Penggunaan Scilab Dalam Operasi Matematika
Nama : Charisa s Kasiaradja
Nim : 411421080
Kelas / Prodi : B / Pendidikan matematika
Mata Kuliah : Komputasi dan Pemograman
TABEL OPERATOR PERBANDINGAN
Operasi perbandingan biasanya digunakan sebagai ekspresi yang diuji dalam suatu statemen conditional if else atau sebagai ekspresi yang digunakan untuk mengontrol proses interaksi dalam suatu sistem perulangan While.Berikut ini adalah contoh penggunaan operasi perbandingan yang terdapat di dalam suatu blog konditional if-elsa.Operasi perbandingan adalah operasi yang di operasikan secara elem dengan elemen sehingga operasi ini hanya dapat di lakukan terhadap antara skalar dengan skalar atau vektor atau matriks atau antara dua buah matriks atau vektor yang berdimensi sama.
Contoh perbandingan
OPERASI LOGIKA
Suatu operasi logika digunakan untuk menentukan nilai logika yang dihasilkan oleh kombinasi logika atau (or) ,logika dan (and) dari dua objek boolean, atau untuk melakukan operasi negasi (not) terhadap suatu objek boolean. Operasi logika adalah operasi yang bersifat elemen dengan elemen. Objek-objek yang diuji dalam suatu operasi logika dapat berupa suatu ekspresi
Contoh operasi logika yang terdapat di dalam suatu statement kondisional If
Contoh suatu operasi logika yang terdapat di dalam suatu statemen perulangan while sebagai berikut
Suatu operasi logika juga dapat diterapkan terhadap objek-objek numerik. Pada kasus ini, angka 0 akan dianggap sebagai konstanta boolean salah (F) dan sembarang angka lainnya selain angka nol akan dianggap sebagai konstanta boolean benar (T) . Berikut ini contoh operasi logika terhadap objek-objek numerik.
FUNGSI-FUNGSI LOGIKA
Selain menyediakan beberapa operator logika, di dalam skillet juga terpasang dua fungsi logika yaitu and dan or . Kedua fungsi tersebut dapat digunakan untuk melakukan operasi logika dan serta logika atau terhadap elemen-elemen suatu matriks atau vektor boolean
Suatu operasi logika juga dapat diterapkan terhadap objek-objek numerik. Pada kasus ini, angka 0 akan dianggap sebagai konstanta boolean salah (F) dan sembarang angka lainnya selain angka nol akan dianggap sebagai konstanta boolean benar (T) . Berikut ini contoh operasi logika terhadap objek-objek numerik
Contoh penggunaan fungsi N yaitu :
Contoh penggunaan fungsi Or yaitu :
FUNGSI FUNGSI PENGUJIAN
fungsi yang dapat digunakan untuk berbagai macam operasi seperti memeriksa eksistensi sebuah variabel, menguji tipe dan nilai dari elemen-elemen matrik dan lain sebagainya. Output yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi tersebut adalah konstanta boolean T (true, benar) atau konstanta boolean F (false, salah) tergantung pada hasil pengujiannya.
Berikut ini ilustrasi penggunaan dari fungsi-fungsi pengujian.-->clear-->x = 1.23; -->P = [1, 3-4*%i];-->A = [1 2 3; 0 4 5] A= 1. 2. 3. 0. 4. 5.-->ieee(2)-->B = A.\1 B= 1. 0.5 0.3333333 Inf 0.25 0.2-->C = B.\1 C= 1. 2. 3. 0. 4. 5.
-->isdef("x") ans =T -->isdef("z") ans =F -->isreal(P) ans =F -->isvector(P) ans =T -->isvector(A) ans =F -->isequal(A,C) ans =T -->isinf(B) ans =FFF TFF
Informasi yang dihasilkan oleh suatu fungsi pengujian kadangkala diperlukan sebagai kondisi yang diuji di dalam sebuah statemen kondisional, seperti yang ditunjukkan pada contoh di bawah ini.
CONTOH
BAB 11 PERULANGAN DAN KONDISIONAL
Scilab menyediakan beberapa statemen yang dapat digunakan untuk mengontrol alur eksekusi terhadap serangkaian statemen. Statemen-statemen tersebut yaitu for, while, if– else dan select–case, break dan continue.
For
Statemen for digunakan untuk melakukan eksekusi secara berulang (iterasi) dalam jumlah tertentu terhadap suatu blok-statemen. Bentuk umum statemen ini adalah sebagai berikut:
for var = exp blok-statemen
end
Dimana var adalah variabel perulangan dan exp adalah ekspresi yang digunakan untuk mengontrol suatu perulangan for. Ekspesi perulangan biasanya berupa sebuah vektor inkremental, j:k atau j:d:k.
Contoh perulangan for yang menggunakan vektor inkremental i:j sebagai ekspresi yang digunakan untuk mengontrol suatu perulangannya adalah sebagai berikut :
Contoh perulangan for yang menggunakan vektor inkremental i:j:k sebagai ekspresi perulangannya adalah sebagai berikut :
Selain berupa suatu vektor inkremental, ekspresi yang digunakan untuk mengontrol suatu perulangan for juga dapat berupa sebuah vektor atau matrik sembarang. Misalkan V adalah sebuah vektor atau matrik yang digunakan sebagai ekspresi perulangan maka statemen perulangannya secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
for var = V blok-statemen
end
Pada sebuah perulangan yang menggunakan suatu vektor sebagai ekspresi perulangannya maka jumlah perulangannya adalah sebanyak jumlah elemen vektor dimana pada setiap langkah perulangan ke-i nilai variabel iterasinya adalah nilai elemen ke-i, seperti yang diperlihatkan pada contoh di bawah ini.
Kemudian pada suatu perulangan yang menggunakan suatu matrik sebagai ekspresi perulangannya maka jumlah perulangannya adalah sebanyak jumlah kolom matrik dan pada setiap langkah perulangan ke-i nilai variabel iterasinya adalah vektor kolom ke-i, seperti yang diperlihatkan pada contoh berikut ini.
Statemen perulangan for juga dapat diletakkan di dalam sebuah statemen perulangan yang lain, seperti pada contoh di bawah ini.
Penggunaan statemen for pada sebagian besar contoh-contoh yang telah diberikan hanya sebagai ilustrasi saja untuk memperjelas penggunaan statemen for. Pada beberapa contoh di atas, statemen for dapat diganti dengan statemen lain yang berbasis vektor.
Penggunaan statemen for sebaiknya hanya digunakan ketika statemen yang berbasis vektor sulit atau tidak dapat digunakan, seperti pada perhitungan di bawah ini,
While
Statemen perulangan while digunakan untuk menangani suatu proses perulangan yang jumlah perulangannya tidak dapat ditentukan secara pasti. Bentuk umum dari statemen perulangan while adalah sebagai berikut:
while ekspresi then blok-statemen
end
Blok statemen yang terdapat di dalam sebuah blok perulangan while akan dieksekusi secara berulang selama ekspresi yang diuji masih bernilai benar, proses perulangan akan dihentikan jika ekspresi yang diuji bernilai salah. Kata-kunci then dapat diganti dengan ENTER, do, simbol koma (,) atau simbol titik-koma (;).
berikut adalah contohnya
Break
Statemen break digunakan untuk menghentikan suatu proses perulangan secara paksa. Pada suatu perulangan yang bersarang, statemen break hanya akan menghentikan proses perulangan dimana statemen break berada.
Continue
Di dalam suatu blok perulangan, penggunaan statemen continue akan menyebabkan statemen-statemen yang terletak di bawahnya tidak akan dieksekusi dan prosesnya dilanjutkan ke langkah perulangan berikutnya. Statemen continue yang terletak di dalam suatu perulangan yang bertingkat hanya akan berpengaruh terhadap blok perulangan yang melingkupinya saja.
Contoh penggunaan statemen continue adalah sebagai berikut.
If-Else
Statemen if–else digunakan untuk mengontrol apakah suatu blok statemen akan dieksekusi atau tidak. Bentuk paling sederhana dari statemen ini adalah sebagai berikut:
if ekspresi then blok-statemen
end
Blok statemen yang terletak di dalam blok if hanya akan dieksekusi jika ekspresi yang diuji bernilai benar. Kata-kunci then dalam blok kondisional if-else dapat diganti dengan ENTER, tanda koma (,) atau tanda titik-koma (;).
Berikut ini adalah contoh penggunaan statemen if:
Pada blok kondisional if-else jika ekspresi yang diuji mempunyai nilai benar maka blok- statemen pertama yang akan dieksekusi namun jika ekspresi yang diuji bernilai salah maka blok-statemen kedua yang akan dieksekusi.
Contoh penggunaan statemen if - else adalah sebagai berikut:
Apabila ekspresi yang diuji dalam suatu blok kondisional yang mempunyai lebih dari dua macam pilihan maka bentuk kondisional yang sesuai adalah if-elseif-else yang mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
if ekspresi_1 then
blok-statemen pertama elseif ekspresi_2 then
blok-statemen kedua
. . .
else
blok-statemen ke-n
end
Pada blok kondisional if-elseif-else, suatu blok-statemen akan dieksekusi jika ekspresi yang diuji untuk blok-statemen tersebut mempunyai nilai benar. Apabila semua ekspresi yang diuji tidak ada yang mempunyai nilai logika benar maka blok-statemen yang terdapat pada blok else yang akan dieksekusi. Blok else bersifat opsional dan dapat diabaikan apabila tidak diperlukan.
Berikut ini adalah contoh penggunaan statemen if-elseif-else:
Select-Case
Statemen kondisional select-case cocok untuk digunakan jika ekspresi yang diuji dalam blok kondisional mempunyai nilai diskrit, baik berupa suatu data integer maupun string. Bentuk umum dari statemen select-case adalah sebagai berikut:
select ekspresi
case ekspresi_1 then blok-statemen pertama
case ekspresi_2
blok-statemen kedua
. . .
else
blok-statemen ke-n
end
Pada blok kondisional select-case, jika ekspresi yang diuji mempunyai nilai yang sama dengan nilai ekspresi dari suatu case maka blok-statemen pada case tersebut yang akan dieksekusi. Namun jika nilai dari ekspresi yang diuji tidak ada yang sama dengan salah satu dari nilai ekspresi pada suatu case maka blok statemen yang terdapat pada blok else yang
akan dieksekusi. Blok else bersifat opsional dan dapat tidak digunakan jika tidak diperlukan.
Berikut ini contoh penggunaan statemen select–case.
Dalam suatu operasi kondisional, jika ekspresi yang diuji mempunyai nilai diskrit maka penggunaan statemen select-case adalah lebih cocok dibandingkan dengan statemen if- elseif-else. Hal ini karena blok statemen kondisional yang dibuat dengan statemen select-case lebih mudah untuk dibaca dan mempunyai bentuk yang lebih elegan.
BAB 12
Editor Teks SciNotes
SciNotes adalah sebuah program editor teks yang disediakan oleh Scilab untuk memudahkan pembuatan atau pengembangan sebuah file skrip atau fungsi. SciNotes dapat dijalankan melalui menu Applications à SciNotes yang terdapat pada jendela konsol Scilab atau dengan menggunakan perintah editor atau scinotes. Gambar berikut ini adalah tampilan dari jendela editor teks SciNotes.
SciNotes menyediakan fitur-fitur menarik yang sangat berguna pada waktu pembuatan atau pengeditan suatu file skrip atau fungsi. Fitur-fitur tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penggunaan warna-warna tertentu untuk memperjelas sintaksis suatu statemen.
2. Indentasi secara otomatis pada saat penulisan suatu blok statemen perulangan atau kondisional.
3. Dapat memperbaiki indentasi pada statemen-statemen yang diblok.
4. Autocompletion terhadap operator atau kata-kunci.
5. Pencarian dan penggantian terhadap suatu kata atau frasa yang terdapat di dalam file yang sedang dibuka.
BAB 13
Skrip
Skrip adalah sebuah file teks yang di dalamnya terdapat statemen-statemen Scilab. Pada saat suatu skrip dijalankan maka statemen-statemen yang terdapat di dalamnya akan dieksekusi seolah-olah statemen-statemen tersebut diketikkan pada Jendela Scilab.
Pembuatan Skrip
Pada dasarnya suatu file skrip dapat dibuat dengan menggunakan sembarang program editor teks, seperti notepad. Namun cara terbaik dalam pembuatan sebuah file skrip yaitu dengan program editor teks SciNotes karena program tersebut merupakan teks editor yang disediakan oleh Scilab untuk memudahkan pembuatan sebuah file skrip atau file fungsi. SciNotes dapat dijalankan melalui jendela Scilab melalui menu Application à SciNotes.
Contoh 1. (Deret Fibonacci). Berikut ini adalah sebuah skrip [fibo.sce] untuk menentukan sejumlah 10 suku awal dari deret Fibonacci.
Cara Menjalankan Suatu Skrip
Statemen-statemen yang terdapat di dalam sebuah skrip yang sedang dibuka pada jendela SciNotes dapat dijalankan melalui menu Execute. Apabila skrip [fibo.sce] pada Contoh 1 dieksekusi melalui menu Execute File with no Echo maka tampilan berikut ini akan muncul pada Jendela Scilab.
Contoh 3. (Deret Bilangan Prima) Berikut ini adalah sebuah skrip untuk membuat deret bilangan prima yang nilainya lebih kecil dari suatu bilangan bulat n.
Kelebihan dan Kelemahan Skrip
Penyelesaian suatu perhitungan yang relatif panjang melalui sebuah file skrip merupakan cara yang lebih baik dan efektif dibandingkan penyelesaiannya melalui jendela Scilab. Hal ini karena jika ditemukan kesalahan dalam perhitungan atau dalam penulisan statemen dalam file skrip maka perbaikan kesalahannya hanya dilakukan terhadap statemen- statemen yang salah saja. Seandainya perhitungannya dilakukan melalui jendela Scilab maka semua statemennya harus ditulis ulang kembali disertai dengan perbaikan pada statemen-statemen yang salah. Keuntungan lainnya yaitu sebuah file skrip dapat digunakan sebagai dokumentasi dari suatu perhitungan yang telah dilakukan.
BAB 14
Fungsi
Suatu fungsi adalah sekumpulan statemen yang merepresentasikan sebuah komputasi tertentu. Suatu fungsi dapat dibuat dalam bentuk sebuah file teks (file-fungsi) atau dibuat secara langsung pada jendela Scilab.
File-Fungsi
File-fungsi adalah sebuah file teks yang di dalamnya terdapat statemen-statemen Scilab dimana statemen-statemen tersebut harus diitulis dengan sintaks sebagai berikut.
Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya dilakukan pada saat pembuatan sebuah fungsi.
1. Pada bagian awal sebuah fungsi, dimasukkan beberapa baris komentar yang berisi tentang tujuan komputasi dari fungsi.
2. Variabel-variabel yang terdapat di dalam suatu fungsi harus mudah dimengerti.
3. Terdapat penjelasan singkat tentang variabel-variabel yang digunakan.
4. Menuliskan baris komentar pada bagian awal dari suatu blok statemen yang cukup panjang maupun pada blok-statemen untuk perhitungan yang cukup sulit.
5. Menggunakan baris kosong untuk memisahkan suatu blok-statemen dengan blok- statemen lainnya.
6. Menggunakan indentasi pada blok-statemen perulangan dan kondisional.
7. Menggunakan spasi dan tanda kurung dalam penulisan suatu ekspresi matematika sehingga ekspresinya mudah dibaca dan dipahami.
Sebuah fungsi yang ditulis dengan gaya penulisan yang baik akan mudah untuk dibaca dan dimengerti. Manfaat lainnya yaitu proses pengecekan atau perbaikan jika ada kesalahan dalam fungsi yang telah dibuat dapat dilakukan dengan mudah.
Sebuah file-fungsi yang telah selesai dibuat dengan teks editor SciNotes dapat disimpan ke dalam sebuah file tertentu melalui menu File à Save. Meskipun dapat digunakan sembarang ekstensi namun sebaiknya suatu file fungsi disimpan dengan ekstensi sci. Pada sebuah file-fungsi di dalamnya dapat terdiri dari sebuah fungsi saja maupun beberapa fungsi seperti yang ditunjukkan pada contoh-contoh di bawah ini.
Contoh 1. (Deret Fibonacci). N Suku-suku awal dari deret Fibonacci [Fibonacci.sci]
Contoh 2. Beberapa fungsi trigonometri dengan argumen sudut dalam satuan derajat [trig_derajat.sci].
Penggunaan Fungsi-Fungsi yang Tersimpan pada Suatu File-Fungsi
Suatu fungsi yang terdapat dalam sebuah file-fungsi harus dieksekusi terlebih sebelum dapat digunakan. Untuk file fungsi yang terbuka pada jendela SciNotes, hal ini dapat dilakukan melalui menu Execute.
Membuat Suatu Fungsi Secara Langsung pada Jendela Scilab
Selain dalam bentuk file-fungsi, sebuah fungsi juga dapat dibuat secara langsung pada jendela Scilab dengan menggunakan blok statemen function-endfunction atau dengan menggunakan fungsi deff. Fungsi-fungsi yang dibuat dengan cara ini akan tersimpan secara otomatis di dalam ruang kerja sehingga dapat langsung digunakan tanpa perlu dipanggil terlebih dahulu seperti pada sebuah file-fungsi. Fungsi-fungsi yang dibuat secara langsung pada jendela Scilab hanya bersifat sementara dan akan hilang ketika program Scilab ditutup.
Pembuatan Fungsi dengan Blok Statemen Function-Endfunction
Sintaks pembuatan suatu fungsi baru secara langsung pada jendela Scilab dengan menggunakan blok statemen function-endfunction adalah sama seperti sintaks penulisan suatu fungsi dalam sebuah file-fungsi.
Contoh
Berikut ini ilustrasi pembuatan fungsi secara langsung pada jendela Scilab.
Pembuatan Fungsi dengan Fungsi DeffPembuatan sebuah fungsi baru secara langsung pada jendela Scilab dengan fungsi deff
dapat dilakukan dengan menggunakan sintaks sebagai berikut:
deff("[out1,out2,...] = fname(in1,in2,...)", [blok_statemen])
dimana out1,out2 adalah argumen-argumen output, in1,in2 adalah argumen-argumen input dan blok_statemen adalah statemen-statemen untuk fungsi fname.
Variabel Lokal dan Variabel Global
Variabel-variabel yang terdapat di dalam suatu fungsi adalah variabel lokal. Variabel- variabel tersebut hanya akan ada selama proses eksekusi terhadap fungsi berlangsung dan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel-variabel yang telah tersimpan dalam ruang- kerja meskipun mempunyai nama yang sama.
Contoh
Ilustrasi mengenai variabel lokal dapat dilihat pada contoh di bawah ini
Variabel global adalah variabel yang tersimpan baik di dalam fungsi maupun di dalam ruang kerja. Sebuah variabel dapat dibuat sebagai variabel global dengan menggunakan fungsi global yang mempunyai sintaks sebagai berikut:
global('var1', 'var2', ..., 'varn') global var1 var2 ... varn
dimana var1, var2, varn adalah nama-nama variabel global. Untuk merubah nilai suatu variabel global dari dalam sebuah fungsi maka kita juga harus menambahkan fungsi global ke dalam fungsi.
Contoh
Berikut ini ilustrasi mengenai variabel global.
Fungsi Rekursif
Rekursi adalah proses pemanggilan sebuah fungsi terhadap dirinya sendiri. Suatu fungsi yang di dalamnya terdapat suatu proses rekursi disebut sebagai fungsi rekursif.
Contoh
Berikut ini adalah implementasi statemen-statemen untuk fungsi faktorial.
Pengontrolan Eksekusi Suatu Fungsi
Perintah resume, resume dan abort dapat digunakan untuk mengontrol eksekusi sebuah fungsi. Penjelasan mengenai perintah-perintah tersebut adalah sebagai berikut.
1.Perintah resume dan return adalah perintah yang ekuivalen. Perintah resume atau return digunakan untuk keluar dari suatu fungsi namun fungsi tetap menghasilkan suatu nilai keluaran. Namun jika sebuah fungsi dijalankan dalam mode pause maka penggunaan perintah resume atau return akan menghentikan mode pause dan proses eksekusi fungsi dilanjutkan kembali.
2.Perintah abort dapat digunakan untuk menghentikan proses eksekusi yang sedang berlangsung pada suatu file atau skrip. Perintah error dan warning dapat digunakan untuk menampilkan pesan kesalahan yang terjadi.
Menyela Eksekusi Program dan Melakukan Debugging
Pause
Statemen pause akan menyela proses eksekusi yang sedang berlangsung di dalam sebuah fungsi atau skrip. Proses eksekusi akan dihentikan pada baris dimana statemen pause tersebut diletakkan. Statemen pause biasanya digunakan untuk dalam proses debugging terhadap suatu skrip atau fungsi. Berikut ini ilustrasi penggunaan perintah pause.
Setbpt
Berbeda dengan pause, statemen setbpt hanya dapat digunakan terhadap sebuah fungsi. Pada penggunaan statemen setbpt tidak perlukan adanya penyisipan statemen tersebut ke dalam fungsi dan dijalankan pada jendela Scilab dengan sintaks sebagai berikut:
setbpt(nama-fungsi, [nomer-baris])
dimana nama-fungsi adalah nama fungsi dan nomer-baris adalah nomer-nomer baris yang akan dipasang titik sela.
Jumlah Argumen Input dan Output
Jumlah argumen input dan output yang dipakai pada saat menjalankan sebuah fungsi dapat diketahui dengan fungsi argn yang mempunyai sintaks sebagai berikut:
[lhs,rhs] = argn() lhs = argn(1)
rhs = argn(2)
dimana rhs dan lhs adalah jumlah argumen input dan output yang digunakan.
Menampilkan Baris Komentar yang Terdapat Pada Bagian Awal Suatu Fungsi
Pada bagian awal suatu fungsi biasanya terdapat beberapa baris komentar. Baris komentar tersebut dapat kita tampilkan dengan perintah sebagai berikut
head_comments("func") Dimana func adalah nama fungsi. Sebelum perintah tersebut dijalankan maka kita harus memanggil fungsinya terlebih dahulu ke dalam ruang kerja Scilab.
Kelebihan Fungsi
Dibandingkan dengan skrip, fungsi mempunyai kelebihan sebagai berikut.
1. Fungsi mempunyai argumen input sehingga suatu fungsi dapat digunakan untuk melakukan perhitungan dengan berbagai macam data yang berbeda tanpa harus melakukan perubahan terhadap statemen-statemen yang terdapat di dalamnya. Jika skrip digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap beberapa data yang berbeda maka harus dilakukan pengeditan terhadap file skripnya untuk merubah nilai inputnya
2. Semua variabel yang terdapat di dalam suatu fungsi bersifat lokal dan tidak akan tersimpan pada ruang kerja, kecuali untuk variabel-variabel yang dinyatakan sebagai variabel global. Di dalam skrip, semua variabel yang terdapat di dalamnya akan tersimpan pada ruang kerja sehingga secara tidak sengaja dapat merubah nilai dari variabel yang telah tersimpan sebelumnya apabila mempunyai nama yang sama.
BAB 15
INPUT DAN OUTPUT
Memasukkan Data dengan Fungsi Input
Selain melalui baris perintah, suatu data juga dapat dimasukkan dengan fungsi input
dengan sintaks sebagai berikut.
x = input("teks")
x = input("teks", "string")
Dimana teks adalah keterangan tentang data yang akan dimasukkan. Jika data yang dimasukkan berupa string maka "string" harus digunakan sebagai argumen kedua pada fungsi input. Argumen "string" dapat disingkat dengan karakter tunggal "s".
Berikut ini contoh penggunaan fungsi input.
n = input("Jumlah iterasi ?") s = input("Metode ?","s")
Apabila kedua perintah tersebut dijalankan maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
Jumlah iterasi ? Metode ?
Fungsi input dapat digunakan di dalam sebuah skrip untuk proses pemasukan data secara interaktif.
Menampilkan Nilai Suatu Variabel dengan Fungsi Disp
Selain dengan cara menuliskan nama variabelnya pada baris perintah, nilai dari suatu variabel var juga dapat ditampilkan pada Jendela Scilab dengan fungsi disp(var), seperti yang ditunjukkan pada beberapa contoh di bawah ini.
Fungsi disp juga dapat digunakan untuk menampilkan nilai dari beberapa variabel sekaligus dengan menggunakan sintaks disp(var1, var2, ... varn), dimana var1, var2, varn adalah nama-nama variabel. Fungsi disp akan menampilkan nilai variabel-variabel dengan urutan yang terbalik dengan urutan daftar variabel pada argumen input.
Untuk variabel numerik, perintah disp akan menampilkan nilainya sesuai dengan format yang sedang digunakan.
Penanda File
Penanda file adalah angka yang digunakan oleh Scilab sebagai unit file untuk file-file yang
sedang digunakan pada proses pembacaan atau penulisan data. Namun terdapat sebuah perkecualian pada penanda file, yaitu untuk angka 5 dan 6. Kedua angka tersebut telah digunakan secara khusus oleh Scilab masing-masing sebagai penanda untuk papan-ketik (keyboard) dan Jendela Scilab (Konsol Scilab). Kedua nilai tersebut tersimpan dalam variabel khusus %io.
Mencetak Nilai Variabel dengan Fungsi Print
Sebuah variabel juga dapat dicetak nama dan nilainya ke dalam suatu file dengan fungsi
print yang mempunyai sintak sebagai berikut:
print(nama_file, x1, x2, ..., xn)
Dimana nama_file adalah nama file untuk menyimpan variabel x1, x2, ..., xn. Nama file harus ditulis dengan nama direktorinya apabila filenya tidak berada pada direktori kerja, namun jika berada dalam direktori kerja maka cukup dengan nama filenya saja. Urutan dari tampilan variabel yang dihasilkan oleh fungsi print adalah terbalik dengan urutan variabel-variabel pada argumen inputnya. Fungsi print akan mencetak data numerik sesuai dengan format numerik yang sedang digunakan.
Fungsi print juga dapat digunakan untuk menampilkan nilai sebuah variabel pada jendela Scilab dengan menggunakan angka 6 atau %io(2) sebagai argumen nama file.
print(%io(2), x1, x2, ..., xn)
Contoh penggunaan fungsi print adalah sebagai berikut.
Membuka dan Menutup File Data
Pada beberapa proses input dan output dengan suatu file, kadang filenya harus dibuka terlebih dahulu sebelum dapat digunakan dan kemudian ditutup kembali jika telah selesai dipergunakan.
Sebuah file dapat dibuka dengan fungsi file yang mempunyai sintaks sebagai berikut:
fid = file('open', fname, status)
dimana fid adalah angka penanda file, fname adalah nama file data dan status adalah status file. Nama file harus ditulis dengan spesifikasi lengkap apabila filenya tidak berada pada direktori kerja dan jika berada dalam direktori kerja cukup dengan nama filenya saja. Argumen status pada fungsi file adalah string yang menunjukkan status file yang nilainya adalah salah satu dari beberapa string dibawah ini:
1. 'new ' untuk file yang baru (default)
2. 'old ' untuk file yang sudah ada
3. 'unknown ' untuk file yang statusnya tidak diketahui,
4. 'scratch ' untuk file yang digunakan secara sementara dan akan dihapus pada akhir sesi Scilab.
Misalkan data-data yang akan disimpan ke dalam file adalah sebagai berikut:
Informasi Mengenai File-File yang Telah Dibuka
Informasi mengenai sebuah file yang sedang dibuka dapat diketahui dengan fungsi dispfiles(fid), dimana fid adalah penanda file. Jika fungsi dispfiles dijalankan tanpa argumen maka ditampilkan informasi dari semua file yang sedang dibuka
Menyimpan dan Membaca Data String dalam Format Teks ASCII
Suatu data string dapat disimpan ke dalam sebuah file teks dengan fungsi mputl yang mempunyai sebagai berikut:
mputl(str, nama_file)
dimana str adalah nama string yang akan ditulis dan nama_file adalah nama dari file yang digunakan untuk menyimpan string. Penggunaan fungsi mputl tidak memerlukan filenya untuk dibuka terlebih dahulu.
Data string yang tersimpan suatu file teks dapat dibaca dengan menggunakan fungsi mgetl
yang mempunyai sintak sebagai berikut:
mgetl(nama_file, n)
dimana nama_file adalah nama dari file dimana string tersimpan, dan n adalah jumlah baris yang akan dibaca. Argumen n bersifat opsional jika tidak digunakan maka semua baris string akan dibaca.
Menyimpan dan Membaca Data dengan Format Fortran
Fungsi write dapat digunakan untuk menyimpan nilai suatu variabel ke dalam sebuah sebuah file atau untuk menampilkannya pada jendela Scilab. Sintaks dari fungsi write adalah sebagai berikut:
write (nama_file, var, fmt)
dimana nama_file adalah penanda file atau nama file, var adalah nama variabel dan fmt adalah format penulisan yang digunakan. Argumen fmt bersifat optional, apabila tidak dipergunakan maka data akan ditulis dengan format default.
Contoh penggunaan fungsi write untuk menuliskan data pada sebuah file adalah sebagai berikut:
Pembacaan data dari suatu file maupun dari papan ketik dengan menggunakan format Fortran dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi read sebagai berikut:
x = read (nama_file, m, n, fmt)
dimana nama_file adalah penanda file atau nama file data, m dan n adalah ukuran matrik data serta fmt adalah format penulisan yang digunakan. Jika tidak diketahui jumlah baris data maka gunakan nilai m=-1. Argumen fmt bersifat opsional dan apabila digunakan maka formatnya harus sesuai dengan format yang digunakan pada waktu penulisan data.
Berikut ini contoh penggunaan fungi read untuk membaca data dari papan ketik.
Menyimpan dan Membaca Data dengan Format C
Fungsi mfprintf juga dapat digunakan untuk menyimpan nilai suatu variabel ke dalam sebuah sebuah file atau untuk menampilkan nilai suatu variabel pada Jendela Scilab. Sintaks dari fungsi mfpintf adalah sebagai berikut:
mfprintf(nama_file, fmt, var1, var2, .., varn)
dimana nama_file adalah nama file data, fmt adalah format penulisan data, serta var1, var2, varn adalah nama-nama variabel yang ingin disimpan pada file data.
Mencetak Nilai Variabel dengan Fungsi Mprintf
Nilai dari suatu variabel juga dapat ditampilkan pada Jendela Scilab dengan fungsi mprintf. Fungsi ini serupa dengan fungsi disp namun mempunyai kelebihan yaitu format penulisan variabelnya dapat diatur sesuai dengan yang kita kehendaki. Sintaks dari fungsi mprintf adalah sebagai berikut
mprintf(fmt, var1, var2, .., varn)
dimana fmt adalah format penulisan yang serupa dengan format bahasa C, serta var1, var2, varn adalah nama-nama variabel yang ingin ditampilkan pada jendela Scilab.
Menyimpan dan Membaca Suatu Data Matrik
Suatu data matrik dapat disimpan secara langsung pada suatu file tanpa harus membuka filenya terlebih dahulu dengan fungsi fprintfMat yang mempunyai sintak sebagai berikut
fprintfMat(nfile, M, fmt, teks)
dimana nfile adalah nama file data, M adalah data matrik, fmt dalah format penulisan, teks adalah baris teks pertama yang akan dituliskan pada file data. Argumen format dan teks adalah argumen-argumen yang bersifat opsional.
Menyimpan dan Membaca Data dengan Format Biner
Semua variabel yang terdapat pada ruang kerja dapat disimpan pada suatu file dengan format biner dengan menggunakan fungsi save,
save("nama_file")
dimana nama_file adalah nama file data. Untuk menyimpan beberapa variabel saja, (misalnya var1, var2 dan var3) maka sintaksnya adalah
save("nfile", "var1", "var2", "var3").
Untuk membaca semua variabel yang tersimpan dalam suatu file data yang mempunyai format biner dapat dilakukan dengan fungsi load,
load("nama_file"),
dimana nama_file adalah nama file data. Untuk mengambil nilai dari beberapa variabel saja, misalnya variabel var1 dan var2, maka perintahnya adalah sebagi berikut
load("nfile", "var1", "var2").
Selain dengan menggunakan fungsi save dan load, penyimpanan variabel-variabel yang terdapat pada ruang kerja ke dalam sebuah file dengan format biner dan pembacaan file data dengan format biner juga dapat kita lakukan melalui menu File à Save enviroment dan File à Load enviroment.
Keunggulan Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah perguruan tinggi negeri yang memiliki beberapa keunggulan, berikut beberapa keunggulan yang dimiliki UNG;
1. UNG Mendapatkan Akreditasi A Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Universitas Negeri Gorontalo mendapatkan akreditasi A dari BAN-PT.
2. Masuk Dalam 10 Besar Universitas Terbaik Di Indonesia Timur Bagi Kamu yang berasal dari Indonesia Timur dan tidak ingin terlalu jauh merantau hingga ke Jawa, Kamu bisa memilih UNG sebagai tempat berkuliah. Alasan memilih kuliah di UNG adalah karena kampus ini masuk dalam 10 besar kampus terbaik di Indonesia Timur.
3. Menempati Ranking 89 Versi 4icu Untuk tingkat nasional, UNG masuk dalam 100 besar universitas terbaik versi 4icu. Tahun 2019 ini, UNG mendapatkan peringkat ke 89 untuk tingkat nasional.
4. UNG Memiliki 10 Fakultas Tidak perlu ragu dengan UNG karena di kampus ini ada 10 fakultas yang bisa Kamu pilih, mulai dari FMIPA, FT, FE, hingga fakultas sastra dan budaya. Tahun ini, UNG menambah satu fakultas baru yaitu fakultas kedokteran.
5. Ada 71 Program Studi UNG memiliki 71 program studi dengan rincian 48 prodi untuk S1, 16 prodi untuk S2, 4 prodi untuk S3, 2 prodi untuk D3, dan 1 prodi untuk jenjang profesi.
6. Biaya Kuliah Yang Sangat Terjangkau Alasan kuliah di UNG selanjutnya adalah karena kampus ini memiliki biaya kuliah yang sangat terjangkau. UNG sudah menerapkan sistem UKT 8 golongan. Untuk UKT yang paling mahal, nominalnya tidak lebih dari Rp5 Juta per semesternya.
7. Perbandingan Jumlah Dosen Dan Mahasiswa Adalah 1:25 Perbandingan jumlah dosen dengan jumlah mahasiswa di UNG adalah 1:25, artinya setiap satu dosen, ada 25 mahasiswa bersamanya.
8. Fasilitas Kampus Yang Lengkap Fasilitas kampus UNG juga termasuk lengkap. Ada sarana ibadah, laboratorium, poliklinik, hingga pusat pelatihan bahasa.
9. Banyak Pilihan UKM Sebagai Wadah Kegiatan Mahasiswa Ada banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa Kamu pilih jika nanti diterima masuk di kampus ini. Beberapa pilihan diantaranya adalah UKM marching band, olahraga, dan mapala.
10. Memiliki Visi Mendunia Tanpa Meninggalkan Potensi Regional UNG memiliki visi Leading University di kawasan Asia tenggara. Untuk mencapai visi tersebut, pihak kampus melakukan pengembangan kebudayaan dan inovasi dengan mengutamakan potensi regional.
Demikianlah beberapa keuunggulan dari UNG. Sekian dan Terima kasih.Belum ada komentar...Isi Komentar
Profil Kampus Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan sebuah perguruan tinggi negeri yang berlokasi di Kota Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo sendiri didirkan sejak tanggal 1 September 1963 dan beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 6 Kota Gorontalo. Selain itu, UNG saat ini terdiri dari 10 Fakultas di antaranya Fakultas Ilmu Pendidikan, FMIPA, Ilmu Sosial, Sastra dan Budaya, Fakultas Teknik, Ilmu Olahraga dan Kesehatan, Pertanian, Hukum, Ekonomi, serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Sejarah Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan universitas yang dikembangkan atas dasar perluasan mandat (wider mandate) dari IKIP Negeri Gorontalo. Keberadaan Universitas Negeri Gorontalo dimulai dari Junior College FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah (UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan surat keputusan pejabat Rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963, Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963, IKIP Manado Cabang Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 114 tahun 1965 tanggal 18 Juni 1965, FKIP UNSRAT Manado di Gorontalo berdasarkan Keppres nomor 70 tahun 1982 tanggal 7 September 1982, STKIP Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 9 tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, IKIP Negeri Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 19 tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001.
Perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan dengan surat Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu, tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat keputusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. Dalam perjalanannya selama 50 tahun telah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan dan enam kali perubahan nama lembaga.