Mau tahu format penulisan buku ajar? Klik artikel ini!
Format Penulisan Buku Ajar
Oleh:
Moh. Adi Efendi Hasan & Friska Krismawati Rahayu Monintja
Format penulisan buku ajar dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian dalam. Secara umum, bagian luar buku ajar hampir sama dengan bagian luar buku referensi atau monograf.
Pembeda utamanya adalah pada bagian batang tubuh, di mana setiap Bab dan sub Bab Buku ajar disesuaikan dengan RPS mata kuliah. Di samping itu, terdapat dinamika kelas yang dibuat dalam buku ajar. Format standar penulisan buku ajar adalah sebagai berikut:
I. Bagian Luar Buku
1. Cover Depan
a. Judul Utama
b. Sub Judul/ Anak Judul
Ini dapat dijadikan pembeda dengan buku lain untuk keperluan peningkatan pasar buku. Mengingat akan menulis Buku Ajar, judul utama buku biasanya memiliki konotasi kuat dengan mata kuliah yang diampu.
Berhubung mata kuliah di satu program studi biasanya juga ada pada prodi atau perguruan tinggi yang lain, pemberian anak judul menjadi strategi yang menunjukkan pembeda buku yang ditulis dengan buku sejenis pada umumnya.
c. Nama Penulis
d. Nama Penerbit (jika akan diterbitkan)
2. Punggung Buku
a. Judul Utama
b. Nama Penulis
c. Nama Penerbit
3. Cover Belakang
a. Judul Utama
b. Anak Judul
c. Nama dan Tentang Penulis
d. Sinopsis
e. Nama dan Alamat Penerbit
f. Nomor ISBN
g. Untuk tingkatan apa buku ini ditulis (misal: pemula, menengah untuk komputer)
Dalam praktiknya, bagian luar buku akan melibatkan penerbit dalam memutuskan bentuk dan isi bagian luar buku. Karena disamping aspek isi dan format, terdapat juga aspek pasar yang harus dipertimbangkan sebelum buku diterbitkan.
Pernahkah saat kalian bicara, lawan bicara kalian menampakkan ekspresi yang aneh? Nah, di artikel kami kali ini akan dibahas bagaimana cara memahami ekspresi lawan bicara kita, atau yang dikenal dengan "komunikasi nonverbal". Semoga bermanfaat.
Komunikasi Sebagai Instrumental Komunikasi
Disusun Oleh:
Moh. Adi Efendi Hasan; Friska Krismawati Rahayu Monintja; Hendra S. Didipu
Komunikasi Antar Pribadi, kita dapat memetik beberapa makna dalam ekspresi wajah, sebab hal ini mampu kita jadikan sebagai tolak ukur dalam memahami lawan bicara kita, sehingga kita tidak akan binggung, bertanya-tanya maksud dari lawan bicara kita, sebab hal ini masih saja banyak dari kita yang tidak memahai dan tanpa sadar hal ini sering terjadi di lingkungan kita. Oleh sebab itu kami mengangkat materi ini dengan judul "Wajah Sebagai Instrumental Komunikasi", menurut kami hal ini nantinya sangat membantu untuk kita memahami komunikasi Nonverbal serta makna dari ekspresi wajah dalam dunia komunikasi. Sebab topik ini sanggat menarik, karena isi dari topik ini bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam isi artikel ini ada bebrapa hal yang perlu kita bahas, diantarnya adalah bagaimana cara kita memahami eksperesi wajah dari lawan bicara dan apa arti dari ekspresi yang di tunjukan dari lawan bicara kita.
Dalam artikel ini, kita diajarkan bagaimana cara memahami ekspresi wajah dari lawan bicara kita, dan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga terkait isi artikel ini ada tiga hal yang menarik untuk kita bahas, diantaranya adalah: Pertama ekspresi makro. Ekspresi makro yaitu ekspresi mimik wajah yang dapat dengan mudah kita mengamatinya dan membedakan. Misalkan saja, tersenyum atau menangis. Kedua adalah ekspresi mikro, dimana ekpresi mikro yaitu ekspresi yang tidak disadari dan terjadi biasanya cenderung dalam waktu relatif singkat. Itu sebabnya ekspresi mikro lebih sulit untuk di amati. Ketiga adalah kontak mata, orang Korea percaya bahwa mata adalah jawaban “sebenarnya” mengenai apa yang dirasakan dan dipikirkan seseorang. Di Amerika, seorang pria yang memandang lama pria lainnya, hampir bisa dipastikan seorang homoseksual. Saling memandangi antar pria dan wanita pada dasarnya memiliki banyak arti, akan tetapi dari kajian psikologis, manusia itu sendiri mengangap bahwa hal tersebut merupakan sebuah kebutuhan untuk mengenal, melihat, dan mencari tau segala sesuatu yang ada di lingkungan kita.
Akhirnya berdasar uraian diatas, kesimpulanya adalah bahwa memaknai ekspresi wajah dari lawan biacara sangat penting, sebab di situ terkandung makna dan arti dalam bentuk nonverbal, yang seharusnya mampu kita mengerti. Dari tiga hal yang telah dibahas, menunjukkan bahwa betapa pentingnya tiga hal tersebut, sebab dasar dari tiga hal tersebut merupakan tolak ukur bagi kita untuk mengetahui simbol, makna, dan arti penting dalam ekspresi wajah. Untuk menutup artikel ini, kami mengharapkan dapat menjadi kontribusi ilmiah serta pembanding guna memahami konteks komunikasi antar pribadi, khususnya dalam memahami ekspresi wajah.