar yang dimulai oleh descrates pada abad pencerahan dan yang berlanjut pada pembangunan positivisme klasik dan logika positisime.sarja-sarjana ini ,malah memercayai bahwa sebuaah pemahaman bagi kehidupan sosial harus memperhitungkan subjectivitas dan makna pribadi dari individu.

Ø PANDANGAN DASAR PRESFEKTIF INTERPRETIF

Pada bagian ini akan dikemukakan pandangan dasar pembentuk presfektif interprektif ,yaitu hermeunetika ,fenomenologi dan interaksionalisme simbolik,.Tiga pandangan ini mendasari metode ilmu sosial yang khas,yaitu memberikan peran subjek dalam membentuk fakta sosial sekaligus memperlakukan manusia tidak sebagai benda-benda lebih dari apa yang telah dicapai oleh post-positivisme.

Fenomenologi

Fenomenologi menunjuk banyak hal dasar yang penting bagi pemikiran interpretif .fenomenologi transendeltal dan fenomenologi sosial mnegaskan pentingnya dunia kehidupan sehari-hari sebagai sebuah objek studi.

Hermeuneutika

Hemeneutika dalam bahasan ini di kemukakakn demi untuk menjelaskan bagaimana pencarian metode ilmu sosial(dalam hal ini komunikasi)yang berbeda dengan ilmub alam.Dengan demikian ,hermeuntika pada dasarnya menyediakan suatu jalan untuk menghindar dari tekanan dalam penjelasan dan control pada penelitian kalangan positvis serta pemahaman subjektif atas kehidupan sosial

Interaksionisme simbolik

Mead dan pengikutnya menggunakan banyak konsep untuk menyempurnakan cara lahirnya makna melalui interaksi dalam kelompok sosial.contohnya,mead berbicara tentang symbol signifikan dengsn makna yang sama dalam sebuah masyarakat .tanpa sistem penyimbolan yang sama ,aksi yang terkoordinasi adalah tidak mungkin .konsep penting lainya dalam intreksionalisme simbolik adalah”orang lain yang signifikan”Yaitgu orang “orang beroengaruh kuat pada kehidupan anda”lalu orang lain di realisasikan yaitu konsep anda tentang bagaimana orang lain merasakan anda dan “tata cara yang dipakai”,yaitu pembentukan perilaku setelah perilaku orang lain.

Ø TEORI INTREPRETIF DALAM KOMUNIKASI

Dalam hal ini harus ada penekanan bahwa teori interpretif bukanlah suatu usah monotolis dan bahwa kajian ini lebih mempresentasikan tren umum daripada mengemukakan kerangka dari pemikiran teoritisi intrepretif

Ontologi Teori Interpretif

Pandangan ontologis para nominalis dan konstruksionis sosial ini memiliki berbagai implikasi penting.pertama,pandangan kalangan nominalis menekankan gagasan tentang realitas yang berlipat tidak satupun yang terlihat lebih benar atau salah dari yang lain.kedua,aspek konstruksionisme sosial dalam hal ini member tekanan pada jalannya proses proses dimana realita sosial dimengerti dan dijadikan dasar tindakan oleh pelaku sosial tersebut.

Walhasil ontology yang dipegang oleh kebanyakan teoritis interpretif menyoroti gagasan bahwa realitas tidak akan bisa di mengerti tanpa mempertimbangkan proses sosial dan mental yang gterus menerus membangun realitas tersebut.

Epistomologi Teori Interpretif

Dasar epistimologi dari riset interpretif berdasarkan pada keyakinan tentang realitas dan pada kekurangan yang dirasa pada metode riset yang sudah mendominasi riset sosial pada abad ke 20.

Aksiologi teori interpretif

Sebagaimana bisa di ambil kesimpulan dari pembahasan twrdahulu mengenai epistimologi,teoritis interpretif menjauhkan diri dari dugaan bahwa realitas sosial bisa benar dipisahkan dari nilai subjek peneliti,komunitas penelitian dan masyarakat.

Ø STRUKTUR DAN FUNGSI TEORI INTERPRETIF

Pada pembahasan ini ada pembedaan antara general interpretif theories dan grounded theory .keduanya masih merupakan pembahasan dari teori inpretif ,namun sangat berbeda dalam bentuk dan fungsinya.

Ø Teori interpretif umum ( General interpretive Theories )

Inti dari ontology interpretif adalah kepercayaan bahwa kita mengkonstrusi dunia kita secara sosial lewat interaksi komunikatif ( yaitu tindakan untuk mencapai pemahaman timbale balik ).

Ø Grounded Theory

Teori ini dapat dipergunakan untuk menanggapi berbagai hal ,mulai dari contex theoriti Seperti pengambilan keputusan dalm kelompok dan pornografi di internet sampai process theories seperti confict managmenet dan identity formation.

Ø Kriteria untuk evaluasiØ Pendekatan teori ini berkaitan dengan cara penelitian dan perkembangan. karenanya evalusinyapun sangat memperhatikan prose situ sendiri .

Ø KOMUNIKASI DALAM PRESFEKTIF INTERPRET

Etnografi Komunikasi

Komunikasi etnografi merupakan pengembangan penelitian etnografi.Garry philipsen mengemukakan empat asumsi komunikasi etnografi,pertama peneliti dalam sebuah komunikasi budaya local menciptakan pengertian bersama dengan yang sedang dipahaminya,kedua para komunikator dalam budaya harus berada dalam satu sistem komunikasi.ketiga pengertian dan tindakan sifatnya khusus bagi masin-masing kelompok budaya .keempat setiap kelompok dianggap memiliki cara-cara tersendiri untuk memahami kode dan tindakan tertentu.

Dramatisme dan narasi

Teori dramatisme dan narasi merupakan teori komunikasi yang di pengaruhi oleh interksionisme simbolik.Teori dramatisme dan narasi memusatkan diri pada peristiwa penggunaan symbol komunikasi

Ø PRESPEKTIF KONSTRUKTIVISME

Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistimologi bahwa semesta secara epistimologi meruopakan hasil konstruksi sosial.bagi kaum konstruktivisme semesta adlah suatu konstruksi.,artinya bahwa semesta ini bukan dimengrrti sebagai semesta otonom akan tetapi secatra kpomnsrtuksi secara sosial dan karenanya prular.

Ø SEJARAH PERSPEKTIF KONSTRUKTIVITISME

Bila dirunut kebelakang ,konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori poper(1973).kita tahu popper membedakan tiga pengertian tentang alam semesta (1)dunia fisik atau keadaan fisik (2)dunia kesadaran atau mental atau disposisi tingkah laku dan (3)dunia dari isi objektif pemikiran manusia ,khusnya pengetahuan ilmiah puitis dan seni

Ø KONSTRUKTIVITISME DALAM ILMU KOMUNIKASI

Teori kontruktivis atau konstruktivitisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang di kembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan-rekan sejawatnya ( miler 2002). Kontrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komukasi antar personal.

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterprestasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran.

Konstruksionisme dengan demikian dapat dikategorikan komunikasi yang berpusat pada orang. Pada sisi lain, komunikasi yang berpusat pada orang dan diferensiasi kognitif menunjukan adanya desain pesan

a. Komunikasi berbasis “diri

Komukasi berbasis diri adalah model komukasi yang memeriksa proses lahirnya pesan berdasarkan orientasi diri. Menurut teori kalangan konsektriviti pesan berbasis diri merefleksikan kewaspadaan dan adaptasi subjektif, efektif, serta aspek realisional dalam konteks komunikasi. Sebuah pesan berbasis diri merupakan satu gagasan yang menyokong kebutuhan pendengarnya, perhatian atas situasi yang mungkin dan mengarah pada tujuan yang mengarah.

b. Konstruk hubungan dalam komunikasi

Menurut kalangan konstruktivis satu hubungan yang bersifat individual akan menghasilkan pesan yang lebih berbasis diri kemudian Burleson menyatakan bahwa pengeluaran pesan berbasis diri bergantung pada kecakapan dalam menggambarkan dan mengambil kesimpulan karakteristik psikologis para pendengarnya secara internal. Secara khusus, individu dengan konstruk sistem yang berbeda akan membuat definisi yang kompleks tentang situasi antar personal yang akan sebagai hasil memproduksi pesan yang lebih bersifat kompleks serta lebih berpusat pada diri.

c. Model desain pesan

Desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajemen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui pesan yang dikirimnya. Logika desain pesan ini bahwa setiap orang mempunyai alur pikiran berbeda yang digunakan mengurus tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Berdasarkan logika desain pesan ini kita dapat meninjau teori manajemen pemaknaan yang terkoordinasi teori ini menyatakan bahwa individu membuat interprestasi berdasarkan aturan-aturan sosialnya.

H. PERSPEKTIF TEORI KRITIS

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional.

Sejarah perspektif kritis

Pada abad ke 17 dan 18 muncul pilsuf seperti Immanuel Kant, Hegel dan Marks. Dengan mempertanyakan asal muasal dan prinsip ini, disini Kant mau menunjukan bahwa rasio dapat menjadi kritis terhadap kemampuannya sendiri dan dapat menjadi pengadilan tertinggi terhadap hasil refleksinya sendiri

Pengaruh Marxisme

Ia merupakan pilsuf yang memiliki pengaruh mendalam dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial. Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan karena Hegel memahami sejarah secara abstrak. Marks menegaskan bahwa yang dimaksud sejarah adalah sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi

Mazhab Frankfur

Cara pemikiran aliran Frankfur mereka sebut sendiri teori kritik masyarakat maksud dari teori ini ialah membebaskan manusia dari pemanipulasian para teknoprat modern. Generasi pertama mazhab ini mengembangkan gagasan Lukas tentang reifikasi. Lukas mengembangkan pandangan tentang adanya gejala hubungan-hubungan antara manusia yang Nampak sebagai hubungan antara benda-benda.

I. PENDEKATAN TEORI KRITIS PADA KOMUNIKASI

Perspektif teori kritis berbeda dengan paradigma diatas. Perspektif ini melihat masyarakat sebagai satu sistem kelas. Jadi pada media bagi perspektif teori kritis, terdapat ideologi yang tersembunyi karena itu, reset atas berita tidak bisa objektif melainkan harus sadar kepentingan tertentu.

Culturan-studies (studi-studi budaya).

Secara lebih jelas cultural studies mengemukakan definisi budaya sebagai berikut:

Budaya adalah pemikiran-pemikiran yang sama yng menjadi sandaran atau rujukan masyarakat dalam memahami pengalaman kehidupannya. Kemudian budaya juga didefinisikan sebaga praktik-praktik hidup dari satu kelompok.

Dari definisi budaya ini, cultural studies mencoba mengamati tindakan-tindakan intitusi masyarakat dalam menyebarkan atau memengaruhi cara pandang dan tindakan massa.

Studi-studi peminis

Peminisme berasal dari kata latin pemina yang berarti memiliki sifat keperempuanan. Menurut Aida Fitalaya S. Kubies feminisme diawali oleh persepsi tentang ketimpangan posisi perempuan disbanding dengan laki-laki dimasyarakat. Feminis sosial menurut jagar merupakan sintesis teori kelasnya marxisme dan konsep the personal a political dari peminisme radical. Melalui perspektif ini studi komunikasi menjadi lebih meluas dan lebih menarik lagi.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

komukasi telah mengalami perkembangan yang luar biasa pesat, dari sekedar studi retorika atau publisistik ini telah berkembang ke wilayah terdalam kehidupan manusia. Perkembangan ini didasari oleh pergesaran epistimologi yang juga dibarengi dengan perubahan sosial yang terjadi diseluruh dunia. Kemuculan televisi atau internet misalnya. Merupakan perubahan sosial yang berpengaruh pada perubahan studi tentang pesan dan pengaruhnya, sekaligus juga mengakses studi komunikasi untuk menggeser epistimologi ilmunya.

B. SARAN

sebaiknya makalah ini nantinya dapat menjadi tolak ukur teori-teori komunikasi dalam dunia pendidikan khususnya, agar nantinya masyarakat dapat lebih memahami dan menerapkannya dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Elvinaro & Aness, Bambang. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Tugas MK Dasar-Dasar Fotografi

07 April 2014 10:31:27 Dibaca : 489

MAKALAH

DASAR-DASAR FOTOGRAFI

TEKNIK PEMOTRETAN BERDASARKAN JENIS-JENIS PHOTO

NAMA:SITI LUTVIAH ARIF

NIM: 291413022

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

TAHUN 20-14/2015

BAB I

PENDAHULUAN

Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan terekam kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis).

BAB II

PEMBAHASAN

JENIS-JENIS PHOTO DAN TEHNIK PEMOTRETAN

Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi.

1. PHOTO MANUSIA

Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :

a. Portrait

Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang

b. Human Interest

Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.

c. Stage Photography

Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasika

d. Sport

Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

2. PHOTO NATURE

Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.

a. Foto Flora

Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera

b. Foto Fauna

Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.

c. Foto Lanskap

Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.

3. PHOTO ARSITEKTUR

Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini.

4. PHOTO STILL LIFE

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis.

5. PHOTO JURNALISTIK

Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

Ø TEHNIK PEMOTRETAN

Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.

1. Focusing

Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan

dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.

2. Pengaturan Speed

Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) danpencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.

3. Pengaturan Diafragma

Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar jenis-jenis dan tehnik photograpi dapat menambah wawasan seseorang dalam mengembangkan suatu karya seni dlm foto grafi terutama dalam bidang pemotretan.

B. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi yang membaca apabila ada kata-kata dan kalimat yang kurang jelas saya mohon maaf

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=tehnik+dan+jenis-jenis+photograpi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong