Tugas Komunikasi Gender

17 June 2015 10:01:28 Dibaca : 87

Gorontalo : Hidup memang melahirkan banyak pilihan namun kita tidak bisa memlih akan dilahirkan sebagai “Apa” . Saat itu pada Senin pagi ketika saya berjalan-jalan sebagai aktivitas saya untuk melepas penat sekaligus untuk membuat tubuh saya semakin bugar saya terkejut ketika melihat seorang wanita yang kira-kira berumur 30 tahunan sedang membawa kayu dalam jumlah yang banyak! Dan tentunya saya juga yakin bahwa yang dia bawa bukanlah benda yang ringan, untuk memuaskan rasa penasaran saya, saya pun memutuskan untuk membantunya dan mencoba untuk mengobrol tentang kegiatannya ini, berikut adalah sepenggal percakapan saya dengan wanita tersebut :
Saya : “Bu namanya siapa?”
Bu Irma : “Nama saya Irma mas.”
Saya: “ Bu Irma mau kemana dengan kayu sebanyak ini bu? Maaf bu tapi bukannya ini pekerjaan pria untuk membawa barang seberat ini?”
Bu Irma : “Memang betul nak, tapi saya melakukan ini karena suami saya lumpuh karena kecelakaan sekitar 2 tahun lalu,dan lagi di keluarga kami saat ini hanya saya yang bisa diandalkan karena anak saya masih SMP dan ia pun cukup membantu dengan berjualan kue yang kami buat di rumah.”
Saya : “lalu kayu-kayu ini mau diantarkan kemana bu?”
Bu Irma : “kayu- kayu ini biasa saya antarkan ke warung yang biasa jadi langganan saya. Dan untungnya juga warung tersebut tidak terlalu jauh dari rumah saya.”
Dan akhirnya sampailah kami ke rumah yang dimaksud di sana kami pun menurunkan kayu-kayu yang kami bawa dan bu Irma setelah mengucapkan terima kasih pada saya kamipun berpamitan satu sama lain dan kembali ke rumah kami masing-masing.

 

 

Gorontalo : Pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli dan dimana orang bisa mencari nafkah, begitu pula yang dirasakan oleh bu Marni (43) sebagai seorang pedagang di pasar sekaligus pengangkut barang-barang pokoknya yang bisa dibilang cukup banyak dan yang seharusnya dilakukan oleh seorang pria, dan saya pun mencoba untuk mengajak bu Marni bercerita mengenai kondisinya saat ini
Saya : “Bu sudah sejak kapan bu berjualan dipasar ini?”
Bu Marni : “ saya sudah sekitar 4 tahun mencari nafkah di pasar ini nak”
Saya : “maaf bu tapi apa tidak repot mengangkut barang ibu sebanyak itu ke pasar setiap kali berjualan tanpa dibantu seorang pria?”
Bu Marni : “Awalnya memang merepotkan tapi akhirnya saya pun sudah terbiasa mengangkut barang saya sendiri lagipula di keluarga saya hanya ada perempuan semua,dan merekapun masih kecil-kecil, suami saya sudah lama meninggalkan keluarga kami.”
Saya : “ oh jadi itu sebabnya ibu selalu seorang diri ketika berjualan,terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan saya bu”
Bu Marni : “Iya sama sama nak”
Dan sayapun mengakhiri pembicaraan dan sempat membeli beberapa bahan pokok yang dijual Bu Marni sampai akhirnya saya merasa cukup dan melangkahkan kaki untuk pulang kembali ke rumah