ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

01 April 2014 14:41:46 Dibaca : 310

NAMA : Ryan rizky gobel 
prodi : ilmu komunikasi 
semester : dua 
tugas : etika dan filsafat komunikasi 

ABSTRAK
Filsafat diawali oleh Thales yang, untungnya, bisa dilacak masa hidupnya berdasarkan fakta bahwa ia pernah meramalkan terjadinya gerhana matahari, yang menurut para astronom terjadi pada 585 SM. Filsafat dan ilmu pengetahuan yang semula tidak terpisah dengan demikian lahir bersama di awal abad ke 6 SM.
Filosof muslim meyakini satu legenda yang menceritrakan bahwa para filosof Yunani kuno mengambil kebijksanaan (wisdom:hikmah) mereka dari timur dekat. Empedokles, umpamanya, telah belajar kepada Luqman yang Bijak (Luqman al-Chakiim) di Syra-Palestina, pada masa Nabi Dawud; Phytagoras dilaporkan pernah belajar fisika dan metafisika kepada murid-murid Sulayman di Mesir, dan belajar Geometri dari orang-orang Mesir. Para filosof tersebut membawa kebijaksanaan yang mereka serap dari Dunia Timur ke Yunani.
Akal merupakan salah satu anugrah Allah Swt yang paling istimewa bagi manusia. Sudah sifat akal bagi manusia yang selalu ingin tahu terhadap segela sesuatu terhadap dirinya sendiri.

BAB I
PENDAHULUAN
Ketika filsafat Islam dibicarakan, maka terbayang disana hadir beberapa tokoh yang disebut sebagai filosof muslim seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, dan seterusnya. Kehadiran para tokoh ini memang tidak bisa dihindarkan, tidak saja karena dari merekalah kita dapat mengenal filsafat islam, akan tetapi juga karena pada mereka benih-benih filsafat Islam dikembangkan.

Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. AL-RAZI
1. Karya Tulisnya
Karya Al-Razi sangat banyak sekali bahkan dia menuliskan pada salah satu kitabnya, tidak kurang dari 200 karya tulis dalam berbagai ilmu pengetahuan. Karya-karyanya yang meliputi:
1. Ilmu Falak,
2. Matematika,
3. Bidang kimia, yang terkenal dengan Kitab As-rar
4. Bidang kedoteran, yang terkenal dengan al-mansuri Liber al-Almansoris
5. Bidang Medis, yang terkenal dengan kitab Al-Hawi,
6. Mengenai penyakit cacar dan pencegahannya, yakni Kitab al-Judar wa al-Hasbah
Sebagian dari karyanya telah dikumpulkan menjadi satu kitab yang bernama al-Rasa’il Falsafiyyat..
2. Filsafat atau pemikirannya
a. Lima Kekal (Kadim)
Filsafat Al-Razi terkenal dengan ajarannya lima yang kekal yakni,
1. Al-Bary Ta’ala (Allah Ta’ala)
2. Al-Nafs al-kuliyyat (Jiwa Universal)
3. Al-Hayula al-ula(materi pertama)
4. Al-Makan al-muthlaq (tempat/ruang absolute) dan
5. Al-zaman al-muthlaq (masa absolute)
b. Akal,Kenabian,dan Wahyu
Badawi menerangkan dalam alasan-alasan Al-Razi dalam menolak kenabian sebagai berikut
a. Akal sudah menandai untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat,yang berguna dan tidak berguna .dengan akal saja manusia mampu mengetahui Allah dan mengatur kehidupannya dengan sebaik-baiknya.
b. Tidak ada alasan yang kuat bagi pengistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang lahir dengan kecerdasan yang sama. Perbedaan manusia bukan karena pembawaan alamiah, tetapi pengembangan dan pendidikan.
c. Para nabi saling bertentangan. Pertentangan tersebut seharusnya tidak ada jika mereka berbicara atas nama satu Allah.

B. IBNU MISKAWAIH
1. Karya tulisnya
Ibnu miskawaih tidak hanya dikenal sebagai seorang pemikir (filsuf), tetapi ia juga seorang penulis yang produktif. Dalam buku The History of the muslim Philosophy disebutkan beberapa karya tulisnya yaitu :
a. Al-Fauz al-Akbar
b. Al-Fauz al-Asghar
c. Tajarib al-Umam (Sebuah sejarah tentang banjir besar yang ditulisnya pada tahun 369/979 M)
d. Uns al-Farid (koleksi anekdot, syair, peribahasa, dan kata-kata hikmah)
e. Tartib al-Sa’adat (isinya akhlak dan politik)
f. Al-Mustaufa (isinya syair-syair pilihan)
g. Jawidan khirad (koleksi ungkapan bijak)
h. Al-Jami
2. Filsafat atau pemikirannya
a. Ketuhanan
Tuhan menurut Ibnu Miskawaih adalah zat yang tidak berjisim,Azali, dan pencipta. Tuhan esa dalam segala aspek. Ia tidak terbagi-bagi dan tidak mengandung kejemakan dan tidak satupun yang setara dengannya. Ia ada tanpa diadakan dan ada-nya tidak tergantung kepada yang lain. Sementara yang lain membutuhkan-nya. Pemikiran Ibnu Miskawaih ini sama dengan pemikiran Al-Farabi dan Al-Kindi.
b. Emanasi
perbedaan emanasi Ibnu Miskawaih dan Al-Farabi adalah sebagai berikut.
 Bagi Ibnu Miskawaih, Allah menjadikan alam ini secara emanasi(pancaran) dari tiada menjadi ada. Sementara itu menurut Al-Farabi alam dijadikan Tuhan secara pancaran dari sesuatu atau bahan yang sudah ada menjadi ada.
 Bagi Ibnu Maskawaih ciptaan Allah yang pertama adalah Akal Aktif. Sementara itu,bagi Al-Farabi yang pertama ialah Akal pertama dan Akal Aktif adalah Akal yang kesepuluh.

c. Kenabian
Menurut Ibnu Miskwaih nabi adalah seorang Muslim yang memperoleh hakikat-hakikat atau kebenaran karena pengaruh Akal Aktif atas daya imajinasinya. Ibnu Miskawaih juga berusaha merekonsiliasikan antara agama dan filsfat, dan keduanya mesti cocok dan serasi, karena sumber keduanya sama. Justrun itulah filosof adalah orang paling cepat menerima dan mempercayai apa yang dibawa nabi karena nabi membawa ajaran yang tidak bisa ditolak akal dan tidak pula bertentangan dengannya.
Persamaan antara nabi dan filosof, bagi Ibnu Miskawaih, adalah dalam mencapai kebenaran, bukan persamaan keduanya dalam tingkat, kemuliaan, dan kemaksuman.

d. Jiwa
Jiwa, menurut Ibnu Miskawaih adalah jauhar rohani yang tidak hancur dengan sebab kematian jasad. Ia adalah kesatuan yang tidak terbagi-bagi, ia akan hidup selalu, ia tidak dapat diraba dengan pancaindra karena dia bukan jisim dan bagian dari jisim. Jiwa dapat menangkap keberadaban zatnya dan ia mengetahui ketahuan dan keaktivitasnya.
e. Akhlak
Akhlak menurut konsep Ibnu Miskawaih adalah suatu sikap mental atau keadaan jiwa yang mendorongnya untuk berbuat tanpa piker dan pertimbangan.

C. IBNU RUSYD
1. Karya tulisnya
Salah satu kelebihan karya tulisnya ialah gaya penuturan yang mencangkup komentar,koreksi, dan opini sehingga karya lebih hidup dan tidak sekedar diskripsi belaka.
Karya-karya Ibnu Rusyd yang dapat ditemukan seperti,
a. Fashl al-Maqal fi ma bain al-Hikmat wa al-Syari’ah min al-Litishal, berisikan korelasi antara agama dan filsafat.
b. Al-Kasyf’an Manahij al-Adillat fi ‘Aqa’id al-Millat, berisikan kritik terhadap metode para ahli ilmu kalam sufi.
c. Tahafut al-Tahafut, berisikan kritikan terhadap karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafut al-Falasifat.
d. Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid, berisikan uraian-uraian di bidang fiqih.

2. Filsafat atau pemikirannya
Pembicaraan falsafah Ibnu Rusyd banyak tertumpu pada persoalan yang berkaitan dengan metafizik, terutamanya ketuhanan. Beliau telah mengemukakan idea yang jelas, dan melakukan pembaharuan semasa membuat huraianya mengenai perkara tersebut. Pembaharuan ini dapat dilihat juga dalam bidang perubatan apabila Ibnu Rusyd memberi penekanan tentang kepentingan menjaga kesihatan.
Beberapa pandangan yang dikemukakan dalam bidang perubatan juga didapati mendahului zamannya. Beliau pernah menyatakan bahawa demam campak hanya akan dialami oleh setiap orang sekali sahaja. Kehebatannya dalam bidang perubahan tidak berlegar di sekitar perubatan umum, tetapi juga merangkum pembedahan dan fungsi organ di dalam tubuh manusia. Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Ibnu Rusyd turut menjangkau bidang yang berkaitan dengan kemasyarakatan apabila beliau cuba membuat pembahagian masyarakat itu kepada dua golongan iaitu golongan elit yang terdiri daripada ahli falsafah dan masyarakat awam.

D. IBNU SINA
1. Karya tulisnya
Karya tulis yang terpenting yakni,
a. Al-Syifa, berisikan uraian tentang filsafat yang terdiri atas empat bagian, ketehunan, fisika, matematika, dan logika
b. Al-Najat, berisikan keringkasan dari kitab al-Syifa. Karya tulis ini ditunjukannya khusus untuk kelompok terpelajar yang ingin mengetahui dasar-dasar ilmu hikmah secara lengkap.
c. Al-Qanun fi al-Thibb, berisikan ilmu kedokteran yang terbagi atas lima kitab dalam berbagai ilmu dan berjenis-jenis penyakit lain-lainnya.
d. Al-Isyarat wa al-Tanbihat, isinya mengandung uraian tentang logika dan hikmah
2. Filsafat atau pemikirannya
a. Al-Tawfiq(Rekonsiliasi) antara agama dan filsafat
Ibnu Sina juga mengusahakan pemanduan antara agama dan filsafat. Pembagian manusia yang dimajukan Ibnu Sina menjadi dua tingkatan, awan dan terpelajar adalah hal yang biasa.
b. Ketuhanan
Ibnu Sina dalam membuktikan adanya tuhan(isbat wujud Allah), dalam filsafat wujudnya bahwa segala yang ada ia bagi pada tiga tingkatan dipandang memiliki daya kreasi tersendiri antara lain.
1. Wajib al-wujud
2. Mumkin al-wujud
3. Mumtani al-wujud
c. Emanasi
Emanasi Ibnu Sina juga menghasilkan sepuluh akal dan Sembilan planet. Sembilan akal mengurus Sembilan planet dan akal kesepuluh mengurus bumi.

d. Jiwa
Secara garis besar pembahasan Ibnu Sina tentang jiwa dibagi pada dua bagian
1. Fisika,membicarakan tentang jiwa tumbu-tumbuhan, hewan, dan manusia
2. Metafisika, membicarakan tentang,
 Wujud jiwa
 Hakikat jiwa
 Hubungan jiwa dan jasad
 Kekekalan jiwa

E. MUHAMMAD IQBAL
1. Karya tulisannya
Karya-karya Iqbal yang tercatat diantaranya adalah Bang-i-dara (Genta Lonceng), Payam-i-Mashriq (Pesan Dari Timur), Asrar-i-Khudi (Rahasia-rahasia Diri), Rumuz-i-Bekhudi (Rahasia-rahasia Peniadaan Diri), Jawaid Nama (Kitab Keabadian), Zarb-i-Kalim (Pukulan Tongkat Nabi Musa), Pas Cheh Bayad Kard Aye Aqwam-i-Sharq (Apakah Yang Akan Kau Lakukan Wahai Rakyat Timur?), Musafir Nama, Bal-i-Jibril (Sayap Jibril), Armughan-i-Hejaz (Hadiah Dari Hijaz), Development of Metaphyiscs in Persia, Lectures on the Reconstruction of Religius Thought in Islam -‘Ilm al-Iqtishâd, A Contibution to the History of Muslim Philosopy, Zabur-i-’Ajam (Taman Rahasia Baru), Khusal Khan Khattak, dan Rumuz-i-Bekhudi (Rahasia Peniadaan Diri).

2. Filsafat atau pemikirannya
Konsep dasar dari filsafat Iqbal adalah konsep tentang hakikat ego. Bahkan, konsep ini dijadikan pondasi bagi pemikirannya. Pembahasan berkaitan dengan ego dikupas dalam karyanya Asrar-I Khudi. Iqbal mengemasnya dalam berbagai puisi dan kumpulan ceramahnya yang kemudian dibukukan dengan judul The Reconstruction of Religious Thought in Islam.
Menurut Iqbal, khudi memiliki makna harfiah, yakni ego atau individualitas. Ego sendiri berarti pusat atau landasan dari semua kehidupan yang merupakan suatu kehendak kreatif yang terarah secara rasional. Dengan kata lain, hidup bukan merupakan arus yang tidak terarah, melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat mengatur; suatu kegiatan sintetis yang melingkupi serta memusatkan kecenderungan-kecenderungan yang terpisah-pisah dari organisme yang hidup ke arah suatu tujuan konstruktif. Iqbal juga menerangkan bahwa khudi merupakan pusat dan landasan dari keseluruhan kehidupan. Hal ini tercantum pada beberapa matsnawinya dalam Asrar-I Khudi.
F. MUHAMAD ARQOUN
1. Karya tulisnya
Di antara karya-karyanya adalah Rethinking Islam Today, Mapping Islamic Studies, Genealogy, and Change, The Untought in Contemporary Islamic Thought, al-Turath: Muhtawahu wa Huwiyyatuhu –sijjabiyatuhu wa salbiyatuhu, Min al-Ijtihad ilal al-Naqd al-‘Aql al-Islami, al-Fikr al-Ushuli wa Istihalat al-Ta’shil: Nahwa Tarikhin Akhbar li al-Fikr al-Islami, al-Quran min al-Tafsir bil Mauruth, Lectures de Coran, Min Faysal al-Tafriqah ila Fasl al-Maqail: Aina huwa al-Fikr al-Islami al-Mu’ashir, The Concept of Authorithy in Islamic Thought,dan Religion and Society.

2. Filsafat atau pemikirannya
Mohammad Arkoun membedakan antara periode pertama dan periode kedua. Menurut Arkoun, dalam periode diskursus kenabian, al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapatdipercaya dibanding ketika dalam bentuk tertulis. Sebabnya, al-Qur’an terbuka untuk semua arti ketika dalam bentuklisan, tidak seperti dalam bentuk tulisan. Arkoun berpendapa tstatus al-Qur’an dalam bentuk tulisan telah berkurang dari kitab yang diwahyukan menjadi sebuah buku biasa. Arkoun berpendapat bahwa Mushaf itu tidak layak untuk mendapatkan status kesucian. Tetapi muslim ortodoks meninggikan korpus ini kedalam sebuah status sebagai firman Tuhan

BAB III
KESIMPULAN

Dengan adanya karya-karya dan pemikiran para tokoh filsafat islam, saya dapat menyimpulkan :
- Bahwah pemikiran para filosofi islam itu tidak sama seperti pebedaan emanasi, Ibnu Miskawai mengatakan bahwa alam semesta ini di bentuk dari tiada menjadi ada sedangkan Al-Farabi mengatakan alam semesta ini dari sesuatu yang bahan yang sudah ada menjadi ada.
- Karya-karya mereka yang banyak merupakan hal yang membanggakan bagi khazanah keilmuan islam,tapi sayangnya karya-karya mereka itu kita tidak bisa temui secara keseluruhan pada saat ini,karena terjadi keadaan yang menyulitkan para filosof, seperti halnya kejadian yang menimpa Ibnu Rusyd yang karyanya dibakar.
- Karya tulis Al-Razi yang berjudul continens menjadi buku pegengan utama di kalangan kedokteran eropa sampai abad ke 17 M.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A., filsafat islam, filosof dan filsafatnya, jakarta: rajawali pers, 2004
Dedi, Supriyadi, M. Ag. Pengatar filsafat islam, Bandung: pustaka setia, 2009
Muhamad, Taqi Miisbah Yazdi.Buku daras filsafat islam.Bandung: ikatan penerbit Indonesia(IKAPI).2013

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong