ARSIP BULANAN : March 2017

Managemen Perusahaan Media Massa

22 March 2017 10:28:27 Dibaca : 69

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PERUSAHAAN MEDIA MASSA


Prinsip merupakan landasan atau pedoman dalam berpikir dan bertindak. Prinsip manajemen dalam perusahaan media massa tidak berbeda jauh dengan prinsip manajemen perusahaan lain pada umumnya. Bedanya hanya terletak pada hasil akhir, yaitu jika perusahaan media menghasilkan suatu konten atau berita tetapi perusahaan lain menghasilkan produk. Prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam artian bahwa adanya pertimbangan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip manajemen juga diperlukan oleh manajer untuk menghindari adanya kesalahan yang mendasar dalam pekerjaannya dan juga manajer dapat meramalkan keberhasilan usaha perusahaan yang diembankan kepadanya.

 

Henri Fayol lahir di Istanbul tahun 1841, dan meninggal di Paris, pada tahun 1925. Ia merupakan sosok seorang teoris manajemen atau administrasi asal Perancis. Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen atau ilmu administrasi modern. Menurut fayol, untuk menjadi seorag pemimpin atau leader yang baik dan sukses kita harus mengerti tentang ilmu manajemen. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol. Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.


Fayol terkenal akan 14 prinsip manajemennya. Prinsip ini berlaku di setiap manajamen perusahaan dan berlaku sepanjang masa. Berikut uraian 14 prinsip manajemen perusahaan sesuai dengan perusahaan media massa :
1. Division of work
Division of work atau pembagian kerja merupakan pembagian pekerjaan kepada karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahlian karyawan. Agar hasil kerja atau output maksimal. Misalnya seorang karyawan ahli dibidang jurnalistik maka pekerjaan yang ia kerjakan haruslah mengumpulkan berita atau biasa disebut dengan wartawan.
2. Authority
Authority atau otoritas merupakan wewenang untuk memerintah misalnya dari atasan kepada bawahannya. Contohnya seorang manajer memerintahkan wartawannya untuk meliput berita banjir dan ada juga wartawan yang ditugaskan untuk meliput kasus korupsi dan lain sebagainya.
3. Dicipline
Dicipline merupakan taat terhadapat suatu aturan yang berlaku pada perusahaan. Misalnya seorang wartawan diberikan waktu untuk mencari berita, dan wartawan tersebut harus memperoleh berita sesuai waktu yang diberikan dan tidak bisa terlambat.
4. Unity of command
Unity of command artinya kesatuan perintah maksudnya ialah karyawan menerima perintah dari satu atasan dan bertanggung pada atasan yang memberikan perintah. Agar karyawan tersebut tidak bingung apa yang akan dikerjakannya.
5. Unity of direction
Unity of direction artinya kesatuan arah, karyawan diarahkan oleh manajernya sesuai dengan rencana dalam menjalankan tugasnya. Contohnya seorang wartawan diarahkan ke suatu daerah dalam mencari berita sesuai dengan rencananya.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi diatas kepentingan individu
Karyawan harus profesional dalam menjalankan pekerjaannya.
7. Remuneration
Remuneration atau kompensasi maksudnya adalah karyawan mendapat upah sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Jika melakukan lembur maka ia mendapat kompensasi yang seadil-adilnya.
8. Centralization
Centralization atau pemusatan, yaitu sejauh mana kita melihat atau sejauh mana pandangan kita terhadap pemusatan. Contohnya jika seorang wartawan bertanggung jawab kepada pemimpin redaksi. Maka pemimpin redaksi itulah yang menjadi pusat dalam keredaksian.
9. Scalar chain
Scalar Chain atau hirarki dapat menentukan batas wewenang yang dimiliki oleh karyawan dalam perusahaan. Oleh sebab itu, ia mengetahui kepada siapa bertanggung jawab dan kepada siapa ia mendapatkan perintah.
10. Order
Order atau tata tertib disini adalah seorang karyawan tidak akan dapat bekerja jika pikirannya kacau dan tegang, maka ia harus selalu merapikan fasilitas yang ia gunakan.
11. Equity
Manajer harus bertindak adil terhadap karyawannya. Peraturan dan perjanjian harus ditegakkan secara adil agar moral karyawan pun terjaga. Manajer tidak bisa memihak kepada salah satu karyawan.
12. Stabilitas kondisi karyawan
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan dapat terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

13. Prakarsa

Prakarsa atau inisiatif dalam manajemen perusahaan maksudnya adalah manajer terbuka dengan pendapat karyawan untuk melaksanakan rencana pekerjaannya.
14. Semangat kesatuan
Seorang manajer memberikan semangat terhadap karyawannya bahwa mereka satu tim dan harus saling bekerja sama. Dari semangat inilah akan membuahkan hasil yang terbaik yang telah direncanakan sebelumnya. Contohnya kami ambil dari pengalaman PKL, saat berkunjung ke NET TV kami terkejut dengan perekrutan karyawannya dengan menggunakan pengkaderan militer. Hal ini tentunya tidak seperti dengan media pada umumnya. Pengkaderan militer ini sangat berguna bagi karyawan dan juga perusahaan, karena dengan cara seperti ini, mereka telah diajarkan semangat kesatuan sejak awal. Hal ini tentunya akan berguna untuk karyawan dan juga perusahaan untuk kedepannya.


Seorang manajer yang baik tentunya harus mengikuti prinsip manajemen yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana yang kita ketahui sesuatu yang tanpa direncanakan akhirnya tidak akan tercapai atau tanpa adanya tujuan yang jelas. Prinsip manajemen perusahaan diatas juga menjadi patokan bagi kita sebagai landasan utama sebagai seorang manajer atau calon manajer dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang leader atau pemimpin.


Di materi ini tidak hanya membahas tentang seorang manajer tetapi juga membahas tentang prinsip dasar sistem pekerjaan kewartawanan. Berikut kami paparkan materinya:

Prinsip Dasar Sistem Pekerjaan Kewartawan
1. News Gathering. Hal ini adalah tahapan awal dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi media massa yang diwakili wartawannya mulai mengumpulkan berita.
2. News Editing. Merupakan proses lanjutan dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi media massa yang diwakili oleh para redaktur melakukan penyuntingan berita. Berita yang didapatkan dari wartawan disunting dan diperiksa terlebih dahulu sebelum di distribusikan.
3. News Distributing. Hal ini adalah proses akhir dari sistem pemberitan, yakni tahapan satu organisasi media massa menyebarkan berita kepada publiknya. Berita yang disebarkan telah melalui beberapa tahapan sebelum akhirnya terbit dan tentunya berita tersebut telah sempurna dan siap disebaluaskan kepada khalayak.
4. News Evaluating. Hal ini banyak berkaitan dengan sistem media massa yang senantiasa berupaya mengembangkan mutu, bukan hanya jumlah-beritanya, sehingga menerapkan pola analisa isi (contents analysist) yang biasanya dilakukan oleh satu unit/divisi khusus dalam manajemen keredaksian. Dari tahapan evaluasi tersebut, maka media massa berupaya pula mengadakan perbaikan mutu isi karya jurnalistiknya melalui “editorial clinic” dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).


Keempat prinsip dasar sistem pekerjaan kewartawan diatas menunjukan bahwa pentingnya sebuah proses dalam pekerjaan kewartawan. Jika salah satu proses diatas tidak ada, maka proses lainnya pun tidak bisa dikerjakan.

Masing-masing tahapan atau proses saling berkesinambungan dan terikat satu sama lain. Oleh sebab itu disetiap proses atau tahapan tersebut, para karyawannya harus bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Sebuah perusahaan media yang baik tentunya memiliki sebuah perencanaan yang baik pula. Anggota karyawan yang memiliki sebuah prinsip memiliki tujuan yang jelas, karena sebuah prinsip merupakan landasan atau pondasi yang dapat membuat karyawan terhindar dari sebuah kesalahan.


Daftar Pustaka
Junaedi, Fajar. 2014. Manajemen Media Massa. Yogyakarta: Buku Litera
https://id.wikipedia.org/wiki/HenriFayol (diakses tanggal 23 februari 2017)

http://ilmumanajemenindustri.com/14-prinsip-manajemen-menurut-henri-fayol (diakses tanggal 23 februari 2017)
http://jurnalpertekkom.blogspot.co.id/2013/02/kaidah-manajemen-untuk-mengelola-media.html (diakses pada 11 Februari 2017)

Nama sebagai Simbol

20 March 2017 12:34:20 Dibaca : 38

Jum’at, 29 November 1996. Tepatnya pada pukul 04.25 WITA. Ibu saya terbaring di tempat tidurnya sambil menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Dan ditemani oleh seorang pemuda tampan berkumis tipis yang berdiri tepat disampingnya yaitu ayah saya. Tiada kata yang ayah saya katakan pada saat itu selain rasa syukur dan senyum bahagia yang diberiikan kepada ibu saya karena telah melahirkan anak ke-3 mereka. Mereka saling bertanya akan diberikan nama apa untuk saya, yang pada saat itu sedang menangis entah kenapa. Seketika suara adzan berkomandang dari mesjid seberang “te iman, depe nama te iman saja pa aa, kan hari jum’at pas-pas so adzan shubuh lagi jadi te iman saja sapa tau jadi anak soleh” ungkap ibu sambil memeluk saya.

 

18 tahun berlalu, saya hidup sebagai orang yang kurang sopan dan bisa terbilang “kapala angi” yah mungkin karna pergaulan dari lingkungan sekitar. Suatu hari saya bertemu dengan seseorang dan pada saat kami berkenalan “gaga nga pe nama eee iman, orang bae-bae nga pasti am”. Setelah mendengar itu saya hanya terdiam dan tersenyum sambil memandangi wajahnya. Hari-hari pun berlalu, detik demi detik entah kenapa perasaan itu muncul lagi, perasaan yang selalu terfikirkan pada saat enggan ingin tidur “ana pe nama ini te iman, islami skali tapi ana pe orang bagini sup”. Mulai saat itu saya kurangi pertemuan saya dengan teman pergaulan di lingkungan saya dan sering kali datang ke tempat-tempat kajian, ta’lim, ta’ajiah, dsb. Yahh walaupun kadang-kadang kehadiran saya ditempat itu bisa dibilang ajang “ba tepos” tapi dari situlah perilaku saya mulai berubah sedikit demi sedikit.

 


Walaupun saya bukan Ustad, bkan Alim Ulama, dan saya kurang memahami entah kenapa saya harus melakukan ini, melakukan itu, dan memakai ini, memakai itu , tapi setidaknya saya melakukan apa yang Tuhan saya perintahkan dan saya melakukan apa yang Rasull saya kerjakan “barang siapa yang melakukan sunnah ku maka ia mencintai ku, dan barang barang siapa yang mencintaiku maka ia akan bersama dengan ku di Surga nanti” hadits itulah yang membuat saya termotivasi ketika saya sedang malas dalam melakukan sesuatu dan alhasil lama kelamaan saya mulai memahami apa yang dulu kurang paham dan mengerti apa yang dulu kurang dimengerti

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong