ARSIP BULANAN : September 2017

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

19 September 2017 13:19:39 Dibaca : 463

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Dalam berkomunikasi, tidak lengkap rasanya bila kita tidak menambahkan kesan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal ini sangat penting, karena apa yang sering kita lakukan mempunyai makna jauh lebih penting daripada apa yang kita katakan. Ucapan atau ungkapan klise seperti “sebuah gambar sama nilainya dengan seribu kata” menunjukan bahwa alat-alat indra yang kita gunakan untuk menangkap isyarat-isyarat nonverbal sebetulnya berbeda dari hanya kata-kata yang kita gunakan.

Nah, untuk itu kita perlu memahami fungsi dari komunikasi nonverbal. Agar bisa pekka sama lawan bicara kita. Berikut komunikasi nonverbal menurut Verderber.
Menurut Verderber et al. (2007), komuniikasi nonverbal memiliki lima fungsi sebagai berikut:
Melengkapi informasi. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita katakana secara verbal. Apabila Anda mengatakan “tidak” dan menggelengkan kepala Anda pada saat yang sama, tanpa disadari Anda telah menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang apa yang telah Anda katakana secara verbal.

Mengatur interaksi. Kita mengolah sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Mahasiswa diruang kelas memberikan isyarat kepada guru bahwa waktu belajar sudah habis dan mulai membereskan peralatan tulis dan buku-bukunya, duduknya mulai gelisah, mulai berkomat-kamit kepada teman-temannya. Komunikator yang efektif belajar menyesuaikan apa yang ia katakan dan bagaimana mengatakannya atas dasar isyarat-isyarat nonverbalorang lain.
Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan. Bagaimana Anda menunjukan secara nonverbal kepada pihak lain bahwa Anda peduli padanya. Anda bisa tersenyum, merangkul, mencium, duduk berdekatan, menatap kepadanya, menyediakan lebih banyak waktu dengan siapa Anda peduli. Secara alternative kita dapat gunakan perilaku nonverbal untuk menutupi perasaan kita yang sebenarnya.
Menyajikan sebuah citra. Pasangan suami istri yang berada di ambang perpecahan dapat memperlihatkan di hadapan umum citra yang positif dengan saling bergandeng tangan, atau menunjukan penuh peerhatian terhadap satu sama lain diperlihatkan melalui ekspresi wajah yang cerah.

Memperlihatkan kekuasaan dan kendali. Coba bayangkan bagaimana manajer tingkat tinggi memperlihatkan status dan bagaiman karyawan bawahan mengakui status itu melalui perilaku nonverbal. Manajer mengenakan baju gaya ekskutif, berjalan dan berbicara penuh wibawah. Bawahan menunjukan rasa hormat dengan menatap dan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila manajer berbicara, tidak menginterupsi,memohon izin atau meminta waktu untuk memasuki ruang kerja manajer.
Komunikasi verbal jika tidak didukung dengan komunikasi nonverbal maka, terkadang kita akan kurang dipercaya oleh para komunikan atau lawan bicara kita. Karena itu, komunikasi nonverbal sangat penting dalam mendukung komunikasi verbal. Sekedar ucapan atau perkataan saja tidak cukup. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua.

Thanks…
Give it a try!
Things Happen!

CARI TAHU SOAL CURRICULUM VITAE YUK

19 September 2017 12:25:11 Dibaca : 198

CARI TAHU SOAL CURRICULUM VITAE YUK!!
Assalamu’alaikum wa rahmatullah….
Selamat pagi, siang, sore, malam semuanya :D

Senang banget kali ini bisa kembali berbagi bersama teman-teman di blog-ku. Anyway, di blog kali ini aku mau share soal Curriculum Vitae atau CV. Udah pernah dengar soal CV sebelumnya?

Nah, Curriculum Vitae (CV) adalah daftar riwayat hidup yang secara ringkas memberikan gambaran mengenai diri seseorang, pengalamannya, serta kualifikasi-kualifikasi lainnya. Biasanya CV ini digunakan pada saat seseorang akan melamar pekerjaan, mengajukan form beasiswa, atau hal-hal sejenisnya. Namun selain itu, salah satu fungsi paling penting dari CV adalah untuk memperkenalkan seorang pembicara atau narasumber dalam berbagai acara seperti seminar, workshop, pelatihan, atau diskusi publik, dengan tujuan untuk memperkenalkan narasumber atau pembicara yang hadir secara lebih jelas dan lengkap.

Mungkin kita pernah melihat atau bahkan merasakan sendiri. Ketika kita menghadiri suatu seminar yang dihadiri oleh banyak pembicara, kita pasti ingin tahu siapa mereka, apa jabatannya, apakah mereka memang berkompeten untuk memberikan materi yang sesuai dengan tema seminar, dan lain sebagainya. Karena ketika kita tidak mengenal mereka, maka itu benar-benar akan berpengaruh pada kualitas perhatian kita terhadap materi yang disampaikan. Itu mengapa penting adanya CV pada kegiatan-kegiatan seperti itu guna untuk memperkenalkan secara lebih detail para pembicara kepada seluruh audience yang hadir.

LINGKUP INFORMASI DALAM CV
Teman-teman, karena dalam CV ini kita akan berusaha mendokumentasikan diri seseorang secara ringkas, maka kita harus memperhatikan apa saja informasi yang akan kita cantumkan di dalamnya. So, dibawah ini adalah beberapa informasi yang wajib banget kita cantumkan dalam CV :

1. Keterangan Diri
Keterangan diri ini selalu berada dibagian atas, tepatnya setelah tulisan judul “curriculum vitae” atau “Daftar Riwayat Hidup” atau “Biodata”.
Pada keterangan diri ini kita harus mencantumkan setidaknya nama lengkap dan gelar (jika ada), tempat dan tanggal lahir, alamat rumah atau tempat tinggal saat ini, alamat surel, nomor telepon, dan lain sebagainya. Bahkan dalam keterangan diri ini ada yang melengkapinya dengan nama Ayah dan Ibu.

2. Riwayat Pendidikan
Penulisan Riwayat Pendidikan formal secara lengkap, dapat dimulai dari taman kanak-kanak, dilanjutkan dengan tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi. Riwayat pendidikan ini harus ditulis secara jelas dengan mencantumkan nama masing-masing sekolah atau perguruan tinggi, nama kota, hingga tahun masuk dan tahun lulusnya. Bahkan untuk beberapa orang juga sering dicantumkan riwayat kelulusan perguruan tingginya dengan predikat tertentu, seperti cumlaude, summa cumlaude, magna cumlaude, dan sebagainya.
Riwayat pendidikan non formal juga bisa dicantumkan apabila diperlukan, seperti kursus atau pelatihan tertentu.

3. Riwayat Pekerjaan
Mengapa riwayat pekerjaan menjadi penting? Karena ini bisa mengangkat citra diri orang yang bersangkutan terkait dengan pekerjaan yang pernah ia geluti atau sedang ia geluti.
Pada bagian ini harus disebutkan secara lengkap pekerjaan dan jabatannya, nama instansi, organisasi atau perusahaannya, serta lama pekerjaan masing-masing yang ditandai dengan jangkah tahunnya.

4. Pengalaman Organisasi
Dalam penulisan CV, pengalaman organisasi bisa menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dicantumkan, karena selain dapat mengangkat kapasitas seseorang, ini juga bisa menjadi nilai tambah. Seminim apapun pengalaman organisasi, atau sekecil apapun lingkup organisasi yang pernah diikuti, harus tetap dicantumkan. Misalnya pernah menjadi ketua OSIS semasa sekolah, atau lainnya.

5. Karya Tulis
Karya tulis disini adalah karya tulis yang dihasilkan atau dibuat sendiri oleh orang yang bersangkutan. Baik berupa karya tulis fiksi seperti cerpen dan novel, maupun karya tulis non fiksi seperti artiker, feature, buku ilmiah, dan sebagainya. Penting juga untuk turut mencantumkan judul karya dan tahun karya itu diselesaikan.

6. Pengalaman Sebagai Pembicara/Narasumber
Kemampuan dan pengalaman sebagai seorang pembicara atau narasumber sangat baik untuk dicantumkan guna untuk mengangkat kredibilitas.
Pada bagian ini kita harus mencantumkan di kegiatan apa menjadi pembicara, tahun berapa, dan memberikan materi tentang apa.

7. Seminar/Workshop/Pelatihan yang Pernah Diikuti
Hal ini juga sangat penting untuk dicantumkan, karena akan sangat bermanfaat untuk menambah poin tentang diri seseorang yang diangkat dalam CV.
Pada bagian ini harus dicantumkan nama kegiatan yang diikuti serta waktu pelaksanaan kegiatan.

8. Penghargaan
Penghargaan yang diberikan oleh lembaga tertentu juga sangat penting dicantumkan untuk menambah kualitas diri sebagai seseorang yang berprestasi di bidang tertentu.
Pada bagian ini perlu dicantumkan penghargaan apa yang diterima, dalam kegiatan apa, serta waktu diterimanya penghargaan.

Nah teman-teman, itulah hal-hal yang perlu kita cantumkan dalam penulisan CV. Namun, penulisan CV bisa lebih ringkas dari yang sudah aku sampaikan diatas, bisa pula lebih meluas atau berkembang sesuai dengan “jam terbang” orang yang akan kita tulis CV-nya. Bisa jadi ada beberapa CV yang tidak perlu mencantumkan Karya Ilmiah, atau Penghargaan karena orang yang kita tulis CV-nya belum pernah menghasilkan Karya Ilmiah apapun atau menerima penghargaan apapun. Begitupun sebaliknya.
berikut contohnya :

Jazakallah Khairan, semoga bermanfaat 
Wassalamu’alaikum wa rahmatullah..

Sumber : Sopian. 2016. Public Relations Writing. Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong