Resume Pengantar Ilmu Komunikasi

30 January 2014 14:44:32 Dibaca : 204

Nama : Noval Isa

Nim : 291413040

 

BAB 6

KOMUNIKASI VERBAL

Tiuran suara dari berbagai negara :

Bang (Amerika)

Peng (Jerman)

Paw (Belanda)

Pan (Prancis)

Tah (Kuwait)

Phu (Malawi)

Dishoum (Srilanka)

Bam (Jepang)

Piu (Cina)

Thain (India)

Tang (Korea)

Dor (Indonesia)

Komunikasi verval ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.

Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinikan sebagai perangkat simbol dengan aturan untuk mengkobinasikkan simbol-simbol tersebut, yang dapat digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa tertulis Thai misalnya terdiri dari 44 konsonan dan 32 vokal. Suaranya dikombinasikan dengan lima nada yang berbeda untuk menghasilkan bahasa yang bemelodi. Kelas-kelas orang yang berbeda menggunakan kata ganti orang, kata benda, dan kata kerja yang berbeda pula untuk menunjukkan suatu status sosial dan keintiman. Karena bentuknya yang berbeda untuk setiap kelas orang, bahasa thai dapat dibedakan menjadi empat kategori : bahasa kerajaan, bahasa kerohanian, bahasa halus harian, dan bahasa kebanyakan.

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan yang kita maksud. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kit yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu. Kata mahasiswa pun tidak sederhana yang kita duga

+ “anak saya seorang mahasiswa”

- “dia belajar apa?”

+ “ilmu Komunikasi.”

- “dimana Ia kuliah”

+ “di Bandung.”

- “di Universitas apa?”

+ “Di Unpad. Universitas Padjadjaran”

- “Oh, jadi di Unpad ada Jurusan Ilmu Konunikasi, ya”

+ “bukan Fakultas Imu Komunikasi

- Mengapa anda tidak mengatakan kepada saya bahwa anak anda mahasiswa fakultas ilmu komunikasi Unpad Bandung?”

Bila kita menyertakan budaya sebagai variabel dalam proses abstraksi itu, problemnya menjadi semakin rumit. Ketika anda berkomunikasi dengan seseorang dari budaya anda sendiri, proses abtraksi untuk mempresentasikan pengalaman anda jauh lebih mudah, karena dalam suatu budaya orang-orang berbagai sejumlah pengalaman serupa. Namun komunikasi melibatkan orang-orang berbeda budaya, banyak pengalaman berbeda, dan konsekuensinya, proses abstraksi juga menyulitkan.

ASAL-USUL BAHASA

Hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa verbal.teoritikus kontemporer mengatakan bahwa bahasa adalah ekstensi perilaku sosial. Lebih dari itu, bahasa ucap bergantung pada di berbagai lokasi dalam sistem milik manusia yang diperlukan untuk menghasilkan ucapan. Kemampuan ini mungkin berhubungan dengan kemampuan manusia lebih awal untuk mengartikulasikan isyarat-isyarat jari-jemari dan tangan yang memudahkan komunikasi nonverbal. Konon, hewan primata (Kera, Monyet, Gorila, dan sejenisnya) berevolusi sejak kira-kira 70 juta tahun tahun lalu, dimulai dengan hewan mirip tikus kecil yang hidup sezaman dengan dinosaurus. Jutaan tahun berlalu sebelum hewan satu spesisnya kemudian berkembang menjadi makhluk yang satu mirip manusia (homind) dengan otak yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran otak yang kita miliki. Homind inihidup antara 5,5 juta dan juta tahun yang lalu.

Mereka tidak menggunakan bahasa lisan yang membutuhkan penciptaan berbagai suarayang stabil. Salah satu sebabnya, kotak suara mereka identik dengan kotak suara untuk membentuk bahasa bandingkan dengan komunikasi kita. Dulu nenek moyang kita yang juga disebut Cro Magnon ini tinggal di gua-gua. Mereka punya sosok seperti kita, hanya saja lebih berotot dan lebih tegap, mungkin karena hidup mereka penuh semangat dan makan makanan yang lebih sehat dan meraka juga pemburu dan pengumpul makanan yang berhasil. Ketika mereka belum mampu berbahasa verbal, mereka berkomunikasi lewat gambar-gambar yang mereka buat pada tulang, tanduk, cadas, dan dinding gua yang banyak ditemukan di spanyol dan perancis selatan.

FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Orang juga dapat memahami apa saja, objek-objek yang berlainan, termasuk perasaan tertentu yang mereka alami. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi.

Menurut Laryy L. Barker bahasa memiliki tiga fungsi penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi, menurut barker menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengerian atau kemarahan dan kebingungan. Memulai bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Barker berpandangan, keistimewaan bahasa sebagai sarana transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita. Tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar informasi : kita tidak mungkin menghadirkan semua objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi.

Fungsi Pertama bahasa ini jelas tidak terelakkan. Melalui bahasa anda mempelajari apa saja yang menarik minat anda, melalui bahasa anda mempelajari apa saja yang menarik minat anda, melalui sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu yang tidak pernah anda temui seperti bangsa mesir kuno atau bangsa yunani.

Fungsi kedua bahasa, yakni sebagai sarana untuk berhubungan dengan orang lain, sebenarnya banyak berkaitan dengan fungsi-fungsi komunikasi yang kita bahas dalam Bab 1, khususnya fungsi instrumental. Ringkasnya, bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita dan mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita.

Sedangkan fungsi ketiga memungkinkan kita untuk hidup lebih tertatur, saling memahami mengenai diri kita, kepercayaan-kepercayaan, dan tujuan-tujuan kita.

KETERBATASAN BAHASA

Berbicara tentang komunikasi verbal, yang porsinya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi kita, banyak orang tidak sadar bahwa bahasa itu terbatas. Keterbatasan bahasa tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut.

Keterbatasan jumlah kata yang bersedia untuk mewakili objek.

Kata –kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu : orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada. Obje. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri.

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interprestasi orang-orang, yang menganut latar-belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, terdapat berbagai kemuningkan untuk memaknai kata-kata tersebut.

Kata-kata mengandung bias budaya

Bahasa terikat oleh konteks budaya. Dengan ungkapkan lain, bahasa dapat dipandang sebagai perluasaan budaya. Menurut Hipotesis Sapir Whorf, sering juga disebut Teori Relativitas Linguistik, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan kebutuhan pemakainya untuk berpikir, melihat lingkungan, dan alam semesta di sekitarnya dengan cara yang berbeda, dan karena berperilaku secara berbeda pula.

Percampuradukan Fakta, Penafsiran, dan Penilaian

Dalam berbahasa kita sering mencapuradukan fakta (uraian), penafsiran (dugan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan kekeliruan persepsi seperti kita bahas dalam bab terdahulu.

KERUMITAN MAKNA KATA

Sering kita bertanya, “Apa arti kata itu?” kita menganggap bahwa arti atau makna dikandung setiap kata yang kita ucapkan. Sebenarnya kita keliru bila kita menganggap bahwa kata-kata itu mempunyai makna. Kitalah yang memberi makna pada kita. Dan makna yang kita berikan kepada kata yang sama bisa berbeda-beda, bergantung pada konteks ruang waktu. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya (faktual), seperti yang kita temukan dalam kamus. Karena itu, makna denotatif lebih bersifat publik. Sejumlah kata bermakna denotatif, namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni makna di luar rujukan objektifnya. Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat subjektif dan emosional dari pada makn deontatif.

Bahasa Daerah VS Bahasa Daerah

Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara sama.

Bahasa Indonesia VS Bahasa Malaysia

Suatu Bangsa atau suku biasanya menganggap bahasanya sendiri sebagai yang terbaik, dan menganggap bahasa yang digunakan bangsa atau suku sebagai (tidak alamiah) baik cara bicara ataupun kata-kata yang mereka ucapkan.

Bahasa Daerah/Bahasa Indonesia VS Bahasa Asing Lainnya

Terkadang kita menemukan juga kata-kata dalam bahasa daerah atau bahasa indonesia yang sama atau mirip dengan kata-kata dalam bahasa asing, tetapi dengan makna yang berbeda.

NAMA SEBAGAI SIMBOL

Nama diri sendiri adalah simbol pertama dan utama bagi seseorang. Anam dapat melambangkan status, cita-cita budaya, untuk memperoleh citra tertentu (Pengolahan Kesan) atau sebagai nama hoki. Nama pribadi adalah unsur penting seseorang dalam masyarakat karena interaksi dimulai dengan dan baru kemudian diikuti dengan atribut-atribut lainnya.

BAHASA GAUL

Orang-orang yang punya latar belakang sosial budaya berbeda lazimnya berbicara dengan cara berbeda. Perbedaan ini boleh jadi menyangkut dialek, intonasi, kecepatan, volume (keras atau lemahnya) dan yang pasti adalah kosakatanya.

Beberapa bahasa gaul

- Bahasa Selebritis

- Bahasa gay dan bahasa waria

- Bahasa kaum waria

BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA

Salah atu sebabnya adalah sosialisasi mereka berbeda, khusnya minat mereka berlainan terhadap berbagai aspek kehidupan.

RAGAM BAHASA INGGRIS

Bahasa inggris yang lebih universal pun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapannya, pilihan kata dan juga maknanya bahasa inggris telah berkembang menjadi beberapa ragam bahasa.

PENGALIHAN BAHASA

Kemungkinan dalam bahasa yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, apabila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara, apalagi kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita. Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita.

KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH

Setiap orang secara pribadi punya khas dalam berbicara, bukan hanya caranya tetapi juga topik-topik yang dibicarakan. Budaya konteks rendah ditandai dengan komunikasi lugas, dan berterus terang. Sifat dari komunikasi konteks rendah adalah cepat dan mudah.

Sebaliknya, budaya konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks tinggi : kebanyakan pesan bersifat implist, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara: intonasi suara bahkan konteks fisik (dandanan, pernataan ruangan, benda,benda dan sebagainya).

BAB 7

KOMUNIKASI NONVERBAL

Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan bersifat kata-kata.

Fungsi komunikasi nonverbal

Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata dan tertulis.

Klasifikasi pesan nonverbal

Menurut Ray. L. Birdwhistel, % dari komunikasi tatap muka adalah nonverbal,sementara menurut Albert Mehrabian,93% dari semua makna social dalam komunikasi tatap muka di peroleh dari isyarat-isyarat nonverbal.

Bahasa tubuh

Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika, suatu istilah yang di ciptakan seorang perintis bahasa nonverbal.

Gerakan kepala

Secara umum dapat di katakana bahwa makna expresi wajah dan pandangan mata tidaklah universal,melainkan sangat di pengaruhi oleh budaya.

Sentuhan

Suntuhan adalah perilaku nonverbal yang paling provokatif,tetapi paling sedikit di pahami.

Peribahasa

Peribahasa atau vokalika (vokalis) merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat di pahami, misalnya kecepatan berbicara,nada(tinggi atau rendah ), intestits (volume), suara, intonasi, kualitas vocal (kejelasan), warna suara, dialek, saura serak, suara senggau, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, tangis, tawa, teregang, gerutuan, guguman dan desahan.

Penampilan fisik

pada penampilan fisik, tampakya universal. Sekitar 40.000 tahun yang lalu orang-orang purba menggunakan tulang untuk dijadikan kalung dan hiasan tubuh lainnya. Bukti-bukti arkeologis mennunjukan bahwa sejak saat itu orang-orang sangat peduli dengan tubuh mereka.

Setiap orang punya perepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busanya (model,kualitas,bahan,warna). Dan juga ornament lainnya yang dipakainya, seperti kaca mata,sepatu,tas,jam tangan kalung,gelang dan cincin.

Warna

Nilai-nilai agama,kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhi cara qt berdandan. Bangsa-bangsa di dunia ang mengalami empat musim yang berbeda menandai perubahan musim itu dengan perubahan cara mereka berpakaian.

Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan orang atas berpakaian mencerminkan atas dirinya, apakah ia orag konservatif, religious,modern,atau berjiwa muda. Kita sering mempersepsi dan memperlakukan oranng yang sama dengan cara yang berbeda bila ia menggunakan pakaian yang berbeda. Untuk menjadi seorang komunikator yang baik, anda sebaiknya memperhatikan aspek busana ini.

Karakteristik fisik

Karakteristik fisik seperti daya tarik,warna kulit,rambut,kumis,jenggot dan lipstick jelas dapat mengkomunikasikan sesuatu. Suatu study menunjukan bahwa daya tarik fisik merupakan ciri penting dalam banyak teori kepribadian, meskipun bersifat implisit. Di Indonesia timur, kumis dapat di anggap cirri ke dewasaan.

Bau-bauan

Bau-bauan terutama yang menyenangkan seperti, wewangian dan parfum, telah berabad-abad digunakan orang juga untuk menyampaikan pesan,mirip cara yang juga dilakuakan hewan.kebanyakan hewan menggunakan bau untuk memastikan keberadaan musuh. Wewangian ‘’dapat mengrim pesan yang lebih mendalam ke otak’’ kata Harry Darsono perancang model terkenal. Bau minyak wangi tertentu jug adapt di kaitkan dengan situasi tertentu.

Orientasi ruang dan jarak pribadi

Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasikan ruang baik di dalam rumah, maupun di luar rumah ataupun dalam berhubungan dengan orang lain. Studi yang menelaah presepsi manusia atas ruang (pribadi dan social), cara manusia menggunakan ruang dan pengaruh ruang terhadap komunikasi. Beberapa pakar alinnya memperluas konsep proksemika ini dengan memperhitungkan seluruh lingkungan fisik yang mungkin berpengaruh terhadap proses komunikasi, termasuk iklim (temperature), pencahayaan, dan kepadatan penduduk.

Ruang pribadi vs ruang public

Setiap orang baik ia sadar atau tidak, memiliki ruang pribadi, imajiner yang bila di deengar akan membuatnya tidak nyaman. Wilaya pribadi kita identik dengan wilayah tubuh,dalam interaksi sehari-hari did lam dan di luar rumah.kita mengklaim wilayah pribadi kita.

Posisi duduk dan pengaturan ruangan

Setiap budaya mengkonsepsikan pola komunikasi di adik (dua orang) yang berlainan. Secara garis besar, oaring barat senang berbicara berhadapan, orang timur senang berbicara berdampingan, karena orang timur ingin menjaga keselarasan (kerja sama),sedangkan orang barat bersifat dan senang duduk berkompetisi. Secara umum dapat dikatakan semakin formal penataan ruangan, semakin formal pula komunikasi yang di kehendaki. Penataan ruang atau gedung, mempengaruhi cara berkomunikasi.

Konsep waktu

Waktu menentukan hubungan antar manusia. Pola hidup manusia dalam waktu di pengaruhi oleh budayanya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia. Edward T. Hall membedakan konsep waktu menjadi dua yaitu:

Monikronik

Penganut waktu monokronik cenderung lebih menghargai waktu, tepat waktu, menggunakan satu segmen waktu untuk mencapai suatu tujuan.

Polikronik

Penganut waktu polikronik memandang waktu sebagai suatu putaran yang kembali dan kembali lagi.

Diam

Dalam hubungan manusia tragedy mulai bukan ketika ada kesalapahaman mengenai kata-kata, namun ketika diam tidak dipahami. Sayangny makna yang diberikan terhadap diam, terikat oleh budaya dan factor situasinya. Fakor-aktor yang mempengaruhi diam adalah sebagai berikut:

Durasi diamDiam ketika kita sedang bersedih

Warna

Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosional,cita rasa,afiliasi politik, dan bahkan keyakinan agama kita.

Artefak

Artefak adalah benda apa saja yang di hasilkan kecerdasan manusia. Benda- benda ang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia didalam interaksi manusia, sering mengandung makna-makna tertentu. Hal ini disebut objektifa, rumah, kendaraan, prabot, patung, lukisan, klaigrafi, foto, buku yang kita pajang diruang tamu, Koran dan majalah, botol minuman keras, bendera, dan benda- benda lainnya dalam lingkungan kita adalah pesan-pesan bersifat non-verbal, sejauh bias diberi makna.