Resensi buku filsafat komunikasi
TUGAS : (BELAJAR MERESENSI BUKU) ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
Penulis : Adianto Elvinaro dan Anees Q. Bambang.2007.
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media,Bandung
NAMA : Ryan risky gobel
NIM : 291413034
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN
Filsafat Ilmu Komunikasi sangat penting bagi mahasiswa atau sarjana komunikasi yang hendak melakukan pengembangan teori komunikasi melalui penelitian. Dalam Praktik penelitian, biasanya ada tiga pertanyaan mendasar, yaitu: Kemana saya sedang berjalan? Bagaimana saya tiba di sana? Dimana sekarang ini berada? Dua pertanyaan pertama dapat ditemukan pada buku-buku metode penelitian, namun pertanyaan ketiga hanya dapat ditemukan jawabannya pada buku Filsafat Ilmu Komunikasi. Buku ini adalah buku yang sangat representative dalam menguraikan Filsafat Ilmu Komunikasi. Ditulis oleh dua orang penulis yang sangat menguasai bidangnya. Buku ini penting dibaca oleh para Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi serta para peminat ilmu filsafat dan ilmu komunikasi.
PEMBAHASAN
A .Perspektif teori-teori komunikasi
Perspektif adalah suatu sudut pandang dan cara pandang terhadap sesuatu. Cara memandang atau pendekatan yang gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu perspektif yang digunakan dalam menghampiri suatu peristiwa komunikasi akan menghasilkan perbedaan yang besar dalam jawaban dan makna yang deduksi. Perspektif juga selalu mendahului observasi manusia. Manusia bisa mengamati suatu persitiwa dengan pikiran yang terbuka dan netral, namun begitu harus mengobservasi suatu hal dan dapat melakukannya dengan cara tertentu.
Nilai perspektif tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realitas. Istilah dari perspektif tidak dipilih asal saja. melainkan menggunakan istilah teori dan sudah tentu merupakan istilah yang tidak memadai dalam hal ini. teutama karena adanya perkembangan mutakhir di bidang komunikasi manusia begitu pesat
Penggunaan perspektif mewajibkan untuk toleran pada perbedaan cara pandang juga arif dalam menggunakan berbagai metode singkatnya, memilih suatu perspektif sama artinya dengan memilih mengerjakan hal-hal menurut suatu cara pandang tertentu, tidak menurut satu cara yang lain, yang tidak sera merta berlaku universal.
Perspektif-perspektif ilmu komunikasi ontologi dan epistemologi terdiri dari Realisme, Nominalis, Konstruksionis.
B. Perspektif positivisme.
Model komunikasi linear atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang paling banyak dikenal dan mudah dipahami. model ini adalah model komunikasi yang menggunakan perspektif mekanistis, sehingga metodologi ilmu-ilmu alam digunakan dalan merumuskan data,meneliti,dan menyimpullkan kebenaran tindakan komunikasi. model ini dapat dilihat dari pengaruh metode ilmu alam pada ilmu komunikasi.
Prinsip positivisme bersifat empiris-objektif, deduktif-nomologis, instrumental-bebas nilai, ketiga asumsi ini oleh Antony Gidden (F . Budi Hardiman, 2003:57) dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prosedur-prosedur metodologis ilmu-imu alam dapat langsung diterapkan pada ilmu-ilmu sosial.
- Hasil-hasil riset dapat dirumuskan dalam bentuk “hukum-hukum” seperti dalam ilmu-ilmu alam.
- Ilmu-ilmu sosial itu harus bersifat teknis, yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.
Setelah pengenalan prinsip positivisme, adapun beberapa ciri positivisme (Gahral Adian, 2002:68), yaitu bebas nilai, fenomenalisme, nominalisme reduksionisme, naturalisme, dan mekanisme.
Norma-norma metodologi positivisme adalah sebagai berikut :
- Semua pengetahuan harus terbukti lewat rasa-kepastian (sense of certainly) pengamatan sistematis yang terjamin secara intersubjektif.
- Kepastian metodis sama pentingnya dengan rasa kepastian. Kesahihan pengetahuan ilmiah dijamin oleh kestauan metode.
- Ketepatan pengetahuan dijamin hanya oleh bangunan teori-teori yang secara formal kokoh yang mengikuti deduksi hipotesis-hipotesis yang menyerupai hukum.
- Pengetahuan ilmiah harus dapat dipergunakan secara teknis.
- Pengetahuan pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif, sesuai dengan sifat relatif dan semangat positif. (F. Budi Hardiman, 2003:55).
Positivisme logis, ada beberapa prinsip dasar positivisme logis :
- Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
- Menganggap pernyataan-pernyataan yang ridak dapat diverifikasikan secara empiris (seperti etika, agama, metafisika) sebagai nonsense.
- Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan di dalam satu bahasa ilmiah yang universal.
- Memandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-pernyataan (F. Budi Hardiman, 2003:56).
C . PRESFEKTIF INTERPRETIF
Presfektif interpretif tumbuh berdasarkan ketidak puasan dengan teori post-positivisme .presfektif positivisme di pandangan terlalu umum ,terlalu mekanis ,dan tidak mampu menangkap keruwetan.nuansa dan kompleksitas dari interaksi manusia.
1.1 PANDANGAN DASAR PRESFEKTIF INTERPRETIF
Pada bagian ini akan dikemukakan pandangan dasar pembentuk presfektif interprektif ,yaitu hermeunetika ,fenomenologi dan interaksionalisme simbolik,.Tiga pandangan ini mendasari metode ilmu sosial yang khas,yaitu memberikan peran subjek dalam membentuk fakta sosial sekaligus memperlakukan manusia tidak sebagai benda-benda lebih dari apa yang telah dicapai oleh post-positivisme.
Fenomenologi
Fenomenologi menunjuk banyak hal dasar yang penting bagi pemikiran interpretif .fenomenologi transendeltal dan fenomenologi sosial mnegaskan pentingnya dunia kehidupan sehari-hari sebagai sebuah objek studi.
Hermeuneutika
Hemeneutika dalam bahasan ini di kemukakakn demi untuk menjelaskan bagaimana pencarian metode ilmu sosial(dalam hal ini komunikasi)yang berbeda dengan ilmub alam.Dengan demikian ,hermeuntika pada dasarnya menyediakan suatu jalan untuk menghindar dari tekanan dalam penjelasan dan control pada penelitian kalangan positvis serta pemahaman subjektif atas kehidupan sosial
Interaksionisme simbolik
Mead dan pengikutnya menggunakan banyak konsep untuk menyempurnakan cara lahirnya makna melalui interaksi dalam kelompok sosial.contohnya,mead berbicara tentang symbol signifikan dengsn makna yang sama dalam sebuah masyarakat .tanpa sistem penyimbolan yang sama ,aksi yang terkoordinasi adalah tidak mungkin .konsep penting lainya dalam intreksionalisme simbolik adalah”orang lain yang signifikan”Yaitgu orang “orang beroengaruh kuat pada kehidupan anda”lalu orang lain di realisasikan yaitu konsep anda tentang bagaimana orang lain merasakan anda dan “tata cara yang dipakai”,yaitu pembentukan perilaku setelah perilaku orang lain.
1.2 TEORI INTREPRETIF DALAM KOMUNIKASI
Dalam hal ini harus ada penekanan bahwa teori interpretif bukanlah suatu usah monotolis dan bahwa kajian ini lebih mempresentasikan tren umum daripada mengemukakan kerangka dari pemikiran teoritisi intrepretif
- Ontologi Teori Interpretif
Pandangan ontologis para nominalis dan konstruksionis sosial ini memiliki berbagai implikasi penting.pertama,pandangan kalangan nominalis menekankan gagasan tentang realitas yang berlipat tidak satupun yang terlihat lebih benar atau salah dari yang lain.kedua,aspek konstruksionisme sosial dalam hal ini member tekanan pada jalannya proses proses dimana realita sosial dimengerti dan dijadikan dasar tindakan oleh pelaku sosial tersebut.
Walhasil ontology yang dipegang oleh kebanyakan teoritis interpretif menyoroti gagasan bahwa realitas tidak akan bisa di mengerti tanpa mempertimbangkan proses sosial dan mental yang gterus menerus membangun realitas tersebut.
- Epistomologi Teori Interpretif
Dasar epistimologi dari riset interpretif berdasarkan pada keyakinan tentang realitas dan pada kekurangan yang dirasa pada metode riset yang sudah mendominasi riset sosial pada abad ke 20.
- Aksiologi teori interpretif
Sebagaimana bisa di ambil kesimpulan dari pembahasan terdahulu mengenai epistimologi,teoritis interpretif menjauhkan diri dari dugaan bahwa realitas sosial bisa benar dipisahkan dari nilai subjek peneliti,komunitas penelitian dan masyarakat.
1.3 STRUKTUR DAN FUNGSI TEORI INTERPRETIF
Pada pembahasan ini ada pembedaan antara general interpretif theories dan grounded theory .keduanya masih merupakan pembahasan dari teori inpretif ,namun sangat berbeda dalam bentuk dan fungsinya.
1.4 Teori interpretif umum ( General interpretive Theories )
Inti dari ontology interpretif adalah kepercayaan bahwa kita mengkonstrusi dunia kita secara sosial lewat interaksi komunikatif ( yaitu tindakan untuk mencapai pemahaman timbale balik ).
1.5 Grounded Theory
Teori ini dapat dipergunakan untuk menanggapi berbagai hal ,mulai dari contex theoriti Seperti pengambilan keputusan dalm kelompok dan pornografi di internet sampai process theories seperti confict managmenet dan identity formation.Kriteria untuk evaluasi Pendekatan teori ini berkaitan dengan cara penelitian dan perkembangan. karenanya evalusinya pun sangat memperhatikan prose situ sendiri .
D. KOMUNIKASI DALAM PRESFEKTIF INTERPRET
Etnografi Komunikasi
Komunikasi etnografi merupakan pengembangan penelitian etnografi.Garry philipsen mengemukakan empat asumsi komunikasi etnografi,pertama peneliti dalam sebuah komunikasi budaya local menciptakan pengertian bersama dengan yang sedang dipahaminya,kedua para komunikator dalam budaya harus berada dalam satu sistem komunikasi.ketiga pengertian dan tindakan sifatnya khusus bagi masin-masing kelompok budaya .keempat setiap kelompok dianggap memiliki cara-cara tersendiri untuk memahami kode dan tindakan tertentu.
- Dramatisme dan narasi
Teori dramatisme dan narasi merupakan teori komunikasi yang di pengaruhi oleh interksionisme simbolik.Teori dramatisme dan narasi memusatkan diri pada peristiwa penggunaan symbol komunikasi
E .PRESPEKTIF KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistimologi bahwa semesta secara epistimologi meruopakan hasil konstruksi sosial.bagi kaum konstruktivisme semesta adlah suatu konstruksi.,artinya bahwa semesta ini bukan dimengrrti sebagai semesta otonom akan tetapi secatra kpomnsrtuksi secara sosial dan karenanya prular.
F. KONSTRUKTIVITISME DALAM ILMU KOMUNIKASI
Teori kontruktivis atau konstruktivitisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang di kembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan-rekan sejawatnya ( miler 2002). Kontrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komukasi antar personal.
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterprestasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran.
Konstruksionisme dengan demikian dapat dikategorikan komunikasi yang berpusat pada orang. Pada sisi lain, komunikasi yang berpusat pada orang dan diferensiasi kognitif menunjukan adanya desain pesan
a. Komunikasi berbasis diri
Komunikasi berbasis diri adalah model komukasi yang memeriksa proses lahirnya pesan berdasarkan orientasi diri. Menurut teori kalangan konsektriviti pesan berbasis diri merefleksikan kewaspadaan dan adaptasi subjektif, efektif, serta aspek realisional dalam konteks komunikasi. Sebuah pesan berbasis diri merupakan satu gagasan yang menyokong kebutuhan pendengarnya, perhatian atas situasi yang mungkin dan mengarah pada tujuan yang mengarah.
b. Konstruk hubungan dalam komunikasi
Menurut kalangan konstruktivis satu hubungan yang bersifat individual akan menghasilkan pesan yang lebih berbasis diri kemudian Burleson menyatakan bahwa pengeluaran pesan berbasis diri bergantung pada kecakapan dalam menggambarkan dan mengambil kesimpulan karakteristik psikologis para pendengarnya secara internal. Secara khusus, individu dengan konstruk sistem yang berbeda akan membuat definisi yang kompleks tentang situasi antar personal yang akan sebagai hasil memproduksi pesan yang lebih bersifat kompleks serta lebih berpusat pada diri.
c. Model desain pesan
Desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajemen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui pesan yang dikirimnya. Logika desain pesan ini bahwa setiap orang mempunyai alur pikiran berbeda yang digunakan mengurus tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Berdasarkan logika desain pesan ini kita dapat meninjau teori manajemen pemaknaan yang terkoordinasi teori ini menyatakan bahwa individu membuat interprestasi berdasarkan aturan-aturan sosialnya.
G . PENDEKATAN TEORI KRITIS PADA KOMUNIKASI
Perspektif teori kritis berbeda dengan paradigma diatas. Perspektif ini melihat masyarakat sebagai satu sistem kelas. Jadi pada media bagi perspektif teori kritis, terdapat ideologi yang tersembunyi karena itu, reset atas berita tidak bisa objektif melainkan harus sadar kepentingan tertentu.
Culturan-studies (studi-studi budaya).
Secara lebih jelas cultural studies mengemukakan definisi budaya sebagai berikut:
Budaya adalah pemikiran-pemikiran yang sama yng menjadi sandaran atau rujukan masyarakat dalam memahami pengalaman kehidupannya. Kemudian budaya juga didefinisikan sebaga praktik-praktik hidup dari satu kelompok.
Dari definisi budaya ini, cultural studies mencoba mengamati tindakan-tindakan intitusi masyarakat dalam menyebarkan atau memengaruhi cara pandang dan tindakan massa.
Studi-studi peminis
Peminisme berasal dari kata latin pemina yang berarti memiliki sifat keperempuanan. Menurut Aida Fitalaya S. Kubies feminisme diawali oleh persepsi tentang ketimpangan posisi perempuan disbanding dengan laki-laki dimasyarakat. Feminis sosial menurut jagar merupakan sintesis teori kelasnya marxisme dan konsep the personal a political dari peminisme radical. Melalui perspektif ini studi komunikasi menjadi lebih meluas dan lebih menarik lagi.