ETIKA DAN FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

14 April 2014 17:04:56 Dibaca : 242

TUGAS


RESENSI FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

 

NAMA : NOVAL ISA

NIM    : 291413040

 

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

 

“FILSAFAT ILMU KONUMIKASI”

Penulis : Elvinano Aldianto & Bambang Q. Anees

Desainer Sampul : Djoko Kartiko

Layout : Pratama Surya Ilham

Diterbitkan Oleh

Simbiosa Rakatama Media

J.l Srikandi Raya No.13 Bandung 40254

Telp.(022) 5204120-(022)70142959

Faks. (022) 5204120

J.l Ibu Inggit Garnasin No. 31 Bandung 40252

Telp. (022) 5208370-(022) 70142959

Faks. (022) 5208370

E-mail : sinarmedia@yahoo.com

Website : www.simbiosa-online.com

Cetakan pertama : Januari 2007

 

PENDAHULUAN

Apa itu Perspektif ? perspektif adalah cara kita memandang atau pendekatan yang kita gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang kita peroleh jadi suatu perspektif atau cara pandang tidak berlaku secara semana-mena maka perspektif pada satu sisi menyerap benda itu sekaligus makan dari pengetahuan tentang benda itu dalam kerangka epistemology.

Seluruh perspektif pada buku ini memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang man yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi. nilai perspektif kita tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspaktif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realistas. Walaupun setiap perspektif pada tahap tertentu kurang lengkap serta didistorsi. Jadi menjadi inti uapa mencari perspektif yang dapat memberikan kepada kita konseptulisasi yang paling bermanfaat bagipencapaian tujuan kita.

Istilah perspektif di sini tidak dipilih asal saja. Menggunakan istilah teori, sudah tentu merupakan istilah yang tidak memadai dalam hal ini. Konsekuensi dari penggunaan perspektif adalah kearifan untuk menyatakan bahwa apa yang kita ketahui sekarang bukanlah kebenaran mutlak. Melainkan hanya pemahaman yang diciptakan manusia dank arena pemahaman kita adalah produk kemanusiaan.

Konsekuensi lain adalah bahwa kita sebenarnya tidak menentukan realitas, melainkan “menciptakan” realitas. Soalnya ketika kita melakukan penelitian saat kita mengamati sesuatu “dengan cara tertentu”. Mau tidak mau kita terpaksa mengorganisasikan pengamatan dan perspektif kita serta tidak dapat menghidarkan diri dari mengorganisasikan. Pengguunaan perspektif mewajibkan kita untuk toleran pada perbedaan cara pandang

PEMBAHASAN

Perspektif Teori-teori komunikasi

Perspektif-perspektif dalam ilmu komunikasi

Realisme beranggapan bahwa benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah teridiri di sana secara benar, tanpa campur tangan ide dari pengamat paham ini menafikan peran subjek pengamat dalam penelitian. Konsekuensinya, nilai, kepercayaan, emosi dan apapun yang dimilikioleh diri subjek pengamat dilarang untuk terlibat mengamati sesuatu.Nominalis menganggap bahwa dunia sosial adalah eksternal pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas. Individu menjadi penentu ada atau tidaknya kenyataan. Seseorang subjektivis, dunia sosial pada dasarnya adalah relative dan hanya bisa dipahami dari sudut pandang individu yang terlibat langsung dalam aktivitasyang dipelajari.Konstruksionis pengetahuan kita bukanlah realitas dalam arti umum. Konstruktivisme mengatakan bahwa kita tidak pernah dapat mengeti realitas yang sesungguhnya secara ontologis.Perspektif Positisme

Paradigma positivism mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator, encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikasi/decoder) yang pasif.

Gagasan positivisme yakni apa yang berdasarkan fakta objektif secara tegas yang positif berarti yang nyata, yang pasti, yang nyata, yang tepat, yang berguna, serta yang mmengklaim memiliki kesahihan mutlak. Kebalikan dari yang positif adalah yang khayal (chimrique), yang meragukan (indecision),yang kabur (vague), yang sia-sia (oiseux) dan yang mengklain memiliki kesahihan relative. Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar.

Perspektif post positivisme kritik terhadap posivisme

Ilmu-ilmu manusia dengan ilmu-ilmu alam mendapat tantangan keras dari filsuf-filsuf yang datang sesdudahnya, manusia bukanlah benda mati yang gampang diukur, maka dengan mudah akan ditemukan ukuran benda itu. Pos-positivisme dalam penelitan sosial dan komunikasi Bila postivisme dalam bentuk dan logika klasiknya ditolak oleh post-positivisme, lalu fondasi filosofis apakah yang akan digunakan post-positivisme sebagai kerangka kerjapenelitian sosialnya?. Beberapa peneliti sosial berargumen bahwa kekurangan-kekurangan dari pemikitan positivism pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda salah satunya adalah mengganti prinsip-prinsip.

Perspektif interpretif

Manusia tidak mnugkin tidak berkomunikasi, manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak mungkin tidak berkomunikasi.perspektif Interpretif tumbuh berdasarkan ketidakpuasaan dengan teori post-positivis,. Perspektif positivis dipandang terlalu umum, terlalu mekanis, dan tidak mampu menangkap keruwetan, manusia, dan kompleksitas dari intekaksi manusia. Komunikasi dalam perspektif interpretif secara keseluruhan menyambungkang pentingnya kepelbagian teori yang digunakan secara bersama dan sistematik dalam memahamai fenomena komunikasi. masing-masing pembangun perspektif ini juga memberi pengaruh pada perkembangan ilmu komunikasi. Teori kritis dalam komunikasi hermeuneutika, fenomenologi dan interaksionisme simbolik juga mempunyai banyak sudut pandang yang mempengaruhi pada teoritis inti dari sudut pandang teori interpretif antara lain : Pengalaman subjektif, kreasi intersubjektif dalam makna, pemahaman sebagai tujuan akhir riset sosial dan ketidakpisahan antara yang tahu dan yang diketahui.

Perpektif konstruktivisme

Konstruktivisme menolak pandangan positivism yang memisahkan subjek dan objek komunikasi. dalam pandangan konstrukvisme bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Bagi kaum konstrukvisme semesta adalah suatu konstruksi artinya bahwa semesta bukan dimengerti sebagai semesta yang otonom akan tetapi dikonstruksi secara sosial, dan karenanya plural maka konstruktivisma menolak pengertian ilmu sebagai terberi dari objek pada subjek yang mengetahui. Pada konstruktivisme mengakui adanya interaksi antara ilmuwan dengan fenomena yang dapat memayungi berbagai pendekatan atau pradigma dalam ilmu pengetahuan, bahkan bukan hanya pada ilmu-ilmu alam. Konstrukvitisme dalam ilmu komunikasi adalah pendekatan secara teoritis dalam pandangan komunikasi antarpersona, teori kontruvitisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas.

Perspektif Teori Kritis

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan kontrukvitisme yang kurang sensitive pada proses dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. Analisis teroi kritis tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur tatat bahasa atau proses penafsiran seperti pada kontrukvititsme. Karena sangat berhubungan dengan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Bahasa dalaam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Pendekatan teori kritis dalam ilmu komunikasi pada awalnya mencakup tentang retorika saja namun muncullah publistik (ilmu persuratkabaran). Maka berita terutama bagaimana cara menyampaikan gagasan atau pesan melalui tulisan menjadi objek komunikasi kajian, namun masih dengan cara pandang objektif, smakinlama makin berkembang pola piker manusia

PENUTUP

Komunikasi telah mengalami perkembangan yang luar biasa dari sekedar studi retorika atau publistik kini telah berkembang ke wilayah terdalam kehidupan manusia. Perkembangan ini didasari oleh pergeseran dengan perubahan sosial yang terjadi di seluruh dunia. Kemunculan televise atau internet miaalnya merupakan perubahan sosial yang berpengaruh pada perubahan studi tentang pesan dan pengaruhnya., sekaligus memaksa studi tentang pesan komunikasi untuk menggeser epistemologinya ilmunya.

Perubahan sosial dibangun oleh tindakan yang didasari oleh tidaknya gagasan atau kesadaran bersama dan unsur utama kesadaran adalah meme. Berdasarkan pada perkembangan ini maka komunikasi atas studi komunikasi di samping meluas juga menjadi dasar dari studi-studi ilmu sosial di masa depan.