ARSIP BULANAN : September 2020

Subsidi Kuota 50 GB Gratis Bagi Mahasiswa UNG

19 September 2020 20:15:20 Dibaca : 14

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memberikan subsidi kuota internet gratis bagi guru dan siswa serta mahasiswa selama empat bulan. Subsidi in diberikan guna mendukung penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) selama pandemi corona.  Untuk siswa, subsidi kuota internet gratis akan diberikan sebesar 35 gigabyte (GB) per bulan, untuk guru sebesar 42 GB per bulan, untuk mahasiswa dan dosen sebesar 50 GB per bulan. Jumeri menyatakan pihaknya memberikan bantuan kuota internet untuk memperlancar kegaiatan belajar-mengajar selama pandemi Covid-19.

Rektor rektor di setiap universitas akan mendata nomor handphone (HP) mahasiswa. Kemudian, Kemendikbud yang telah bekerja sama dengan semua operator telekomunikasi akan menyalurkan pulsa ke nomor tersebut. Kemudian "Rektor meng-update data nomor HP mahasiswa yang mau menerima bantuan pulsa. Berdasarkan data tersebut pemerintah bekerja sama dengan semua operator membayarkan subsidi pulsa yang akan langsung diisikan ke nomer masing-masing," ucap Nizam.

Diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjanjikan untuk memberikan kuota gratis kepada siswa, mahasiswa, guru, hingga dosen. Bantuan kuota akan diberikan selama bulan September hingga Desember 2020.Rinciannya, setiap bulan siswa akan mendapat 35 GB, kemudian guru akan mendapat kuota 42 GB. Sementara untuk dosen dan mahasiswa akan mendapat kuota 50 GB per bulan.

Pemberian kuota 50 GB ini tentunya sangat diharapkan oleh para pelajar terlebih bagi mahasiswa karena begitu banyak pembelajaran yang harus diikuti namun kadang kali terhalang oleh paket kuota. Mahasiswa sangat antusias dengan adanya subsidi kuota 50 GB seperti di UNG para mahasiswa ketika mengetahui hal ini mereka berbondong-bondong untuk mengganti nomor HP di siat atau sistem informasi akademik terpadu bagi mahasiswa agar bisa memperoleh subsidi kuota tersebut. Hal ini dikarenkan para mahasiswa juga sangat membutuhkan paket kuota tersebut sehingga mereka begitu antusias.

Adapun tujuan dari Kemendikbud melakukan hal tersebut karena ini dapat sangat membantu pembelajaran secara daring atau online. Dan juga mempermudah kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena menurut Mendikbud bapak Nadiem Makarim bahwa kuota adalah masalah nomor satu dari pembelajaran secara daring atau online. Semoga dengan adanya subsidi kuota 50 GB dari Kemendikbud akan dapat membantu dan mempermudah pembelajaran daring atau online.

(Sumber)

https://katadata.co.id/ekarina/berita/5f48a25ace565/kemendikbud-subsidi-kuota-internet-hingga-50-gb-untuk-siswa-guru

https://news.detik.com/berita/d-5149442/subsidi-kuota-50-gb-diberikan-ke-semua-mahasiswa-via-pulsa-begini-teknisnya

Dimasa pandemi sekarang  seluruh kegiatan di beberapa aspek kehidupan dilaksanakan melalui daring atau secara online. Termasuk salah satunya dalam bidang pendidikan, dimana seluruh kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di rumah masing-masing melalui sistem online. Hal ini juga berdampak pada kegiatan lain seperti misalnya kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau yang lebih dikenal dengan istilah “PKKMB”.

Karena masih terus adanya penambahan pasien kasus COVID-19 di Indonesia serta baru diuji cobanya masa tatanan kehidupan normal baru atau “new normal” maka muncul beberapa isu yang beredar di kalangan Mahasiswa mengenai akan diadakannya kegitan PKKMB secara online. Hal ini memicu berbagai tanggapan dari para mahasiswa  mengenai bagaimana skenario yang kira-kira akan digunakan ketika pelaksananaan PKKMB online  ini. Apalagi sudah ada beberapa Universitas yang sudah melaksanakan PKKMB secara online di Kampus mereka.

Dengan diadakannya kegiatan PKKMB secara online otomatis ini menimbukan berbagi macam tanggapan dari mahasiswa baru. Pada awalnya mungkin hal ini terdengar tak mungkin bagi mereka karena belum bisa terbayangkan bagi mereka akan seperti apa jadinya jika dilakukan secara daring ataupun online. Tentu saja timbul respon seperti itu dari mereka karena ini merupakan pertama kalinya kegiatan pengenalan kampus dilakukan secara daring atau online.

Kegiatan PKKMB secara daring atau online tentunya hal ini mendapat respon yang besar dari mahasiswa baru tak sedikit dari mereka yang kurang setuju dengan diadakannya kegitan PKKMB secara online karena mereka mempertimbangkan keefektifan dari kegitan tersebut serta mereka pun memikirkan kendala-kendala yang nantinya akan dihadapi mahasiswa pada saat berlagsungnya kegiatan. Namun sebagian justru setuju-setuju saja jika kegiatan PKKMB tersebut dilakukan secara online alasanya mereka juga melihat bagaimana kondisi kita pada saat ini di tengah pandemi.

Berbagai macam tanggapan yang muncul dari mahasiswa ada yang bersifat pro dan juga kontra dengan diadakannya kegiatan PKKMB secara daring atau online karena banyak dari mereka yang menganggap bahwa pengenalan kehidupan kampus itu penting dan alangkah lebih baik jika dilakukan secara langsung agar mereka benar-benar paham sebelum mereka melangkah lebih jauh memasuki kehidupan kampus. Akan tetapi jika dipaksakan ditengah kondisi seperti ini akibatnya juga akan fatal.

Apapaun respon atau tanggapan dari mahasiswa semata-mata mereka menginginkan yang terbaik bagi mereka terlebih ini adalah awal mula mereka menapaki kehidupan kampus. Terlepas dari respon pro dan kontranya mereka diharapkan nantinya kegiatan PKKMB tersebut tetap berjalan dengan efektif dan dapat memberikan pemahaman bagi mereka tentang kehidupan kampus.

(Sumber)

https://campuspedia.id/kabar/ospek-online-2020/

Belum lama ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan baru yang oleh Mendikbud Nadiem Makarim diberi nama “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka”. Kebijakan ini dimaksudkan agar pihak kampus lebih leluasa begerak, lepas dari belenggu yang selama ini dihadapi. Ada 4 kebijakan terkait paket Kampus Merdeka ini, yaitu kemudahan dalam membuka program studi baru, akreditasi Perguruan tinggi, perubahan status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan belajar di perguruan tinggi (hak belajar tiga semester di luar program studi). Ini tidak berlaku untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Saat ini sudah banyak Perguruan tinggi yang menerapkan program tersebut salah satunya Universitas Negeri Gorontalo akan tetapi hanya pada beberapa fakultas diantaranya Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Sastra Budaya.

Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Seperti apakah itu ?

Merdeka belajar merupakan istilah baru di dunia pendidikan. Merdeka Belajar dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih bidang sesuai yang mereka butuhkan. Dengan demikian diharapkan akan tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa diberikan kesempatan maksimal 40 sks untuk belajar dan berlatih di luar kampus, ditambah lagi 20 sks di luar prodi. Tentu hal ini sebagai upaya agar kurikulum kampus lebih dekat dan sesuai dengan standard dan kebutuhan user. Artinya, mahasiswa tidak hanya unggul dari sisi akademis melainkan juga terampil dari sisi keterampilan yang diperlukan pasar.

Bagaimana kesiapan Kampus dalam menerapkan merdeka belajar?

Setiap kebijakan baru sudah barang tentu akan membawa konsekwensi-konsekwensi baik terkait dengan infrastruktur pendukung maupun mindset para pelaksananya. Dari sisi kurikulum, PT perlu menyesuaikan dengan melakukan harmonisasi kurikulum berjalan dengan Merdeka Balajar. Kurikulum yang selama ini didesain untuk perkuliahan di program studi dan belum mengakomodasi berbagai kegiatan mahasiswa luar kampus sebagai kegiatan pembelajaran kurikuler perlu segera menyesuaikan. Ada baiknya dengan Merdeka Belajar program studi yang selama ini tidak melaksanakan kegiatan Kukerta (KKN) dengan alasan ada mata kuliah magang/praktik industri, dll. bisa memasukkan mata kuliah tersebut ke dalam kurikulum tanpa menghilangkan kegiatan magang dari kurikulum. Perlu diingat, Merdeka Belajar mengamanatkan kepada pihak kampus agar menyediakan kegiatan luar kampus sekitar 40 sks. Perlu diperhatikan learning outcome kurikulum tetap berorientasi kepada pencapaian kompetensi berpikir tinggi (high order thinking skills) menghadapi era transformasi digital ini. Tentunya ini memberikan keuntungan bagi para mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan mereka dan dapat membantu mereka di masa depan nanti. Namun disamping ada juga kendala yang dihadapi para mahasiswa ketika program tersebut dijalankan contohya mereka harus beradaptasi lagi dengan kebijakan kampus yang baru ditambah lagi banyak diantara mereka yang masih kurang paham dengan program Kampus Merdeka jadi ini sedikit menghambat pihak kampus dalam menjalankannya. Tak hanya kampus yang siap dengan kebijakan ini tetapi para mahasiswanya pun dipastikan siap menghadapinya.

Konsekwensi logis dari perubahan ini, sangat mungkin akan terjadi pengurangan matakuliah atau perubahan bentuk pembelajaran dari perkuliahan di kampus menjadi kegiatan luar kampus yang dapat direkognisi. Dalam hal ini, kampus perlu memetakan bidang-bidang apa saja yang yang feasible dilaksanakan sesuai kondisi institusi dan situasi masing-masing. Hal lain yang perlu dipersiapkan pihak kampus adalah membuat kerjasama dengan berbagai lembaga dan instansi terkait baik pemerintah, nonpemerintah dan perusahaan dalam maupun luar negeri. Di sisi lain, tugas tim penyusun kurikulum memperhitungkan jumlah sks rekognisi untuk setiap kegiatan bersama-sama pihak mitra.

Solusi dengan Perubahan Mindset

“Merdeka Belajar, Kampus Merdeka ” perlu diimbangi dengan gerak cepat para pimpinan PT dengan memulai gerakan perubahan mindset seluruh civitas akademika dan stakeholder serta perubahan kultur kampus yang merdeka untuk melakukan eksperimen terbaik dalam pengelolaan pembelajaran dan melaksanakannya. Mahasiswa juga perlu diberi pemahaman secara utuh sehingga dapat memanfaatkan “kemerdekaan” ini dalam menata masa depan yang lebih baik sesuai talentanya.

Jadi kebijakan “Merdeka Belajar” harus dimaknai tidak hanya sebagai kesempatan bagi mahasiswa memiliki bidang sesuai kebutuhannya, melainkan juga merupakan kesempatan yang baik bagi para pengelola PT untuk bereksperimen melakukan berbagai terobosan dan mengundang partisipasi semua pihak melalui kerjasama simbiosis, atau para dosen untuk berinovasi dalam pengelolaan pembelajaran. Sehingga diharapkan akan muncul kampus-kampus bermutu dengan para lulusan yang siap kerja dan siap membuka lapangan kerja.

 

(Sumber)

https://www.unja.ac.id/2020/03/02/merdeka-belajar-dan-kesiapan-perguruan-tinggi/

 

 

 

 

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong