Perkembangan Teknologi Komunikasi

24 January 2016 11:34:55 Dibaca : 159

NAMA : IRAWATY R. DJAKO
NIM : 291414034

1. Satelit Telekomunikasi Hampir satu abad sebelum satelit komunikasi dibuat dan difungsikan pada orbitnya, beberapa orang sudah membicarakan ide tentang penggunaan satelit seperti itu untuk kepentingan manusia. Meskipun pada awalnya hanya berupa penuangan fantasi dalam bentuk fiksi. Misalnya cerita pendek yang dibuat oleh Edward Everett Hale pada tahun 1869, The Brick Moon. Lalu sebuah cerita dengan tema yang sama juga sudah dikarang oleh si raja fiksi ilmiah, Jules Verne, dalam novelnya yang berjudul Begum’s Juta yang diterbitkan pada tahun 1879. Dan pada tahun 1945, Arthur C. Clark sudah menulis artikel ilmiah yang pertama kali tentang teori penggunaan satelit buatan sebagai sarana telekomunikasi. Artikel yang ditulisnya itu berjudul Extra-Terrestrial Relay.Sebelum Clark menulis Extra-Terrestrial Relay, sebenarnya sudah ada orang yang juga membahas tentang ide penggunaan sebuah wahana angkasa sebagai sarana telekomunikasi. Dia adalah Herman Potocnik yang pada tahun 1928 menerbitkan bukunya Das Problem der Befahrung des Weltraums - der Raketen-Motor. Malah pria kelahiran Slovenia inilah yang pertama kali mengungkapkan istilah orbit geostasioner melalui bukunya itu. Dan dia menggambarkan komunikasi jarak jauh yang berlangsung antara bumi dengan wahana tersebut melalui gelombang radio. Tapi Potocnik tidak menyebutkan ide tentang fungsi wahana tersebut sebagai relay atau perantara dalam proses komunikasi jarak jauh. Ini membuatnya tidak bisa disebut sebagai orang yang pertama kali berbicara tentang satelit komunikasi sebagai gagasan ilmiah.
Lebih dari satu tahun setelah Uni Sovyet berhasil meluncurkan Sputnik-1, pada tanggal 18 Desember 1958 Amerika meluncurkan satelit komunikasi yang pertama kali di dunia dalam proyek SCORE. Satelit itu mengorbit bumi hanya dalam 12 hari. Dan dengan perantara satelit tersebut, presiden Eisenhower sempat menyampaikan sebuah pesan natal yang disiarkan secara luas. Dikarenakan teknologi roket pada masa itu belum mampu melontarkan beban peralatan yang harus diangkut oleh sebuah satelit komunikasi ke orbitnya, maka posisi satelit seperti itu dilanjutkan oleh sebuah balon raksasa berdiameter 30 meter, namanya Echo-1. Bagian luar balon ini dilapisi dengan aluminium tipis yang berfungsi untuk memantulkan gelombang radio dari stasiun bumi. Fungsinya benar-benar sebagai cermin pemantul. Echo-1 diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 1960 dan menempati ketinggian sekitar 1.600 kilo meter dari Bumi. Berhubung fungsinya hanya memantulkan gelombang radio dengan menggunakan kulit aluminium-nya, gelombang pantul yang diterima kembali oleh stasiun bumi menjadi sangat lemah. Meskipun demikian, dengan perantara Echo-1, komunikasi radio dapat dilakukan hingga pada jarak 4.000 kilo meter (menghubungkan pantai timur Amerika Serikat dengan California).
Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki Echo-1 maka diluncurkanlah Telstar, satelit komunikasi yang telah dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada jamannya. Telstar memiliki bobot 64 kilogram. Dilengkapi dengan 3.600 sel matahari yang berfungsi untuk membuat arus listrik dan mengisi battery Nikel Cadmium pada satelit itu. Selain itu memiliki tidak kurang dari seribu transistor dan sebuah tabung penguat yang mampu memperkuat signal yang diterima dari Bumi hingga 10.000 kali lipat. Beberapa jam setelah Telstar diluncurkan pada tanggal 10 Juli 1962, siaran TV langsung yang pertama kali di dunia dari sebuah stasiun bumi di Andover berhasil melintasi samudera Atlantik. Maka sejak saat itulah manusia mulai memasuki era satelit komunikasi. Dan kini, penggunaan satelit sebagai sarana perantara telekomunikasi sudah menjadi hal yang biasa bagi hampir semua orang.
Berdasarkan tahapan yang dilaluinya, satelit mengalami enam tahap pengembangan. Pada tahap pertama, satelit dilontarkan menggunakan roket sejauh mungkin di ruang angkasa sehingga satelit bisa mengelilingi Bumi tepat dalam satu hari untuk satu putaran. Seperti diketahui, Bumi berputar dalam waktu 24 jam pada porosnya untuk satu kali putaran (rotasi). Oleh sebab itu, pada ketinggian sekitar 36.000 kilo meter dari Bumi, satelit komunikasi praktis dalam posisi diam meskipun sebenar sedang mengorbit mengelilingi Bumi. Pada setiap jam, satelit menempuh jarak sejauh 15 derajat dari pada jalur orbit.Pada tahap kedua diciptakan system roket koreksi yang diatur oleh computer guna mencegah satelit bergeser dari jalur orbitnya. Pada tahun-tahun berikutnya kemampuan roket koreksi dan pemanfaatan bahan bakar sudah semakin disempurnakan sehingga sebuah satelit komunikasi mampu mengorbit hingga bertahun-tahun.Tahap ke-3 ditandai dengan dikembangkannya system stabilisasi tiga poros yang membuat satelit tidak berubah posisinya dan antenanya selalu mengarah ke Bumi. Beberapa mesin roket kecil bekerja secara serentak untuk menjaga posisi satelit. Sebelumnya, cara yang digunakan adalah membuat satelit terus-menerus berputar pada porosnya. Gerakan berputar ini menjadikan antena hanya kadang-kadang saja mengarah ke Bumi. Jalan keluarnya adalah dibuatkan antena yang dilengkapi dengan untaian gotri agar antenna tidak ikut berputar dengan badan satelit. Fungsinya sama persis seperti gotri pada as ban sepeda.Pada tahap ke-4 sudah berhasil dibuat roket yang mampu mengangkut beban yang jauh lebih berat. Jika roket di tahun 1962 hanya mampu mengangkut Telstar yang berbobot 64 kilogram, maka roket dewasa ini harus mampu melontarkan satelit yang bobotnya sudah dalam satuan ton hingga pada orbit geostasioner.Sedangkan pada tahap ke-5 orang sudah mampu membuat elemen-elemen elektronis yang jauh lebih kecil dibanding elemen yang sama pada satelit generasi awal. Hingga peralatan yang bisa disertakan dalam sebuah satelit pun bisa makin banyak. Alat yang berfungsi untuk menerima dan mengirim signal namanya transponder. Jika satelit Intelsat V yang diluncurkan pada tahun 1980 hanya memiliki 12 transponder, maka satelit buatan dewasa ini memiliki puluhan bahkan ratusan transponder.Pada tahap ke-6 sudah digunakan signal dengan frekwensi tinggi yang memiliki gelombang pendek. Perkembangan ini mengakibatkan antena di Bumi bisa dibuat dengan penampang (cawan) yang diameternya jauh lebih kecil dibanding antena pada generasi sebelumnya.
2. Video techVideo Tech adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satufps.Video tech merupakan Layanan informasi interaktif yang memungkinkan individu untuk meminta frames informasi dari sebuah computer pusat untuk melihat pada layar tampilan video. Vediotech juga dapat diartikan sebagai teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.Video tech adalah proyek yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan multimedia menggunakan video digital otentik yang terkandung dalam konteks bahasa kedua Prancis di Kanada . proyek ini bertujuan untuk menciptakan tidak hanya isi pendidikan dan pembelajaran, tetapi juga komunitas praktek dimana pengguna dapat berkontribusi konten dan menyarankan jalur pembangunan alternatif.c. TeletechLayanan informasi interaktif yang memungkinkan individu untuk meminta frame informasi untuk melihat pada layar televise rumah. Dibawah teletext (di Jerman: teletext dipahami sebagai bentuk komunikasi untuk penyebaran berita,teks dan representasi bergambar, kasus transmisi analog dalam selang blanking dari sinyal televisi dari televisi yang akan disiarkan.d. Interactive Cable TelevisionInteractive Cable Television atau biasa disebut juga sebagai TV Interaktif (iTV) adalah televisi yang dapat menerima program siaran (downlink) dan dapat pula mengembalikan informasi ke penyiar televisi (uplink). Sehingga ada interaktif antara penyiar ke penonton dan penonton ke penyiar. Mungkin dapat kita katakan bahwa TV interaktif adalah suatu teknologi yang sudah mempersatukan semua teknologi yang ada diera digital ini karena TV interaktif dapat mempersatukan (convergance) antara data, voice dan video didalam satu kanal sehingga memudahkan pemakainya untuk melakukan komunikasi dan interaksi langsung baik ke seseorang ataupun kebanyak orang. Sehingga kita dapat melakukan banyak hal didalamnya untuk semua bisnis ataupun sampai melakukan politik.e. TeleconferenceTeleconference atau telekonferensi atau teleseminar adalah komunikasi langsung di antara beberapa orang yang biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan dan dihubungkan oleh suatu sistem telekomunikasi.
3. TeletechTeletext ialah data yang dikirimkan melalui transmisi televisi dengan format teks yang biasanya menayangkan seputar informasi yang berhubungan dengan olahraga,berita, bisnis, jadwal penerbangan dan lain-lain, dan bisa digunakan selama dua puluh empat jam yang dengan komunikasi yang bersifat satu arah.Sejarah Singkat TeletextAwalnya sekitar tahun 60-an teletext dikembangkan pertama sekali oleh Amerika, Namun perkembangannya terhambat. Tapi teleteks lebih dikenal di-inggris, Diawal tahun 70-an Inggris pertama sekali mengkomersialisasikan teletext di televisi. BBC sebuah stasiun utama milik Inggris menawarkan informasi baik secara nasional maupun Internasional mencakup Informasi olahraga, berita, musik radio, hiburan dan lain-lain.Sebelum internet, sumber informasi elektronik didahului oleh era teletex magazines dan video text systemTeletex magazines adalah media publikasi elektronik yang dikirimkan oleh televisi melalui sinyal televisi. Terdiri atas gambar dan teks, biasanya menampilkan berita, olahraga, dan cerita lainnya. sistem ini mengalami hambatan hanya di Amerika, kesuksesannya dibatasi oleh faktor biaya dan beberapa isu negatif yang berkembang. Video text and PC-based operation. Layanan video text adalah operasi yang berorientasi pada gambar atau display. Seseorang dapat merekam ribuan lembar informasi melalui kemampuan dua arah dari sistem ini. Layanan ini juga membantu menyederhanakan sistem ”interface”. Seperti sistem sebelumnya, sistem ini juga mengalami keterbatasan dalam penyuksesannya di Amerika. Namun sistem ini mengalami kemajuan di negara lainnya. sebaliknya, AOL, dan rekan sesama sistem operasi ini berkembang dengan pesat. Hal tersebut disebabkan karena terget pemirsa dari sistem berbasis PC lebih jelas dan terarah. Sistem ini memiliki tujuan spesifik sehingga lebih dapat menarik pembeli4. INTERACTIVE CABLE TELEVISIONTelevisi interaktif (juga dikenal sebagai ITV atau iTV) adalah bentuk konvergensi media, menambahkan layanan data dengan tradisional teknologi televisi. Sepanjang sejarahnya, ini telah termasuk pengiriman on-demand konten, serta penggunaan baru seperti belanja online, perbankan, dan sebagainya. TV interaktif adalah contoh konkret bagaimana baru teknologi informasi dapat diintegrasikan secara vertikal (ke dalam teknologi yang didirikan dan struktur komersial) daripada lateral (menciptakan peluang produksi baru di luar struktur komersial yang ada, misalnya world wide web).Televisi interaktif merupakan kontinum dari rendah (TV on / off, volume, mengubah saluran) untuk interaktivitas sedang (sederhana film on demand tanpa kontrol pemutar) dan interaktivitas tinggi di mana, misalnya, anggota audiens mempengaruhi program diawasi. Contoh paling jelas dari ini akan menjadi jenis real-time voting di layar, di mana orang penonton membuat keputusan yang tercermin dalam bagaimana acara terus. Sebuah jalan kembali ke penyedia program tidak perlu memiliki pengalaman program interaktif. Setelah film download misalnya, kontrol semua menjadi lokal. Link yang dibutuhkan untuk men-download program ini, tetapi teks dan perangkat lunak yang dapat dijalankan secara lokal pada set-top box atau IRD (Integrated Receiver Decoder) dapat terjadi secara otomatis, setelah penonton memasuki saluran.Istilah "televisi interaktif" digunakan untuk merujuk kepada berbagai jenis yang agak berbeda dari interaktivitas (baik untuk penggunaan dan untuk teknologi), dan ini dapat menyebabkan kesalahpahaman yang cukup. Setidaknya tiga tingkat yang sangat berbeda adalah penting (lihat juga literatur video pelajaran yang telah dijelaskan tingkat interaktivitas dalam instruksi berbasis komputer yang akan terlihat sangat banyak seperti televisi interaktif besok).5. TeleconverencingPengertian teleconference atau telekonferensi atau teleseminar adalah komunikasi langsung di antara beberapa orang yang biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan dan dihubungkan oleh suatu sistem telekomunikasi.Jadi teleconference adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan melewati telefon atau koneksi jaringan. Pertemuan tersebut bisa menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan audio-video (video conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat dan mendengar apa yang dibicarakan, sebagaimana pertemuan biasa. Dalam telekonferensi juga dimungkinkan menggunakan whiteboard yang sama dan setiap peserta mempunyai kontrol terhadapnya, juga berbagi aplikasi.Sistem telekomunikasi dapat mendukung teleconference karena menyediakan satu atau lebih dari berikut ini: audio, video, dan / atau layanan data oleh satu atau lebih berarti, seperti telepon, komputer , telegraf, teletip, radio, dan televisi.Di Indonesia, terdapat beragai layanan teleconference melalui telepon baik fixed maupun mobile (Audio Conference) yang mempunyai kemampuan untuk melayani percakapan sampai 30 pemanggil dalam satu konferensi. Jumlah peserta dapat diatur sesuai dengan keinginan penyelenggara konferensi. Sistemconference atau konferensi juga bisa dilengkapi dengan PIN (Personal Identification Number) sehingga menjamin kerahasiaan suatu konferensi dari pemanggil yang tidak diundang dalam telekonferensi atauteleconference tersebut.
6. computerized networkJaringan komputer berupa kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan atau jaringan yang sudah terhubung. Jaringan komputer merupakan sebuah sistem/kesatuan yang terdiri atas beberapa komputer yang sengaja didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi pesan instan dan dapat mengakses informasi web Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel (nirkabel), sehingga memungkinkan seorang pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi,dokumen dan data (seperti web), mencetak pada printer yang sama dan bersamaan menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node lainnya.Tujuan adanya Jaringan komputerTujuan dari jaringan komputer agar dapat lebih mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan kekomputer lainnya.Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien dan yang memberikan atau mengirim layanan disebut peladen server. Dua buah/lebih komputer yang masing-masing memiliki sebuah jaringan komputer, kemudian dihubungkan melalui kabel maupun tanpa kabel sebagai medium transmisi data, dan terdapat prangkat lunak/software sistem jaringan yang akan membentuk sebuah jaringan komputer yang sederhana,Adapun manfaat dari sebuah jaringan Komputer :Resource sharing (berbagi sumber daya) , dapat menggunakan sumberdaya yang secara bersamaan dan sangatlah mudah. Contoh ada seorang klien atau pengguna yang berada di kota lain atau pulau bahkan Negara lain untuk mendapatkan suatu data, tidak akan kesulitan dalam memperolah/menggunakan data tersebut dan seakan-akan data tersebut berada di dekatnya, Ini sering disebut jaringan komputer mengatasi masalah jarak.high Reliabilita (Reliabilita tinggi), dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif backup data. contoh semua data/file dapat disimpan juga di copy ke komputer dua, ke komputer ketiga , bisa juga lebih banyak lagi komputer yang terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila satu mesin rusak maka salinan di mesin lain bisa digunakan(backup).• Contoh implikasi penggunaan teknologi komunikasi baru dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik masyarakat.1. EkonomiDampak Teknologi terhadap EkonomiTeknologi adalah suatu cabang antropologi budaya yang berhubungan dengan studi terhadap kebudayaan materi. Hal ini lebih dimaksudkan sebagai proses-proses manusia dalam menangani dan mengendalikan lingkungan fisiknya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Jika dilihat pada saat sekarang ini perkembangan teknologi informasi terutama di Indonesia semakin berkembang. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam perekonomian suatu negara, teknologi informasi mulai dirasa mempunyai peran yang penting dalam perekonomian suatu negara karena dengan berkembangnya teknologi informasi, perekonomian suatu negara mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan.Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikai di negara tersebut. Semakin tinggi perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut.Namun perkembangan teknologi informasi ini juga memiliki sisi negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan tindak kriminal. Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia.1.Dampak PositifTeknologi yang berkembang pesat, baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas negara. Lebih lanjut dampak positif teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi adalah :1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi2. Terjadinya industrialisasi3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat.Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi.Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.4. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.5. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi.2.Dampak NegatifDi bidang teknologi terjadi penyalahgunaan fungsi teknologi untuk hal-hal yang melanggar norma, seperti video porno yang direkam via handphone, atau kasus penipuan via internet.2. PolitikPolitik adalah kegiatan pengambilan keputusan kolektif untuk kepentingan bersama. Ditinjau dari makhluk sosial, jelaslah bahwa politik merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Dari sebuah keluarga kecil, keanggotaan kelas, hingga negara adalah sebuah kegiatan politik. Politik memerlukan keterampilan berkomunikasi agar tujuan utama dari hal yang sudah ditetapkan bersama dapat tercapai. Kegiatan komunikasi yang konvensional tidak gampang dan tidak efisien untuk dilakukan, apalagi jika kegiatan politik itu adalah sebuah negara yang mengurus ratusan juta penduduk dan harus disampaikan dengan cermat. Dari sinilah teknologi informasi digunakan untuk membantu menyatukan kegiatan politik.Untuk mencapai tujuan maka kegiatan politik memerlukan interaksi. Interaksi utama sebagai manusia modern adalah komunikasi. Dengan adanya teknologi informasi maka kegiatan komunikasi akan lebih mudah, cepat, dan efisien. Hal ini tentu akan memberi kontribusi besar bagi kegiatan politik.• Dampak positif1. Dalam DemokratisasiSalah satu tujuan utama dalam penggunaan politik dibantu dengan teknologi informasi adalah adanya peranan besar masyarakat dalam pengembangan pemerintah. Dengan e-government maka hal ini bisa tercapai.2. Dampak ramah lingkunganDengan menggunakan teknologi informasi berarti informasi yang disampaikan kebanyakan menggunakan media digital. Surat menyurat yang mungkin pada awalnya dapat bertumpuk-tumpuk kini cukup dengan menggunakan e-mail sudah dapat dilaksanakan.3. Sosial dan BudayaTeknologi komunikasi dapat mempengaruhi aspek sosial dan budaya suatu kelompok masyarakat seperti dunia maya. Jika seseorang sudah merasa terlalu asyik dengan teknologi seperti di dunia maya. Orang itu akan menghabiskan waktunya selama berjam-jam karena hanya berinteraksi dengan seorang teman atau kenalan yang ada di dunia maya itu. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sekarang memberikan pengaruh tersendiri pada budaya di Indonesia. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, akan memunculkan masalah terhadap kebudayaan-kebudayaan daerah yang ada di bangsa ini. Kebudayaan daerah akan semakin lenyap sebab masyarakatnya itu sendiri yang melupakan atau tidak mengembangkan budaya yang ada. Bisa saja kebudayaan Indonesia direbut kembali oleh bangsa lain karena ulah dari masyarakatnya sendiri.Pengaruh lain dari perkembangan teknologi yang cukup pesat ini dikhawatirkan berdampak buruk terhadap perilaku kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan, perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar masyarakat Indonesia, kemajuan teknologi secara sadar ataupun tidak sadar telah banyak mengubah pola kehidupan masyarakat. Perubahan teknologi komunikasi ini memiliki beberapa dampak terhadap kehidupan masyarakat. Walaupun memang perubahan ini memiliki beberapa dampak positiv dan juga negativ. Memang dengan berkembangnya teknologi ini kita bisa belajar hal-hal positif seperti mencari informasi yang ada dan kita butuhkan. Tetapi perkembangan teknologi komunikasi juga memiliki dampak negatif. Dampak negativ nya saya akan memberi contoh dari kalangan remaja di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat. Jika pengaruh-pengaruh tersebut dibiarkan, moral generasi bangsa menjadi rusak, selain itu rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat menjadi berkurang. Tak sedikit juga kalangan remaja yang lebih senang belajar budaya asing. Oleh karena itu kita harus bijak dalam memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi yang ada saat ini. Tidak perlu terlalu takut juga akan dampak-dampak negativ yang akan ditimbulkan, karena banyak juga manfaat-manfaat yang dapat kita petik dari perkembangan teknologi komunikasi ini yang dapat membantu dan mempermudah aktivitas kita. Selain memberikan kebebasan untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya akan tetapi tetap ada ruang bagi masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan secara selektif sesuai kepentingan kebutuhan masyarakat. Disinilah peran semua pihak untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat agar tidak terjebak dalam hal yang negativ pada perkembangan teknologi pada saat ini.
2. artikel tentang perkembangan teknologiartikel tentang perkembangan teknologi komunikasiPerkembangan yang terjadi dengan cepat di bidang komunikasi membuat para ahli menyebutnya sebagai revolusi komunikasi. Perubahan yang cepat ini didorong oleh adanya berbagai penemuan di bidang teknologi sehingga apa yang dulu merupakan kendala dalam kegiatan komunikasi, sekarang sudah terbuka lebar. Seseorang dapat berhubungan dengan seseorang atau sekelompok orang tanpa dibatasi oleh faktor waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan. Contohny penggunaan satelit dalam komunikasi.Di sisi lain ada beberapa ahli yang menerima revolusi komunikasi ini dengan hati-hati. Hal ini terutama pada dampak negatifhya. Menurut Tehranian dalam 25 tahun terakhir ada tiga kekuatan, yaitu teknologis, sosio-ekonomi, dan politik yang telah mengubah sistem-sistem internasional ke tingkalt tertentu.Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya lerhadap Kehidupan Dengan munculnya berbagai inovasi maka pengembangan komunikasi semakin pesat terutama yang dikembangkan oleh para ahli dan kaum industrialis. Revolusi yang terjadi dalarn bidang komunikasi bukan hanya terjadi pada teori ilmu komunikasi, tetapi juga terjadi pada teknologi komunikasi. Tekonologi komunikasi yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi sebagai media dalam komunikasi manusia. Penggunaan teknologi sebagai komunikasi manusia ini banyak dipengaruhi oleh perkenmbanganperkembangan teknologi dari ilmu pengetahuan yang lainnya.Perkembangan teknologi komunikasi itu dapat dipahami dari berbagai sudut. Menurut Onong Uchyana Efendy,3 dalakn sejarah ilmu pengetahuan terjadi empat kali revolusi. Revolusi Pertama membuka era bagi penelitian mengenai gaya grafitasi dan penelitian tentang dinamika gerakan benda-benda. Era ini dirintis oleh Isac Newton yang dilanjutkan dengan Bernouljs, Euler, Lagrange dan Laplace. Revolusi Kedua lebih memusalikan pada sifat-sifat kelistrikan dan kemagnitan benda sebagai keseluruhan. Juga mengenai sifat-sifat radiasi. Revolusi kedua ini dipelopori oleh Farady dan Maxwell. Revolusi Ketiga dimulai pada awal abad ini dengan diketemukannya sifat kuantum cahaya oleh Max Plane. Pemikiran ketiga ini dipelopori oleh Einstien dengan teori relativitasnya. Tokoh-tokoh lainnya pada revolusi ketiga ini adalah Rutherford yang menemukan atom, Bohr penemu kuantum, dan Iain-lain.Revolusi Keempat sering disebut dengan revolusi fisika, dimulai pada tahun 1938 dengan ditemukannya suatu tipe materi baru yang oleh Anderson disebut partikel, karena pada jaman dahulu atom diperkirakan sebagai benda paling kecil yang tidak mungkin dipecah lagi.4 Era ini membawa revolusi secara menyeluruh dalam manusia tentang zat, jga tentang jagad raya. RevolusiMenurut Onong, empat revolusi pengetahuan khususnya revolusi fisika ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia yang membawa banyak perubahan yangh luar biasa dalam kehidupan. Revolusi ini membawa dampak pada empat bidang, yaitu:1. Bidang intelektual, dengan meninggalkan kebiasaan ataukepercayaan tradisional dan mengambil kebiasaan bam.2. Bidang industri dan kemampuan di medan perang3. Tumbuhnya organisasi sosial dan kehidupan politik4. Tata lingkungan.Selain empat bidang tersebut di atas, revolusi pengetahuan terutama revolusi fisika juga membawa dampak yang sangat besar terhadap revolusi teknologi komunikasi. Everett M. Rogers dalam bukunya 'Communication technology' membagi revolusi komunikasi ini menjadi empat era yaitu• Era Komunikasi Tulisan (The Writing Era of Communication).• Era Percetakan (The Printing Bra of Communication)• Era Telekomunikasi (Telecomunication Era)• Era. Komunikasi Interaktif (Interactive Communication Era)Implikasi Perkembangan Teknologi Komunikasi terhadap dunia JurnalistikPada industri jurnalisme, teknologi informasi dan komunikasi sangat berkaitan dalam mendapatkan berita.Proses pencarian berita, jurnalis membutuhkan alat rekam seperti tape recorder dan kamera untuk merekam suara, gambar maupun suara dan gambar sekaligus. Setelah mendapatkan sumber berita, dilanjutkan dengan proses pembuatan berita. Pada proses ini membutuhkan perangkat hardware seperti komputer, laptop atau smartphone dan perangat software untuk mengedit berita sebelum disebarkan ke khalayak. Setelah melewati proses pengeditan data, berita siap disajikan ke khalayak. Sebelum teknologi canggih seperti saat ini, penyajian berita masih menggunakan media konvensional seperti koran, mading, selebaran-selebaran yang ditempelkan pada dinding-dinding pinggir jalan. Namun saat ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, orang-orang dapat mengakses informasi lebih mudah melalui telepon genggam, televisi dan radio tanpa harus meluangkan waktu secara khusus untuk membaca atau mndengarkan berita. Bahkan saat ini ibu yang sambil memasak, seseorang yang sedang mengemudikan mobil bisa mendengarkan berita melalui radio. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dalam kegiatan jurnalisme, saat jurnalisme masih mengandalkan media cetak dan media elektronik, hanya jurnalisme profesionalah yang bisa menyebarkan informasi kepada masyarakat, karena mereka dianggap telah memiliki kaedah-kaedah jurnalisme dalam mencari, memproses, dan menyebarkan informasi. Namun di zaman ini, apalagi dengan didorong kemajuan teknologi komunikasi, setiap orang bisa membuat informasi atau menyebarkan informasi kepada masarakat tanpa memperhatikan latarbelakang atau pendidikan orang yang menyebarkan informasi tersebut.Internet dalam bidang jurnalisme membatu para jurnalis untuk mendapatkan fakta. Informasi dapat diakses dengan sangat mudah di internet tetapi jurnalis harus tetap memeriksa kebenarannya karena banyak dari informasi tersebut bersumber yang tidak jelas. Internet merupakan sebuah perpustkaan raksasa yang mana setiap setengah jam buku-buku ditumpuk di pintunya dan setiap hari posisi buku-buku tersebut selalu berubah (Luciano Floridi, 1995).Setelah mengetahui teknologi dapat memberikan kemudahan kita dalam mengakses informasi.Manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang jurnalisme adalah mempermudah proses pengumpulan berita dan penyajian berita melalui internet, handphone, televisi dan radio sehingga mengurangi waktu yang harus diluangkan secara khusus untuk mengakses berita. Masyarakat dilibatkan secara aktif dan merasa dibutuhkan dalam proses pembuatan dan penyajian berita. Penyajian berita lebih menarik karena disertai dengan video tidak hanya berupa tulisan dan gambar yang tidak bergerak. Berita dapat diakses kapan saja dan dimana saja.Berdasarkan penjelasan sebelumnya telah dijabarkan manfaat yang didapatkan dari teknologi informasi dan komunikasi bidang jurnalisme.Kemudahan yang kita dapatkan juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang diakibatkan adalah kebenaran berita yang disebarkan perlu diperiksa dengan seksama dan sumber informasinya seringkali tidak akurat sehingga berita tersebut menjadi simpang siur. Berita yang disampaikan khalayak tidak lagi netral karena seringkali dilatarbelakangi oleh kepentingan tertentu. Bahkan berita mengandung konten yang memojokkan dan menyinggung salah satu pihak.Teknologi informasi komunikasi membantu para jurnalis untuk membuat berita dan masyarakat mendapatkan berita yang akurat, faktual dan cepat. Industri ini sangat berkaitan dengan alat-alat komunikasi karena dalam proses pembuatan, pengeditan dan penyebarannya berhubungan dengan internet. Masyarakat tidak lagi sebagai pihak yang pasif hanya menerima informasi saja namun juga dapat ambil bagian dalam pembuatan dan penyajian berita.1. Dampak positifSekarang, dengan ditemukannya internet, kegiatan jurnalistik tidak hanya dapat dilakukan oleh jurnalis professional. Setiap orang bisa melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan berita kepada masyarakat luas. Istilah yang digunakan dalam perkembangan jurnalistik tersebut adalah citizen journalism. Contohnya, diacara berita ditelevisi dimana mereka memberikan informasi yang diberikan oleh khalayak atau masyarakat.2. Dampak negative serta contohnyaJurnalistik dalam perkembangan teknologi komunikasi ini, memberikan banyak peluang bagi anggota masyarakat untuk membuat berita, mengakses informasi, serta menyebarkan informasi lebih akurat dan lebih cepat dari pada para jurnalis profesional, dimana perlu diketahui, bahwa kesadaran masyarakat akan prinsip-prisip jurnalistik tidak sepenuhnya dapat diterapkan.Sehingga pertanggungjawaban atas informasi yang diberitakan itu belum tentu dapat dipertanggungjawabkan, apalagi mengingat prinsip-prinsip jurnalisme tetap harus dipegang ketika sedang melakukan kegiatan jurnalistik. Prinsip-prinsip jurnalisme tersebut antara lain kebenaran, akurasi, objektivitas (cover both side), berimbang, verifikasi, dan lain-lain. Prinsip-prinsip tersebut harus dilaksanakan karena informasi yang disajikan adalah untuk dibaca dan diketahui oleh publik. Jangan sampai publik menerima informasi yang salah setelah membaca artikel atau tulisan produk yang dibuat oleh anggota masyarakat lainnya.Contohnya : penyebaran informasi di media social yang dilakukan oleh masyarakat yang awam atau tidak memiliki basic pada bidang jurnalistik. Akibatnya informasi yang di sebarkan itu menjadi informasi yang bersifat fitnah, mencemarkan nama baik, ataupun sejenisnya ditambah lagi informasi yang dia sebarkan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sumber:
http://sekolahkomunikasi.blogspot.co.id/p/teknologikomunikasi.html
https://rafikalukhlu.wordpress.com/2013/11/10/aplikasi-perkantoran-videotext-2/
https://shafirsaa.wordpress.com/2014/09/28/perkembangan-teknologi-terhadap-4-bidang-ek
http://midibarubelajar.blogspot.com/2010/12/dampak-positif-dan-negatif-teknologi.htmlonomi-politik-sosial-budaya/

 

etika & filsafat komunikasi II_irawaty djako

15 April 2015 08:18:20 Dibaca : 252

2. PENDAPAT

Menurut saya hakikat filsafat adalah dasar dari pertanyaan-pertanyaan mendalam dan tentang kehidupan. Sudah di singgung sebelumnya bahwa filsafat adalah ilmu yang bisa dibilang rumit dan membuat kita bingung bahkan ada yang mengatakan bahwa “tidak mengerti, bingung pun tidak. Setiap orang pasti pernah bertanya dalam hati masing-masing, apa tujuan hidup kita ini? mengapa kita ada di dunia ini ? Dan jawabannya adalah agama. Tetapi tentu jawaban itu tak terlalu dipahami dan dalam ruang lingkup yang masih luas. Dari sinilah kita belajar filsafat. Berfilsafat adalah berfikir, tetapi berfikir belum tentu berfilsafat. Filsafat adalah kegiatan untuk berfikir secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dan mendasar dalam hidup manusia. Filsafat sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun, dan belum bisa memberikan jawaban yang pasti dan mutlak, karena filsafat tidak memberikan jawaban yang mutlak melainkan menawarkan alternatif cara berfikir. Melalui belajar filsafat kita akan mendapatkan manfaatnya yakni memikirkan sesuatu hal secara mendalam dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif dan mampu memecahkan masalah – masalah yang ada secara logis. Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidaknya pengetahan itu. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis tidaknya teori itu. Ukuran logis atau tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen atau pendapat yang menghasilkan kesimpulan teori itu. Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, sama dengan fungsi data pada pengetahaun sains. Argumen itu menjadi satu kesatuan dengan konklusi, konklusi itulah yang disebut teori filsafat. Bobot teori filsafat justru terletak pada kekuatan argumen, bukan pada kehebatan konklusi. Karena argumenitu menjadi kesatuan dengan konklusi, maka boleh juga diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen. Kebenaran konklusi ditentukan 100% oleh argumennya – argumennya. Ada enam persoalan yang selalu menjadi perhatian para filsuf, yaitu ‘ada’, pengetahuan, metode, penyimpulan, moralitas, dan keindahan. Keenam persoalan tersebut memerlukan jawaban secara radikal dan tiap-tiap persoalan menjadi salah satu cabang filsafat. Filsafat sangat luas cakupannya, dan kita sendri masih sulit untuk bisa sangat memahaminya. Para filsuf pun belum ada yang bisa mengartikan filsafat secara mutlak.

1. Persoalan ‘Ada’

Persoalan ada disini yaitu ada karena orang lain dan ada karena dirinya sendiri. Persoalan tentang ‘ada’ (being) menghasilkan cabang filsafat metafisika. Meta berarti dibalik dan physika berarti benda-benda fisik. Pengertian sederhana dari metafisika yaitu kajian tentang sifat paling dalam dalam dan radiakal dari kenyataan. Dalam kajian ini para filusuf tidak mengacu kepada ciri-ciri khsus dari benda-benda tertentu, akan tetapi mengacu kepadaciri-ciri universal dari semua benda. Metafisika sebagai salah satu cabang filsafat mencakup persoalan ontologis, kosmologis, dan antropologis. Ketiga hal tersebut memiliki titik sentral kajian tersendiri. Ontologis merupakan teori tentang sifat dasar dari kenyataan yang radikal dan sedalam-dalamnya. Kosmologi merupakan teori tentang perkembangan kosmos ( alam semesta ) sebagai suatu sistem yang teratur.

2. Persoalan tentang pengetahuan ( knowledge )

Persoalan tentang pengetahuan ( knowledge ) menghasilkan cabang filsafat epistemologi, yaitu filsafat pengetahuan. Istilah epistemologi berasal dari akar kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang fislsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode, dan validitas pengetahuan.

3. Persoalan tentang metode

Persoalan tentang metode menghasilkan cabang filsafat metodologi. Istilah ini berasal dari metos dengan unsur meta yang berarti cara, perjalanan, sesudah, dan hodos yang berarti cara perjalanan, arah. Pengertian metodologi secara umum ialah kajian atau telaah penyusunan secara sistematis dari beberapa proses dan asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian dan kajian ilmiah, atau sebagai penysusun struktur ilmu-ilmu fak.

4. Persoalan tentang penyimpulan

Persoalan tentang penyimpulan menghasilkan cabang filsafat logika ( logis ). Logika berasal dari kata logos yang berarti uraian, nalar. Dalam filsafat Yunani logos adalah perantara antara Tuhan dan Manusia. Tuhan di pandang mulia, roh, dan baka, sedangkan manusia dianggap dosa dan fana. Secara umum, pengertian logika adalah telaah mengenai aturan-aturan penalaran yang benar. Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berfikir tepat dan benar. Berfikir adalah kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Dengan berfikir manusia telah mengerjakan pengolahan pengetahuan yang telah didapat. Dengan mengerjakan, mengelola pengetahuan yang telah didapat maka ia dapat memperoleh kebenaran. Apabila seseorang mengelola, mengerjakan, berarti ia telah mempertimbangkan, membandingkan, menguraikan, menyimpulkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan lainya. Logika dapat dibagi menjadi logika ilmiah dan logika kodrati. Logika merupakan suatu upaya untuk menjawab pertanyaan.

5. Persoalan tentang moralitas ( morality )

Persoalan tentang moralitas menghasilkan cabang filsafat etika ( ethics ). Istilah etika berasal dari kata ethos yang berati adat kebiasaan atau pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Etika mengajarkan kita tentang suatu hal yang dikatakan baik dan dikatan buruk. Etika sebagai salah satu cabang filsafat menghendaki adanya ukuran yang bersifat universal atau mnyeluruh. Dalam hal ini berarti berlaku untuk semua orang dan setiap saat. Jadi tidak dibatasi dengan ruang dan waktu.

6. Persoalan tentang keindahan

Persoalan tentang keindahan menghasilkan cabang filsafat estetika (aesthetics). Estetika berasal dari kata aesthetikos yang maknanya berhubungan dengan pecerapan indra. Estetika merupakan kajian kefilsafatan mengenai keindahan dan ketidak indahan. Faham pengertian yang lebih luas, estetika merupakan cabang filsafat yang menyangkut bidang keindahan atau sesuatu yang indah terutama dalam masalah seni dan rasa, norma-norma nilai dalam seni.

Aksiologi Pengetahuan Filsafat

1. Kegunaan Pengetahuan Filsafat

Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan masalah, ketiga filsafat sebagai pandangan hidup ( philosophy of life ). Dan yang paling penting adalah filsafat sebagai methodology, yaitu cara memecahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan sebagai suatu cara atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat selalu mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya.

Berikut ini uraian yang membahas kegunaan filsafat dalam menentukan philosophy of life. Banyak memiliki pandangan hidup, banyak orang menganggap philosophy of life itu sangat penting dalam menjalani kehidupan. Filsafat berguna bagi akidah, bagi hukum, dan bagi bahasa.

2. Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah

Filsafat juga bisa mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.Sesuai dengan sifatnya menyelesaikan masalah secara mendalam dan menyeluruh. Penyelesaian filsafat, filsafat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.

Ø Tema pokok ( manusia memaknai simbol)

Kekuatan Simbol (The Power of Symbol)

Berbicara mengenai simbol sama dengan masuk dalam sebuah diskusi panjang mengenai pencarian arti dan makna dari simbol. Dalam bahasa aslinya, Yunani, kata symbollein digunakan sebagai kata kerja yang artinya ialah mencocokkan. Lambat laun arti mencocokkan—dalam konteks tanda atau materai perjanjian—tersebut berubah arti menjadi tanda pengenalan. Sesuatu dikenali melalui simbol.

Dalam keragaman pemikiran mengenai simbol tersebut, dua refren utama yang disepakati bersama ialah, pertama, simbol telah dan sampai detik ini masih mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kedua, simbol merupakan alat yang kuat untuk memperluas pengetahuan kita, merangsang daya imaginasi kita dan memperdalam pemahaman kita. Selama manusia masih mencari arti dari sebuah kehidupan, manusia tidak akan pernah bisa lepas dari simbol.

Apakah Makna Dari Simbol?Kini sejenak kita akan melihat pandangan beberapa sfilsuf maupun teolog mengenai bagaimana mereka memahami dan memaknai simbol.

Ernst Cassirer

1. Dalam bukunya yang berjudul An Essay on Man ia memulai dengan bab yang berjudul The Crisis of Man’s Knowledge of Himself. Ia menunjukkan bahwa pada masa sekarang manusia memiliki kelimpahan sumber-sumber pengetahuan. Kelimpahan sumber pengetahuan tersebut telah membanjiri manusia dengan kelimpahan data. Tepat pada kondisi tersebut Cassirer melihat bahwa manusia sebenarnya sedang mengalami krisis. Manusia berkelimpahan data tetapi manusia tidak mempunyai metode untuk menata data-data tersebut. Krisis itu digambarkannnya seperti sebuah labirin. Pertanyaaanya ialah bagaimana mencari benang Ariadne untuk keluar dari labirin tersebut.

2. Untuk keluar dari labirin tersebut ia menyatakan bahwa manusia memiliki “hubungan ketiga”. Manusia—sama seperti semua mahluk hidup—mempunyai sistem refektor dan sistem efektor. Tetapi, manusia juga memiliki daya kemampuan untuk memasukkan di antara kedua sistem tersebut suatu sistem simbol. Sistem simbol inilah yang membuat manusia tidak merespon secara langsung dan segera atas stimulus yang datang. Manusia dapat menafsirkan stimulus-stimulus yang ada. Bentuk-bentuk simbol yang digunakan manusia dalam usaha menafsirkan stimulus itu berpotensi memperbesar pengetahuan dan kepekaan serta mengarahkan pada tindakan yang kreatif. Manusia hidup dalam alam semesta simbolis. Bahasa, mite, kesenian dan agama ialah bagian-bagian dari alam semesta itu.

3. Berkeyakinan bahwa dalam hiudpnya manusia membutuhkan hubungan ketiga yang adalah sistem simbol. Dengan menggunakan bentuk-bentuk simbolis, manusia telah mencapai kemajuan sampai tingkat yang sangat tinggi di dunia sekarang ini, dan hanya dengan membangun bentuk-bentuk simbolis yang baru kemajuaan tingkat tinggi itu dapat dipertahankan.

Paul Tillich

Dalam membicarakan simbol Tillich memberikan ciri-ciri dasar dari simbol.

1. Simbol bersifat figuratif, selalu menunjuk sesuatu yang diluarnya. Baginya simbol berbeda dengan tanda. Simbol mengambil bagian dalam realitas yang ditunjuknya dan mewakili sesuatu yang diwakilinya sampai tingkat tertentu. Sedangkan tanda bersifat univok, arbitrer dan dapat diganti; tanda tidak mempunyai hubungan intrinsik dengan sesuatu yang ditunjuknya.

2. Simbol dapat dicerap baik sebagai bentuk objektif maupun sebagai konsepsi imaginatif.

3. Simbol membuka dimensi-dimensi roh batiniah manusia sehingga terwujudlah suatu korespondensi dengan segi-segi realitas tertinggi. Simbol memperluas penglihatan tentang realitas transenden.

4. Simbol mempunyai akar dalam masyarakat dan mendapat dukungan dari masyarakat. Simbol hidup oleh karena hubungannya dengan suatu kebudayaan yang khusus. Jika simbol tidak lagi membangkitkan respon yang vital maka simbol itu mati.

Paul Ricoeur

1. Ia mendefinisikan simbol sebagai struktur makna di mana suatu arti yang langsung, primer, harafiah menunjukkan arti lain yang tidak langsung, sekunder dan figuratif serta yang hanya dapat dipahami hanya melalui yang pertama.

2. Dalam bukunya The Symbolism of Evil ia melukiskan arti kotor, tercemar secara jasmani sebagai simbol ketidakmurnian manusia dalam hubungannya dengan Yang Kudus. Tercemar atau terkena noda secara alami disebutnya sebagi intensionalitas pertama. Ia kemudian melanjutkan pada intensionalitas kedua yaitu melalui apa yang secara jasmani tidak bersih, menggambarkan situasi di mana manusia dalam hubungannya dengan Yang Kudus mengalami ketercemaran, ketidakmurnian.

3. Jadi arti harafiah itu menunjukkan sesuatu arti yang lebih jauh. Kotor dan tercemar secara jasmani di sana menggambarkan ketidakmurnian manusia dalam hubungan dengan Yang Kudus. Dengan itu, arti yang pertama menujuk secara analogis kepada yang arti kedua yang tidak diberikan secara lain kecuali dalam arti pertama. Kotor dan tercemar secara jasmani menjadi simbol ketidakmurnian dalam hubungan manusia dengan Yang-Kudus.

Karl Rahner

Pembahasan tema simbol oleh Rahner dibahas dalam kerangka teologi simbol. Baginya sistem simbolisme itu sendiri termasuk dalam kodrat ke-Allah-an itu sendiri. Maka dari itu ia memahami simbol sebagai berikut.

1. Simbol tidak pernah boleh dipandang sebagai suatu yang terpisah dari hal yang disimbolkannya.

2. Suatu objek atau suatu diri terungkap dalam simbol dan dengan demikian menjadi hadir dalam simbol.

3. Simbol merupakan kehadiran nyata

4. Simbol tidak memisahkan ketika mengantarai, tetapi mempersatukan dengan segera.
5. Simbol dipersatukan dengan hal yang disimbolkannya karena hal yang disimbolkannya membentuk simbol sebagai realisasi dirinya sendiri.

Ia mengatakan, “…Allah sendiri merupakan realitas keselamatan sebab realitas keselamatan ini diberikan kepada manusia dan ditangkap dengan simbol; simbol bukan merupakan realitas yang tidak hadir dan terjanji semata-mata, tetapi menujukkan realitas sebagai sesuatu yang hadir melalui simbol yang dibentuknya”.

Mircea Eliade

a. Dalam pemakanaan mengenai simbol Eliade mengarahkan pemikirannya kepada; (1) barang dan peristiwa khusus, untuk kemudian (2) mencari arti arti penting dari barang dan peristiwa khusus tersebut, untuk akhirnya (3) menghubungkan manusia dengan yang Ilahi.

b. Ia menekankan secara khusus apa yang disebutnya hierofani, yaitu manifestasi dari yang kudus dalam konteks dunia sekular. Baginya manifestasi-manifestasi itu mengambil tempat sebagai simbol-simbol.

c. Fungsi simbol baginya ialah mengubah suatu barang atau tindakan menjadi sesuatu yang lain daripada yang kelihatan dari barang atau tindakan itu di mata profan.

Dalam bukunya “The History of Relogions: Essay in Methodology” ia mengemukakan ciri-ciri simbol:

1. Multivalen, metaempiris, artinya simbol selalu menunjuk sesuatu yang lebih jauh yaitu kepada Yang-Kudus, realitas tertinggi.

2. Simbol bukanlah sebuah penujuk yang tidak ada hubungannya dengan manusia aktif. Simbol selalu tertuju pada suatu realitas atau situasi yang melibatkan esksistensi manusia
3. Dengan demikian simbol memberi makna dan arti ke dalam eksistensi manusia.

Apakah Fungsi Simbol?

Dengan melihat makna atau arti simbol dari beberapa tokoh di atas sebenarnya secara tidak langsung fungsi dari simbol tersebut sedikit banyak telah terpaparkan. Secara garis besar fungsi simbol dapat dilihat sebagai berikut.

1. Menggugah kesadaran, kepercayaan, perasaan dan gambaran mengenai komponen-komponen dari pengalaman-pengalaman. (Whitehead)

2. Mengungkapkan yang universal bukan sebagai impian atau bayangan, melainkan sebagai wahyu yang hidup. (Goethe)

3. Memperluas pengetahuan, merangsang daya imaginasi dan memperdalam pemahaman manusia. (Dillistone)

4. Mengambil bagian dalam realitas yang ditunjuknya dan mewakili sesuatu yang diwakilinya sampai tingkat tertentu (Paul Tillich)

5. Membukakan kepada manusia adanya tingkat-tingkat realitas yang tidak dapat dimengerti dengan cara lain. Hal ini khususnya berlaku pada simbol-simbol seni. (Paul Tillich)
6. Membuka dimensi-dimensi roh batiniah manusia sehingga terwujudlah suatu korespondensi dengan segi-segi realitas tertinggi. (Dillistone)

7. Mengubah suatu barang atau tindakan menjadi sesuatu yang lain daripada yang kelihatan dari barang atau tindakan itu di mata profan. (Mircea Eliade)

8. Menyatakan suatu realitas suci atau kosmologis yang tidak dapat dinyatakan oleh manifestasi lainnya. Simbol menciptakan solidaritas tetap antara manusia dan yang kudus. (Mircea Eliade)

9. Memberi arti atau makna ke dalam eksistensi manusia. (Mircea Eliade)

2.Pendapat

Simbol sangat dan pasti berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena simbol sangat dekat dengan kita dan tak sehari pun kita lewati tanpa menggunakan simbol. Makhluk hidup yang menggunakan simbol hanyalah manusia dan itu lah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Simbol adalah satu kata yang banyak sekali penjabarannya. Seperti simbol gaya hidup, simbol makanan, simbol lainnya. Kita hidup menggunakan simbol-simbol. Kita juga membutukan simbol untuk beradaptasi dan berinteraksi sesama manusia lainnya.

Simbol atau lambang adalah sesuatu yang kita gunakan untuk menunjuk sesuatu dan telah disepakati bersama atau sekelompok orang. Simbol mencakup kata atau kalimat (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Misalnya memasang bendera di depan rumah melambangkan kecintaan kita terhadap negara. Kita menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan kemerdekaan indonesia. Pahlawan yang berjuang mati-matian demi membela negara kita. Banyak di antara kita yang tidak ingin tahu tentang sejarah bangsa indonesia. Di daerah jawa memasang bendera kuning simbol bahwa di sebuah rumah sedang ada kedukaan dan diharapkan kepada pengguna jalan untuk menghargai dan tidak kebut-kebutan. Dalam pesan non verbal saya contohkan misalnya menguap. Menguap diartikan sebagai rasa bosan, malas, dan sedang lapar. Jika ada yang sedang berbicara dan kita saat itu menguap maka orang berbicara akan merasa tersinggung. Tertawa adalah simbol dari kebahagiaan. Bahagia mungkin karena sedang mendapatkan sesuatu informasi yang ia senangi dan lainnya. Kemudian simbol menangis diartikan sebagai rasa sedih, gejala rasa sakit dan terharu. Kita menggunakan lambang atau simbol untuk merujuk pada sesuatu hal yang kita sepakati bersama. Misalnya kucing itu mengeong, anjing itu menggonggong, ayam berkokok, dan kambing mengembik . Penyebutan itu hanya semata-mata kesepakatan bersama.

Makanan pun bersifat simbolik. Makanan dapat menetukan status kita. Misalnya kita makan Kentucky Fried Chicken di restoran cepat saji. Kita dipandang sebagai orang yang statusnya tinggi. Sedangkan yang hanya makan pisang goreng, tahu goreng, bakwan, tempe goreng dan makan di warung makan pinggir jalan di pandang rendah statusnya. Namun di kota-kota besar di Amerika, justru orang kelas menengah kebawahlah yang makan makanan kentucky itu seperti buruh pabrik, supir angkot, atau tukang sapu jalan. Makanan kentucky di kota-kota di Amerika dipandang sebagai makanan sampah. Sama halnya dengan buah-buahan seperti anggur, stroberi, jeruk, apel, dan pear di pandang sebagai makanan kelas sosial tinggi di negara kita sehingga dalam suatu sinetron atau film menggunakan buah-buah ini untuk menunjukkan kelas sosialnya. Orang menggunakan buah-buah tersebut untuk kesan mewah di rumahnya dan menggunakan perabot mahal.

Dandanan fisik juga bersifat simbolik. Misalnya memakai peci atau songkok dianggap seseorang yang taat beribadah. Yang memakai gaun mewah diartikan sebagai orang yang kelas sosialnya tinggi. Di negara kita celana jeans sekarang ini sangat tren tetapi lain halnya dengan di negara Amerika, di Amerika orang yang memakai celana jeans adalah orang yang kelas sosialnya rendah seperti petani atau peternak. Memakai baju compang-camping dan sendal jepit dianggap sebagai pengemis atau gembel. Sehingga kita sering tertipu saat orang berpura-pura menjadi pengemis padahal dia sendiri masih mampu untuk bekerja tetapi waktu yang ia habiskan hanyalah menjadi seorang peminta-minta. Wanita yang memakai jilbab dianggap orang yang taat agama, selalu melakukan perintah agama dan tentunya lebih dihargai orang lain terutamanya laki-laki. Wanita yang memakai banyak gelang emas, kalung emas, anting emas, dan cincin emas di pandang sebagai wanita yang memiliki status sosial lebih tinggi. Banyak dari kita menggunakan perhiasan mahal untuk memperlihatkan betapa tingginya derajat kita. Wanita berkulit putih lebih tinggi derajatnya daripada wanita berkulit hitam. Menurut penelitian di sebuah stasiun TV swasta bahwa 87% dari wanita Indonesia menginginkan kulit putih. Sehingga banyak kosmetik-kosmetik yang menawarkan kulit menjadi putih cerah berseri. Banyak juga yang terkecoh akan hal ini. Kosmetik banyak yangmengandung bahan berbahaya seperti merkuri dan lain-lain.

Lambang atau simbol sebenarnya tidak mempunyai makna tetapi kitalah yang memberi makna terhadap simbol. Misalnya dalam perguruan tinggi mendapat nilai A berarti maknanya bahwa mahasiswanya cerdas dan nilai A adalah nilai paling tertinggi. Sedangkan nilai E adalah nilai terjelek dari sekian banyak nilai A, B, C, D. Sebagian orang percaya bahwa angka-angka tertentu mengandung mengandung makna tertentu juga. Begitu halnya dengan kepercayaan masyarakat tentang angka 13. Angka 13 diartikan sebagai angka sial. Jika angka 13 terdapat dalam nomor rumah , maka di percaya bahwa rumah itu akan selalu meimbulkan kerugian bagi para pemiliknya misalnya terbakar, kecurian, sasaran perampok, perselisihan rumah tangga, menimbulkan penyakit bagi para penghuninya, dan akan dijadikan tempat roh-roh halus. Angka 9 yang di yakini sebagai angka keberuntungan atau hoki. Dalam nomor handphone yang menggunakan banyak angka sembilan di anggap dan meyakini bahwa nomor handphone itu akan selalu mendapatkan keberuntungan seperti selalu ditawarkan promo-promo dan bisa-bisa mendapatkan pulsa mendadak karena mungkin ada yang mengisi pulsa dan ternyata terisi dalam nomor tersebut.

Begitu juga halnya dengan warna. Kita memaknai warna. Seperti merah diartikan dengan kesan energi, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan dan lain sebagainya. Putih, menunjukkan kedamaian, permohonan maaf, pencapaian diri, spiritual, kedewasaan, kesucian, kesederhanaan, kebersihan, cahaya, dan lain sebagainya. Hitam, melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, kesedihan. Warna hitam biasanya penambahan kesan misteri. Orang menggunakan warna hitam dalam sinetron agar memberi simbol bahwa dalam keadaan menakutkan seperti film horror. Biru, memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kredibilitas, cinta, kedamaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni. Hijau, menandakan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan. Dan masih banyak lagi warna-warna yang belum bisa saya jelaskan.

Kita sebagai umat muslim tak boleh mempercayai hal tersebut. Karena kita mempunyai al-qur’an sebagai pedoman dan petunjuk hidup kita. Kita harus percaya Allah yang menentukan segalanya. Sial dan hoki di sudah di tetapkan oleh Sang Maha Kuasa.

Ø Manusia Sebagai Makhluk Simbolis

Teori/konsep

Dalam komunikasi dikenal sebuah teori tentang interaksi manusia yaitu teori interaksi simbolik. Interaksi simbolik merupakan suatu aktivitas yang menjadi ciri khas manusia yaitu komunikasi dan pertukaran simbolyang diberi nama makna. Interaksi simbolik menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1.George Herbert Mead (1863-1931)

Mead membuat pemikiran orisinal yang merupakan cikal bakal teori interaksi simbolik. Teori ini juga sering disebut sebagai Mazhab Chicago, karena Mead tinggal di Chicago selama lebih dari 37 tahun. Teori interaksi ini memiliki tujuh prinsip yaitu:

Manusia, tidak seperti hewan lebih rendah, diberkahi dengan kemampuan berfikir. Manusia dan hewan adalah makhluk hidup tetapi manusia diberkahi dengan kemampuan berfikir. Sedangkan hewan tidak.oleh sebab itu, setiap manusia dapat berinteraksi dengan hal-hal di sekelilingnya dengan menggunakan aturan seperti saat seseorang melakukan kesalahan kepada orang lai, dia harus meminta maaf kepada orang tersebut.Kemampuan berfikir di bentuk oleh interaksi sosial.Dalam interaksi sosila, manusia mempelajari makna dan simbol yang memungkinkan mereka menerapkan kemampuan khas mereka sebagai manusia.yaitu berfikir.Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan dan interaksi yang khas manusia.Manusia mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakandalam tindakan dan interaksi berdasarkan interpretasi mereka atas situasi.Manusia mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri, yang memungkinkan mereka memeriksa tahapan-tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif, dan kemudian memilih salah satunya.Pola-pola tindakan dan interaksi yang berkelanjutan ini membentuk kelompok dan masyarakat.

2.Herbert Blummer

Herbert Blumer lahir 7 Maret 1900, di St. Louis, Missouri. Ia bekarier di Fakultas Sosiologi pada Universitas Chicago tahun 1927-1952. Blumer adalah murid dari George H. Mead, yang juga mengajar di Universitas Chicago. Setelah Mead meninggal di tahun 1931, Blumer banyak mengganti posisi gurunya tersebut. Tidak heran jika gagasan Blumer banyak mengacu pada tradisi keilmuan yang telah dirintis oleh gurunya itu. Tidak main-main, waktu Blumer untuk mengembangkan gagasan Mead sampai 25 tahun.

Menariknya, selam era Chicago, selain aktif menekuni keilmuan, ia juga sempat melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti bermain sepak bola profesional, sebagai mediator dalam perselisihan perburuhan, dan mewawancarai tokoh-tokoh jahat pada sebuah gang. Penghargaan tertinggi sesuai dengan profesi saat Blumer menjadi redaktur dari American jurnal of sociology dari tahun 1941-1952. Juga, sebagai Presiden American sociological Association (ASA) pada tahun 1956.

Menurut Rachmad K. Dwi Susilo yang mengutip dalam buku Gordon Marshall Bisa dicatat bahwa sumbangan penting Blumer adalah kegetolannya dalam mengembangkan pendekatan/perspektif interaksionisme simbolik dalam sosiologi Amerika. Beberapa penulis mengatakan bahwa yang menciptakan istilah interaksionisme simbolik (symbolic interactionism) adalah Blumer. Menurut Rachmad yang mengutip dalam bukunya Ruth. A. Wallace dan Alison Wolf, Dengan mengembangkan beberapa konsep penting, seperti penafsiran (interpretation), struktur dan proses, dan metodologi, kajian tentang interaksi yang diantarai penafsiran dan simbol terasa menjadi lebih hidup.

Seperti dikatakan di muka, bahwa Blumer lebih banyak dipengaruhi oleh Mead dalam berbagai gagasan psikologi sosial-nya mengenai teori interaksionisme simbolik. Kendatipun demikian, seorang blumer tetap memiliki kekhasan-kekhasan dalam pemikirannya, dan terutama ia mampu membangun suatu teori dalam sosiologi yang berbeda dengan “gurunya”, Mead. Pemikiran blumer pada akhirnya memiliki pengaruh yang cukup luas dalam berbagai riset sosiologi. Bahkan blumer pun berhasil mengembangkan teori ini sampai pada tingkat metode yang cukup rinci. Teori interaksionisme simbolis yang dimaksud blumer bertumpu pada tiga premis utama:

1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka.

2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain.

3. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial sedang berlangsung.

2.Pendapat

Manusia sebagai makhluk sosial, karena setiap orang saling membutuhkan satu sama lain. Setelah saya membaca prinsip teori George Herbert Mead saya menyimpulkan bahwa kita sebagai manusia menggunakan akal fikiran untuk melakukan interaksi sosial. Dalam interaksi sosial kita bisa mengubah atau memodifikasi suatu simbol berdasarkan kesepakatan kita bersama. Manusia dalam kehidupan sehari-hari pasti melakukan interaksi tersebut, manusia memiliki sistem simbol ddalam berkomunikasi sehingga manusia tiak hanya dikatakan sebagai makhluk sosial tetapi juga manusia sebagai makhluk simbolik.

Menurut George herbert mead kata simbolik mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi. Sebelumnya kita telah mempelajari tentang simbol di tema pokok tadi. Interaksi simbolik adalah hubungan diantara satu individu dengan individu lain adalah melalui simbol. Lingkungan dan manusia saling mempengaruhi. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan bagi manusia. Kita banyak memaknai simbol.

Simbol atau lambang berbentuk gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, attaupun jumlah sesuatu. Walaupun simbol bukanlah nilai itu sendiri, tetapi simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja. misalnya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, dan juga keagamaan. Lambang atau simbol itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat yang lain. begitu pun makna yang diberikan kepada lambang tersebut. Untuk menyebut benda yang kita baca. Sekarang ini orang Indonesia menggunakan kata buku, orang Inggris menyebutnya book, orang Jepang hon, orang Jerman buch, orang Belanda boek, dan orang Arab kitab. Begitu juga di Indonesia menggunakan kata baik, dan di Cina menggunakan kata hao. Intinya kita hanya perlu kesepakatan mengenai suatu lambang itu sebenanya. Kalau kita semua sepakat kita bisa menamai benda berkaki empat yang biasa kita duduki dengan “meja” bukan “kursi”.

Akan tetapi, makna yang diberikan kepada suatu lambang bisa jadi berubah sesuai perjalanan waktu. Meskipun perjalanan waktu itu lambat. Panggilan Bung pada zaman revolusi lazim digunakan dan berkonotasi positif karena menunjukkan kesederajatan kini tidak populer lagi, kecuali digunakan oleh penyaji acara olahraga ketika berbicara dengan narasumbernya di studio TV. Panggilan ini dapat menyinggung perasaan orang yang dipanggil, apalagi bila ia merasa statusnya lebih tinggi daripada orang yang memanggil. Kata heboh yang belakangan ini digunakan kawula muda juga tampaknya mengalami pergeseran makna, bukan saja berarti gaduh, ribut, atau gempar, namun juga berarti “ramai,” “hebat” atau “keren”. Kata moneter yang berarti “menyangkut keuangan” belakangan ini sering diucapkan rakyat jelata atau statusnya rendah seperti dalam kalimat “wah, lagi moneter nih,” namun mereka mengartikan kata itu sebagai “krisis”. Istilah lengser pun sudah sangat merajalela dan sudah mengalami perubahan makna. Istilah ini sebenarnya merujuk pada mundurnya seorang raja dari tahta, namun dengan cara yang mulia dan dihormati rakyatnya. Tetapi kini istilah lengser bahkan digunakan untuk mundurnya pejabat karena didemo, dipaksa, dan dihujat rakyat. Istilah interupsi dan pemungutan suara (voting) dalam dunia kepolitikan kita dalam Sidang Umum MPR) juga mengalami pergeseran makna. Dulu pada zaman Orde Baru, praktik politik itu ditabukan. Kini pada zaman reformasi hal itu malah menjadi hal yang biasa dan sering merupakan suatu keharusan. UUD 1945 yang di anggap sakral selama puluhan tahun kini justru dianggap usang dan karenanya perlu diganti. Kata Saudara dahulu bermakna seperut atau sekandungan kemudian maknanya sekarang berkembang menjadi siapa saja yang mempunyai hubungan satu darah sehingga anak paman juga dikatakan sebagai saudara. Bahkan, maknanya berkembang lagi menjadi siapa pun yang mempunyai kesamaan asal usul disebut dengan saudara. Kemudian yaitu bapak. Dahulu kata bapak di pakai dalam hubungan biologis, sekarang semua yang orang memiliki kedudukan tinggi atau orang yang lebih tua disebut bapak. Kemudian perubahan makna kata menyempit merupakan kebalikan dari makna meluas tadi, yaitu gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya memiliki makna yang luas kemudian menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Misalnya kata Pendeta, dahulu bermakna orang yang berilmu, sekarang berubah maknanya menjadi orang yangmemiliki ilmu yang tinggi mengenai agama Kristen dan harus melalui jenjang pendidikan. Sehingga mendapat gelar sarjana theologia. Contoh lainnya adalah kata sarjana, dulu memiliki makna orang pandai atau cerdas. Akan tetapi sekarang maknanya berubah menjadi orang yang lulus dari perguruan tinggi. Selanjutnya jenis perubahan makna yang bersifat kasar.contohnya kata amplop. Dahulu, kata amplop bermakna sampul surat atau tempat untuk mengisi surat, sekarang makna berubah menjadi negatif yaitu ‘uang sogok’. Kemudian kata bini dahulu kata ini dianggap tinggi maknanya tetapi sekarang dianggap kasar dan penyebutan kata bini berubah menjadi istri. Hal ini serupa dengan kata bunting, dahulu kata bunting dianggap tinggi untuk penyebutan bagi wanita yang sedang mengandung. Tetapi sekarang kata bunting dianggap sebagai makna yang kurang sopan. Begitu juga dengan kata perempuan, dahulu mengandung nilai yang baik namun sekarang nilainya dirasakan merosot, sehingga dipakailah kata wanita.

Pemaknaan terhadap suatu sikap dan perilaku juga boleh jadi berubah dari waktu ke waktu meskipun dalam budaya yang sama, daerah yang sama, bahasa yang sama dan lain sebagainya. Sebagian orang tidak lagi melakukan sungkem tradisional (mirip penyembahan) kepada orang tua misalnya, karena perilaku sungkem seperti itu dianggap penghormatan yang berlebihan atau penghambaan. Sekarang ini di kalangan warga Sunda tidak banyak orang yang melakukan salaman ala Sunda. Bisa jadi salaman ala Sunda dengan badan membungkuk itu dianggap kampungan.

Perubahan makna seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu fator yang pertama adalah ketidakakraban pemakai bahasa akan makna sebuah kata menjadi sumber kekaburan makna, sehingga berakibat terjadinya perubahan makna. Kemudian faktor kedua yaitu salah kaprah. Salah kaprah terjadi dari kesalahan persepsi masyarakat terhadap suatu makna kata. Hal ini karena kelaziman atau kebiasaan dengan sesuatu yang salah dan dibiarkan terus berjalan tanpa adanya usaha perbaikan oleh pemakainya karena masyarakat menganggap makna kata tersebut sudah benar. Contoh kata pertanda dalam KBBI bermakna pelebaya; algojo. Akan tetapi kata pertanda selami ini di pahami bermakna ‘alamat’;’gelagat’. Hal tersebut terjadi karena salah kaprah dan akhirnya kata tersebut dimasukkan dalam KBBI sebagai homonimi terhadap makna pelebaya; algojo. Kemudian faktor yang ketiga adalah perkembangan dalam ilmu dan tekhnologi. Contohnya, adalah kata canggih awalnya bermakna suka mengganggu (rebut, bawel, dan sebagainya), sekarang maknanya berubah menjadi sangat rumit dan ruwet dalam bidang teknologi. Oleh karena itu berdasarkan uraian panjang tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan waktu turut memengaruhi perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia. Itulah hasil kesimpulan saya mengenai materi manusia sebagai makhluk simbolis. Semoga tulisan saya berguna bagi para pembaca.

Referensi/sumber :

Mulyana, Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

http://rullykhusna.blogspot.com/p/pengantar-filsafat-ilmu.html

(diakses tanggal 13 April 2015)

http://elisa.ugm.ac.id/community/show/pengantarfilsafatolehsuhartoyoharjosatoto/

(diakses tanggal 13 April 2015)

http://zulfailadiena.blogspot.com/2014/09/filsafat-dan-perkembangan-ilmu.html

(diakses tanggal 13 April 2015)

http://fgreisye.blogspot.com/2013/09/etika-dan-filsafat-komunikasi-analisis.html

(diakses tanggal 13 April 2015)

http://alfykdr.blogspot.com/2013/07/teori-teori-kebenaran-korespondensi.html

(diakses tanggal 13 April 2015)

http://arinnjunaid.blogspot.com/2014/01/manusia-sebagai-makhluk-simbolik-homo.html

(diakses tanggal 13 April 2015)

http://tariganism.blogspot.com/2009/03/manusia-memaknai-simbol.html

(diakses tanggal 13 April 2015)

 

etika & filsafat komunikasi_irawaty djako

15 April 2015 01:26:42 Dibaca : 1312

NAMA : IRAWATY R. DJAKO

NIM : 291414034

KELAS: A (ILMU KOMUNIKASI)

MK : ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

Ø PENGANTAR FILSAFAT

1.TEORI/KONSEP

PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni :

Secara Etimologi

Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philoshopia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom). Kata filsafat pertama kali oleh Phytagoras (582-496 SM). Pada saat itu arti filsafat belum begitu jelas.

Secara Terminologi

Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan tentang batasan dari filsafat itu banyak , antara lain:

1. Socrates

Socrates mempertanyakan tentang arche, yakni awal mula atau asal usul alam dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan logos atau rasio tanpa percaya lagi pada jawaban mitos atau legenda. Oleh sebab itu, bagi mereka, filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas dengan mengendalikan akal budi.

2. Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran asli.

3. Aristoteles

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip – prinsip dan penyebab – penyebab dari realitas yang ada.

4. Al Farabi

Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

5. Immanuel Kant

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang didalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang kita ketahui.

6. Hasbullah Bakry

Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut.

7. Louis O. Kattsoff

Filsafat merupakan suatu analisis secara hati – hati terhadap penalaran – penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi suatu dasar tindakan.

8. Sidi Gazalba

Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis, dan universal.

Landasan Filsafat

1.Ontologi

“Secara terminologi, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu on atau ontos yang berarti “ada” dan logos yang berarti “ilmu”. Sedangkan secara terminologi ontologi adalah ilmu tentang hakekat yang ada sebagai yang ada (The theory of being qua being).

Yang termasuk dalam pembahasan ontologi adalah fisika, matematika dan Metafisika. Fisika sebagai tingkatan yang paling rendah, matematika sebagai tingkatan tengah-tengah sedangkan teologi sebagai tingkatan yang paling tinggi. Alasan pembagian tersebut adalah karena ilmu itu ada kalanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat diindera, yaitu sesuatu yang berbenda, yaitu fisika. Ada kalanya berhubungan dengan benda tetapi mempunyai wujud tersendiri, yaitu matematika. Dan ada yang tidak berhubungan dengan suatu benda yaitu metafisika.

Ontologi juga sering diidentikkan dengan metafisika, yang juga disebut dengan proto-filsafat atau filsafat yang pertama atau filsafat ketuhanan. Pembahasannya meliputi hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab dan akibat, substansi dan aksiden, yang tetap dan yang berubah, eksistensi dan esensi, keniscayaan dan kerelatifan, kemungkinan dan ketidakmungkinan, realita, malaikat, pahala, surga, neraka dan dosa.

2.Epistemologi

Epistemologi merupakan tahapan berikutnya setelah pembahasan ontologi dalam filsafat. “Istilah epistemologi dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere yang maksudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat, yaitu epistemologi dan ontologi (metafisika umum). Kalau dalam metafisika pertanyaannya adalah apa yang ada itu? Maka pertanyaan dasar dalam epistemologi adalah apa yang dapat saya ketahui?”

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya menjadi theory of knowledge.

Dengan kata lain, epistemologi adalah bidang ilmu yang membahas pengetahuan manusia, dalam berbagai jenis dan ukuran kebenarannya.

Berbicara tentang asal-usul pengetahuan maka ilmu pengetahuan ada yang berasal dari manusia dan dari luar manusia. Pengetahuan yang berasal dari manusia meliputi pengetahuan indera, ilmu (akal) dan filsafat. Sedangkan pengetahuan yang berasal dari luar manusia (berasal dari Tuhan) adalah wahyu. Pembahasan epistemologi meliputi sumber-sumber atau teori pengetahuan, kebenaran pengetahuan, batasan dan kemungkinan pengetahuan, serta klasifikasi ilmu pengetahuan.

3. Aksiologi

Jika ontologi berbicara tentang hakikat yang ada (objek ilmu) dan epistemologi berbicara tentang bagaimana yang ada itu bisa diperoleh (cara memperoleh ilmu) maka aksiologi berkaitan dengan manfaat dari pada ilmu itu sendiri atau kaitan penerapan ilmu itu dengan kaidah-kaidah moral.

Dalam Wikipedia aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axion yang berarti “nilai” dan logos yang berarti “ilmu” atau “teori”. Jadi, aksiologi adalah ilmu tentang nilai. Adapun Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nalai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?

2. Pendapat

Setiap orang pasti pernah bertanya dalam hati masing-masing, apa tujuan hidup kita ini? mengapa kita ada di dunia ini ? Dan jawabannya adalah agama. Tetapi tentu jawaban itu tak terlalu dipahami dan dalam ruang lingkupyang masih luas. Dari sinilah kita belajar filsafat. Berfilsafat adalah berfikir, tetapi berfikir belum tentu berfilsafat. Filsafat adalah kegiatan untuk berfikir secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dan mendasar dalam hidup manusia. Filsafat sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun, dan belum bisa memberikan jawaban yang pasti dan mutlak, karena filsafat tidak memberikan jawaban yang mutlak melainkan menawarkan alternatif cara berfikir. Melalui belajar filsafat kita akan mendapatkan manfaatnya yakni memikirkan sesuatu hal secara mendalam dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif dan mampu memecahkan masalah – masalah yang ada secara logis. Filsafat mengajak kita untuk memahami dan mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan tentang pengalaman kita sebagai manusia. Belajar filsafat sangat membuat kita bingung. Apalagi yang baru belajar pasti akan sangat kewalahan untuk memahaminya. Apa sebenarnya filsafat? Sulit bagi kita untuk memahami yang sebenar-benarnya. Filsafat adalah induk dari segala ilmu pengetahuan. Karena setiap ilmu pengetahuan awalnya mepelajari filsafat itu sendiri. Seperti ilmu pengetahuan kewarganegaraan. Mulanya kita mepelajari dahulu tujuan belajar pengetahuan kewarganegaraan, hakikat warga negara dan lain-lain. kemudian ilmu pengetahuan alam. Awalnya kita akan mempelajari tujuan kita belajar ilmu pengetahuan alam. Semua ilmu pengetahuan bergantung dengan filsafat.

Dalam filsafat terdapat 3 landasan yakni :

1.Ontologi

Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat. Ontologi berkaitan dengan apa yang ada. Ada karena ada orang lain dan ada karena dirinya sendiri. Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran yakni Monoisme (paham yang menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu dan tak mungkin dua atau lebih. Jikalau lebih maka bukan paham monoisme), Dualisme (paham yang mengatakan bahwa hakikat itu ada dua, aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumber), Pluralisme (paham yang menganggap bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan), Nihilisme (paham yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif), dan Agnostisisme (paham yang mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda). Orang yang belajar ontologi, kalau tidak berhati-hati sering bersentuhan dengan dalam sebuah agama. Ontologi hendak meletakkan dasar keilmuwan. Misalnya, ketika orang membenarkan hasil renungannya tentang Tuhan dan makan, berarti Tuhan itu mengenal lapar. Dan ketika orang yang membenarkan hasil renungannya tentang Tuhan dan tidur, berarti juga Tuhan mengenal kata lelah dan ngantuk. Jika hal ini benar, berarti Tuhan itu tidak ada bedanya dengan manusia. Semakin kritis seseorang berfikir tentang ada, maka dunia ini seolah-olah semakin rumit dan semakin menarik untuk di kaji. Misalnya pengetahuan tentang suatu benda yaitu tas, sebelumnya tas itu sudah ada. Jika tidak ada maka pengetahuannya pun tidak akan di kaji.

2.Epistemologi

Epistemologi berkaitan dengan sumber/asal, sifat, dan karateristik pengetahuan. Dalam epistemologi yang selalu dipertanyakan adalah bagaimana sumber pengetahuan itu?, bagaimana sifat pengetahuan itu?, dan bagaimana karakteristiknya?. Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan. Kita dapat memperoleh pengetahuan melalui beberapa metode yaitu empirisme (memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Melalui pengalaman kita bisa belajar, pengalaman sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa pengalaman kita tidak akan menjadi seseorang yang berhasil dalam banyak hal), rasionalisme (memahami sumber pengetahuan terletak pada akal,bukan mengingkari pengalaman tetapi pengalaman mungkin di pandang sebagai perangsang pikiran seseorang, para penganut rasionalisme meyakini bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita dan bukannya di dalam diri barang sesuatu), fenomenalisme (memperoleh pengetahuan melalui gejala atau fenomena), intusionisme (memperoleh pengetahuan secara langsung atau seketika), dan dialektis (tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penuturan serta analisis sistmatik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari dialek adalah cakap-cakap dan menuntut kita untuk melakukan perdebatan. Setiap kelompok orang memiliki dialek yang berbeda-beda khususnya yang berbeda daerahnya. Saya berikan contoh bahasa jawa di Jawa Timur berbeda dengan bahasa Jawa di Jawa Tengah yang berbeda di sini adalah cara pengucapannya).

3. Aksiologi

Aksiologi berkaitan dengan guna atau manfaat nilai ilmu itu sendiri.

Teori tentang nilai dalam filsafat merujuk pada etika dan estetika. Etika yaitu pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia yang membedakan perbuatan, tingkah laku. Dimana etika adalah sebuah pengetahuan mengenai penilaian moral. Etika mencakup penilaian baik, buruk, benar, salah dan tanggung jawab. Pengetahuan tentang etika setiap orang berbeda-beda. Karena jika menurut seseorang bagus tetapi menurut orang lain jelek atau tidak bagus. Sedangkan estetika membahas keindahan, bagaimana keindahan tersebut bisa terbentuk dan bagaimana supaya bisa merasakannya. Estetika berkaitan dengan karya seni. Awalnya indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, tetapi perubahan pola pikir akan turut mempengaruhi nilai keindahan tersebut. Misalnya awalnya kita menilai suatu gaun itu indah, namun seiring dengan perubahan pola pikir dan mungkin setelah kita bersekolah dan mempelajari bagaimana membuat gaun, maka gaun yang kita nilai indah tadi berubah dengan jelek, hiasannya terlalu banyak dan lain sebagainya. Begitu pun saat jika sebelumnya kita menilai bahwa patung itu jelek namun setelah kita mempelajari seni patung, maka kita tahu bagaimana keindahan patung itu sebenarnya. Jadi patung yang kita nilai jelek sebelumnya maka penilaian kita berubah menjadi indah. Saat kita menilai lukisan. Sebelumnya kita menilai lukisan itu jelek maka setelah mempelajari seni lukis maka penilaian tentang lukisan itu menjadi indah. Pola pikir kita berubah menjadi lebih baik dan penilaian kita terhadap sesuatu pun ikut berubah. Banyak dari kita menilai sesuatu hal secara sekilas saja dan tanpa mempelajari pengetahuan sesuatu terlebih dahulu. Mengetahui sesuatu sangat penting sebelum kita menilai sesuatu hal. Kita dengan entengnya menilai suatu barang berkualitas atau tidak. Dalam belanja kita mengetahui bahwa barang yang mahal adalah barang yang berkualitas. Padahal tak selamanya seperti itu. Barang yang murah belum tentu tidak berkualitas. Seperti di indonesia kualitas sepatu lebih bagus dan harganya pun terjangkau. Tetapi di luar negeri kualitas sepatu tidak terlalu bagus dan harganya pun mahal. Bahan baku pembuatan sepatu misalnya karet memang di ambil langsung dari pabrik karet sendiri. Tetapi di luar negeri sangat sulit untuk membedakan antara sepatu asli dan sepatu KW. Sama halnya dengan tas. Tas yang mahal belum tentu berkualitas. Tas diproduksi dengan kulit asli dan bukan sulit di bedakan di luar negeri. Begitulah pendapat saya mengenai filsafat itu sendiri. Kita belajar filsafat tidak hanya bergantung dengan satu ilmu pengetahuan saja tetapi semua ilmu pengetahuan saling berkaitan dengan filsafat.

Ø FILSAFAT DAN ILMU KOMUNIKASI

1.TEORI/KONSEP

Para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponen filsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argumen-argumen yang logis.

Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinergi dengan aspek kajian ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau kemanfaatan).

Pada dasarnya filsafat komunikasi memberikan pengetahuan tentang kedudukan Ilmu Komunikasi dari perspektif epistemology:

a. Ontologis: What It Is?

Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan: 2005). Ontologi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi.

Ilmu komunikasi dipahami melalui objek material dan objek formal. Secara ontologism, Ilmu komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai sesuatu yang monoteistik pada tingkat yang paling abstrak atau yang paling tinggi sebagai sebuah kesatuan dan kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek formal melihat Ilmu Komunikasi sebagai suatu sudut pandang (point of view), yang selanjutnya menentukan ruang lingkup studi itu sendiri.

Contoh relevan aspek ontologis Ilmu Komunikasi adalah sejarah ilmu Komunikasi, Founding Father, Teori Komunikasi, Tradisi Ilmu Komunikasi, Komunikasi Manusia, dll.

b. Epistemologis

Hakikat pribadi ilmu (Komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan mengenai pengetahuan ilmu (Komunikasi) sendiri atau Theory of Knowledge. Persoalan utama epsitemologis Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat ita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know, and how do we know it?” (Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief, understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing, guesting, learning, and forgetting”.

Secara sederhana sebetulnya perdebatan mengenai epistemology Ilmu Komunikasi sudah sejak kemunculan Komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan apakah Ilmu Komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu. Dilihat sejarahnya, maka Ilmu Komunikasi dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari ilmu-ilmu social yang terlebih dahulu ada. pengaruh Sosiologi dan Psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu ini.

Bahkan nama-nama seperti Laswell, Schramm, Hovland, Freud, sangat besar pengaruhnya atas perkembangan keilmuan Komunikasi. Dan memang, Komunikasi ditelaah lebih jauh menjadi sebuah ilmu baru oada abad ke-19 di daratan Amerika yang sangat erat kaitannya dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri.

Contoh konkret epistemologis dalam Ilmu Komunikasi dapat dilihat dari proses perkembangan kajian keilmuan Komunikasi di Amerika (Lihat History of Communication, Griffin: 2002). Kajian Komunikasi yang dipelajari untuk kepentingan manusia pada masa peperangan semakin meneguhkan Komunikasi menjadi sebuah ilmu.

c. Aksiologis: What For?

Hakikat individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan manusia akan komunikasi.

Kebutuhan memengaruhi (persuasive), retoris (public speaking), spreading of information, propaganda, adalah sebagian kecil dari manfaat Ilmu Komunikasi. Secara pragmatis, aspek aksiologis dari Ilmu Komunikasi terjawab seiring perkembangan kebutuhan manusia.

2.Pendapat

Filsafat berkaitan erat dengan ilmu komunikasi karena filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan. Ilmu komunikasi adalah ilmu terapan dari kelompok ilmu sosial. Sebab, menurut ilmuwan ilmu ini bersifat indisipliner karena objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu yang lain, terutama yang masuk ilmu sosial seperti sosiologi, psikologi, antropologi dan lain sebagainya. Disebut ilmu terapan karena dipakai untuk memecahkan masalah-masalah sederhana atau praktis yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung dan bersifat sosial. Kita tentu tahu perbedaan ilmu terapan dan ilmu murni. Yaitu ilmu murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Contohnya fisika, kimia, matematika, dan biologi. Sedangkan ilmu terapan adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan membantu kehudupan masyarakat. Contohnya, sosiologi, psikologi, dan antropologi. Pada umumnya tujuan komunikasi adalah supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan sebagai komunikator kita harus menjelaskan sebaik-baiknya dan tuntas agar si penerima pesan atau komunikan mengerti dan mengikuti apa yang kita maksud. Kita sebagai komunikator juga harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Dalam filsafat ilmu komunikasi mengajarkan kita untuk memahami secara fundamental atau mendasar, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis mengenai teori-teori dari proses komunikasi yang meliputi berbagai dimensi dan berdasarkan bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode komunikasi.

Bidang komunikasi meliputi komunikasi sosial, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi antarbudaya, komunikasi pembangunan, dan komunikasi tradisional.

Saya hanya akan menjelaskan beberapa diantaranya, 1). komunikasi sosial sangat penting dalam pembentukan konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari tekanan maupun ketergantungan. Karena komunikasi sosial bertujuan untuk menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. melalui komunikasi sosial kita bisa bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. 2). Komunikasi internasional adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yangmewakili negara lain. 3). Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang berbeda budayanya. 4). Komunikasi politik adalah komunikasi yang berkaitan dengan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik atau berkaitan dengan kekuasaan dan pemerintahan.

Sifat komunikasi meliputi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan. Komunikasi verbal melalui tertulis contohnya menggunakan media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain. sedangkan komunikasi verbal secara lisan dapat melalui media telepon atau langsung bercakap-cakap secara tatap muka. Sementara komunikasi non verbal orang dapat langsung memberikan kesimpulan tentang berbagai macam perasaan seseorang.Tatanan komunikasi meliputi komunikasi intrapribadi atau intrapersonal (komunikasi intrapribadi adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dan God. Contohnya berdo’a), komunikasi antarpribadi atau interpersonal (komunikasi antar individu-individu dan hanya melibatkan dua orang saja), komunikasi kelompok (sekumpulan orang yang tujuannya sama dan berkomunikasi satu sama lain dengan mencapai tujuan yang sama), dan komunikasi massa (proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa),Tujuan komunikasi meliputi, mengubah sikap, mengubah opini atau pendapat, mengubah masyarakat, dan lain-lain.Fungsi komunikasi meliputi, mendidik, menginformasikan, menghibur dan memengaruhi.Teknik komunikasi meliputi, komunikasi informatif (suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya) , komunikasi persuasif (bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus dan tanpa menyinggung perasaan orang lain) , komunikasi pervasif , komunikasi koersif (komunikasi yang berupa perintah, ancaman, sangsi, dan lain-lain yang bersifat paksaan sehingga orang-orang yang dijadikan komunikan melakukannya secara terpaksa), dan hubungan manusiawi (hubungan manusiawi tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja tetapi di dalamnya terkandung unsur kejiwaan yang amat mendalam).Metode komunikasi meliputi, jurnalistik (kewartawanan), hubungan masyarakat (public relation), periklanan, propaganda (rangkaian pesan yang tujuannya memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang) , perang urat syaraf , perpustakaan dan sebagainya.

Hubungan filsafat dan ilmu komunikasi sudah tentu mengkaji ontologi dari ilmu komunikasi, epistimologi dari ilmu komunikasi dan aksiologi dari ilmu komunikasi.

Ontologi ilmu komunikasi

Sebelumnya kita sudah tahu bahwa ontologi yaitu studi mengenai sesuatu yang ada atau tidak ada. Atau ontologi mempelajari tentang realitas. Ilmu komunikasi dipahami melalui objek material dan objek formal. Secara ontologi, ilmu komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai suatu yang monoteistik pada tingkat yang paling tinggi sebagai sebuah kesatuan atau kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek formal memandang ilmu komunikasi sebagai suatu sudut pandang yang selanjutnya menentukan ruang lingkup studi itu sendiri. Hakikat ilmu komunikasi yaitu mempengaruhi orang lain, stimulus respon, pikiran seseorang mempengaruhi orang lain.

Epistimologi ilmu komunikasi

Kita sudah singgung sebelumnya bahwa epistimologi yang mempertanyakan bagaimana kita mendapatkan suatu pengetahuan khususnya dalam ilmu komunikasi. Epistimologi ilmu komunikasi mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya. Ilmu komunikasi tidak terlepas dari ilmu-ilmu sosial yang terlebih dahulu ada sebelum ilmu komunikasi. Ilmu yang sangat berkontribusi lahirnya ilmu ini adalah ilmu sosiologi dan ilmu psikologi. Ilmu komunikasi bersumber dari ide atau gagasan dan realitas. Dan kita dapatmemperolehnya dari pengalaman.

Aksiologi ilmu komunikasi

Posisi tradisional pada aksiologi adalah bahwa ilmu pengetahuan harus bebas dari nilai. Nilai harus mempengaruhi teori dan penelitian dan bagaimana nilai mempengaruhi keduanya. Aksiologi ilmu komunikasi berkaitan dengan dimana ilmu komunikasi diterapkan. Tentu saja ilmu komunikasi diterapkan melalui antarpribadi, antarkelompok atau organisasi dan antarmassa. Tanpa kita sadari tidak ada satu haripun kita lewati tanpa berkomunikasi. Penerapan ilmu komunikasi dalam sehari-hari sangat penting dan berguna. Yang menjadi objek kajian ilmu komunikasi antara lain penyiaran, jurnalistik, fotografi, hubungan masyarakat dan lain sebagainya. Banyak hal yang dapat kita manfaat setelah mempelajari kajian tersebut. Misalnya setelah kita mempelajari tentang jurnalistik kita tentu saja kita lebih unggul dibanding dengan masyarakat awam dalam menerima dan mengolah informasi yang akan kita beritakan ke media massa. Selain itu kita dituntut untuk menjadi individu yang mampu berfikir kritis dan rasional terhadap berbagai permasalahan dan kejadian sosial yang terjadi di sekitar kita. Kemudian kita sebagai orang yang mempelajari hubungan masyarakat pasti lebih mampu menjalin hubungan dengan masyarakat dalam bersosialisasi dan bersikap. Dan kemudian kita sebagai SDM ilmu komunikasi lebih tahu apa sebenarnya fotografi tersebut dibanding yang sama sekali hanya asal memotret objek.

Ø KEBENARAN

1.TEORI/KONSEP

Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa memperhatikan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik psikologis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang selalu ditunjukkan oleh kebenaran.

Berikut teori-teori kebenaran :

1.Teori Kebenaran Korespondensi

Teori yang pertama ialah Teori Korespondensi, The Correspondence Theory of Truth, yang kadangkala disebut The Accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat dengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Dengan demikian, kebenaran epistimologis adalah kemanunggalan antara subyek dan obyek. Pengetahuan dikatakan benar apabila didalam kemanunggalan yang sifatnya intrinsik, intensional dan pasif aktif terdapat kesesuaian antara apa yang ada dalam pengetahuan subyek dengan apa yang ada didalam obyek. Hal itu karena puncak dari proses kognitif manusia terdapat didalam budi dan pikiran manusia (intelectus), maka pengetahuan adalah benar bila apa yang terdapat didalam pikiran subjek itu benar sesuai dengan apa yang ada didalam objek. Menurut Aristoteles, kebenaran adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan. Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas yang serasi dengan situasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu : pernyataan, persesuaian, situasi, kenyataan. Putusan.

2.Teori Consistency / Koherensi Kebenaran

Teori yang kedua adalah Teori Konsistensi. The Consistence Theory Of Truth, yang sering disebut dengan The coherence Theory Of Truth. " According to this theory truth is not constituted by the relation between a judgment and something else, a fact or really, but by relations between judgment themselves "

[Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri]. Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.

3.Teori Kebenaran Pragmatis

Teori ketiga adalah teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic [pramatist] theory of truth. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan. Falsafah ini dikembangan oleh seorang bernama William James di Amerika Serikat. Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat.

Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jika membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki nilai praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran. Menurut penganut praktis, dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Dalam dunia pendidikan, suatu teori akan benar jika ia membuat segala sesutu menjadi lebih jelas dan mampu mengembalikan kontinuitas pengajaran, jika tidak, teori ini salah. Kaum pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan (utility) dapat dikerjakan (workobility) dan akibat yagn memuaskan (satisfaktor consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutak/ tetap, kebenarannya tergantung pada manfaat dan akibatnya. Akibat/ hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah : sesuai dengan keinginan dan tujuan, sesuai dengan teruju dengan suatu eksperimen, dan ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada).

2.Pendapat

Menurut pendapat saya, Kebenaran adalah sesuatu yang kita anggap baik. Sesuatu yang kita anggap mutlat, absolut dan tidak bisa di ganggu gugat. Kebenaran ini merupakan pedoman atau penuntun untuk kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang pasti ingin menjadi yang baik dari yang terbaik. Maka kita sering dan selalu mencari kebenaran. Dalam kebenaran terdapat beberapa tingkatan yaitu tingkat kebenaran indera, tingkat kebenaran ilmiah, tingkat kebenaran filosofis, dan tingkat kebenaran religius. Kebenaran indera adalah tingkat kebenaran yang paling sederhana. Saya berikan contoh kita melihat pohon tumbang. Maka pernyataan benar tersebut disetujui orang lain karena dia sebagai saksi pada saat pohon tumbang. Begitu juga saat mendengar orang bercakap-cakap, merasakan suatu makanan, merasa dingin dan panas, mencium aroma parfum yang sangat wangi, dan itu adalah kebenaran indera yang sudah pasti benar. Ha yang menurut kita indah dilihat, suara yang merdun di dengar, lezatnya suatu makanan, merasakan hawa dingin, mencium aroma wangi suatu parfum maka menurut orang lain itu tidak seperti demikian. Yang saya akan jelaskan lebih rinci adalah kebenaran religius atau kebenaran tentang agama khususnya agama Islam.

Bila kita mengerti dan memahami kebenaran makan tanpa disadari kita akan terdorong untuk melakukan kebenaran tersebut. Akan tetapi jika kita tidak melakukannya maka secara psikologi kita akan mengalami pertentangan batin seperti perasaan cemas was-was dan menyesal. Misalnya saat kita berbohong maka perasaan kita saat itu pun tidak enak dan mungkin setelah itu kita menyesal karena telah berbohong. Sulit di pungkiri bahwa kita sudah tahu betul mengenai kebenaran tetapi banyak dari kita untuk mengingkari kebenaran tersebut. Kebenaran bergantung pada masing-masing individu. Jika menurut seseorang benar, maka belum tentu benar menurut oran lain. kebenaran itu nyata dan telah disepakati oleh kita sendiri. Dalam agama islam berbuat benar adalah sesuatu yang sangat di wajibkan kita lakukan. Misalnya kita wajib melaksanakan sholat lima waktu namun banyak dari kita yang lalai dari sholatnya. Melaksanakan sholat dianggap benar karena dalam ajaran agama islam sholat adalah tiang agama. Setiap agama pasti mengajarkan semua hal yang yang baik. Hanya saja cara melakukan kebenaran di setiap agama itu berbeda-beda.

Kita sebagai pemeluk agama islam makna kebenaran sebenarnya adalah al-qur’an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa dan dimana-mana telah menciptakan iklim keIslaman yang merata mutlak. Al-qur’an atau al-Kitab adalah firman Allah yang berdiri sendiri pada dzat-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yang bersifat mukjizat, yang akhirnya tertulis dalam mushaf menjadi beberapa halaman sehingga menjadi kitab yang besar dan tebal, yang dipindahkan dengan jalan kahabar mutawatir yng tidak diragukan lagi dan diingkari kebenarannya. Al-qur’an di pahami di Amerika, di Inggris, di Jepang, di India dan lain-lain karena al-qur’an bahasanya tidak pernah dirubah-rubah dan tidak pernah dibuat-buat semata-mata untuk kepentingan pribadi. Sehingga keaslian al-qur’an sangat di jaga. Al-qur’an tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Sehingga tidak sedikit para ilmuwan lebih dahulu mengaji al-qur’an sebelum melakukan penelitian. Al-qur’an tidak menentang fitrah manusia. Oleh sebab itu al-qur’an tidak mengakui hukum pembujangan. Nabi Adam A.S sebagai manusia pertama diciptakan dari tanah liat sedangkan siti hawa diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam. Sudah pasti Nabi Adam dan Siti Hawa diciptakan untuk berpasangan dan untuk meneruskan keturunan atau kawin. Dalam al-qur’an tidak melarang poligami. Kenapa? Karena poligami ini menghindarkan diri dari zinah dan pelacuran. Dan tentunya poligami ini ada batasannya. Poligami terbatas empat orang istri saja. seorang suami pun harus bersikap adil terhadap istri-istrinya. Qur’an adalah pegangan hidup atau landasan hidup di dunia dan di akhirat. Al-qur’an tidak hanya memuat perkara akhirat saja, melainkan juga perkara dunia. Jika kita membaca al-qur’an kita akan menemukan ada ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum pidana, hukum perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan. Al-qur’an sebagai undang-undang dan petunjuk hidp kita untuk memperbaiki keadaan manusia. Dengan demikian, Allah Subhanahu wa ta’ala menerangkan beberapa perintah dan beberapa larangan. Hukum-hukum syariatnya di dasarkan pada tiga asas, yaitu meniadakan yang berat (segala kesulitan), meminimalkan beban dan penetapan hukumnya secara berangsur-angsur.

Sudah sejak awal islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya tetap berjalan dan tidak akan pernah ambruk setelah ilmu pengetahuan lebih maju. Islam diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-Nya yang mulia, adalah ajaran yang menuntun manusia menuju kemuliaan dan kebenaran. Tidak ada satu ajaran yang membawa kita menuju ke arah kebinasaan. Kenyataan sekarang banyak yang salah memandang Islam. Dalam benak banyak orang Islam ajaran agama seperti layaknya agama-agama lain semua baik dan semua benar. Sehingga walaupun beragama Islam, ia tidak merasakan keistimewaan ajaran Islam itu sendiri. Ia berperilaku sebagaimana orang yang menganut paham liberalisme, semua serba boleh dan bebas tanpa terpaku oleh nilai dan norma agama Islam. Seperti seorang muslimah yang membuka auratnya dan memperlihatkan aurat ke laki-laki yang bukan muhrimnya. Dia tahu yang dibuatnya itu dosa besar. Tetapi, nafsu yang telah menguasainya sehingga dia tak lagi memerdulikan larangan agama islam. Membuka aurat ini juga dapat menimbulkan zinah. Sama halnya dengan mabuk-mabukan. Mabuk dapat merusak diri sendiri. Dalam keadaan mabuk kita tidak bisa berfikir rasional. Disaat kita mabuk kita tidak akan sadar apa yang telah kita lakukan. Minuman yang menyebkan mabuk tidak hanya minuman keras dalam berbagai merek, tetapi nira aren dapat menyebabkan mabuk. Begitu juga dengan judi. Judi sangat merugikan kita sendiri. Karena adanya ketidakpastian usaha yang dilakukan, menimbulkan permusuhan dan kedengkian, menyebabkan kelalalaian terhadap melaksanakan kewajiban, menutup kepekaan rasa manusiawi, menjadikan orang malas bekerja, dan lain sebagainya.

Setiap yang dilarang pasti ada alasannya, kita mendapatkan hikmah di balik itu, seperti kita akan senantiasa istiqomah dan menjalankan tanggung jawab sebaik-baiknya, melatih diri untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai masalah atau problema kehidupan, mantap dan kusyu’ dalam berdzikir dan beribadah kepada Allah SWT, menjadikan kita tekun dan bersemangat untuk terus berusaha sesuai dengan kebenaran yang diyakini, memupuk perasaan malu dan menumbuhkan rasa sayang kepada sesama manusia, menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras dan narkoba, menjaga hati tetap taqorrub kepada Allah dan mengrjakan shalat sehingga selalu memperoleh cahaya hikmat. Kita sebagai umat manusia harus bisa memahami dan melakukan kebenaran itu sendiri. Keadaan yang lebih dekat misalnya, belajar dengan sungguh –sungguh dan membahagiakan orang tua kita. Supaya kelak kitaakan bisa menggantikan yaitu menafkahkan kedua orang tua kita.

Ø HAKIKAT FILSAFAT

1.Teori/konsep

Karakteristik filsafat ilmu Dari beberapa pendapat di atas dapat diidentifikasi karakteristik filsafat ilmu sebagai berikut.

1) Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat.

2) Filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Objek material filsafat ilmu

Objek dan Material filsafat ilmu Obyek filsafat ilmu dibedakan atas obyek material dan obyek formal. Yang dimaksudkan dengan obyek material filsafat ilmu (dan juga ilmu-ilmu lain) ialah sesuatu atau obyek yang diselidiki, dipelajari, dan diamati. Atau segala sesuatu yang ada, yang meliputi: ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Sedangkan obyek formal filsafat ilmu (dan ilmu-ilmu lain) ialah sudut pandang (angle) dalam penyelidikan atau pengamatan. Atau hakikat dari segala sesuatu yang ada.

Sebuah ilmu dibedakan dari ilmu lain karena obyek formalnya. Dengan perkataan lain, dari sudut obyek material, beberapa ilmu mempunyai kesamaan, tapi berdasarkan obyek formal, ilmu-ilmu itu berbeda

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan berikut ini.

1) Objek material filsafat ilmu adalah ilmu Obyek material Filsafat Ilmu ialah pengetahuan ilmiah (scientc knowledge) atau ilmu. Obyek material filsafat ilmu sama dengan obyek material beberapa ilmu lain seperti sejarah ilmu, psikologi ilmu, atau sosiologi ilmu. Semuanya mempelajari ilmu-ilmu. Misalnya, psikologi ilmu adalah cabang psikologi yang memberikan penjelasan tentang proses-proses psikologis yang menunjang ilmu. Hasil penelitian bidang ini dapat merumuskan pentingnya faktor psikologis pada kreativitas proses penyusunan hipotesis ilmiah. Demikian juga unsur psikologis dalam persepsi, khususnya persepsi pada observasi ilmiah.

2) Objek formal filsafat ilmu adalah ilmu atas dasar tinjauan filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Obyek formal Filsafat Ilmu ialah asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu. Dalam kaitan dengan ini, C.A. van Peursen menyebutkan adanya dua kecenderungan dalam filsafat ilmu, yakni tendensi metafisik dan metodologik. Pada tendensi metafisik, filsafat ilmu misalnya bertanya apakah ruang yang digunakan ilmu ukur itu merupakan suatu yang sungguh-sungguh ada sebagai ruang mutlak atau hanya skematisasi yang dipaksakan pada gejala-gejala oleh pengamatan manusia? Filsafat ilmu juga mempertanyakan bagaimana peranan hukum sebab-akibat dalam realitas alam. Juga diselidiki misalnya: bagaimana sifat pengetahuan yang mendasari ilmu? Apakah gejala historis dapat ditampilkan dalam suatu ilmu berdasarkan alsan-alasan obyektif? Menyangkut tendensi metodologik, filsafat ilmu memusatkan perhatian pada data relevan dan konstruksi argumentasi sahih. Pertanyaan yang diajukan misalnya: apa itu verifikasi (tasdik) dan falsifikasi? Apa peran sebuah hipotesis? Adakah penalaran induktif dan deduktif?[6] Manfaat Mempelajari filsafat ilmu 1) Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. 2) Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah. 3) Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu diterapkan.

2. Pendapat

Menurut saya hakikat filsafat adalah dasar dari pertanyaan-pertanyaan mendalam dan tentang kehidupan. Sudah di singgung sebelumnya bahwa filsafat adalah ilmu yang bisa dibilang rumit dan membuat kita bingung bahkan ada yang mengatakan bahwa “tidak mengerti, bingung pun tidak. Setiap orang pasti pernah bertanya dalam hati masing-masing, apa tujuan hidup kita ini? mengapa kita ada di dunia ini ? Dan jawabannya adalah agama. Tetapi tentu jawaban itu tak terlalu dipahami dan dalam ruang lingkup yang masih luas. Dari sinilah kita belajar filsafat. Berfilsafat adalah berfikir, tetapi berfikir belum tentu berfilsafat. Filsafat adalah kegiatan untuk berfikir secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dan mendasar dalam hidup manusia. Filsafat sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun, dan belum bisa memberikan jawaban yang pasti dan mutlak, karena filsafat tidak memberikan jawaban yang mutlak melainkan menawarkan alternatif cara berfikir. Melalui belajar filsafat kita akan mendapatkan manfaatnya yakni memikirkan sesuatu hal secara mendalam dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif dan mampu memecahkan masalah – masalah yang ada secara logis. Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidaknya pengetahan itu. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis tidaknya teori itu. Ukuran logis atau tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen atau pendapat yang menghasilkan kesimpulan teori itu. Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, sama dengan fungsi data pada pengetahaun sains. Argumen itu menjadi satu kesatuan dengan konklusi, konklusi itulah yang disebut teori filsafat. Bobot teori filsafat justru terletak pada kekuatan argumen, bukan pada kehebatan konklusi. Karena argumenitu menjadi kesatuan dengan konklusi, maka boleh juga diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen. Kebenaran konklusi ditentukan 100% oleh argumennya – argumennya. Ada enam persoalan yang selalu menjadi perhatian para filsuf, yaitu ‘ada’, pengetahuan, metode, penyimpulan, moralitas, dan keindahan. Keenam persoalan tersebut memerlukan jawaban secara radikal dan tiap-tiap persoalan menjadi salah satu cabang filsafat. Filsafat sangat luas cakupannya, dan kita sendri masih sulit untuk bisa sangat memahaminya. Para filsuf pun belum ada yang bisa mengartikan filsafat secara mutlak.

1. Persoalan ‘Ada’

Persoalan ada disini yaitu ada karena orang lain dan ada karena dirinya sendiri. Persoalan tentang ‘ada’ (being) menghasilkan cabang filsafat metafisika. Meta berarti dibalik dan physika berarti benda-benda fisik. Pengertian sederhana dari metafisika yaitu kajian tentang sifat paling dalam dalam dan radiakal dari kenyataan. Dalam kajian ini para filusuf tidak mengacu kepada ciri-ciri khsus dari benda-benda tertentu, akan tetapi mengacu kepadaciri-ciri universal dari semua benda. Metafisika sebagai salah satu cabang filsafat mencakup persoalan ontologis, kosmologis, dan antropologis. Ketiga hal tersebut memiliki titik sentral kajian tersendiri. Ontologis merupakan teori tentang sifat dasar dari kenyataan yang radikal dan sedalam-dalamnya. Kosmologi merupakan teori tentang perkembangan kosmos ( alam semesta ) sebagai suatu sistem yang teratur.

2. Persoalan tentang pengetahuan ( knowledge )

Persoalan tentang pengetahuan ( knowledge ) menghasilkan cabang filsafat epistemologi, yaitu filsafat pengetahuan. Istilah epistemologi berasal dari akar kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi merupakan salah satu cabang fislsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode, dan validitas pengetahuan.

3. Persoalan tentang metode

Persoalan tentang metode menghasilkan cabang filsafat metodologi. Istilah ini berasal dari metos dengan unsur meta yang berarti cara, perjalanan, sesudah, dan hodos yang berarti cara perjalanan, arah. Pengertian metodologi secara umum ialah kajian atau telaah penyusunan secara sistematis dari beberapa proses dan asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian dan kajian ilmiah, atau sebagai penysusun struktur ilmu-ilmu fak.

4. Persoalan tentang penyimpulan

Persoalan tentang penyimpulan menghasilkan cabang filsafat logika ( logis ). Logika berasal dari kata logos yang berarti uraian, nalar. Dalam filsafat Yunani logos adalah perantara antara Tuhan dan Manusia. Tuhan di pandang mulia, roh, dan baka, sedangkan manusia dianggap dosa dan fana. Secara umum, pengertian logika adalah telaah mengenai aturan-aturan penalaran yang benar. Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berfikir tepat dan benar. Berfikir adalah kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Dengan berfikir manusia telah mengerjakan pengolahan pengetahuan yang telah didapat. Dengan mengerjakan, mengelola pengetahuan yang telah didapat maka ia dapat memperoleh kebenaran. Apabila seseorang mengelola, mengerjakan, berarti ia telah mempertimbangkan, membandingkan, menguraikan, menyimpulkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan lainya. Logika dapat dibagi menjadi logika ilmiah dan logika kodrati. Logika merupakan suatu upaya untuk menjawab pertanyaan.

5. Persoalan tentang moralitas ( morality )

Persoalan tentang moralitas menghasilkan cabang filsafat etika ( ethics ). Istilah etika berasal dari kata ethos yang berati adat kebiasaan atau pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Etika mengajarkan kita tentang suatu hal yang dikatakan baik dan dikatan buruk. Etika sebagai salah satu cabang filsafat menghendaki adanya ukuran yang bersifat universal atau mnyeluruh. Dalam hal ini berarti berlaku untuk semua orang dan setiap saat. Jadi tidak dibatasi dengan ruang dan waktu.

6. Persoalan tentang keindahan

Persoalan tentang keindahan menghasilkan cabang filsafat estetika (aesthetics). Estetika berasal dari kata aesthetikos yang maknanya berhubungan dengan pecerapan indra. Estetika merupakan kajian kefilsafatan mengenai keindahan dan ketidak indahan. Faham pengertian yang lebih luas, estetika merupakan cabang filsafat yang menyangkut bidang keindahan atau sesuatu yang indah terutama dalam masalah seni dan rasa, norma-norma nilai dalam seni.

Aksiologi Pengetahuan Filsafat

1. Kegunaan Pengetahuan Filsafat

Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan masalah, ketiga filsafat sebagai pandangan hidup ( philosophy of life ). Dan yang paling penting adalah filsafat sebagai methodology, yaitu cara memecahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan sebagai suatu cara atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat selalu mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya.

Berikut ini uraian yang membahas kegunaan filsafat dalam menentukan philosophy of life. Banyak memiliki pandangan hidup, banyak orang menganggap philosophy of life itu sangat penting dalam menjalani kehidupan. Filsafat berguna bagi akidah, bagi hukum, dan bagi bahasa.

2. Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah

Filsafat juga bisa mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.Sesuai dengan sifatnya menyelesaikan masalah secara mendalam dan menyeluruh. Penyelesaian filsafat, filsafat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.

Ø Tema pokok ( manusia memaknai simbol)

Kekuatan Simbol (The Power of Symbol)

Berbicara mengenai simbol sama dengan masuk dalam sebuah diskusi panjang mengenai pencarian arti dan makna dari simbol. Dalam bahasa aslinya, Yunani, kata symbollein digunakan sebagai kata kerja yang artinya ialah mencocokkan. Lambat laun arti mencocokkan—dalam konteks tanda atau materai perjanjian—tersebut berubah arti menjadi tanda pengenalan. Sesuatu dikenali melalui simbol.

Dalam keragaman pemikiran mengenai simbol tersebut, dua refren utama yang disepakati bersama ialah, pertama, simbol telah dan sampai detik ini masih mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kedua, simbol merupakan alat yang kuat untuk memperluas pengetahuan kita, merangsang daya imaginasi kita dan memperdalam pemahaman kita. Selama manusia masih mencari arti dari sebuah kehidupan, manusia tidak akan pernah bisa lepas dari simbol.

Apakah Makna Dari Simbol?Kini sejenak kita akan melihat pandangan beberapa sfilsuf maupun teolog mengenai bagaimana mereka memahami dan memaknai simbol.

Ernst Cassirer

1. Dalam bukunya yang berjudul An Essay on Man ia memulai dengan bab yang berjudul The Crisis of Man’s Knowledge of Himself. Ia menunjukkan bahwa pada masa sekarang manusia memiliki kelimpahan sumber-sumber pengetahuan. Kelimpahan sumber pengetahuan tersebut telah membanjiri manusia dengan kelimpahan data. Tepat pada kondisi tersebut Cassirer melihat bahwa manusia sebenarnya sedang mengalami krisis. Manusia berkelimpahan data tetapi manusia tidak mempunyai metode untuk menata data-data tersebut. Krisis itu digambarkannnya seperti sebuah labirin. Pertanyaaanya ialah bagaimana mencari benang Ariadne untuk keluar dari labirin tersebut.

2. Untuk keluar dari labirin tersebut ia menyatakan bahwa manusia memiliki “hubungan ketiga”. Manusia—sama seperti semua mahluk hidup—mempunyai sistem refektor dan sistem efektor. Tetapi, manusia juga memiliki daya kemampuan untuk memasukkan di antara kedua sistem tersebut suatu sistem simbol. Sistem simbol inilah yang membuat manusia tidak merespon secara langsung dan segera atas stimulus yang datang. Manusia dapat menafsirkan stimulus-stimulus yang ada. Bentuk-bentuk simbol yang digunakan manusia dalam usaha menafsirkan stimulus itu berpotensi memperbesar pengetahuan dan kepekaan serta mengarahkan pada tindakan yang kreatif. Manusia hidup dalam alam semesta simbolis. Bahasa, mite, kesenian dan agama ialah bagian-bagian dari alam semesta itu.

3. Berkeyakinan bahwa dalam hiudpnya manusia membutuhkan hubungan ketiga yang adalah sistem simbol. Dengan menggunakan bentuk-bentuk simbolis, manusia telah mencapai kemajuan sampai tingkat yang sangat tinggi di dunia sekarang ini, dan hanya dengan membangun bentuk-bentuk simbolis yang baru kemajuaan tingkat tinggi itu dapat dipertahankan.

Paul Tillich

Dalam membicarakan simbol Tillich memberikan ciri-ciri dasar dari simbol.

1. Simbol bersifat figuratif, selalu menunjuk sesuatu yang diluarnya. Baginya simbol berbeda dengan tanda. Simbol mengambil bagian dalam realitas yang ditunjuknya dan mewakili sesuatu yang diwakilinya sampai tingkat tertentu. Sedangkan tanda bersifat univok, arbitrer dan dapat diganti; tanda tidak mempunyai hubungan intrinsik dengan sesuatu yang ditunjuknya.

2. Simbol dapat dicerap baik sebagai bentuk objektif maupun sebagai konsepsi imaginatif.

3. Simbol membuka dimensi-dimensi roh batiniah manusia sehingga terwujudlah suatu korespondensi dengan segi-segi realitas tertinggi. Simbol memperluas penglihatan tentang realitas transenden.

4. Simbol mempunyai akar dalam masyarakat dan mendapat dukungan dari masyarakat. Simbol hidup oleh karena hubungannya dengan suatu kebudayaan yang khusus. Jika simbol tidak lagi membangkitkan respon yang vital maka simbol itu mati.

Paul Ricoeur

1. Ia mendefinisikan simbol sebagai struktur makna di mana suatu arti yang langsung, primer, harafiah menunjukkan arti lain yang tidak langsung, sekunder dan figuratif serta yang hanya dapat dipahami hanya melalui yang pertama.

2. Dalam bukunya The Symbolism of Evil ia melukiskan arti kotor, tercemar secara jasmani sebagai simbol ketidakmurnian manusia dalam hubungannya dengan Yang Kudus. Tercemar atau terkena noda secara alami disebutnya sebagi intensionalitas pertama. Ia kemudian melanjutkan pada intensionalitas kedua yaitu melalui apa yang secara jasmani tidak bersih, menggambarkan situasi di mana manusia dalam hubungannya dengan Yang Kudus mengalami ketercemaran, ketidakmurnian.

3. Jadi arti harafiah itu menunjukkan sesuatu arti yang lebih jauh. Kotor dan tercemar secara jasmani di sana menggambarkan ketidakmurnian manusia dalam hubungan dengan Yang Kudus. Dengan itu, arti yang pertama menujuk secara analogis kepada yang arti kedua yang tidak diberikan secara lain kecuali dalam arti pertama. Kotor dan tercemar secara jasmani menjadi simbol ketidakmurnian dalam hubungan manusia dengan Yang-Kudus.

Karl Rahner

Pembahasan tema simbol oleh Rahner dibahas dalam kerangka teologi simbol. Baginya sistem simbolisme itu sendiri termasuk dalam kodrat ke-Allah-an itu sendiri. Maka dari itu ia memahami simbol sebagai berikut.

1. Simbol tidak pernah boleh dipandang sebagai suatu yang terpisah dari hal yang disimbolkannya.

2. Suatu objek atau suatu diri terungkap dalam simbol dan dengan demikian menjadi hadir dalam simbol.

3. Simbol merupakan kehadiran nyata

4. Simbol tidak memisahkan ketika mengantarai, tetapi mempersatukan dengan segera.
5. Simbol dipersatukan dengan hal yang disimbolkannya karena hal yang disimbolkannya membentuk simbol sebagai realisasi dirinya sendiri.

Ia mengatakan, “…Allah sendiri merupakan realitas keselamatan sebab realitas keselamatan ini diberikan kepada manusia dan ditangkap dengan simbol; simbol bukan merupakan realitas yang tidak hadir dan terjanji semata-mata, tetapi menujukkan realitas sebagai sesuatu yang hadir melalui simbol yang dibentuknya”.

Mircea Eliade

a. Dalam pemakanaan mengenai simbol Eliade mengarahkan pemikirannya kepada; (1) barang dan peristiwa khusus, untuk kemudian (2) mencari arti arti penting dari barang dan peristiwa khusus tersebut, untuk akhirnya (3) menghubungkan manusia dengan yang Ilahi.

b. Ia menekankan secara khusus apa yang disebutnya hierofani, yaitu manifestasi dari yang kudus dalam konteks dunia sekular. Baginya manifestasi-manifestasi itu mengambil tempat sebagai simbol-simbol.

c. Fungsi simbol baginya ialah mengubah suatu barang atau tindakan menjadi sesuatu yang lain daripada yang kelihatan dari barang atau tindakan itu di mata profan.

Dalam bukunya “The History of Relogions: Essay in Methodology” ia mengemukakan ciri-ciri simbol:

1. Multivalen, metaempiris, artinya simbol selalu menunjuk sesuatu yang lebih jauh yaitu kepada Yang-Kudus, realitas tertinggi.

2. Simbol bukanlah sebuah penujuk yang tidak ada hubungannya dengan manusia aktif. Simbol selalu tertuju pada suatu realitas atau situasi yang melibatkan esksistensi manusia
3. Dengan demikian simbol memberi makna dan arti ke dalam eksistensi manusia.

Apakah Fungsi Simbol?

Dengan melihat makna atau arti simbol dari beberapa tokoh di atas sebenarnya secara tidak langsung fungsi dari simbol tersebut sedikit banyak telah terpaparkan. Secara garis besar fungsi simbol dapat dilihat sebagai berikut.

1. Menggugah kesadaran, kepercayaan, perasaan dan gambaran mengenai komponen-komponen dari pengalaman-pengalaman. (Whitehead)

2. Mengungkapkan yang universal bukan sebagai impian atau bayangan, melainkan sebagai wahyu yang hidup. (Goethe)

3. Memperluas pengetahuan, merangsang daya imaginasi dan memperdalam pemahaman manusia. (Dillistone)

4. Mengambil bagian dalam realitas yang ditunjuknya dan mewakili sesuatu yang diwakilinya sampai tingkat tertentu (Paul Tillich)

5. Membukakan kepada manusia adanya tingkat-tingkat realitas yang tidak dapat dimengerti dengan cara lain. Hal ini khususnya berlaku pada simbol-simbol seni. (Paul Tillich)
6. Membuka dimensi-dimensi roh batiniah manusia sehingga terwujudlah suatu korespondensi dengan segi-segi realitas tertinggi. (Dillistone)

7. Mengubah suatu barang atau tindakan menjadi sesuatu yang lain daripada yang kelihatan dari barang atau tindakan itu di mata profan. (Mircea Eliade)

8. Menyatakan suatu realitas suci atau kosmologis yang tidak dapat dinyatakan oleh manifestasi lainnya. Simbol menciptakan solidaritas tetap antara manusia dan yang kudus. (Mircea Eliade)

9. Memberi arti atau makna ke dalam eksistensi manusia. (Mircea Eliade)

2.Pendapat

Simbol sangat dan pasti berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena simbol sangat dekat dengan kita dan tak sehari pun kita lewati tanpa menggunakan simbol. Makhluk hidup yang menggunakan simbol hanyalah manusia dan itu lah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Simbol adalah satu kata yang banyak sekali penjabarannya. Seperti simbol gaya hidup, simbol makanan, simbol lainnya. Kita hidup menggunakan simbol-simbol. Kita juga membutukan simbol untuk beradaptasi dan berinteraksi sesama manusia lainnya.

Simbol atau lambang adalah sesuatu yang kita gunakan untuk menunjuk sesuatu dan telah disepakati bersama atau sekelompok orang. Simbol mencakup kata atau kalimat (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Misalnya memasang bendera di depan rumah melambangkan kecintaan kita terhadap negara. Kita menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan kemerdekaan indonesia. Pahlawan yang berjuang mati-matian demi membela negara kita. Banyak di antara kita yang tidak ingin tahu tentang sejarah bangsa indo

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong